Anda di halaman 1dari 22

”MAKALAH TENTANG HEMOROID”

Kelompok:7
Disusun oleh:

Charina yohana l.paliama

Fenindi mahardika putri

Genoveva bernadetha ngoranmale

Tariq nur indra paksi

Santi Natalia gebze

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN MERAUKE

TAHUN

2019
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan saya, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Saya yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Merauke, 12 agustus

2019
Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................................. 1

Daftar Isi.......................................................................................................... 2

BAB I Pendahuluan

1. Latar Belakang..................................................................................... 3

2. Tujuan................................................................................................... 3

3. Manfaat................................................................................................ 3

BAB II Isi

1. Pengertian Hemoroid............................................................................ 4

2. Anatomi Tubuh Yang Terkena Hemoroid............................................ 4

3. Etiologi................................................................................................. 5

4. Manifiestasi Klinis................................................................................ 6

5. Patofisiologi.......................................................................................... 6

6. Pem. Penujang...................................................................................... 7

7. Penatalaksanaan.................................................................................... 8

BAB III Penutup

1. Kesimpulan........................................................................................... 9

Daftar Pustaka.................................................................................................. 10
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid sangat umum terjadi.
Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luas vena yan terkena.
Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena
pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis.

Hemoroid bisa mengenai siapa saja, baik laki-laki maupun wanita. Insiden penyakit ini akan
meningkat sejalan dengan usia dan mencapai puncak pada usia 45-65 tahun. Walaupun keadaan ini tidak
mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Hemoroid

2. Untuk mengetahui anatomi bagian tubuh yang terkena Hemoroid

3. Untuk mengetahui penyebab, tanda dan gejala, dan patofisiologi Hemoroid

4. Untuk mengetahui pem. Penunjang dari Hemoroid

5. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Hemoroid

C. Manfaat

1. Meningkatkan pengetahuan mengenai sistisis serta penyebab, gejala, dan bagaimana Hemoroid menyerang
tubuh manusia

2. Menperluas pengetahuan tentang bagaimana cara menangani pasien yang terkena Hemoroid.
BAB II
Isi

A. Pengertian Hemoroid
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari
plexus hemorrhoidalis.Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam plexus hemoroidalis yang tidak
merupakan keadaan patologik.

Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia
50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena.

B. Anatomi Bagian Tubuh Yang Terkena Hemoroid


C. Etiologi

Menurut Smeltzer dan Bare (2002) dan Mansjoer (2008), etiologi dari

hemoroid adalah :

1. Faktor predisposisi :

a. Herediter atau keturunan

Dalam hal ini yang menurun dalah kelemahan dinding pembuluh

darah, dan bukan hemoroidnya.

b. Anatomi

Vena di daerah masentrorium tidak mempunyai katup. Sehingga

darah mudah kembali menyebabkan bertambahnya tekanan di

pleksus hemoroidalis.

c. Makanan misalnya, kurang makan-makanan berserat

d. Pekerjaan seperti mengangkat beban terlalu berat

e. Psikis

2. Faktor presipitasi :

a. Faktor mekanis (kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan tekanan

intraabdominal) misalnya, mengedan pada waktu defekasi.

b. Fisiologis

c. Radang

d. Konstipasi menahun

e. Kehamilan

f. Usia tua

g. Diare kronik

h. Pembesaran prostat
D. Manifiestasi Klinis

Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri, dan sering menyebabkan perdarahan berwarna merah
terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema
yang disebabkan oleh trombosis. Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat
menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemoroid internal tidak selalu menimbulkan nyeri
sampai hemoroid ini membesar dan menimbulkan perdarahan atau prolaps (Smeltzer dan Bare, 2002).

E. Patofisiologi

Menurut Price dan Wilson (2006), serta Sudoyo (2006) patofisiologi hemoroid adalah akibat dari
kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan venous rektum dan vena hemoroidalis. Hemoroid timbul
karena dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena hemoroidalis yang disebabkan oleh faktor-faktor risiko/
pencetus dan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Faktor risiko hemoroid antara lain factor
mengedan pada buang air besar yang sulit, pola buang air besar yang salah (lebih banyak memakai jamban
duduk, terlalu lama duduk di jamban sambil membaca, merokok), peningkatan tekanan intra abdomen
karena tumor (tumor usus, tumor abdomen), kehamilan (disebabkan tekanan janin pada abdomen dan
perubahan hormonal), usia tua, konstipasi kronik,diare kronik atau diare akut yang berlebihan, hubungan
seks peranal, kurang minum air, kurang makan makanan berserat (sayur dan buah), kurang
olahraga/imobilisasi. Telah diajukan beberapa faktor etiologi yaitu konstipasi, diare, sering mengejan,
kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prostat, fibroid uteri, dan tumor rectum. Penyakit hati kronis
yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid, karena vena hemoroidalis superior
mengalirkan darah kedalam sistem portal. Selain itu sistem portal tidak memiliki katup, sehingga mudah
terjadi aliran balik. Aliran balik vena dari kolon dan rektum superior adalah melalui vena mesenterika
superior, vena mesentrika inferior, dan vena hemoroidalis superior (bagian dari sistem portal yang
mengalirkan darah ke hati). Vena hemoroidalis media dan inferior mengalirkan darah ke vena iliaka
sehingga merupakan bagian sirkulasi sistemik. Terdapat anastomosis antara vena hemoroidalis superior,
media, dan inferior, sehingga tekanan portal yang meningkat dapat menyebabkan terjadinya aliran balik ke
dalam vena dan mengakibatkan hemoroid (Price dan Wilson, 2006).
F. Pemeriksaan Penujang

Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur). Pada pemeriksaan colok dubur,
hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan
biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput
lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar.
Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.

 Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy.

Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop dimasukkan
untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan penyumbatnya
dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang.
Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita
diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih
nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura
ani dan tumor ganas harus diperhatikan.

 Pemeriksaan proktosigmoidoskopi

Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan oleh proses
radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau
tanda yang menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya darah samar.

 Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi.

Pemeriksaan darah, urin, feses sebagaimeriksaan penunjang

G. Penatalaksanaan Bedah

Hemoroidektomi atau eksisi bedah dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa yang
terlibat dalam proses ini. Selama pembedahan, sfingter rektal biasanya didilatasi secara digital dan
hemoroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah prosedur
operatif selesai, selang kecil dimasukkan melalui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah.
Penempatan Gelfoanatau kassa oxygel dapat diberikan diatas luka anal (Smeltzer dan Bare, 2002). Teknik
operasi Whitehead dilakukan dengan mengupas seluruh hemoroidales interna, membebaskan mukosa dari
submukosa, dan melakukan reseksi. Lalu usahakan kontinuitas mukosa kembali. Sedang pada teknik
operasi Langenbeck, vena-vena hemoroidales interna dijepit radier dengan klem. Lakukan jahitan jelujur
dibawah klem dengan chromic gut no. 2/0, eksisi jaringan diatas klem. Sesudah itu klem dilepas dan jepitan
jelujur dibawah klem diikat (Mansjoer).
BAB III
Penutup

A. Kesimpulan

Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari
plexus hemorrhoidalis. Ftaktor terjadinya hemoroid adalah : Faktor mekanis (kelainan sirkulasi parsial dan
peningkatan tekanan intraabdominal) misalnya, mengedan pada waktu defekasi. Fisiologis. Radang.
Konstipasi menahun. Kehamilan. Usia tua. Diare kronik. Pembesaran prostat. Fibroid uteri. Penyakit hati
kronis yang disertai hipertensi portal.

Adapun piñatalaksanaan bedah adalah : Hemoroidektomi atau eksisi bedah dapat dilakukan untuk
mengangkat semua jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Selama pembedahan, sfingter rektal
biasanya didilatasi secara digital dan hemoroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan
kemudian dieksisi. Setelah prosedur operatif selesai, selang kecil dimasukkan melalui sfingter untuk
memungkinkan keluarnya flatus dan darah. Penempatan Gelfoan atau kassa oxygel dapat diberikan diatas
luka anal (Smeltzer dan Bare, 2002). Teknik operasi Whitehead dilakukan dengan mengupas seluruh
hemoroidales interna, membebaskan mukosa dari submukosa, dan melakukan reseksi. Lalu usahakan
kontinuitas mukosa kembali. Sedang pada teknik operasi Langenbeck, vena-vena hemoroidales interna
dijepit radier dengan klem. Lakukan jahitan jelujur dibawah klem dengan chromic gut no. 2/0, eksisi
jaringan diatas klem. Sesudah itu klem dilepas dan jepitan jelujur dibawah klem diikat (Mansjoer,

2008).
Asuhan Keperawatan Hemoroid

1. Pengkajian
A. Identitas klien dan Penanggung jawab
1) Identitas klien
Nama : Tn.”S”
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS Kesdam
Pendidikan : D III
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Sukomoro
Tanggal MRS : 22 November 2014
Tanggal Pengkajian : 23 November 2014
Tanggal Operasi : 23 November 2014
No.Med Rec : 179970
Dx.Medis : Haemoroid

2) Identitas Penanggung jawab


Nama : Ny.”A”
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Sukomoro
Hub. Dgn Klien : Istri
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Klien MRS dengan keluhan BAB berdarah disertai benjolan di anus.

2. Klien Riwayat Kesehatan Sekarang


P : Klien Mengatakan Nyeri
Q : Nyeri di rasakan seperti di tusuk-tusuk
R : Nyeri dirasakan pada daerah sekitar anus
S : Nyeri yang di rasakanklien dengan skala 6-7
T : Nyeri bertambah jika klien ad keinginan untuk BAB

3. Riwayat Penyakit Masa Lalu


Sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu klien mengatakan BAB keras,
Konstipasi (+).

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Didalam keluarga klien, tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan
klien.

C. Aktivitas Sehari-hari
NO. Pola Aktivitas Dirumah Di rumah Sakit

1. Pola Nutrisi
- Makan - 3* sehari, porsi - 3* sehari,
- Minum sedang habis hanya ½
- 7-8 gelas/hari porsi
2. Eliminasi
- BAB - 2* Sehari dengan - Setelah ops
konsistensi padat klien belum
pernah BAB
- Setelah ops
- BAK - 3* sehari warna sampai saat
kuning jernih pengkajian
Klien baru
1* BAK
dengan
warna
kuning.
3. Istirahat
- Tidur Siang - 3-2 jam Sehari
- 2-3 jam
- Tidur Malam - 7-8 jam sehari sehari
- 6-7 jam
sehari
4. Personal Hygiene
- Mandi - 2* sehari - 1* sehari,
hanya di lap
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Vital SIGN
-TD : 110/80
- Temp : 36 Oc
- Palse : 88 */ menit
- RR : 22*/menit

2. Keadaan Khusus
a. Kulit
Warna : Sawo Matang
Turgor : Elastis
Kebersihan : Cukup, Tidak Ada lesi

b. Kepala
Bentuk : Simetris
Warna Rambut : Hitam, Tidak ada uban
Kebersihan : Tampak Kusam

c. Mata
BentuK : Simetris
Konjungtiva : An- anemis
Sklera : An- Ikhterik
Pupil : Isokor
Penglihatan : Baik, dapat melihat tanpa bantuan alat bantu

d. Hidung
Bentuk : Simetris
Penciuman : Baik(dapatmelihat tanpa bantuan alat bantu)
Penyumbatan : Tidak Ada
Pendarahan : Tidak ada
Kebersihan : Cukup
e. Mulut & Tenggorokan
Bibir : kering, Pecah-pecah
Gigi : Ada cacces
Lidah : Tidak ada Lesi
Kebersihan : Cukup

f. Dada
Bentuk : Simetris
Pernafasan : Teratur
Frekuensi : 90*/menit
Nyeri : Tidak ada

g. Abdomen
Bentuk : Datar
Hepar : Tidak ada pembesaran
Nyeri : Tidak ada

h. Genetalia
Kelainan : Ada benjolan di sekeliling anus sebesar kacang tanah
Kebersihan : Cukup

i. Ekstremitas
Atas : Terpasang IVPD pada tangan kanan
Bawah : Dapat Bergerak normal

E. Data Penunjang
Laboratorium
 HB : 13 gr %
 LED : 11 mm/jam
 Leukosit : 11.700 mm
 Trombosit : 213.000

F. Penatalaksanaan
 Operasi
G. Theraphy
 LVFD RL gtt 20*/menit
 Cefotoxime 2 * 1gr
 Diet ML

H. ANALISA DATA
NO. DATA Kemungkinan Masalah
penyebab
1. DS : Klien mengatakan nyeri Bendungan dan Gangguan Rasa
pada saat BAB sedikit-sedikit Hipertropi Nyaman Nyeri
DO : - Klien Lemah Bantalan anus
- Muka klien menahan
sakit
- BAB bercampur darah Vena
- TD : 120/80 Intramuskuler
- Skalany : 6-7 Kanalis

Robek Perianal
Anus

Pendarahan

Nyeri
2. DS : Klien mengatakan sudah Gangguan
BAB Bendungan Eliminasi BAB
Do : - KLIEN Tampak lemah bantalan anus
- BAB keras

Feses yang Keras

Proses Mengedan
Meningkat

Defekasi tidak
lancar

Kebiasaan BAB
yang tidak lancar

3. DS :Klien mengatakan apa Rencana Operasi ANSIETAS


penyakit dari apa yang harus
dilakukan pre-post
DO : - Klien Tampak lemah
- Klientapak binggung Kurangny
pengetahuan
tentang penyakit,
prosedur tindakan
kerawatan

Ansietas

Prioritas Masalah

1. Gangguan rasa Nyama nyeri


2. Gangguan pola eliminasi : BAB
3. ANSIETAS
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyama : nyeri b/d bendungan dan hipertropi bantalan anus
2. Ansietas pola eliminasi : BAB b/d Konstipasi
3. Ansietas b/d kurang pengetahuan klien tentang penyakit yang di deritanya, prosedur
tindakan operasi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN

PRE DAN POST HEMOROID DI RUANG CEMPAKA

DIRUMAH SAKIT TK II Dr. AK GANI PALEMBANG

NO Tanggal Diagnosa tujuan Intervensi Rasionalisasi


. Keperawatan
1. 22 nov 2014 Gangguan rasa Tupan : - Kaji skala - Dengan
Pukul: 15.00 nyaman nyeri b/d - Kebutu nyeri yang mengkaji
wib bendungan dan han di rasakan skala nyeri
hipertropi rasa klien diharapkan
bantalan anus nyama dapat
n mengetahui
DS : terpen batasan nyeri
Klien uhi yang diderita
mengatakan klien
nyeri pada saat
BAB, BAB sedikit- Tupen : - Atur posisi - Dengan cara
sedikit. - Nyeri BAB jangan
DO : berkura jongkok dan
- Klien ng mengedan
Lemah - Ekspres diharapkan
- Wajib i wajah klien BAB
meringis, klien dengan posisi
menahan tampak yang nyaman
sakit tenang
- TD : - Kolaborasi - Diharapkan
120/80 dengan klien dapat
- Skala dokter mengurangi
nyeri 6-7 dalam rasa sakit.
pemberian
analgetik

- Ciptakan - Diharapkan
Lingkungan klien nyaman
Trapeutik dan tidak
terlalu
khawatir
mengenai
keadaan yang
di alaminya

- Anjurkan - Diharapkan
klien untuk dengannafas
nafas dalam dalam, nyeri
ketika nyeri yang di
rasakanklien
berkurang

2. 22 nov 2014 Gangguan pola Tupan : - Kaji pola - Dengan


Pukul 15.30 eliminasi BAB b/d Pola eliminasi eliminasi mengkaji pola
Konstipasi klien lancar eliminasi di
harapkan
Tupen : dapat
mengetahui
BAB klien keparahan
sudah mulai penyakit yang
lancar dan di derita klien.
tidak keras lagi - Berikan di’it
lunak tinggi - Dengan
serta, memberikan
sedikit tapi di;it lunak
sering tinggi serat,
sedikit
tapisering di
harapkan
dapat
membantu
pengeluaran
feses tidak
keras, BAB
- Beri minum lancar.
banyak
- Diharapkan
dapat
membantu
melunakkan
- Kolaborasi feses.
dengan tim
medis dan - Diharapkan
gizi klien dapat
mengerti dan
memenuhi
kebutuhan
- Beri nutrisi.
Dorongan
kepada - Diharapkan
klien klien dapat
BAB dengn
lancar.
3. 22 nov 2014 Ansietas b/d - Tupan - Jelaskan - Diharapkan
Pukul : Kurangny Klien mengenai klien mengerti
16:00 pengetahuan tidak penyakit kondisi dan
klien tentang cemas yang cemasny
penyakit lagi/ce diderita berkurang
prosedur mas klien
tindakan operasi. hilang prosedur
tindakan
DS: - Tupen operasi
Klien elalu Klien
menanyakan menger - Anjurkan - Diharapkan
tentang penyakit. ti cara klien dapat
tantang mengatur BAB dengan
DO : penyaki kebiasaan teratur posisi
- Klien tny BAB jangan
tampak jongkok dan
lemah mengedan.-
- Klien
tampak - Motivasi - Diharapkan
binggung klien Klien merasa
diperhatikan
dan
mengurangi
cemas

- Ciptakan - Diharapkan
lingkungan klien merasa
therapeutik nyaman dan
cemas
berkurang

- Beri - Diharapkan
aktivitas cemas klien
hiburan berkurang
CATATAN PERKEMBANGAN

POST – OPS HEMOROID DI RUANG CEMPAKA

NO. DP IMPLEMENTASI EVALUASI


1. DP 1 TGL : 23 Nov 2014 pukul : TGL 23 Nov 2014
09:00 wib Pukul : 10:00

- Mengkaji nyeri yang di rasakan S : Klien


klien yaitu lokasi frekuensi, mengatakan
durasi dan intensitas nyeri dan nyeri pada
presepsi klien mengenai nyeri daerah operasi
dengan menggunakan skala ( 0 berkurang
-10 ).
O : Klien tampak
- Mengobservasi TTV : tenang skala
nyeri
- Mempertahankan tirah baring 4-5
selama fase akut dengan A : Masalah
mengatur posisi teratasi sebagian
trendelenburg.
P : Intervensi
- Mengerjakan klien teknik Dilanjutkan
relaksasi dan distruksi dengan
mengajar klien berkomunikasi

- Menciptakan Lingkungan yang


therapeutik yang menciptakan
suasana tentang dan nyaman

- Berkolaborasi dengan tim


medis dalam pembelian
analgetik.

- IVED RL Gtt 20*/menit

- Novalgin /amp
2. DP II TGL : 23 NOV 2014 Tgl 23 NOV 3014
PUKUL : 09:30
PUKUL 18 :00
- Mengkaji pola eliminasi BAB WIB
- Memmantau masukan dan S : Klien
pengeluaran nutrisi mengatakan
- Monitor TTV pada eliminasi
- Memberikan cairan RL ad gangguan
- Kolaborasi dengan tim medis
- Berikan diit lunak, tinggi serat,
sedikit tapi sering O : -Keadaan
- Beri minum banyak klien lemah
- BAB klien
kurang
lebih
2*/sehari
-
A : Masalah
belum teratasi

P : Intervensi
dilanjutkan post-
ops

3. DP III TGL 23 NOV 2014 Tgl 23 nov 2014


PUKUL : 13:00 Pukul : 18:00

- Mengkaji tingkat kecemasan S : Klien


dengan menanyakan kepada mengetahui
klien mengenai pengetahuan tentang tindakan
klien tentang prosedur operasi operasi.
yang akan dilakukan.
O : - Klien
- Memberikan penjelasan pada tentang
klien tentang tindakan operasi - Klien
klien tentang tindakan operasi tenang
bahwa dengan operasi dapat - Klien
mempercepat penyembuhan tidak
penyakit klien. bertanya
lagi
- Memberikan dorongan kepada tentang
klien untuk mengungkapkan ops yang
perasaanny akan
dilakukan
A : - Masalah
teratasi
- Menciptakan lingkungan
therapeutik, mis : mengurangi P : Intervensi
Jumlah pengunjung datang. dihentikan

- Memotivasi klien dengan


menjelaskan bahwa tindakan
operasi dapat mempercepat
penyembuhan.

Daftar Pustaka

https://nurirjawati.wordpress.com/bout-pharmacy/colap/makalah-hemorroid/

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-iisapriani-6698-2-babii.pdf

Anda mungkin juga menyukai