Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran
Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran
:)
Makalah:
PENGELOLAAN KELAS
DALAM PEMBELAJARAN
Mata Kuliah:
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “Pengelolaan Kelas”.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami sadar bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi penyusunan maupun kelegkapan dan
ketepatan isi makalah. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai
pihak terhadap makalah kami.
Demikian makalah ini disusun agar dapat bermanfaat, diterima dan digunakan
sebagai acuan untuk makalah-makalah selanjutnya.
Penyusun
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Pengertian Pengelolaan Kelas ...........................................................................4
2.2 Peran Guru dalam Strategi Pengelolaan Kelas .................................................5
2.3 Tujuan, Aspek, Fungsi dan Masalah Pengelolaan Kelas ..................................6
2.4 Prinsip-Prinsip dalam Pengelolaan Kelas .........................................................8
2.5 Bentuk Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas ................................................10
2.6 Penerapan Sistem dalam Pengelolaan Kelas ………………………………13
2.7 Komponen-Komponen dalam Mengelola Kelas…………………………….15
2.8 Hal-Hal yang Harus Dihindari dalam Mengelola Kelas …………………..22
2.9 Pengaruh Pengelolaan Kelas dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran ..23
2.10 Indikator Sebagai Tolak Ukur Kesuksesan Guru dalam Mengelola Kelas 24
BAB IV PENUTUP 26
4.1 Kesimpulan ………………………………………………………………….26
4.2 Saran................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
BAB I
PENDAHULUAN
bahwa dalam satu kelas para siswa adalah merupakan makhluk sosial yang
mempunyai latar belakang yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari
aspek kecerdasan, pisikologis, biologis. Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar
permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di
sekolah.
Berangkat dari permasalahan di atas, penulis mengangkat masalah mengenai
pengelolaan kelas dalam pembelajaran agar guru atau calon pengajar mengetahui
dan memahami tentang pentingnya pengelolaan kelas yang baik untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang efektif.
.
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
BAB II
PEMBAHASAN
alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi atau kondisi proses
belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.
dengan masalah tingkah laku siswa yang berlebih-lebihan atau terus menerus
melawan di kelas.
Pengelolaan kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam
memutuskan, memahami, mendiagnosis dan kemampuan bertindak menuju
perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
manajenen kelas adalah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas,
tindakan seleksi dan kreatif .
Pengelolaan kelas selain memberi makna penting bagi tercipta dan
terpeliharanya kondisi kelas yang optimal, manajenen kelas berfungsi memberi dan
melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti membantu kelompok dalam
pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam
menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu individu agar dapat bekerjasama
dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur kerja, merubah kondisi kelas dan
memelihara agar tugas-tugas itu dapat berjalan lancar.
Masalah manajenen kelas dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu
masalah individual dan masalah kelompok.
Munculnya masalah individual disebabkan beberapa kemungkinan tindakan
siswa seperti :
1. Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain baik aktif (melucu)
maupun pasif (berbuat serba lambat sehingga perlu mendapat pertolongan
ekstra).
2. Tingkah laku yang ingin menujukkan kekuatan baik aktif (mendebat, marah-
marah, menangis) maupun pasif (lupa peraturan-peraturan kelas yang sudah
sepakati sebelumnya).
3. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain (menyakiti orang lain seperti
mengata-ngatai, memukul, menggigit dan sebagainya).
4. Peragaan ketidakmampuan (bersikap masa bodoh terhadap pekerjaan apapun
dan menolak untuk mencoba melakukan apapun karena ia yakin bahwa hanya
mendapatkan kegagalan).
Sedangkan masalah kelompok akan muncul apabila tidak terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan kelompok, kelas frustasi atau lemas dan akhirnya siswa
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
menjadi anggota kelompok bersifat pasif, acuh, tidak puas dan belajarnya
terganggu. Masalah-masalah kelompok ini mungkin muncul dalam kelas seperti:
1. Kelas kurang kohesif lantaran alasan jenis kelamin, suku, tingkatan sosial
ekonomi, dan sebagainya.
2. Penyimpangan dari norma-norma tingkah laku yang telah disepakai sebelumnya.
3. Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya.
4. “Membombang” anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok.
5. Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari yang tengah digarap,
semangat kerja rendah, kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan
baru seperti gangguan jadwal guru terpaksa diganti sementara oleh guru lain.
guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam
daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru.
Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.
8. Pendekatan pengajaran, pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa
dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah
tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah.
Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk
mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan
guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.
9. Pendekatan elektis atau pluralistik (electic approach) adalah pandangan yang
mencakup tiga pendekatan (perubahan tingkah laku, iklim sosio-emosional, dan
proses kelompok).
Pendekatan elektis ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dan
inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut
berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu
situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus
mengkombinasikan atau ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut
juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha
menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat
menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar
mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara
bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan
penggunaannnya untuk pengelolaan kelas di sini adalah suatu set (rumpun)
kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang
memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan
efisien.
terjadi lagi pelanggaran serupa oleh siswa lain haruskah guru berbuat seperti itu
lagi? Jika demikian, ia bertindak tidak adil tetapi tidak bertindak demikian, ia tidak
konsisten biasanya antisipasi terhadap timbulnya masalah-masalah di kelas akan
menolong guru dari dilema-lema seperti itu. Dasar dari pendekatan yaitu bahwa
perilaku yang baik di kelas sebagian dapat dibentuk dengan cara memberikan
ganjaran atau tidak.
1. Teknik mendekati, bila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik yang
biasanya efektif yaitu teknik mendekatinya. Kehadiran guru bisa membuatnya
takut, dan karena itu dapat menghentikannya dari perbuatan yang disruptif ,
tanpa perlu menegur andai kata siswa mulai menampakan kecenderungan
berbuat nakal, memindahkan tempat duduknya ke meja guru dapat berefek
preventif.
2. Teknik memberikan isyarat, apabila siswa berbuat penakalan kecil, guru dapat
memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi. Isyarat tersebut dapat berupa
petikan jari, pandangan tajam, atau lambaian tangan.
3. Teknik mengadakan humor, jika insiden itu kecil, setidaknya guru
memandang efek saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru akan dapat
mempertahankan suasana baik, serta memberikan peringatan kepada si
pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang akan terjadi.
4. Teknik tidak mengacuhkan, untuk menerapkan cara ini guru harus lues dan
tidak perlu menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam kasus-
kasus tertentu, tidak mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa siswa
untuk diperhatikan.
5. Teknik yang keras, guru dapat menggunakan teknik-teknik yang keras apabila
ia dihadapkan pada perilaku disruptif yang jelas tidak terkendalikan. Contohnya
mengeluarkannya dalam kelas.
6. Teknik mengadakan diskusi secara terbuka, bila kenakalan di kelas mulai
bertambah, sering guru menjadi heran. Ia lalu menilai kembali tindakan dan
pengajarannya untuk menjelaskan perbuatan-perbuaatan siswa-siswanya. Dan
menciptakan suasana belajar yang sedikit lebih sesuai daripada sebelumnya.
7. Teknik memberikan penjelasan tentang prosedur, kadang-kadang masalah
kedisiplinan ada hubungannya yang langsung dengan ketidakmampuan siswa
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
pelajaran kepada anak didik, sehingga tidak terjadi kebingungan pada diri
anak didik. Pengarahan dan petunjuk dapat dilakukan pada seluruh anggota
kelas, kepada kelompok kecil, ataupun kepada individu dengan bahasa dan
tujuan yang jelas.
Penghentian, tidak semua gangguan tingkah laku dapat dicegah atau di
hindari. Yang diperlukan disini adalah guru dapat menanggulangi terhadap
anak didik yang nyata-nyata melanggar dan mengganggu untuk aktif dalam
kegiatan di kelas. Bila anak didik menyela kegiatan anak didik lain dalam
kelompoknya, guru secara verbal mengomeli atau menghentikan gangguan
anak didik itu.
Teguran yang dilakukan guru adalah salah satu cara untuk untuk
menghentikan gangguan anak didik. Teguran verbal yang efektif adalah
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
tegas dan jelas tertuju kepda anak didik yang mengganggu serta kepada
tingkah lakunya yang menyimpang,
menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau mengandung
penghinaan,
menghindari ocehan atau ejekan, lebih-lebih yang berkepanjangan.
Penguatan, untuk menanggulangi anak didik yang menggangu atau tidak
melakukan tugas, dapat dilakukan dengan memberikan penguatan yang di
pilih sesuai dengan masalahnya. Penguatan untuk mengubah tingkah laku
merupakan strategi remedial untuk mengatasi anak didik yang terus
mengganggu atau tidak melakukan tugas, seperti :
a. dengan memberikan penguatan positif bila anak didik telah menghentikan
gangguan atau kembali pada tugas yang diminta,
b. dengan memberikan penguatan positf terhadap anak didik yang lain yang
tidak mengganggu dan dipakai sebagai model tingkah laku yang baik bagi
anak didik yang suka mengganggu.
Kelancaran, kelancaran atau kemajuan anak didik dalam belajar sebagai
indikator bahwa anak didik dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran
yang diberikan di kelas.
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
3. Suara Guru
Hendaknya dengan suara yang rendah tetapi cukup jelas dengan volume
suara yang penuh.
4. Pembinaan Raport
Dengan hubungan baik guru dan siswa, diharapkan siswa senantiasa
gembira, penuh gairah dan semangat.
b. Administrasi teknik
1. Absensi, pengelolaan absensi hendaknya dilakukan secara periodik.
2. Tempat bimbingan siswa, ruangan khusus untuk keperluan bimbingan siswa
yang dilakukan guru, wali kelas, atau guru pembimbing sekolah
3. Tempat baca siswa
4. Tempat sampah
5. Catatan pribadi siswa, dengan catatan pribadi siswa, guru akan mengenal
siswa secara lengkap termasuk latar belakang kehidupan siswa.
c. Dimensi pengelolaan kelas
1. Dimensi pencegahan, dimensi pencegahan (preventif) dapat merupakan
tindakan guru dalam mengatur siswa dan peralatan atau format belajar
mengajar yang tepat. Dalam rangka pembinaan pengelolaan di sekolah kita
dapat menempuh berbagai usaha anatara lain :
a. Meningkatkan kesadaran diri dari guru
b. Meningkatkan kesadaran siswa
c. Sikap tulus dari guru
d. Menemukan dan pengenalan alternatif pengelolaan
e. Membuat kontrak sosial
2. Dimensi tindakan (action), dimensi tindakan merupakan kegiatan yang
dilakukan guru bila terjadi masalah pengelolaan. Adapun hal yang bisa
dijadika pertimbangan bagi guru adalah :
a. Lakukan tindakan dan bukan ceramah
b. Gunakan “kontrol” kerja
c. Nyatakan peraturan dan konsekuensinya
3. Dimensi penyembuhan, dimensi penyembuhan dimaksudkan untuk membina
kontrak sosial yang tidak jalan. Bentuk dari situasi ini :
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
Hal ini terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu instruksi,
penjelasan, petunjuk, atau komentar, dan kemudian menghentikan penjelasan
atau sajian tanpa alasan yang jelas. Juga dapat terjadi dalam bentuk waktu diam
yang terlalu lama, kehilangan akal, atau melupakan langkah-langkah dalam
pelajaran. Akibatnya ialah membiarkan pikiran siswa mengawang-awang,
melantur, dan mengganggu keefektifan serta kelancaran pelajaran.
Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan (stops and stars)
Hal ini dapat terjadi bila guru memulai suatu aktivitas tanpa mengetahui
aktivitas sebelumnya menghentikan kegiatan pertama, memulai yang kedua,
kemudian kembali kepada kegiatan yang pertama lagi. Dengan demikian guru
tidak dapat mengendalikan situasi kelas dan akhirnya mengganggu kelancaran
kegiatan belajar siswa.
Penyimpangan (digression)
Akibat guru terlalu asyik dalam suatu kegiatan atau bahkan tertentu
memungkinkan ia dapat menyimpang. Penyimpangan tersebut dapat
mengganggu kelancaran kegiatan belajar siswa.
Bertele-tele (overdweiling)
Kesalahan ini terjadi bila pembicaraan guru bersifat mengulang-ulang hal-
hal tertentu, memperpanjang keterangan atau penjelasan, mengubah teguran
sederhana menjadi ocehan atau kupasan yang panjang.
sebaik mungkin agar siswa menjadi nyaman dan senang selama mengikuti proses
belajar mengajar. Oleh karena itu, kualitas belajar siswa seperti pencapaian hasil
yang optimal dan kompetensi dasar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik
dan memuaskan. Selain itu, manajemen kelas juga akan menciptakan dan
mempertahankan suasana kelas agar kegiatan mengajar dapat berlangsung secara
efektif dan efisien.
Di samping itu juga, dengan manajemen kelas tingkat daya serap materi yang
telah diajarkan guru akan lebih membekas dalam ingatan siswa karena adanya
penguatan yang diberikan guru selama proses belajar mengajar berlangsung.
2.10 Indikator Sebagai Tolak Ukur Kesuksesan Guru dalam Mengelola Kelas
Ada beberapa indikator yang bisa digunakan sebagai tolak ukur bahwa
pengelolaan kelas dapat dikatakan berhasil adalah sebagai berikut :
1. Guru mengerti perbedaan antara mengelola kelas dan mendisiplinkan kelas.
2. Sebagai guru jika Anda pulang ke rumah tidak dalam keadaan yang sangat
lelah.
3. Guru mengetahui perbedaan antara prosedur kelas (apa yang guru inginkan
terjadi contohnya cara masuk ke dalam kelas, mendiamkan siswa, bekerja
secara bersamaan dan lain-lain) dan rutinitas kelas (apa yang siswa lakukan
secara otomatis misalnya tata cara masuk kelas, pergi ke toilet dan lain-lain).
Ingat prosedur kelas bukan peraturan kelas.
4. Guru melakukan pengelolaan kelas dengan mengorganisir prosedur-prosedur,
sebab prosedur mengajarkan siswa akan pentingnya tanggung jawab.
5. Guru tidak mendisiplinkan siswa dengan ancaman-ancaman, dan konsekuensi
(stiker, penghilangan hak siswa dan lain-lain).
6. Guru mengerti bahwa perilaku siswa di kelas disebabkan oleh sesuatu,
sedangkan disiplin bisa dipelajari
Dalam prosesnya ada juga guru yang belum pandai dalam mengelola kelas,
sehingga tujuan pembelajarannya tidak bisa tercapai. Di sini akan dijelaskan hal-
hal yang membedakan antara guru yang berhasil dengan yang tidak :
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keterampilan pengelolaan kelas perlu dimiliki oleh guru, karena hal ini akan
membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran sendiri. Pengelolaan kelas
adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru yang ditujukan untuk menciptakan
kondisi kelas yang memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang
kondusif dan maksimal. Pengelolaan kelas ditekankan pada aspek pengaturan
(management) lingkungan pembelajaran yaitu berkaitan dengan pengaturan orang
(siswa) dan barang/ fasilitas.
Tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam
kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual di dalam
kelas. Keterampilan dalam pengelolaan kelas dapat bersifat preventif serta refresif
dan tingkah laku. Namun dalam penerapannya kadang terdapat masalah dalam
pengelolaan kelas baik secara individu maupun kelompok yang timbul dikarenakan
adanya keanekaragaman perilaku siswa.
3.2 Saran
Di masa yang akan datang, diharapkan sistem manajemen kelas agar lebih
ditingkatkan lagi. Perkembangan pembelajaran di dunia global semakin pesat, Oleh
karena itu guru kelas diwajibkan untuk memiliki kompetensi khusus dalam
mengelola kelas agar suasana belajar yang menyenangkan, efektif dan efisien dapat
terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
To get password just mention me on twitter @nicuapz or leave comment on my blog. :)
Arikunto, Suharsimi. 1980. Pengelolaan Kelas dan Siswa Cetakan Kedua. Jakarta:
Rajawali.
Azzahra, Titin. Makalah Keterampilan Mengelola Kelas. Diakses dari
http://titinazzahra04.blogspot.com pada 19 November 2012.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran Cetakan Pertama. Jakarta:
Rineka Cipta.
Kasim. Meilani. Makalah Manajemen Kelas. Diakses dari
http://meilanikasim.wordpress.com pada 12 April 2010.
Kosasi, Raflis. 2005. Efektifitas Pengelolaan Kelas. Jakarta: Viva Pakarindo.
Malik, Arul. Makalah Pengelolaan Pembelajaran. Diakses dari
http://tanpahentimencariilmu.blogspot.com pada 20 Maret 2012.
Santawi, Susanto. Pengelolaan Kelas. Diakses dari http://gontor2007.blogspot.com
pada 6 April 2010.
Setiawan, Conny, dkk. 1985. Pengelolaan Kelas. Jakarta: Gramedia.
Solihin, Santri Mambaus. Pengaruh Manajemen Kelas dalam Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran Di Kelas. Diakses dari http://ernymath.wordpress.com pada 31
Januari 2012.