Kelompok:7
Disusun oleh:
TAHUN
2019
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan saya, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Saya yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Merauke, 12 agustus
2019
Daftar Isi
Kata Pengantar................................................................................................. 1
Daftar Isi.......................................................................................................... 2
BAB I Pendahuluan
1. Latar Belakang..................................................................................... 3
2. Tujuan................................................................................................... 3
3. Manfaat................................................................................................ 3
BAB II Isi
1. Pengertian Hemoroid............................................................................ 4
3. Etiologi................................................................................................. 5
4. Manifiestasi Klinis................................................................................ 6
5. Patofisiologi.......................................................................................... 6
6. Pem. Penujang...................................................................................... 7
7. Penatalaksanaan.................................................................................... 8
1. Kesimpulan........................................................................................... 9
Daftar Pustaka.................................................................................................. 10
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid sangat umum terjadi.
Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luas vena yan terkena.
Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena
pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis.
Hemoroid bisa mengenai siapa saja, baik laki-laki maupun wanita. Insiden penyakit ini akan
meningkat sejalan dengan usia dan mencapai puncak pada usia 45-65 tahun. Walaupun keadaan ini tidak
mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman.
B. Tujuan
C. Manfaat
1. Meningkatkan pengetahuan mengenai sistisis serta penyebab, gejala, dan bagaimana Hemoroid menyerang
tubuh manusia
2. Menperluas pengetahuan tentang bagaimana cara menangani pasien yang terkena Hemoroid.
BAB II
Isi
A. Pengertian Hemoroid
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari
plexus hemorrhoidalis.Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam plexus hemoroidalis yang tidak
merupakan keadaan patologik.
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia
50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena.
Menurut Smeltzer dan Bare (2002) dan Mansjoer (2008), etiologi dari
hemoroid adalah :
1. Faktor predisposisi :
b. Anatomi
pleksus hemoroidalis.
e. Psikis
2. Faktor presipitasi :
b. Fisiologis
c. Radang
d. Konstipasi menahun
e. Kehamilan
f. Usia tua
g. Diare kronik
h. Pembesaran prostat
D. Manifiestasi Klinis
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri, dan sering menyebabkan perdarahan berwarna merah
terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema
yang disebabkan oleh trombosis. Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat
menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemoroid internal tidak selalu menimbulkan nyeri
sampai hemoroid ini membesar dan menimbulkan perdarahan atau prolaps (Smeltzer dan Bare, 2002).
E. Patofisiologi
Menurut Price dan Wilson (2006), serta Sudoyo (2006) patofisiologi hemoroid adalah akibat dari
kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan venous rektum dan vena hemoroidalis. Hemoroid timbul
karena dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena hemoroidalis yang disebabkan oleh faktor-faktor risiko/
pencetus dan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Faktor risiko hemoroid antara lain factor
mengedan pada buang air besar yang sulit, pola buang air besar yang salah (lebih banyak memakai jamban
duduk, terlalu lama duduk di jamban sambil membaca, merokok), peningkatan tekanan intra abdomen
karena tumor (tumor usus, tumor abdomen), kehamilan (disebabkan tekanan janin pada abdomen dan
perubahan hormonal), usia tua, konstipasi kronik,diare kronik atau diare akut yang berlebihan, hubungan
seks peranal, kurang minum air, kurang makan makanan berserat (sayur dan buah), kurang
olahraga/imobilisasi. Telah diajukan beberapa faktor etiologi yaitu konstipasi, diare, sering mengejan,
kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prostat, fibroid uteri, dan tumor rectum. Penyakit hati kronis
yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid, karena vena hemoroidalis superior
mengalirkan darah kedalam sistem portal. Selain itu sistem portal tidak memiliki katup, sehingga mudah
terjadi aliran balik. Aliran balik vena dari kolon dan rektum superior adalah melalui vena mesenterika
superior, vena mesentrika inferior, dan vena hemoroidalis superior (bagian dari sistem portal yang
mengalirkan darah ke hati). Vena hemoroidalis media dan inferior mengalirkan darah ke vena iliaka
sehingga merupakan bagian sirkulasi sistemik. Terdapat anastomosis antara vena hemoroidalis superior,
media, dan inferior, sehingga tekanan portal yang meningkat dapat menyebabkan terjadinya aliran balik ke
dalam vena dan mengakibatkan hemoroid (Price dan Wilson, 2006).
F. Pemeriksaan Penujang
Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur). Pada pemeriksaan colok dubur,
hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan
biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput
lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar.
Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop dimasukkan
untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan penyumbatnya
dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang.
Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita
diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih
nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura
ani dan tumor ganas harus diperhatikan.
Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan oleh proses
radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau
tanda yang menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya darah samar.
G. Penatalaksanaan Bedah
Hemoroidektomi atau eksisi bedah dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa yang
terlibat dalam proses ini. Selama pembedahan, sfingter rektal biasanya didilatasi secara digital dan
hemoroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah prosedur
operatif selesai, selang kecil dimasukkan melalui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah.
Penempatan Gelfoanatau kassa oxygel dapat diberikan diatas luka anal (Smeltzer dan Bare, 2002). Teknik
operasi Whitehead dilakukan dengan mengupas seluruh hemoroidales interna, membebaskan mukosa dari
submukosa, dan melakukan reseksi. Lalu usahakan kontinuitas mukosa kembali. Sedang pada teknik
operasi Langenbeck, vena-vena hemoroidales interna dijepit radier dengan klem. Lakukan jahitan jelujur
dibawah klem dengan chromic gut no. 2/0, eksisi jaringan diatas klem. Sesudah itu klem dilepas dan jepitan
jelujur dibawah klem diikat (Mansjoer).
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari
plexus hemorrhoidalis. Ftaktor terjadinya hemoroid adalah : Faktor mekanis (kelainan sirkulasi parsial dan
peningkatan tekanan intraabdominal) misalnya, mengedan pada waktu defekasi. Fisiologis. Radang.
Konstipasi menahun. Kehamilan. Usia tua. Diare kronik. Pembesaran prostat. Fibroid uteri. Penyakit hati
kronis yang disertai hipertensi portal.
Adapun piñatalaksanaan bedah adalah : Hemoroidektomi atau eksisi bedah dapat dilakukan untuk
mengangkat semua jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Selama pembedahan, sfingter rektal
biasanya didilatasi secara digital dan hemoroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan
kemudian dieksisi. Setelah prosedur operatif selesai, selang kecil dimasukkan melalui sfingter untuk
memungkinkan keluarnya flatus dan darah. Penempatan Gelfoan atau kassa oxygel dapat diberikan diatas
luka anal (Smeltzer dan Bare, 2002). Teknik operasi Whitehead dilakukan dengan mengupas seluruh
hemoroidales interna, membebaskan mukosa dari submukosa, dan melakukan reseksi. Lalu usahakan
kontinuitas mukosa kembali. Sedang pada teknik operasi Langenbeck, vena-vena hemoroidales interna
dijepit radier dengan klem. Lakukan jahitan jelujur dibawah klem dengan chromic gut no. 2/0, eksisi
jaringan diatas klem. Sesudah itu klem dilepas dan jepitan jelujur dibawah klem diikat (Mansjoer,
2008).
Asuhan Keperawatan Hemoroid
1. Pengkajian
A. Identitas klien dan Penanggung jawab
1) Identitas klien
Nama : Tn.”S”
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS Kesdam
Pendidikan : D III
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Sukomoro
Tanggal MRS : 22 November 2014
Tanggal Pengkajian : 23 November 2014
Tanggal Operasi : 23 November 2014
No.Med Rec : 179970
Dx.Medis : Haemoroid
C. Aktivitas Sehari-hari
NO. Pola Aktivitas Dirumah Di rumah Sakit
1. Pola Nutrisi
- Makan - 3* sehari, porsi - 3* sehari,
- Minum sedang habis hanya ½
- 7-8 gelas/hari porsi
2. Eliminasi
- BAB - 2* Sehari dengan - Setelah ops
konsistensi padat klien belum
pernah BAB
- Setelah ops
- BAK - 3* sehari warna sampai saat
kuning jernih pengkajian
Klien baru
1* BAK
dengan
warna
kuning.
3. Istirahat
- Tidur Siang - 3-2 jam Sehari
- 2-3 jam
- Tidur Malam - 7-8 jam sehari sehari
- 6-7 jam
sehari
4. Personal Hygiene
- Mandi - 2* sehari - 1* sehari,
hanya di lap
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Vital SIGN
-TD : 110/80
- Temp : 36 Oc
- Palse : 88 */ menit
- RR : 22*/menit
2. Keadaan Khusus
a. Kulit
Warna : Sawo Matang
Turgor : Elastis
Kebersihan : Cukup, Tidak Ada lesi
b. Kepala
Bentuk : Simetris
Warna Rambut : Hitam, Tidak ada uban
Kebersihan : Tampak Kusam
c. Mata
BentuK : Simetris
Konjungtiva : An- anemis
Sklera : An- Ikhterik
Pupil : Isokor
Penglihatan : Baik, dapat melihat tanpa bantuan alat bantu
d. Hidung
Bentuk : Simetris
Penciuman : Baik(dapatmelihat tanpa bantuan alat bantu)
Penyumbatan : Tidak Ada
Pendarahan : Tidak ada
Kebersihan : Cukup
e. Mulut & Tenggorokan
Bibir : kering, Pecah-pecah
Gigi : Ada cacces
Lidah : Tidak ada Lesi
Kebersihan : Cukup
f. Dada
Bentuk : Simetris
Pernafasan : Teratur
Frekuensi : 90*/menit
Nyeri : Tidak ada
g. Abdomen
Bentuk : Datar
Hepar : Tidak ada pembesaran
Nyeri : Tidak ada
h. Genetalia
Kelainan : Ada benjolan di sekeliling anus sebesar kacang tanah
Kebersihan : Cukup
i. Ekstremitas
Atas : Terpasang IVPD pada tangan kanan
Bawah : Dapat Bergerak normal
E. Data Penunjang
Laboratorium
HB : 13 gr %
LED : 11 mm/jam
Leukosit : 11.700 mm
Trombosit : 213.000
F. Penatalaksanaan
Operasi
G. Theraphy
LVFD RL gtt 20*/menit
Cefotoxime 2 * 1gr
Diet ML
H. ANALISA DATA
NO. DATA Kemungkinan Masalah
penyebab
1. DS : Klien mengatakan nyeri Bendungan dan Gangguan Rasa
pada saat BAB sedikit-sedikit Hipertropi Nyaman Nyeri
DO : - Klien Lemah Bantalan anus
- Muka klien menahan
sakit
- BAB bercampur darah Vena
- TD : 120/80 Intramuskuler
- Skalany : 6-7 Kanalis
Robek Perianal
Anus
Pendarahan
Nyeri
2. DS : Klien mengatakan sudah Gangguan
BAB Bendungan Eliminasi BAB
Do : - KLIEN Tampak lemah bantalan anus
- BAB keras
Proses Mengedan
Meningkat
Defekasi tidak
lancar
Kebiasaan BAB
yang tidak lancar
Ansietas
Prioritas Masalah
- Ciptakan - Diharapkan
Lingkungan klien nyaman
Trapeutik dan tidak
terlalu
khawatir
mengenai
keadaan yang
di alaminya
- Anjurkan - Diharapkan
klien untuk dengannafas
nafas dalam dalam, nyeri
ketika nyeri yang di
rasakanklien
berkurang
- Ciptakan - Diharapkan
lingkungan klien merasa
therapeutik nyaman dan
cemas
berkurang
- Beri - Diharapkan
aktivitas cemas klien
hiburan berkurang
CATATAN PERKEMBANGAN
- Novalgin /amp
2. DP II TGL : 23 NOV 2014 Tgl 23 NOV 3014
PUKUL : 09:30
PUKUL 18 :00
- Mengkaji pola eliminasi BAB WIB
- Memmantau masukan dan S : Klien
pengeluaran nutrisi mengatakan
- Monitor TTV pada eliminasi
- Memberikan cairan RL ad gangguan
- Kolaborasi dengan tim medis
- Berikan diit lunak, tinggi serat,
sedikit tapi sering O : -Keadaan
- Beri minum banyak klien lemah
- BAB klien
kurang
lebih
2*/sehari
-
A : Masalah
belum teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan post-
ops
Daftar Pustaka
https://nurirjawati.wordpress.com/bout-pharmacy/colap/makalah-hemorroid/
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-iisapriani-6698-2-babii.pdf