Anda di halaman 1dari 7

Tugas UDG Konservasi

Nama : Carlo Febianto


NPM : 1006658612
Penguji : drg. Munyati Usman, Sp.KG(K)
drg. Bambang Nursasongko, Sp.KG(K)

Tahap Restorasi RK Site 2


1. Prosedur pra operatif
Gigi dibersihkan dengan pumis dan air untuk membuang plak dan debris agar pemilihan warna
dapat dilakukan dengan baik. Daerah kerja diisolasi menggunakan cotton roll.
2. Pemilihan warna
Pemilihan warna gigi menggunakan shade guide. Warna gigi dicocokkan dengan warna gigi
tetangganya dalam penerangan alami agar tidak bias.
3. Pembersihan jaringan karies dan restorasi yang buruk
Menggunakan bur metal bulat menghilangkan infected dentin dan menyisakan affected dentin.
4. Preparasi kavitas
Bentuk internal kavitas harus bulat untuk menghindari adanya titik beban (stress point). Bevel
pada tepi kavitas bukal dan lingual/palatal. Dinding proksimal tidak perlu dibevel karena searah
enamel rod. Bevel pada tepi email diperlukan untuk memperluas permukaan email, membuka
enamel rod lebih banyak sehingga meningkatkan ikatan antara email dan resin komposit.
5. Aplikasi liner
Apabila karies cukup dalam (D5), maka perlu diberikan selapis tipis liner (0,5 mm) pada
permukaan dinding pulpa untuk melindungi pulpa dari berbagai iritan. Bahan liner yang
digunakan adalah RM-GIC agar berikatan dengan dentin lebih baik, berikatan dengan resin
komposit lebih baik, tidak menimbulkan sensitivitas pasca restorasi, mengurangi efek
shrinkage resin komposit, dan dapat mengatur waktu setting. Tahapan:
 Aplikasikan dentin conditioner untuk membuang
smear layer selama 10 detik. Bilas dengan air.
 Keringkan kelebihan air dengan kapas butir
namun kavitas tetap lembab.
 Aduk powder ke liquid dengan gerakan melipat
menggunakan spatula plastik dan alas paper pad
hingga RM-GIC tercampur dengan homogen.
 Aplikasikan bahan sekitar 0,5 mm pada dinding
axiopulpa menggunakan ballpointed, ratakan.
 Light cure selama 20 detik.
6. Pemasangan matriks sectional
Pemasangan matriks penting digunakan untuk mengembalikan titik kontak dan kontur gigi
posterior pada tumpatan resin komposit. Matriks sectional terdapat beberapa keuntungan, yaitu:
band yang sudah dalam keadaan pre-contoured, kontak anatomis baik, dengan pemasangan
ring dapat menghasilkan separasi pada 2 gigi yang berdekatan sehingga ketika ring dilepaskan
dapat dihasilkan tight contact, mendapatkan area embrasur yang baik dari wedge. Tahap
pemasangan:
1. Pasang band
2. Pasang wedge
3. Pasang ring
7. Prosedur etsa dan bonding ke email dan dentin
 Permukaan gigi dikeringkan dengan semprotan udara
 Seluruh kavitas dietsa hingga ± 2 mm di sekitarnya dengan asam orthophosporic 37% dalam
bentuk gel berwarna biru yang diaplikasikan pada selama 15 detik dan dentin 10 detik.
 Kavitas dibilas dengan air mengalir. Air bilasan ditampung dengan saliva suction. Daerah
kerja diisolasi lagi dengan cotton pellet.
 Permukaan gigi dikeringkan dengan semprotan udara.
 Kapas butir basah yang telah diperas dimasukkan ke dalam kavitas agar keadaan lembab.
 Bonding diaplikasikan menggunakan microbrush dan diratakan ke seluruh kavitas. Setelah
ditunggu 20 detik, lapisan bonding ditipiskan dengan air spray dan disinar selama 10 detik.
8. Penumpatan resin komposit
 Resin komposit diletakkan dengan instrumen plastis (plastic filling) ke dalam kavitas secara
inkremental (bertahap masing-masing dengan ketebalan maks. 2 mm). Setelah anatomi
dibentuk, tumpatan resin komposit disinar selama 20 detik.
 Matriks sectional dilepas dengan urutan ring, band, dan wedge
 Hasil tumpatan diperiksa dan dipastikan tidak ada step dengan menggunakan sonde (arah
tarikan sonde dari tumpatan ke gigi). Cek oklusi dengan articulating paper. Bagian yang
mengganjal atau berlebih dirapikan dengan fine bur. Titik kontak diperiksa menggunakan
dental floss.
9. Pemolesan
Pemolesan dilakukan menggunakan rubber komposit setelah penumpatan resin komposit.
Tahap Perawatan Saluran Akar Vital Gigi 36
1. Foto roentgen dental gigi 36.
2. Anastesi blok mandibula sebanyak 1 cc untuk menganestesi N. Mandibularis inferior.
3. Daerah kerja diisolasi menggunakan cotton roll.
4. Hilangkan jaringan karies dan email yang tidak didukung dentin, serta restorasi yang buruk
menggunakan bur metal bulat.
5. Preparasi Akses
 Preparasi akses gigi 36 dengan ragangan kavitas disesuaikan dengan bentuk internal kamar
pulpa yaitu berbentuk oval dengan bur diamond bulat.
 Arah pembukaan dari jarak terdekat dengan tanduk pulpa. Setelah bur menembus atap
kamar pulpa, bur ditarik ke lateral dan oklusal sampai semua atap pulpa terangkat. Cek
dengan menggunakan sonde berkait tidak menyangkut di tepi kavitas.
 Preparasi lateral dilakukan dengan bur diamendo untuk menghaluskan dinding kavitas.
 Orifis diletakkan di sudut kavitas untuk memudahkan masuknya alat ke saluran akar.
 Irigasi kavitas dengan NaOCl 2.5% menggunakan semprit 27G dengan tekanan yang ringan.
Cairan irigasi ditampung menggunakan kapas.
 Akses dikatakan selesai bila jaringan karies dan restorasi buruk sudah tidak ada, atap pulpa
telah terangkat semua, dan pandangan dasar pulpa terlihat jelas.
6. Penetuan panjang kerja estimasi. Panjang kerja estimasi didapatkan dengan cara:
 Tentukan titik yang akan dijadikan acuan selama preparasi atau pengisian saluran akar, yang
stabil dan tidak berubah pada bidang oklusal yang paling mudah terlihat dan menyentuh
stopper selama perawatan.
 Ukur panjang gigi pada radiograf, lalu kurangi 2-3 mm untuk toleransi kesalahan
pemotretan.
7. Penjajakan saluran akar. Jajaki dengan gerakan watch winding menggunakan file no.8/file
no.10 sepanjang kerja estimasi pada setiap saluran akar (akar mesiobukal, mesiopalatal, dan
akar distal).
8. Ekstirpasi jaringan pulpa. Lakukan ekstirpasi jaringan pulpa di saluran akar dengan jarum
ekstirpasi yang besarnya disesuikan dengan besar saluran akar di radiograf. Jarum ekstirpasi
dimasukkan sepanjang 2/3 panjang kerja estimasi. Lakukan ekstirpasi pada setiap saluran akar.
Setelah selesai, irigasi saluran akar dengan NaOCl 2.5%.
9. Penentuan panjang kerja definitif
 Masukkan file (minimal no.20) ke dalam setiap saluran akar sepanjang kerja estimasi.
 Lakukan foto radiograf.
 Panjang kerja sebenarnya ditentukan dengan mengukur perbedaan antara ujung file dan
apeks radiograf, sesuaikan panjang kerja hingga 1 mm lebih pendek dari apeks gigi.
10. Penentuan File Awal. File awal adalah file terbesar yang dapat masuk sepanjang kerja
sebenarnya yang pas di 1/3 apikal sebelum dilakukan preparasi. Jika file awal bernomor besar,
preparasi saluran akar sebaiknya menggunakan file stainless steel (SS). Protaper diindikasikan
pada gigi dengan saluran akar yang sempit dan bengkok.
11. Preparasi Saluran Akar
 Menggunakan Protaper Handuse
1. Preparasi Orifis
 Olesi Protaper dengan EDTA.
 Preparasi dengan protaper SX sepanjang 2/3 panjang kerja sebenarnya dengan
gerakan memutar seperti meraut pensil.
2. Preparasi Saluran Akar
 Preparasi setiap saluran akar dengan S1 sepanjang 2/3 panjang kerja sebenarnya
dengan gerakan memutar.
 Preparasi setiap saluran akar dengan S2 sepanjang 2/3 panjang kerja sebenarnya
dengan gerakan memutar.
 Preparasi setiap saluran akar dengan S1 sepanjang kerja sebenarnya dengan gerakan
memutar. Rekapitulasi dengan file no. 10 (untuk memastikan panjang kerja tidak
berubah).
 Preparasi setiap saluran akar dengan S2 sepanjang kerja sebenarnya dengan gerakan
memutar. Rekapitulasi dengan file no. 15 (untuk memastikan panjang kerja tidak
berubah).
 Preparasi setiap saluran akar dengan F1 sepanjang kerja sebenarnya dengan gerakan
memutar. Rekapitulasi dengan file no. 20 (untuk memastikan panjang kerja tidak
berubah).
 Preparasi setiap saluran akar dengan F2 sepanjang kerja sebenarnya dengan gerakan
memutar. Rekapitulasi dengan file no. 25 (untuk memastikan panjang kerja tidak
berubah).
 Preparasi setiap saluran akar dengan F3 sepanjang kerja sebenarnya dengan gerakan
memutar. Rekapitulasi dengan file no. 30 (untuk memastikan panjang kerja tidak
berubah).

Setiap pergantian alat, olesi alat dengan EDTA dan lakukan irigasi pada setiap
saluran akar dengan NaOCl 2.5%.
Preparasi dilakukan sampai didapat adanya tahanan saat memasukkan file dengan
nomor yang sesuai dan sudah tidak ada lagi dentin terpreparasi pada saat irigasi.

 Menggunakan File Stainless Steel


1. Preparasi Orifis
Preparasi orifis dilakukan dengan Gates Glidden Drill (GGD) dimulai dari ukuran
terbesar yang pas terhadap orifis sedalam 2 mm lalu berurutan sampai terkecil hingga 2/3
panjang kerja. Irigasi NaOCl 2,5% tiap pergantian alat.
2. Preparasi Apikal
 Masukkan file awal sepanjang kerja lalu lakukan gerakan reaming: putar ± 45° searah
putaran jarum jam, kemudian tarik ± 2-3 mm dan putar kembali ke posisi semula.
Lakukan hal ini sampai file terasa longgar.
 Irigasi setiap saluran akar dengan NaOCl 2,5%
 Kemudian preparasi dilanjutkan dengan file satu nomor lebih besar sepanjang kerja.
Ulangi sampai diperoleh File Apikal Utama (FAU), yaitu file terbesar yang dapat
masuk sepanjang kerja setelah dilakukan preparasi minimal file nomor 30.
 Preparasi dikatakan selesai jika:
o Preparasi sudah mencapai dentin sehat (terlihat serbuk dentin sehat pada cairan
irigasi yang ditampung pada kapas gulung)
o Masukkan KGU (kon gutta percha dengan nomor yang sama dengan nomor FAU)
sepanjang kerja, terasa ada tug back (ada tahanan saat KGU ditarik keluar) dan ada
apical stop (ada tahanan saat KGU didorong ke daerah periapeks).
3. Lakukan irigasi saluran akar setiap pergantian alat dengan NaOCl 2.5%, serta selalu
mengaplikasikan EDTA (gel) pada intrumen yang akan dimasukkan ke dalam saluran
akar.
4. Preparasi Step Back
 Setelah FAU diperoleh, mulai preparasi dengan file 1 nomor di atas FAU pada
panjang kerja yang telah dikurangi 2 mm dengan gerakan circumferential filing.
Tindakan ini diulang dengan pengurangan panjang kerja 1 mm setiap kenaikan nomor
alat, sampai 3 nomor di atas FAU.
 Setiap mengganti file lakukan irigasi saluran akar dan aplikasi EDTA (gel) pada setiap
instrumen yang akan dimasukkan ke dalam saluran akar, serta rekapitulasi dengan
FAU sepanjang panjang kerja dengan gerakan circumferential filing untuk
memastikan tidak ada debris yang terjebak di daerah apikal.
5. Masukkan KGU sesuai nomor FAU. Masukkan spreader yang dapat tertahan 2 mm dari
panjang kerja. Buat foto radiograf KGU.

12. Irigasi dengan NaOCl 2,5%. Keringkan dengan paper point. Aplikasikan medikasi antar
kunjungan sesuai indikasi kasus dan tumpat sementara dengan Cavit atau ZOE.
13. Pengisian saluran akar dilakukan jika preparasi saluran akar telah selesai, tidak ada keluhan
pasien, perkusi dan palpasi negatif.
 Jika preparasi menggunakan protaper, pengisian dilakukan dengan Gutta Percha Protaper
 Pengisian saluran akar menggunakan teknik single cone sesuai nomor dari instrument
protaper yang terakhir digunakan untuk preparasi saluran akar
 Irigasi dengan NaOCl 2.5% dan keringkan dengan paper point.
 Aduk semen saluran akar (endomethasone) sampai konsistensi krim.
 Olesi gutta percha dengan semen, masukkan ke dalam saluran akar dan digeser ke seluruh
dinding.
 Olesi kembali kon gutta percha dengan semen, masukkan sampai sepanjang kerja.
 Potong gutta percha sebatas orifis dengan ekskavator panas. Lakukan kondensasi vertikal
dengan plugger sampai di bawah orifis.
 Lakukan evaluasi hasil pengisian dengan foto radiograf.
 Jika hasil sudah baik, letakkan basis zinc phosphat di dasar kamar pulpa.
 Tumpat sementara dengan Cavit atau ZOE

 Jika preparasi menggunakan file stainless steel, pengisian dilakukan menggunakan Gutta
Percha ISO
 Irigasi dengan NaOCl 2.5% dan keringkan dengan paper point.
 Aduk semen saluran akar (endomethasone) sampai konsistensi krim.
 Olesi KGU dengan semen, masukkan ke dalam saluran akar dan digeser ke seluruh
dinding.
 Olesi kembali kon gutta percha dengan semen, masukkan sampai sepanjang kerja.
 KGU ditekan dengan spreader sampai 1-2 mm lebih pendek dari panjang kerja,
keluarkan dan segara masukkan kon tambahan yang telah diolesi semen saluran akar.
Prosedur ini diulang sampai spreader tidak dapat dimasukkan ke saluran akar lagi.
 Potong kon gutta percha sebatas orifis dengan ekskavator panas. Lakukan kondensasi
vertikal dengan plugger sampai di bawah orifis.
 Lakukan evaluasi hasil pengisian dengan foto radiograf.
 Jika hasil sudah baik, letakkan basis zinc phosphat di dasar kamar pulpa.
 Tumpat sementara dengan Cavit atau ZOE.

14. Kontrol dilakukan minimal seminggu setelah pengisian saluran akar.

Daftar Referensi
1. Grossman LI, Oliet S, Del Rio CE. Ilmu Endodontik dalam Praktek. ed.11. 1988. Philadelphia:
Lea&Fabiger.
2. Ruddle CJ. Manual protaper. Direction for Use. 2007
3. Cohen S, Hargreaves KM. Pathway of the Pulp 9th ed. 2006. St. Louis: Mosby.
4. Nursasongko B. Penuntun Praktikum Endodontik Praklinik edisi 2. 2007. Jakarta: Bagian Ilmu
Konservasi Gigi FKG UI.
5. Heymann HO, Swift EJ, Ritter AV. Sturdevant’s Art and Science of Operative Dentistry. ed.6.
2013. St. Louis: Mosby.

Anda mungkin juga menyukai