Anda di halaman 1dari 13

BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Tumbuhan famili Meliaceae mengandung minyak atsiri, arylpropanoid, acetogenin,
kumarin, flavonoid, tanin, protoalkaloid, bittertetranotriterpenoid, diterpenoid,
triterpenoid dan saponin. Senyawa tersebut berfungsi sebagai insektisida, antifeeding,
insect- repellent, antiinflamatory, antioksidan, sitotoksik dan antitumor.
Salah satu spesies dari famili meliaceae adalah Toona sinensis atau dikenal dengan
nama surian. Secara empiris hampir semua bagian pohon termasuk biji, kulit batang,
kulit akar, tangkai, dan daun digunakan sebagai obat tradisional maupun biopestisida di
berbagai negara.
Kandungan dari kayu surian berupa senyawa fenolik, flavonoid, steroid,
triterpenoid, dan kumarin serta potensinya sebagai antikanker masih belum diketahui
oleh masyrakat banyak. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam penelitian ini
akan dilakukan isolasi senyawa yang terkandung di dalam ekstrak kayu surian serta
pengujian bioaktifitas ekstrak kayu surian sebagai antioksidan.
Kromatotron memiliki prinsip sama seperti kromatografi klasik dengan aliran fase
gerak yang dipercepat oleh gaya sentrifugal.Kromatografi jenis ini menggunakan rotor
yang dimiringkan dan terdapatdalam ruang tertutup oleh plat kaca kuarsa, sedangkan
lapisanpenyerapnya berupa plat kaca yang dilapisi oleh silika gel. Plat tersebut dipasang
pada motor listrik dan diputar dengan kecepatan 800rpm.Pelarut pengelusi dimasukkan
ke bagian tengah pelarut melalui pompatorak sehingga dapat mengalir dan merambat
melalui lapis tipis karenagaya sentrifugal. Untuk mengetahui jalannya proses elusi
dimonitor dengan lampu UV (Hostettmann, 1995)

1.2 Perumusan masalah


1. Bagaimanakah prinsip kerja alat Kromatotron?

1
2. Bagaimanakah proses isolasi Triterpenoid dari ekstrak kayu Surian (Toona sinensis)
3. Bagaimanakah karakteristik senyawa Triterpenoid dari ekstrak kayu Surian (Toona
sinensis)
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Prinsip kerja dari alat kromatotron
2. Mengetahui proses isolasi Triterpenoid dari ekstrak kayu Surian (Toona sinensis)
3. Mengetahui karakteristik senyawa Triterpenoid dari ekstrak kayu Surian (Toona
sinensis)

2
BAB II
Tinjuan Pustaka

2.1 Definisi Kromatotron


1. Uraian Kromatotron
Sentrifugal kromatografi lapis tipis adalah teknik kromatografi preparatif
yang menggunakan gaya sentrifugal untuk pemisahansistem multi-komponen.
sebuah instrumen yang biasadigunakan dalam teknik ini diberi nama sebagai
kromatotron(Asian journal of Pharmacy and life Science, 2011).Ciri khas
penyiapan kromatotron adalah sentrifugaldipercepat, radial, kromatografi lapis
tipis. Sampel yang akan dipisahkan digunakan, sebagai larutan, dekat dari pusat
diskyang berputar dilapisi dengan lapisan tipis dari sorben. Elusi dengan bentuk
pelarut band dari komponen terpisah yang berputar melingkar keluar dari tepi
rotor bersama sama denganpelarut. Sebuah sistem pengumpulan baru
membawa eluat untuk satu output tabung (Asian journal of Pharmacy and-life
Science,2011).
2. Prinsip kerja alat
Kromatotron memiliki prinsip sama seperti kromatografi klasik dengan
aliran fase gerak yang dipercepat oleh gaya sentrifugal.Kromatografi jenis ini
menggunakan rotor yang dimiringkan dan terdapat dalam ruang tertutup oleh
plat kaca kuarsa, sedangkan lapisan penyerapnya berupa plat kaca yang dilapisi
oleh silika gel. Plat tersebutdipasang pada motor listrik dan diputar dengan
kecepatan 800rpm.Pelarut pengelusi dimasukkan ke bagian tengah pelarut
melalui pompatorak sehingga dapat mengalir dan merambat melalui lapis tipis
karenagaya sentrifugal. Untuk mengetahui jalannya proses elusi dimonitor
dengan lampu UV (Hostettmann, 1995).

3
Gas nitrogen dialirkan kedalam ruang plat untuk mencegahpengembunan
pealrut pengelusi dan mencegah oksidasi sampel.Pemasukan sampel itu diikuti
dengan pengelusian menghasilkan pita'komponen berupa lingkaran sepusat.
Pada tepi plat, pita' akan terputr keluar dengan gaya sentrifugal dan ditampung
dalam botol fraksi, cek dengan KLT (Hostettmann, 1995).
2.2 Definisi triterpenoid
Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam
satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C-30 asiklik,
yaitu skualena, senyawa ini tidak berwarna, berbentuk kristal, bertitik leleh tinggi
dan bersifat optis aktif, senyawa triterpenoid dapat dibagi menjadi empat
golongan,yaitu: triterpen sebenarnya, saponin, steroid, dan glikosida jantung.
(Harborne,1987).

4
BAB III
Metode Penilitian

3.1 Alat, Bahan dan Instrumen


A. Alat dan istrumen yang digunakan :
1. Seperangkat alat distilasi
2. Rotary evaporator (Heidoplh Laborota 4000)
3. Melting Point (Stuart SMP10)
4. Spektrofotometer ultraviolet visible (Shimadzu PharmaSpec UV-1700)
5. Spektrofotometer inframerah (Thermo Scientific Nicolet iS10)
6. Kolom kromatografi
7. Kromatotron, lampu UV ( dan 365 nm)
8. Peralatan gelas yang umum digunakan dalam laboratorium.

B. Bahan yang digunakan


1. Heksana (C6H14)
2. Etil asetat (C4H8O2)
3. Metanol (CH3OH)
4. Silika gel 60 (0,063 – 0,200 mm)
5. Plat KLT (silica gel 60 F 254)
6. Pereaksi Meyer
7. Pereaksi Lieberman-Burchard
8. Pereaksi Sianidin,
9. FeCl3 5%,
10. DPPH (C18H12N5O6).
3.2 Prosedur Penilitian
A. Persiapan Sampel

5
Sampel kayu surian sebanyak 2000 gram diambil di daerah
Jorong Kampung Dalam Kanagarian Limbanang Kabupaten Limapuluh
Kota, Payakumbuh. Sampel dipotong – potong, dikeringanginkan, digrinder
sampai halus, dan ditimbang, kemudian diuji profil fitokimia
B. Ektraksi
1050 gram serbuk halus kayu surian dimaserasi dengan pelarut
heksana selama 3-4 hari secara berulang-ulang. Hasil maserasi kemudian
disaring dan dipekatkan in vacuo dengan rotary evaporator sehingga
diperoleh ekstrak pekat heksana.

Selanjutnya, sampel dimaserasi dengan pelarut etil asetat kemudian


metanol dengan cara yang sama dan diperoleh ekstrak pekat etil asetat dan
ekstrak pekat metanol.
C. Pemurnian
Sebelum diisolasi lebih lanjut, terhadap masing- masing ekstrak
dilakukan uji KLT dan uji kandungan triterpenoid menggunakan reagen
Liebermann-Burchard (LB).
Ekstrak etil asetat digunakan untuk pemurnian selanjutnya
menggunakan kromatografi kolom dan kromatotron dengan sistim SGP
(Step Gradient Polarity).[4]
Ekstrak dicampur dengan silika gel (1:1) hingga homogen kemudian
dimasukkan ke dalam kolom yang telah disiapkan. Selanjutnya dielusi
dengan pelarut berbeda kepolaran dimulai dari pelarut heksana, heksana -
etil asetat, etil asetat, dan etil asetat – methanol.
Dari hasil kromatografi kolom dilakukan uji KLT dan diperoleh
33 fraksi. Fraksi XIV yang positif triterpenoid dikromatotron. Hasil
kromatotron dilakukan uji KLT dan diperoleh 9 subfraksi. Subfraksi E

6
dimurnikan lebih lanjut dengan metode rekristalisasi menggunakan pelarut
etil asetat. Dari hasil pemurnian, diperoleh senyawa hasil isolasi yang
memberikan noda tunggal berwarna merah pada Rf 0,22 setelah diuji
KLT dan diungkap dengan reagen Liebermann-Burchard (LB).
D. Karakterisasi
Senyawa hasil isolasi dikarakterisasi menggunakan spektroskopi
UV dan IR.
E. Metode uji aktivitas antioksidan
2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH) ditimbang sebanyak 3,94
mg, dilarutkan hingga 100 mL dengan metanol. Larutan dipipet
sebanyak 3 mL, dimasukkan ke dalam vial dan ditambahkan 1 mL
metanol. Larutan didiamkan selama 30 menit ditempat gelap, kemudian
diukur serapan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 517 nm dan digunakan sebagai absorban control
Masing-masing ekstrak heksana, ekstrak etil asetat dan ekstrak
metanol ditimbang 10 mg, dilarutkan hingga 10 mL dengan metanol dan
diperoleh konsentrasi 1000 mg/L. Dengan cara yang sama, serapan larutan
diukur dan digunakan sebagai absorban sampel.
Konsentrasi ekstrak etil asetat dan metanol dibuat menjadi 10
mg/L, 20 mg/L, 30 mg/L, 40 mg/L, dan 50 mg/L. Dengan cara yang sama,
serapan larutan diukur. Aktifitas antioksidan ditentukan oleh besarnya
hambatan radikal bebas.

7
BAB IV
Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil uji Fitokimia

No Kandungan Pereaksi Hasil


Kimia
1. Alkaloid Mayer -
2. Flavonoid HCL/Mg +
3. Triterpenoid Lieberman- +
Burchard
4. Fenolik FeCl3 +
5. Steroid Lieberman- +
Burchard
6. Saporin Air/busa -
7. Kumarin NaOH 1% +

Tabel 1. Hasil uji fitokimia kayu surian (Toona sinensis)

4.2 Analisis senyawa hasil isolasi


Senyawa hasil isolasi yang diperoleh berupa kristal jarum berwarna putih
yang memiliki titik leleh 177-178 oC. Dari hasil uji KLT berbagai variasi
kepolaran eluen, senyawa tetap memberikan noda tunggal berwarna merah
setelah diungkap dengan reagen Liebermann- Burchard (LB).

8
No. Eluen Rf

1. heksana : etil asetat (9 : 1) 0,02

2. heksana : etil asetat (8 : 2) 0,07

3. heksana : etil asetat (7 : 3) 0,22

4. heksana : etil asetat (6 : 4) 0,38

5. heksana : etil asetat (5 : 5) 0,58

Tabel 2. Hasil uji KLT senyawa hasil isolasi dengan berbagai variasi
kepolaran eluen

Spektrum UV senyawa hasil isolasi memberikan serapan maksimum pada


panjang gelombang 203,00 nm yang menunjukkan tidak adanya ikatan
rangkap berkonjugasi pada senyawa.

Spektrum IR senyawa hasil isolasi memberikan beberapa serapan yaitu: pada


3448,09 cm-1 adanya regangan OH yang didukung dengan adanya serapan C-
O alkoksi pada 1057,44 cm-1. C-H streching pada 2920,26 cm-1. Regangan C=C
yang terakumulasi pada 1647,77 cm-1, 1559,68 cm-1 dan 1458,07 cm-1.
Serapan khas dari senyawa triterpenoid yaitu puncak geminal dimetil pada
1376,05 cm-1.[5]

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari spektrum UV dan spektrum IR serta


uji spesifik menggunakan reagen Liebermann-Burchard (LB) mendukung
bahwa senyawa hasil isolasi merupakan golongan triterpenoid

9
4.3 Uji aktifitas antioksidan
No. Larutan Inhibisi (%)

1. Ekstrak Metanol 79,59

2. Ekstrak Etil asetat 76,31

3. Ekstrak heksana 12,27

Tabel 3. Persen inhibisi ekstrak metanol, ekstrak etil asetat dan ekstrak heksana
konsentrasi 1000 mg/L

Data diatas menunjukkan bahwa ekstrak heksana tidak memiliki aktifitas


antioksidan yang baik dibanding ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol.
Tabel 4. Persen inhibisi ekstrak etil asetat kayu surian pada beberapa konsentrasi
Konsentrasi
No. Inhibisi (%)

1. 10 3,16

2. 20 25,64

3. 30 48,24

4. 40 62,82

5. 50 74,12

10
Tabel 5. Persen inhibisi ekstrak metanol kayu surian pada beberapa konsentrasi
Konsentrasi
No. Inhibisi (%)
(mg/L)
1. 10 4,74

2. 20 34,02

3. 30 53,58

4. 40 65,25

5. 50 77,89

Berdasarkan persen inhibisi yang diperoleh, nilai IC50 dari ekstrak etil
asetat dan metanol berturut-turut adalah 34,02 mg/L dan 31,64 mg/L. Hal ini
menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol dari kayu
surian aktif sebagai antioksidan

11
BAB V
Penutup

5.1 Kesimpulan
Senyawa hasil isolasi dari ekstrak etil asetat kayu surian (Toona sinensis) diperoleh
berupa kristal jarum berwarna putih yang memiliki titik leleh 177-178 oC dan
menunjukkan uji positif triterpenoid dengan pereaksi Liebermann- Burchard (LB).
Data spektroskopi UV dan IR mendukung bahwa senyawa hasil isolasi merupakan
golongan triterpenoid. Hasil uji antioksidan menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat dan
ekstrak metanol dari kayu surian aktif sebagai antioksidan dengan nilai IC50 masing
- masing 34,02 mg/L dan 31,59 mg/L
5.2 Saran
Untuk pembuatan makalah ini saya menyadari masih banyak kekurangan saya
berharap bagi pembacanya untuk mengkritik guna untuk menyempurnakan makalah
ini.terima kasih

12
DAFTAR PUSTAKA
 Asian Journal Of Pharmacy And Life-Science, Naval Kulkarni Et Al, 2011,

“ Centrifugal Thin Layer Chromatography”

 Harborne, J.B. 1987. Metoda Fitokimia, Ed. II, Penerjemah Kokasih Padmawinata &
Iwang Sodiro. Bandung: ITB.
 Ibrahim, S., 1998, Teknik Laboratorium Kmia Organik, Pasca Sarjana Universitas
Andalas. Hal. 19, 35-42
 Kristiati, A. N., 2008, Buku Ajar Fitokimia, Airlangga University Press: Surabaya
 Santoni, A., Nurdin, H., Manjang, Y., Achmad, S. A., 2009, Minyak atsiri
dari Toona sinensis dan uji aktivitas insektisida, Jurnal Ris. Kim, 2, 101-106.
 Sari, R. K, Syafii W., Achmadi, S. S., Hanafi, M., 2011, Komposisi kimia dan
aktivitas anti kanker minyak atsiri kayu teras surian (Toona sinensis Roemor), Jurnal
Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis, Vol.9: 188-197
 Silverstein RM, Bassler GC, dan Morrill TC., 1981, Spectrometric Identification of
Organic Compounds 4th Ed., John Wiley and Sons, Hal. 136-140, 306-311.

13

Anda mungkin juga menyukai