Anda di halaman 1dari 9

PATHWAY

STROKE HEMOREGIK DAN STROKE ISKEMIK

DI SUSUN OLEH

RIYAN S HUNGGOLA

C01416080

KEPERAWATAN 2016

PRODI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

STROKE HEMOREGIK
Aktivitas Berlebihan Hipertensi
TD Meningkat Meningkat aliran darah
dengan Cepat

Terjadi Penekanan di
TIK Meningkat Dinding Pembulu Darah

Hernia Medula Kerusakan Dinding


Oblongata Pembulu Darah

Hipertensi Meningkat Volume


Emergensi Darah di Otak

Arteri Menerima Darah


Dalam Jumlah Besar

Arteri Menerima Darah


Dalam Jumlah Besar

Pelabuhan Anoerisme

Tekanan pada Kranial

Anoerisme Pecah

Pendarahan dalam Otak


diruang Supranoid

Anoerisme

Stroke Hemoregic

Perdarahan intra serebral Perdarahan Subaranoid

Kelemahan, Sakit Kepala, Pembulu Darah Pecah/Rusak


Muntah, Penurunan Kesadaran
INTERVENSI KEPERAWATAN
Gelisah, Leher Terasa Kaku, Mual &
Penurunan Kapasitas Adaptif
Muntah, Penurunan Kesadaran
Intrakranial
STANDAR DIAGNOSA STANDAR LUARAN STANDAR INTERVENSI
KEPERAWATAN KEOERAWATAN KEPERAWATAN INDONESIA
INDONESIA INDONESIA (SIKI)
(SDKI) (SLKI)
Penurunan kapasitas adaptif Setelah dilakukan intervensi Manajemen peningkatan tekana
intracranial keperawatan selama 3 jam. intracranial
Maka kapasitas intracranial Observasi:
Tanda mayor meningkat dengan kriteria: 1. Monitor MAP
Subjektif: 1. Fungsi kognitif meningkat Rasional untuk menunjukkan
1. Sakit kepala 2. Sakit kepala menurun berkurangnya oksigen
Objektif: 3. Gelisah menurun 2. Monitor CPP
1. Tekanan darah dan tekanan 4. Muntah menurun Rasional untuk mencerminkan
nadi meningat 5. Tekanan darah membaik jumlah darah kembali ke
2. Tingkat kesadaran menurun 6. Tekanan nadi membaik jantung
3. Reflex neurologis terganggu 7. Reflekx neurologis membaik 3. Monitor status pernapasan
Tanda Minor 4. Monitor intake dan output
Subjektif: cairan
(tidak tersedia) Terapeutik:
Objektif: 1. Berikan posisi semi fowler 30
1. Gelisah dejarat.
2. Muntah Rasional untuk mengurangi
3. Tampak lesu/lemah aliran balik, mingkatkan perfusi
serebral
2. Cegah terjadinya kejang
Rasional untuk mencegah
terjadinya kejang.
3. Hindari maneuver valsava
Rasional turbulen aliran darah
ke otak
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian seadsi
dan anti konvulsan
2. Kolaborasi pemberian diuretic
osmosis
Rasional mannitol berfungsi
untuk mengurangi tekanan
intrakranial

Narasi Stroke Hemoregik


Stroke Hemorejik di sebabkan oleh hipertensi emergensi dan anoerisme, hipertensi
emergensi timbul dari aktifitas yang berlebihan, sehingga tekanan darah meningkat dengan
cepat secara tiba-tiba (<200-230 mmHg), kemudian tekanan intrakranial meningkat sehingga
mengalami hernia medula oblongata. setelah terjadi hernia medula oblongata kemudian akan
terjadi hipertensi emergensi. pada penyebab ke dua yaitu anorisme berawal dari hipertensi,
kemudian di hipertensi ini mengakibatkan peningkatan aliran darah, ketika sudah meningkat
akan terjadi penekanan di dinding pembuluh darah sehingga dinding pembuluh darah menjadi
rusak sampai mengakibatkan peningkatan volume darah di otak ketika sudah terjadi
peningkatan volume darah maka arteri menerima darah dalam jumlah besar sehingga terjadi
pelebaran anorisme akibatnya intra kranial tertekan sampai anorisme pecah dan mengalami
pendarahan dalam otak di ruang subarahoid.

Ketika pasien sudah mengalami hipertensi emergensi dan anorisme maka terjadilah
stroke hemoregik. Pada stroke hemoregik terjadi dan perdarahan intra serebral dan perdarahn
subaranoid. pada perdarahan intraserebral terjadi perdarahan di dalam jaringan otak, sehingga
timbul gejala (kelemahan, sakit kepala, muntah, dan penurunan kesadaran). kemudian pada
perdarahan subarahoid terjadi pembuluh darah pecah dan rusak sehingga pasien akan
mengalami gejala seperti (gelisha leher terasa kaku, mual dan muntah, penurunan kesadaran )
dari perjalanan penyakit di ata sehingga timbul diagnosa keperawatan yaitu penurunan
kapasitas adaptif intrakranial.

STROKE ISKEMIK
Faktor yang dapat diubah
Faktor yang tidak dapat
yakni: hipertensi, obesitas,
dimodifikasi yakni: umur, usia,
riwayat penyakit.
genetik.
Untuk
mengontrol
Untuk mengontrol
pada sisi kiri
pergerakkan pada
namun untuk
sisi kanan tubuh dan
Hemisfer kiri Hemisfer kanan orientasi
mempertahankan
khusus (jarak,
fungsi berbicara dan
kedalaman,
bahasa.
posisi, dan
benda).

Lobus frontal Lobus temporal Lobus parietal Lobus oksipital

Pengendalian Pendengaran, Rangsangan, Pusat


gerak otak dan penciuman, gerakkan penglihatan
berfikir pengecap, dan tubuh, dan
kemampuan sensasi nyeri
Kelemahan
berbahasa
nervus II
Kelemahan nervus
III, IV, dan VI Kelemahan nervus
Kelemahan nervus V, VIII, IX, dan X Penurunan
I, VII, dan VIII
daya
Gangguan penglihatan
Gangguan Gangguan
komunikasi Dispagia
mobilitas perfusi
verbal
INTERVENSI KEPERAWATAN fisik serebral

Resiko aspirasi
STANDAR DIAGNOSA STANDAR LUARAN STANDAR INTERVENSI
KEPERAWATAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN
INDONESIA INDONESIA INDONESIA
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
Resiko perfusi serebral tidak Setelah dilakukan intervensi Manajemen peningkatan tekana
efektif keperawatan selama 3 jam maka intracranial
perfusi serebral meningkar Observasi:
Faktor resiko: dengan kriteria hasil: 5. Monitor MAP
1. Aneurisme serebri 1. Tingkat kesadaran Rasional untuk
2. Hipertensi meningkat menunjukkan
3. Neoplasma otak 2. Tekanan intra kranial berkurangnya oksigen
Kondisi terkait: menurun 6. Monitor CPP
1. Stroke 3. Sakit kepala menurun Rasional untuk
2. Hidrosefalus 4. Gelisah menurun mencerminkan jumlah
3. Infeksi otak 5. Nilai rata-rata tekanan darah darah kembali ke jantung
membaik 7. Monitor status pernapasan
6. Kesadaran membaik 8. Monitor intake dan output
cairan
Terapeutik:
4. Berikan posisi semi fowler
30 dejarat.
Rasional untuk mengurangi
aliran balik, mingkatkan
perfusi serebral
5. Cegah terjadinya kejang
Rasional untuk mencegah
terjadinya kejang.
6. Hindari maneuver valsava
Rasional turbulen aliran
darah ke otak
Kolaborasi:
3. Kolaborasi pemberian
seadsi dan anti konvulsan
4. Kolaborasi pemberian
diuretic osmosis
Rasional mannitol
berfungsi untuk
mengurangi tekanan
intrakranial
Resiko aspirasi Setelah dilakukan intervensi Pencegahan aspirasi
keperawatan selama 2 jam maka Observasi:
Faktor resiko: tingakat aspirasi menurun 1. monitor tingkat kesadaran
1. Penurunan tingkat dengan kriteria hasil: 2. monitor status pernapasan
kesadaran 1. tingkat kesadaran terapeutik:
2. Penurunan reflex muntah meningkat 1. posisikan semi fowler (30-
dan batuk 2. kemampuan menelan 45 derajat) pada pasien tidak
3. Gangguan menelan meningkat sadar
4. Disfagia 3. kelemahan otot menurun 2. pertahankan kepatenan jalan
napas
3. berikan obat oral dalam
bentuk cair
kolaborasi:
1. anjurkan makan secara
perlahan
2. anjurkan strategi mencegah
aspirasi

Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan intervensi Dukungan ambulasi


Tanda mayor keperawatan 2 jam maka Observasi:
Subjekti: mobilitas fisik meningkat 1. Identifikasi adanya nyeri
1. Mengeluh sulit dengan kriteria hasil: atau keluhan fisik lainnya
menggerakkan ektremitas 1. Pergerakan ektremitas 2. Identifikasi toleransi fisik
objektif: meningkat melakukan ambulasi
1. Kekuatan otot menurun 2. Kekuatan otot meningkat Terapeutik:
2. Rentang gerak menurun 3. Rentang gerak meningkat 1. Fasilitas aktivitas ambulasi
Tanda minor 4. Nyeri menurun dengan alat bantu
Subjektif: 5. Kaku sendi menurun 2. Libatkan keluarga untuk
1. Nyeri saat bergerak 6. Kelemahan fisik menurun membantu pasien dalam
2. Enggan melakukan melakukan ambulasi
pergerakkan Edukasi:
3. Merasa cemas saat brgerak 1. Jelaskan tujan dan prosedur
Objektif: ambulasi
1. Sendi kaku 2. Anjurkan melakukan
2. Gerakan terbatas ambulasi dini
3. Fisik lemah
Gangguan komunikasi verbal Setelah dilakukan intervensi Promosi komunikasi: defisit
Tanda mayor keperawatan selama 3 jam maka bicara
Subjektif: komunikas verbal meningkat Observasi:
(tidak tersedia) dengan kriteria hasil: 1. Monitor kecepatan,
Objektif: 1. Kemampuan berbiacara tekanan, kuntitas, volume
1. Tidak mampu berbicara meningkat dan diksi bicara
atau mendengar 2. Kemampuan mendengar 2. Identifikasi perilaku
2. Menunjukkan respon tidak meningkat emosional dan fisik sebagai
sesuai 3. Respon perilaku membaik bentuk komunikasi
Tanda minor 4. Pemahaman komunikasi
Subjektif: membaik Terapeutik:
(tidak tersedia) 1. Gunakan metode
Objektif: komunikasi alternative
1. Tidak ada kontak mata 2. Sesuaikan gaya dengan
2. Sulit memahami kebutuhan
komunikasi Edukasi:
3. Sulit mempertahankan 1. Anjurkan berbicara
komunikasi perlahan
4. Sulit menggunakan ekspresi 2. Anjurkan pasien dan
wajah atau tubuh keluarga proses kognitif,
anatomis, dan fisiologis
yang berhubungan dengan
kemampuan berbicara
Kolaborasi:
1. Rujuk ke ahli patologi
bicara atau terapis

Resiko cedera Setalah dilakukan intervensi Pencegahan cedera


Faktor resiko keperawatan selama 3 jam maka Observasi:
Ekternal: tingkat cedera menurun dengan 1. Identifikasi area
1. Terpapar pathogen kriteria hasil: lingkungan yang
2. Terpapar zatt kimia toksik 1. Toleransi aktivitas berpotensi menyebabkan
3. Terpa[ar agen nosokimial meningkat cedera
Internal: 2. Kejadian cedera menurun 2. Identifikasi obat yang
1. Ketiidaknormalan profil 3. Ketegangan otot menurun berpotensi menyebabkan
darah 4. Pola istrahat tidur membaik cedera
2. Hipoksia jaringan Terapeutik:
3. Perubahan sensasi 1. Sediakan pencahayan yang
4. Kegagalan mekanisme memadai
pertahanan tubuh 2. Sediakan alas kaki antislip
3. Diskusikan mengenal
latihan dan terapi fisik
yang di perlukan
Edukasi:
1. Jelaskan alas an intervensi
pencegahan dan
pengawasan pasien sesuai
kebutuhan
2. Anjurkan berganti posisi
secara perlahan dan duduk
selama beberapa menit
sebelum berdiri

Narasi stroke Iskemik


Penyebab stroke non hemorejik/stroke iskemik terdiri atas dua faktor yaitu faktor
yang tidak dapat di modifikai (jenis kelamin, umur, genetik) sedangkan yang dapat di
modifikasi yakni (hipertensi, obesitas, stres dan penyakit jantung) dan kedua faktor terebut
terbentuklah trombus dan emboli di pembuluh darah ketika terdapat trombus dan emboli
maka terjadi penyembatan pembuluh darah ke otak sehingga menurunnya suplai oksigen ke
otak, yang mengakibatkan hipoksia (kurangnya kadar oksigen di jaringan-jaringan tubuh)
kemudian mengakibatkan strok iskemik.

Selanjutnya strok iskemik di bagi atas hemisfer kiri dan hemisfer kanan, di hemisfer
kiri berfungsi untuk mengontrol pergerakkan pada sisi kanan tubuh dan mempertahankan
fungsi berbicara dan bahasa. kemudian di hemisfer kanan berfungsi untuk mengontrol
gerakan pada sisi kiri namun untuk orientasi khusus misalnya (jarak, kedalaman, posisi,
benda). di kedua hemisfer tersebut terdapat empat lobus yaitu (lobus prontal yang berfungsi
untuk pengendalian gerak otot dan berfikir), (lobus temporal yang berfungsi sebagai pengatur
perdengaran, penciuman, pengecap, dan kemampuan berbahasa), (lobus parietal berfungsi
untuk rangsangan, gerakan tubuh, dan sensasinya), (lobus oksipital berfungsi sebagai pusat
penglihatan). di keempat lobus itu ada arteri yang memperdarahi lobus tersebut (yakni arteri
karotis memperdarahi lobus parietal, temporal dan parietal sedangkan arteri vetebralis
memperdarahi lobus oksipital). kemudian di lobus prontal terjadi kelemahan nervus III, IV,
dan VI yang menyebabkan majalah keperawatan gangguan komunikasi verbal. selanjutnya
lobus temporal mengalami di nervus I, VII, dan VIII yang mengakibatkan masalah
keperawatan resiko aspirasi, berikutnya lobus parietal mengalami kelemahan nervus V, VIII,
IX, dan X yang mengakibatkan masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik dan gangguan
perfusi serebral dan yang terakhir lobus oksipital mengalami kelemahan di nervus II yang
mengakibatkan masalah resiko cedera.

Anda mungkin juga menyukai