Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

PEMBERIAN OBAT OXYTOCIN MELALUI INJEKSI


INTRAMUSKULAR PADA NY. D MANAJEMEN AKTIF KALA III

DI RUANG KENARI RSUD IDAMAN BANJARBARU

Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Kebidanan I

Dosen Pembimbing

Tri Tunggal, S.Pd, SST, M.Sc

Disusun Oleh :

Maulida Hayati

P07124118210

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

JURUSAN KEBIDANAN

DIII SEMESTER 3A

TAHUN

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tindakan injeksi merupakan salah satu tindakan medis yang sering
dilakukan.Lebih dari 90% tindakan injeksi dikerjakan untuk tujuan
terapeutik, sementara 5-10% untuk tindakan preventif termasuk KB.
Tindakan injeksi harus dikerjakan secara aman.Injeksi adalah suatu
metode memasukkan liqiuid ke dalam tubuh dengan menggunakan spuit
dan jarum melalui kulit.
Salah satu injeksi adalah injeksi intramuscular ( IM ) merupakan
injeksi ke dalam tubuh. Injeksi ini di absorbsi lebih cepat karena
dimasukkan langsung ke dalam otot( muskulus ). Otot juga dapat
menerima volume obat yang lebih besar tanpa menimbulkan
ketidaknyamanan. Dengan injeksi di dalam otot yang terlarut 10-30 menit
untuk memperlambat absorbsi dengan maksud memperpanjang kerja obat.
Pada kali ini saya akan membahas pemberian obat oksitosin pada
ibu manajemen aktif kala III dengan menggunakan injeksi intramuskular.
Oksitosin ialah obat yang meransgang kontraksi uterus, banyak obat yang
memperlihatkan efek oksitosik, tetapi hanya beberapa saja yang kerjanya
cukup selektif dan dapat berguna dalam praktek kebidanan. Obat yang
bermanfaat itu ialah oksitosin dan derivatnya, alkaoid ergot dan
derivatnya, dan beberapa prostaglandin semisintetik. Obat – obat tersebut
memperlihatkan respons bertingkat (graded respone).

B. RumusanMasalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemberian obat dengan injeksi
intramuskular ?
2. Apa tujuan pemberian obat dengan injeksi intramuskular ?
3. Apa indikasi dan kontraindikasi pemberian obat dengan injeksi
intramuskular ?
4. Dimana saja tempat injeksi intramuskular ?
5. Apa keuntungan dan kerugian injeksi intramuskular?
6. Bagaimana Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pemberian
Obat Oxytocin pada ibu manajemen aktif kala III dengan injeksi
intramuskular ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemberian obat dengan
injeksi intramuskular
2. Untuk mengetahui tujuan pemberian obat dengan injeksi
intramuskular
3. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi pemberian obat dengan
injeksi intramuskular
4. Untuk mengetahui tempat injeksi intramuscular
5. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian injeksi intramuskular?
6. Untuk mengetahui Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam
pemberian Obat Oxytocin pada ibu manajemen aktif kala III dengan
injeksi intramuskular
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Pemberian Obat dengan Injeksi Intramuskular


Menurut Retna Ambarwati, Eny (2009), injeksi intramuskular
adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam jaringan
otot menggunakan spuit.
Menurut Yuni Kusmiyati (2010), pemberian obat secara
intramuskular ditujukan untuk memberikan obat dalam jumlah yang lebih
besar dibandingkan obat yang diberikan secara subcutan. Absorbsi juga
lebih cepat dibandingkan subcutan karena lebih banyak suplai darah di
otot tubuh. Beberapa lokasi yang lazim digunakan untuk injeksi
intramuskular adalah deltoid, dorsol gluteal, vastus lateralis, dan rektus
femolaris. Area-arean tersebut digunakan karena massa otot yang besar,
vaskularisasi baik dan jauh dari syaraf. Untuk menghindari obat salah
masuk pada jaringan maka jarum di atur dalam posisi tegak lurus 90o.

B. Tujuan Pemberian Obat dengan Injeksi Intramuskular


1. Agar obat yang dimasukkan dapat diabsorbsi oleh tubuh lebih cepat.
2. Untuk mencegah atau mengurangi iritasi
3. Untuk memasukkan obat dalam jumlah banyak

C. Indikasi dan Kontraindikasi Pemberian Obat dengan Injeksi


Intramuscular
Indikasi pemberian obat dengan injeksi intramuscular biasanya
dilakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak memungkinkan untuk
diberikan obat secara peroral, tidak elergi terhadap obat.
Sedangkan kontraindikasinya yaitu pasien yang elergi, infeksi, lesi
kulit, jaringan parut, benjolan tulang.
D. Tempat Injeksi Intramuscular
1. Daerah paha (vastuslateralis)
Posisi pasien terlentang dengan lutut sedikit fleksi. Area initer
letakan tarsisi median anterior dan sisi median lateral paha. Otot vastus
lateralis biasanya tebal dan tumbuh secara baik pada orang dewasa dan
anak-anak. Bila melakukan injeksi pada bayi disarankan didaerah ini
karena daerah ini tidak terdapat selaput syaraf dan pembuluh darah
besar. Daerah ini ditentukan dengan cara membagi antara trokanter
mayor sampai kondila femur lateral menjadi 3 bagian, lalu pilih daerah
tengah untuk lokasi injeksi, kemudian ambil 1/3 bagian luar.
2. Daerah bokong (ventrogluteal)
Pasien dianjurkan untuk tengkurap, miring. Area ini paling banyak
dipilih karena tidak terdapat pembuluh darah dan syaraf besar.
Biasanya sering dilakukan untuk suntik KB.
3. Daerah lengan atas (deltoid)
Posisi pasien duduk atau berbaring datar dengan lengan bawah
difleksikan menyilangi abdomen atau pangkuan. Daerah ini jarang
digunakan untuk injeksi karena mempunyai resiko besar terhadap
bahaya tertusuk pembuluh darah, mengenai tulang atau selaput syaraf.
Lokasi injeksi adalah 3 jari dibawah akromion.
4. Daerah paha bagian depan (Rectus femoris)
Pada orang dewasa, rectus femoris terletak pada sepertiga tengah
paha bagian depan. Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di
atasnya perlu ditarik atau sedikit dicubit untuk membantu jarum
mencapai ke dalaman yang tepat. Volume injeksi ideal antara 1-5
ml (untuk bayi antara 1-3 ml). Lokasi ini jarang digunakan, namun
biasanya sangat penting untuk melakukan auto-injection, misalnya
pasien dengan riwayat alergi berat biasanya menggunakan tempat ini
untuk menyuntikkan steroid injeksi yang mereka bawa kemana-mana.
E. Keuntungan dan Kerugian Injeksi Intramuskular
1. Keuntungan
a. Tidak diperlukan keahlian khusus
b. Dapatdipakai untuk pemberian obat larut dalam minyak
c. Absorbsi cepat obat larut dalam air
2. Kerugian
a. Rasa sakit
b. Tidak dapat dipakai pada gangguan bekuan darah
c. Bioavibilitas berfariasi.
d. Obat dapat menggumpal pada lokasi penyuntikan.

F. Pengertian Oksitosin
Oksitosin adalah obat yang meransgang kontraksi uterus. Menurut
Caldeyro dan Persiero (1959) menyatakan bahwa untuk respons uterus
terhadap oksitosin meningkat delapan kali pada kehamilan 39 minggu
dibandingkan dengan pada kehamilan 20 minggu.

G. Jenis-Jenis Oksitosin
1. Oksitosina
Adalah suatu peptida sembilan asam amino yang terdiri atas satu
cincin disulfida enam asam amino dan satu ekor dengan tiga
anggota yang mengandung ujung karboksil.
2. Ergotamina
Menimbulkan vasoskontriksi perifer dan merusak endotel kapiler,
dan mempunyai efek paling kuat.
3. Prostaglandin
Adalah senayawa aktif yang diperoleh dari kelenjar prostat dan
kantung mani, meransgang otot polos, menurunkan tekanan darah
dan mempengaruhi khasiat hormon – hormon tertentu.
K. Pemberian Suntikan Oksitosin pada Ibu Bersalin
Pemberian suntikan oksitosin dilakukan dalam 1 menit pertama
setelah bayi lahir. Namun, perlu diperhatikan dalam pemberian
suntikan oksitosin adalah memastikan tidak ada bayi lain (undiagnosed
twin) di dalam uterus. Karena oksitosin dapat menyebabkan uterus
berkontraksi yang dapat menurunkan pasokan oksigen pada bayi.
Suntikan oksitosin dengan dosis 10 unit diberikan secara
intramuskular (IM) pada sepertiga bagian atas paha bagian luar.
Tujuan pemberian suntikan oksitosin dapat menyebabkan uterus
berkontraksi dengan kuat dan efektif sehingga dapat membantu
pelepasan plasenta dan mengurangi kehilangan darah.

L. Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pemberian Obat


Oxytocin pada ibu Manajemen Aktif Kala III dengan injeksi
intramuskular
Pengertian Tindakan yang dilakukan setelah bayi lahir untuk
mempercepat lepasnya placenta

Tujuan 1. Menurunkan kejadian perdarahan post partum


2. Mengurangi lamanya kala III
3. Mengurangi angka kematian dan kasakitan
yang berhubungan dengan perdarahan
Kebijakan Lakukan manajemen aktif kala III segera setelah
bayi lahir pada semua persalinan

Alat dan Bahan 1. Oxytocin 10 IU


2. Spuit 3 cc
3. Sarungtangan

Prosedur/Langkah- INTRUKSI KERJA


Langkah 1. Palpasi abdominal untuk memastikan tidak ada
janin kedua
2. Berikan penjelasan kepada ibu bahwa akan
dilakukan injeksi pada paha
3. Injeksi oxytocin 10 IU IM pada bagian lateral
dan paha ibu kira-kira 1/3 atas paha dalam
waktu 1 menit dari kelahiran bayi.
4. Pindahkan klem tali pusat diujung, tempatkan
kira – kira 5 – 10 cm dari vulva.
5. Lakukan penegangan tali pusat terkendali
(PTT) dengan cara :
a. Letakkan tangan kiri diatas symfisis
b. Tegangkan tali pusat dengan tangan kanan
c. Dorong uterus kearah dorsokranial pada
saat ada his dan terlihat tanda – tanda
pelepasan placenta, sementara tangan
kanan menegangkan tali pusat
d. Bila dalam waktu15 menit uterus tidak
berkontraksi, ulangi pemberian oxytocin
10 IU
6. Keluarkan placenta
7. Segera setelah placenta lahir, segera tangan
kiri melakukan masase fundus uteri dengan
gerakan melingkar sampai uterus berkontraksi
8. Sementara itu tangan kanan melakukan
pemeriksaan kelengkapan plasenta dan selaput
ketuban
9. Tempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan, cuci tangan dengan larutan kiorin
Unit Terakait Bidan dan Dokter
BAB III

TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN

Hari / Tanggal : Selasa, 08 Oktober 2019

Pukul : 05. 20 WITA

IDENTITAS

ISTRI SUAMI
Nama Ny. D Tn. H
Umur 26 Tahun 26 Tahun
Agama Islam Islam
Suku / Bangsa Banjar / Indonesia Banjar / Indonesia
Pendidikan S1 SMU
Pekerjaan Pegawai Swasta Swasta
Alamat Komplek Lambung Mangkurat. Kecamatan Landasan
Ulin. Kabupaten Banjarbaru

PROLOG

NY. D 26 tahun G2P0A1 usia kehamilan 39 minggu datang ke RSUD Idaman


Banjarbaru pada tanggal 08 Oktober 2019 pada jam 23. 00 WITA dengan keluhan
perut mules – mules. Setelah dilakukan pemeriksaan, diperoleh KU baik, TD :
120 / 80, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36, 2˚C. Kemudian pasien
diobservasi. Pada tanggal 9 Oktober 2019 jam 06. 20 janin lahir spontan.

DATA SUBJEKTIF

Ibu mengatakan perutnya terasa mules


DATA OBJEKTIF

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis BB: 66 Kg, TD: 120/80, N:80
x/menit, R: 20x/menit S : 36, 2˚C. TFU sepusat, tidak teraba janin kedua,
kontraksi baik, kandung kemih kosong. Tali pusat didepan vulva, belum ada
tanda-tanda pelepasan plasenta.

ANALISA

P2A1 dengan inpartu kala III

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitoksin agar uterus berkontraksi


dengan baik. Ibu bersedia
2. Menyuntikkan oksitoksin 10 IU IM di 1/3 pada bagian distal lateral.
3. Melihat tanda-tanda pelepasan plasenta seperti tali pusat memanjang dan
terdapat semburan darah. Tanda-tanda belum ada.
4. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 - 10 cm dari vulva.
5. Melakukan PPT (Peregangan Tali pusat Terkendali dengan cara satu tangan
diatas simfisis ibu dan menekan secara dorsocranial, tangan yang lain
meregangkan tali pusat.
6. Apabila tali pusat memanjang, pindah klem sejauh 5 cm di depan vulva.
7. Meregangkan tali pusat setiap ada kontaksi, jika tidak ada regangkan,
regangkan sejajar lantai, kemudian kebawah dan keatas sesuai dengan sumbu
jalan lahir.
8. Menyambut plasenta dengan kedua tangan saat plasenta tampak didepan
didepan introitus vagina sambil memutar plasenta searah jarum jam secara
perlahandan hati-hati agar selaput ketuban terpilin.
9. Plasenta lahir lengkap dengan selaputnya pada pukul 06. 25 WITA.
10. Melakukan masase uterus secara sirkuler dengan gerakan melingkar selama 15
detik segera setelah plasenta lahir. Kontraksi uterus baik.
11. Memeriksa kelengkapan plasenta pada bagian fetal dan meternal. Pada bagian
maternal kotiledon lengkap, pada bagian fetal selaput ketuban utuh, insersi tali
pusat sentralis.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tindakan injeksi merupakan salah satu tindakan medis yang sering
dilakukan. Tindakan injeksi harus dikerjakan secara aman. Salah satu injeksi
adalah injeksi intramuskular ( IM ) merupakaninjeksikedalamtubuh. Injeksi
ini di absorbsi lebih cepat karena dimasukkan langsung ke dalam otot
(muskulus).
Tujuan pemberian obat oxytocin secara intramuscular yaitu agar obat
diabsrorbsi tubuh dengan cepat. Dan untuk menghasilkan kontraksi uterus
yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah
perdarahan dan mengurangi kehilangan darah kala III persalinan jika
dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis.

B. Saran
Tindakan injeksi intramuscular harus dikerjakan secara aman maka
dari itu kita sebagai pelayan kesehatan harus benar-benar dalam
mengerjakannya sesuai dengan prosedur agar tidak terja dihal-hal yang tidak
diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Retna Ambarwati, Eny, Sunarsih Tri. 2009. KDPK KEBIDANAN TEORI DAN
APLIKASI. Yogyakarta: Nuha Medika.

Kusmiyati Yuni. 2010. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan.


Yogyakarta: Fitramaya.

Hidayat, Aziz. 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi 2. Jakarta :


Salemba Medika.

https://id.scribd.com/document/395113309/MAKALAH-OKSITOSIN
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS

Telah disetujui dan diterima untuk pengambilan kasus asuhan dengan judul
“Pemberian Obat Oxytocin Melalui Injeksi Intramuskular Pada Ny. D Manajemen
Aktif Kala III di Ruang Kenari RSUD Idaman Banjarbaru”

Nama : Ny. D

Alamat : Komplek Lambung Mangkurat. Kecamatan

Landasan Ulin. Kabupaten Banjarbaru

Digunakan untuk membuat laporan memenuhi Tugas Praktik Klinik Kebidanan 1


oleh:

Nama : Maulida Hayati

NIM : P07124118210

Mahasiswi Politeknik Kesehatan Banjarmasin D3 Kebidanan Semester 3A.

Lembar persetujuan dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya

Banjarbaru, Oktober 2019

Mengetahui

Pembimbing Lahan Praktik Dosen Pembimbing Mahasiswi

Martina Ramadiyanti, AM.Keb Tri Tunggal, SST.,M.Sc Maulida Hayati

NIP: 198904082011012005 NIP:196511041986032002 NIM:P07124118210


LEMBAR KONSUL LAPORAN TINDAKAN
KOMPETENSI

KEBIDANAN POLTEKKES BANJARMASIN

Nama : Maulida Hayati

NIM : P07124118210

Pembimbing Lahan : Martina Ramadiyanti, AM.Keb

Judul : “Pemberian Obat Oxytocin Melalui Injeksi


Intramuskular Pada Ny. D Manajemen Aktif Kala III di Ruang Kenari
RSUD Idaman Banjarbaru”

No Tanggal Pokok Bahasan Paraf Pembimbing

Disetujui Oleh,

Pembimbing Lahan

Martina Ramadiyanti, AM.Keb


LEMBAR KONSULTASI

NAMA : Maulida Hayati

NIM : P07124118210

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEBIDANAN

JUDUL : “Pemberian Obat Oxytocin Melalui Injeksi


Intramuskular Pada Ny. D Manajemen Aktif Kala III di Ruang Kenari RSUD
Idaman Banjarbaru”

NO HARI / MATERI SARAN TANDA TANGAN


TANGGAL KONSULTASI PEMBIMBING PEMBIMBING MAHASISWA

Anda mungkin juga menyukai