Appendicitis atau radang usus buntu disebabkan oleh obstruksi luminal. Appendiks
sangat rentan dengan penyakit ini karena kecilnya diameter luminal. Obstruksi lumen
proksimal pada apendiks menyebabkan peningkatan tekanan di bagian distal akibat sekresi
mucus dan produksi gas oleh bakteri yang terdapat pada lumen appendiks (Towsend,2017).
Distensi Appendiks yang terus menerus, drainase vena menjadi terganggu dan
mengakibatkan iskemia mukosa. Dan jika terdapat obstruksi lanjutan, terjadi iskemia terus
menerus dan mengakibatkan perforasi. Pertumbuhan bakteri yang berlebihan dalam appendiks
akan menyebabkan pelepasan inoculum bakteri yang lebih besar dalam kasus appendicitis
perforasi.waktu dari dimulainya obstruksi hingga terjadi perforasi adalah variable dan dapat
berubah kapanpun selama hari kerja,sekuela yang paling umum adalah pembentukan abses
didaerah periappendiceal atau bagian panggul. Namun juga dapat terjadi perforasi yang
mengakibatkan peritonitis difus.
Karena usus buntu adalah suatu outpouching dari caecum, flora dalam usus buntu mirip
dengan yang ditemukan dalam usus besar. Infeksi yang terkait dengan apendicitis harus
dipertimbangkan secara polimikroba, dan cakupan antibiotik harus mencakup agen yang
menangani keberadaan bakteri gram negatif dan bakteri anaerob. Isolat yang umum termasuk
Escherichia coli, Bacteroides fragilis, enterococci, Pseudomonas aeruginosa, dan lain-lain
(Towsend,2017).
Penyebab dari appendicitis bisa karena fecaliths, sisa makanan yang tidak dicerna
dengan sempurna, hyperplasia limfoid, jaringan parut intraluminar, tumor, bakteri, virus, dan
penyakit IBD (inflamattory bowel Disease) juga dikaitkan dengan peradangan usus buntu
(William,2015).