Anda di halaman 1dari 25

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

PERILAKU KEKERASAN ”
(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa)

OLEH :
KELOMPOK III

NAMA NIM
181112001
1. ADRIANUS TOPU
181112015
2. MARIA TRIFONIA M. HUAR NONING
181112008
3. FEBRIANI ADELHEID BOEKY
181112023
4. ROSINA BETE

PROGRAM STUDI NERS


UNIVERSITAS CITRA BANGSA
KUPANG
2019
DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR ISI ……………………………………………. 2


BAB 1. PENDAHULUAN……………………………………………. 3
1.1 Latar Belakang………………………………………….. 3
1.2 Tujuan…………………………………………………..... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Pengertian………………………………………………… 4
2.2 Rentang Respon Ekpresi Marah…………………….. 5

2.3 Faktor Predisposisi……………………………………... 7

2.4 Stresor Presip……………………………………………. 7


2.5 Etiologi…………………………………………………….. 7
2.6 Tanda dan Gejala……………………………………….. 7
2.7 Akibat………………………………………………………. 7
2.8 Masalah Keperawatan ………………………………… 8

2.9 Perilaku kekerasan …………………………………….. 8

2.10 Diagnosa Keperawatan ………………………………… 9

2.11 Fokus Intervensi 10

DAFTAR PUSTAKA………………………………… 23
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gangguan jiwa pada mulanya dianggap suatu yang gaib,
sehingga penanganannya secara supranatural spiristik yaitu hal-hal
yang berhubungan dengan kekuatan gaib. Gangguan jiwa merupakan
suatu gangguan yang terjadi pada unsur jiwa yang manifestasinya pada
kesadaran, emosi, persepsi, dan intelegensi. Salah satu gangguan jiwa
tersebut adalah gangguan perilaku kekerasan.
Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai suatu
respon terhadap kecemasan yang dirasakansebagai ancaman individu.
Pengungkapan kemarahan dengan langsung dan konstruksif pada saat
terjadi dapat melegakan individu dan membantu orang lain untuk
mengerti perasaan yang sebenarnya sehingga individu tidak mengalami
kecemasan, stress, dan merasa bersalah dan bahkan merusak diri
sendiri, orang lain dan lingkungan. Dalam hal ini, peran serta keluarga
sangat penting, namun perawatan merupakan ujung tombak dalam
pelayanan kesehatan jiwa.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah sebagai berikut:

1.2.1 Tujuan umum


Mahasiswa keperawatan mampu memahami dengan baik dan
menerapkan di lapangan mengenai asuhan keperawatan klien
dengan gangguan kepribadian
1.2.2 Tujuan khusus:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai konsep dasar
mengenai resiko perilaku Kekerasan
2. mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada
klien dengan resiko perilaku Kekerasan yang mengacu
pada teori Stuart

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

PERILAKU KEKERASAN

2.1 Pengertian

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana


seseoranmelakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik
terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Marah merupakan
perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan /
kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman (Stuart,
Sundeen 2002). Perilaku kekerasan adalah suatu kondisi maladaptif
seseorang dalam berespon terhadap marah. (Keliat, 2002). Tindakan
kekerasan merupakan suatu agresi fisik dari seorang terhadap lainnya
(Stuart dan Sundeen, 1995); (Townsend, 1998); (Carpenito, 2000); (Kaplan
dan Sadock, 1998).
Dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa perilaku kekerasan atau tindak kekerasan merupakan ungkapan
perasaan marah dan bermusuhan yang mengakibatkan hilangnya kontrol
diri dimana individu bisa berperilaku menyerang atau melakukan suatu
tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan
lingkungan.

4
2.2 Rentang Respon Ekpresi Marah

Ancaman

Stres

Cemas

Marah

Merasa kuat Mengungkapkan Merasa tidak


Secara verbal adekuat

Menentang Menjaga keutuhan Melarikan diri


Orang lain

Masalah tidak Mengingkari


Selesai Lega marah

Marah Ketegangan Marah tidak


Berkepanjangan menurun terungkap

Rasa marah
Teratasi

Muncul rasa
Bermusuhan

Rasa bermusuhan
menahun

Marah pada Marah pada orang lain /


Diri sendiri lingkungan

Depresi psikosomatik Agresif mengamuk

WARNA KUNING TIDAK USAH DIPAKAI

5
Gambar 2.1 Proses Terjadinya Marah

(Sumber : Beck, Rawlins, Williams, 1986 : 447)

Respon Adaptif Respon


maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan


Gambar 2.1 : Rentang Respon Ekpresi
marah
Menurut Stuart and Sundeen (1987)

Keterangan :

1. Asertif

Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang


lain.

2. Frustasi

Respon yang terjadi akibat individu gagal mencapai


tujuan, keputusan / rasa aman dan individu tidak
menemukan alternatif lain.
3. Pasif

Kegagalan mencapai tujuan karena tidak realitas atau


terhambat.

4. Agresif

Memperlihatkan permusuhan, keras, dan menuntut,


mendekati orang lain dengan ancaman, memberi kata –
kata ancaman tanpa niat melukai orang
lain.

5. Kekerasan

Dapat disebut juga dengan amuk yaitu perasaan marah


dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol
diri individu dapat merusak diri sendiri, orang lain dan
lingkungan. Contohnya membanting barang-barang
menyakiti diri sendiri (perilaku Kekerasan).

6
2.3 Faktor Predisposisi

Faktor Predisposisi menurut (Stuart, Sundeen, 1995), berbagai


pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor
predisposisi, artinya mungkin terjadi atau mungkin tidak terjadi
perilaku kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu:
1. Psikologi, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi
yang kemudian dapat menyebabkan agresif atau amuk, masa
kanak – kanak yang tidak menyenangkan yaitu perasaan
ditolak, dihina, dianiaya atau sanksi penganiayaan dapat
menyebabkan gangguan jiwa pada usia dewasa atau remaja.
2. Biologis, yaitu: tidak berfungsinya Endokrin dan Hipersekresi.

3. Perilaku, Reinforcement yang diterima saat melakukan


kekerasan, sering mengobservasi kekerasan dirumah atau
diluar rumah, semua aspek ini menstimulasi individu
mengadopsi perilakuk kekerasan.
4. Sosial Budaya, Budaya tertutup dan membalas secara diam
(pasif agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap
perilaku kekerasan akan menciptakan seolah – olah perilaku
kekerasan diterima (permissive)

2.4 Stresor Presipitasi

Menurut (Stuart, Sundeen, 1995), faktor presipitasi dapat


bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang lain.
Kondisi klien seperti kelemahan pada fisik (penyakit fisik),
keputusasaan, percaya diri yang kurang dapat menjadi penyabab
perilaku kekerasan. Demikian pula dengan situasi lingkungan yang
ribut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, kehilangan
orang yang dicintai, atau pekerjaan dan kekerasan berupa faktor yang
lain. Interaksi sosial yang provokatif dan konflik dapat memicu perilaku
kekerasan (Stuart, Sundeen 1995).

2.5 Etiologi

Penyebab terjadinya marah menurut Stuart & Sundeen (1995) :


yaitu harga diri rendah merupakan keadaan perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai
keinginan, gangguan ini dapat situasional maupun kronik. Bila kondisi ini
berlangsung terus tanpa kontrol, maka akan dapat menimbulkan perilaku
kekerasan.

2.6 Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala perilaku kekerasan menurut Stuart & Sundeen


(1995).

7
1. Tanda yang menyertai marah

Muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi,


berdebat, kadang memaksakan kehendak.
2. Gejala yang muncul

Stress, mengungkapkan secara verbal, menentang, menuntut.

2.7 Akibat

Resiko mencederai diri,orang lain atau lingkungan adalah


keadaan dimana seseorang individu mengalami perilaku yang dapat
membahayakan secara fisik baik pada diri sendiri maupun oleh orang
lain, kondisi ini biasanya akibat dari mekanisme koping maladapatif
dari marah yang menimbulkan perilaku kekerasan.

2.8 Masalah Keperawatan

1. Resiko mencederai orang lain dan lingkungan

Data-data yang mendukung menurut Townsend (1998) dan Keliat


(1998) :

S : Klien mengatakan sering mengamuk, klien


mengatakan tidak puas bila tidak memecahkan
barang, mengungkapkan mengancam orang
lain.

O : Ekspresi wajah klien tegang, muka merah, tangan


meremas- remas, sikap yang kaku, klien tampak
agresif, berjalan berbolak – balik, bertindak
melampaui batas.
2. Perilaku kekerasan

S : Klien mengtakan jengkel dengan orang lain,


mengungkapkan rasa permusuhan yang
mengancam, klien merasa tidak nyaman, klien
merasa tidak berdaya, ingin berkelahi, dendam.
O : Tangan dikepal, tubuh kaku, ketegangan otot seperti
rahang terkatup, nada suara tinggi, waspada,
pandangan tajam, reflek cepat, aktivitas motor
meningkat, mondar-mandir, merusak secara
langsung benda-benda yang berda dalam
lingkungan, menolak, muka merah, nafas pendek.

8
3. Harga diri rendah

Menurut Stuart dan Sundeen (1998).


S : Mengkritik diri sendiri dan orang lain, perasaan
tidak mampu, klien merasah bersalah, klien merasa
malu.
O : Gangguan dalam berhubungan, menarik diri dari
realitas, khawatir, menarik diri secara sosial,
mengurung diri, mudah tersinggung atau marah,
pesimis terhadap kehidupan, sikap negatif
terhadap diri
sendiri.

2.9 Pohon Masalah

CARI LAGI POHON MASALAH YANG ADA “ HALUSINASI “

POHON MASALAH DIPERBAIKI

Resiko mencederai diri, orang lain, dan lingkungan

Perilaku Kekerasan

Harga diri rendah

2.10 Diagnosa Keperawatan

1. Resiko mencederai diri, orang lain,


lingkungan.

2. Perilaku kekerasan. 3. Harga Diri Rendah.

Diagnosa keperawatannya : Perilaku Kekerasan

Hanya 1 diagnosa saja

Intervensi ganti semua

Pakai yang ini : (ketik ulang di dalam tabel ini)

9
Ada SP untuk pasien dan SP keluarga

10
2.11 Fokus Intervensi

Menurut Keliat (2002) dan SOP rencana keperawatan jiwa.


Tgl No. Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan Intervensi
DX Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
11/11/2019 1 Perilaku Klien dapat
kekerasan mengontrol
perilaku kekerasan
Setelah dilakukan 1. Bina hubungan
1. Klien dapat membina tindakan keperawatan saling percaya
hubungan selama 2 x 24 jam klien a) Beri salam
saling percaya menunjukkan : setiap
1. Tanda – tanda percaya berinteraksi
kepada perawat : b) Perkenalkan
a) Wajah cerah, nama, nama
tersenyum panggilan
b) Mau berkenalan perawat dan
c) Ada kontak mata tujuan perawat
d) Bersedia berinteraksi
menceritakan c) Tanyakan dan
perasaan panggil
nama kesukaan
klien
d) Tunjukkan sikap
empati, jujur dan
menepati janji
setiap kali
berinteraksi
e) Tanyakan

11
perasaan klien
dan masalah
yang
dihadapi klien

2. Klien dapat 2. Setelah dilakukan 2. Bantu klien


mengidentifikasi tindakan keperawatan mengungkapkan
penyebab perilaku selama 2 x 24 jam klien perasaan marahnya
kekerasan yang menunjukkan : :
dilakukannya Menceritakan penyebab a) Motivasi klien
perasaan untuk
jengkel / kesal baik dari menceritakan
diri sendiri penyebab rasa
maupun lingkungnnya kesal atau
jengkelnya
b) Dengarkan
tanpa menyela
atau memberi
penilaian setiap
ungkapan
perasaan pasien

3. Klien dapat 3. Setelah dilakukan 3. Bantu klien


mengidentifikasi tanda- tindakan keperawatan mengungkapkan
tanda perilaku selama 2 x 24 jam klien tanda-tanda perilaku
kekerasan menceritakan tanda- kekerasan yang
tanda saat terjadi dialaminya :
perilaku kekerasan : a) Motivasi klien

12
a) Tanda fisik : mata menceritakan
merah, tangan kondisi fisik
mengepal, ekspresi (tanda-tanda fisik)
tegang, dan lain-lain saat perilaku
b) Tanda emosional : kekerasan terjadi
perasaan marah, b) Motivasi klien
jengkel, bicara kasar menceritakan
c) Tanda sosial : kondisi emosinya
bermusuhan yang (tandatanda
dialami saat terjadi emosional) saat
perilaku kekerasan terjadi perilaku
kekerasan
c) Motivasi klien
menceritakan
kondisi hubungan
dengan orang lain
(tanda-tanda
sosial) saat terjadi
perilaku kekerasan
4. Klien dapat 4. Setelah dilakukan 4. Diskusikan dengan
mengidentifikasi jenis tindakan keperawatan klien perilaku
perilaku kekerasan selama 2 x 24 jam klien kekerasan yang
yang pernah menjelaskan : dilakukannya selama
dilakukannya a) Jenis-jenis ekspresi ini :
kemarahan yang a) Motivasi klien
selama ini telah menceritakan
dilakukannya jenis-jenis tindak
b) Perasaannya saat kekerasan yang
melakukan kekerasan selama ini pernah

13
c) Efektivitas cara yang dilakukannya
dipakai dalam b) Motivasi klien
menyelesaikan masalah menceritakan
perasaan klien
setelah tindak
kekerasan tersebut
terjadi
c) Diskusikan apakah
dengan tindak
kekerasan yang
dilakukannya
masalah yang
dialami teratasi

5. Klien dapat 5. Setelah dilakukan 5. Diskusikan dengan klien


mengidentifikasi tindakan keperawatan akibat negatif (kerugian)
akibat perilaku selama 2 x 24 jam klien cara yang dilakukan
kekerasan menjelaskan akibat pada :
tindak kekerasan yang a) Diri sendiri
dilakukannya : b) Orang lain / keluarga
a) Diri sendiri : luka, dijauhi c) Lingkungan
teman,
dll
b) Orang lain / keluarga :
luka, tersinggungu,
ketakutan, dll

14
c) Lingkungan : barang atau
benda
rusak, dll
6. Klien dapat 6. Setelah dilakukan 6. kusikan dengan klien :
mengidentifikasi cara tindakan keperawatan Dis Apakah klien mau
konstruktif dalam selama 2 x 24 jam klien : a) mempelajari cara
mengungkapkan Menjelaskan cara-cara baru mengungkapkan
kemarahan sehat mengungkapkan marah yang sehat
marah

b) Jelaskan berbagai
alternatif pilihan
untuk
mengungkapkan
marah selain perilaku
kekerasan yang
diketahui klien
c) untu
Jelaskan cara-
: cara sehat k
1) mengungkapkan
marah

Cara fisik : nafas


dalam, pukul
bantal atau
kasur,
olah raga

15
2) Verbal :
mengungkapkan
bahwa dirinya
sedang kesal
kepada orang
lain
3) Sosial : latihan
asertif dengan
orang lain
4) Spiritual :
sembahyang /
doa, zikir,
meditasi, dan
sesuai keyakinan

agamanya masing-
masing
7. Klien perilaku
dapat 7. Setelah dilakukan 7.1 Diskusikan cara
mendemonstrasikan tindakan keperawatan yang mungkin dipilih
cara mengontrol selama 2 x 24 jam klien dan anjurkan klien
kekerasan dapat memperagakan memilih cara yang
cara mengontrol perilaku mungkin untuk
kekerasan : mengungkapkan

16
a) Fisik : nafas dalam, kemarahan
memukul 7.2 Latih klien
bantal / kasur memperagakan cara
b) Verbal : yang dipilih :
mengungkapkan a) Peragakan cara
perasaan kesal / melaksanakan cara
jengkel pada orang yang dipilih
lain tanpa menyakiti b) Jelaskan
c) Spiritual : zikir / doa, manfaat cara
meditasi sesuai tersebut
agamanya c) Anjurkan klien
menirukan
peragaan yang
sudah
dilakukan
d) Beri penguatan
pada klien, perbaiki
cara yang masih
belum sempurna
7.3 Anjurkan klien
menggunakan cara
yang sudah dilatih
saat
marah / jengkel

17
8. Klien mendapat 8. Setelah dilakukan 8.1 Diskusikan
dukungan keluarga tindakan keperawatan pentingnya peran
untuk mengontrol selama 2x24 jam serta keluarga
perilaku kekerasan keluarga : sebagai pendukung
a) Menjelaskan cara klien untuk
merawat klien dengan mengatasi perilaku
perilaku kekerasan kekerasan
b) Mengungkapkan rasa 8.2 Diskusikan potensi
puas dalam merawat keluarga untuk
klien membantu klien
mengatasi perilaku
kekerasan
8.3 Jelaskan pengertian,
penyebab, akibat dan
cara merawat klien
perilaku kekerasan
yang dapat
dilaksanakan oleh
keluarga
8.4 Peragakan cara
merawat klien
(menangani perilaku
kekerasan)
8.5 Beri kesempatan
keluarga untuk
memperagakan ulang

18
8.6 Beri pujian kepada
keluarga setelah
peragaan
8.7 Tanyakan perasaan
keluarga setelah
mencoba cara yang
dilatihkan
9. Klien menggunakan 9.1 Setelah 2x24 jam klien 9.1 Jelaskan manfaat
obat sesuai program dapat menjelaskan : menggunakan obat
yang ditetapkan a) Manfaat minum obat secara teratur dan
b) Kerugian tidak minum kerugian tidak
obat menggunakan obat
c) Nama obat 9.2 Jelaskan kepada
d) Bentuk dan warna klien :
obat a) Jenis obat (nama,
e) Dosis yang dberikan warna dan bentuk
epadanya obat)
f) Waktu pemakaian b) Dosis yang tepat
g) Cara pemakaian untuk
h) Efek yang dirasakan klien
9.2 Setelah dilakukan c) Waktu pemakaian
tindakan keperawatan d) Cara pemakaian
selama 2x24 jam klien e) Efek yang
menggunakan obat dirasakan klien
sesuai program 9.3 Anjurkan klien
:
a) Minta dan
menggunakan
obat tepat waktu

19
b) Lapor ke perawat
/ dokter jika
mengalami efek
yang tidak biasa
c) Beri pujian
terhadap
kedisiplinan
klien
menggunakan
obat

2 Gangguan Klien memiliki konsep diri 1. Setelah dilakukan 1. Bina hubungan saling
konsep diri : yang positif tindakan keperawatan percaya dengan
Harga diri rendah selama 2x24 jam, klien menggunakan prinsip
1. Klien dapat membina menunjukkan : Klien komunikasi terapeutik
hubungan saling menunjukkan ekspresi a) Sapa klien dengan
percaya wajah bersahabat, ramah baik verbal
menunjukkan rasa senang, maupun non verbal
ada kontak mata, mau b) Perkenalkan diri
berjabat tangan, mau dengan sopan
menyebutkan nama, mau c) Tanyakan nama
menjawab salam, klien lengkap dan nama

20
mau duduk berdampingan panggilan kesukaan
dengan perawat, mau yang disukai klien
mengutarakan masalah d) Jelaskan tujuan
yang dihadapi pertemuan
e) Jujur dan menepati
janji

2. Klien dapat 2. Setelah dilakukan 2.1 Diskusikan dengan


mengindentifikasi tindakan keperawatan klien tentang
aspek positif dan selama 2x24 jam klien :
kemampuan yang dapat menyebutkan : a) Aspek positif yang
dimiliki a) Aspek positif dan dimiliki klien, keluarga,
kemampuan lingkungan
yang dimiliki klien b) Kemampuan yang
b) Aspek positif keluarga dimiliki
c) Aspek positif lingkungan klien
klien 2.2 Bersama klien buat
daftar tentang :
a) Aspek positif yang
dimiliki klien, keluarga,
lingkungan
b) Kemampuan yang
dimiliki
klien
2.3 Beri pujian yang

21
realistis, hindarkan
memberi penilaian
negatif

3. Klien dapat
menilai 3. Setelah dilakukan 3.1 Diskusikan dengan
kemampuan yang tindakan keperawatan klien kemampuan yang
dimiliki untuk selama 2x24 jam klien dapat dilaksanakan
dilaksanakan menyebutkan kemampuan 3.2 Diskusikan
yang dapat dilaksanakan kemampuan yang
dapat dilanjutkan
pelaksanaannya
4. Klien dapat 4. Setelah dilakukan 4.1 Rencanakan bersama
merencanakan kegiatan tindakan keperawatan klien aktivitas yang
sesuai dengan selama 2x24 jam klien dapat dilakukan
kemampuan yang dapat membuat rencana setiap hari sesuai
dimiliki kegiatan harian kemampuan klien
a) Kegiatan mandiri
b) Kegiatan dengan
bantuan
4.2 Tingkatkan kegiatan
sesuai kondisi klien
4.3 Beri contoh cara
pelaksanaan kegiatan
yang dapat klien
lakukan

22
5. Klien dapat melakukan 5. Setelah dilakukan 5.1 Anjurkan klien untuk
kegiatan sesuai rencana tindakan keperawatan melaksanakan
yang dibuat selama 2x24 jam klien kegiatan yang
5.2
dapat melakukan kegiatan sudah
sesuai jadwal yang dibuat direncanakan
Pantau kegiatan
yang dilaksanakan
klien
5.3 Beri pujiasn atas
usaha yang dilakukan
klien
5.4 Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan kegiatan
setelah pulang
6. Klien dapat 6. Setelah dilakukan 6.1 Beri pendidikan
memanfaatkan sistem tindakan keperawatan kesehatan pada
pendukung yang ada selama 2x24 jam klien keluarga tentang cara
memanfaatkan sistem 6.2 merawat klien dengan
pendukung yang ada di harga diri rendah
keluarga Bantu keluarga
memberikan
dukungan selama
klien dirawat
6.3 Bantu keluarga
menyiapkan
lingkungan di rumah

23
DAFTAR PUSTAKA

Captain. 2008. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Carpenito Moyet, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis


Keperawatan. Alih bahasa oleh Yasmin Asih. Jakarta: EGC.

Fitria, Nita. 2012. Prinsip Dasar Aplikasi Penulisan Laporan


Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tidakan Keperawatan
(LP dan SP) revisi 2012. Jakarta: Salemba Medika.

Keliat, B.A. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2.


Jakarta: EGC.

Keliat, Budi Anna. 2009.Model Praktik Keperawatan Profesional


Jiwa. Jakarta: EGC.

NANDA. (2012). Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2012-


2014. Philadelphia: NANDA International.
Stuart, Gail Wiscarz dan Sandra J. Sundeen.1998. Buku Saku
Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Stuart, G.W. & Sundeen, S.J. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa.
Jakarta: EGC.

Videbeck, Sheila L. 2008.Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:


EGC.

Wilkinson, J.M., & Ahern N.R..2012. Buku Saku Diagnosis


KeperawatanDiagnosa NANDA Intervensi NIC Kriteria Hasil
NOC Edisi kesembilan. Jakarta: EGC

Yosep, I. 2010.Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai