I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kuda merupakan mamalia modern yang bernama lain Equus ferrus
caballus. Kuda di zaman modern fungsinya tetap sama seperti zaman dahulu,
yaitu digunakan seebagai alat transportasi. Seiring berkembangnya zaman
maka kuda sekarang dapat digunakan sebagai hobi olah raga pacuan kuda.
Secara fisik kuda adalah hewan yang terlihat kokoh. Kuda biasanya
dimanfaatkan untuk kepentingan peternakan. Penggembalaan hewan ternak
pada sebuah peternakan besar biasanya memanfaatkan tenaga kuda untuk
menjaga hewan-hewan ternak tersebut. Para pemelihara kuda juga
memanfaatkan tenaga dari kuda tersebut sebagai alat transportasi.
Populasi kuda di setiap benua hampir merata, disetiap benua hampir
terdapat kuda lokalnya. Mungkin dengan ketangguhan dari kuda ini maka
dapat bertahan hidup sampai sekarang, dalam hal ini kuda mampu beradaptasi
dengan baik. Berikut ini adalah contoh kuda yang terkenal di dunia yaitu:
Ponny, Mustang, Kuda Arab, Sadle Wood dan Qurter Wood.
Pemeliharaan ternak , seperti kuda sangat memperhatikan kebersihan
kandang, perkandangan yang baik, pakan, minum, proses perkawinan serta
proses perawatan yang baik. Terkadang kuda bertingkah laku tidak
sewajarnya, seperti pada saat birahi. Siklus birahi yang baik pada kuda harus
diperhatikan dengan baik, jika sampai siklus birahi berlangsung namun tidak
diketahui oleh peternak, maka kesempatan untuk mengawinkan kuda akan
hilang, yakni harus menunggu pada bulan berikutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pemeliharaan yang baik pada kuda?
2. Bagaimana manajemen pakan yang baik pada kuda?
3. Bagaimana manajemen reproduksi yang baik pada kuda?
1
2
II. PEMBAHASAN
2. Kuda Betina
Kuda betina berfungsi sebagai induk. Maka untuk melatihnya harus
dipertimbangkan segi kesehatan, ketegapan, kelebaran dadanya, dan
panjang tubuhnya. Semua ini berkaitan dengan perkembangan calon anak
di dalam tubuh induk.
3. Manajemen Pemeliharaan
Induk kuda dan anak-anaknya dicampur dengan kuda dewasa lain.
Tetapi anak kuda sebaiknya dipisahkan dari induknya setelah berusia 6
bulan. Pada usia satu tahun, anak kuda jantan harus sudah dipisah dari kuda
betina. Induk kuda dan anak kuda memerlukan tempat umbaran yang agak
luas, karena anaknya harus membiasakan diri berlari. Umur dua tahun anak
kuda memerlukan tempat umbaran cukup luas, karena di tempat itulah
proses pertumbuhannya dibentuk.
Menjaga keamanan dan keselamatan kuda, pagar umbaran sebaiknya
dibuat dari kayu atau besi yang kuat dan jangan memakai kawat berduri.
Pada areal umbaran diusahakan agar bebas dari benda-benda tajam atau
keras yang dapat mengakibatkan kuda cedera. Pintu pagar harus selalu
2
3
tertutup. Pada tanah umbaran jangan sampai ada yang berlubang, supaya
kaki kuda tidak terperosok, sehingga mengakibatkan kakinya terkilir.
Begitu pula dengan tempat makan dan minum, dipilih deri bahan yang
lunak tapi kokoh. Untuk menahan tiupan angin kencang dan sekaligis
sebagai tempat berteduh, di sekeliling pagar ditanami pohon pelindung.
4. Tatalaksana Perkandangan
Kandang kuda dibagi menjadi dua tipe, yaitu individu dan koloni.
Kandang individu hanya berisi satu ekor atau induk dan anak yang belum
lepas sapih di setiap kandang. Kandang koloni berisi sekelompok hewan
dengan jumlah tertentu yang dikandangkan secara bersamaan.
Kandang kuda umumnya berbentuk single stall atau individu
(Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
Setiap bagian kandang harus dilengkapi dengan air bersih. Bagi kuda
betina yang sedang menyusui, air minum harus diperhatikan betul, karena
jika kekurangan maka air susu induk akan berkurang pula. Kandang untuk
kuda betina dan anaknya harus agak lebar supaya anak-anak kuda dapat
bergerak dengan bebas. Kandang pejantan harus lebih kuat daripada
kandang betina atau anak kuda. Letaknya usahakan agak jauh dari kandang
betina agar tidak selalu terganggu. Gudang makanan kuda sebaiknya
dibangun berdekatan dengan kandang pemeliharaan agar pengangkutannya
mudah. Gudang tempat menyimpan obat-obatan dan klinik dibangun
berdekatan dengan kandang untuk induk yang akan melahirkan agar mudah
memberi pertolongan bila diperlukan.
5. Tatalaksana Perkawinan
Dua–tiga bulan sebelum masa perkawinan, kuda pejantan mulai
dipersiapkan dengan memberi makanan bergizi. Pemberian pakan perlu
ditambahkan vitamin, supaya kesuburannya meningkat. Tambahan menu
makanan yang lain pada masa kawin adalah telur segar, susu bubuk, dan
madu asli. Menurut Blakely dan David (1991), kuda betina akan mencapai
pubertas atau dewasa kelamin umur 12 sampai dengan 15 bulan, tetapi
sebaiknya kuda betina tidak dikawinkan sebelum mencapai umur dua tahun
atau bahkan lebih baik setelah mencapai umur tiga tahun.
Peralihan dari masa kawin untuk memasuki masa istirahat, tidak
boleh berlangsung secara mendadak. Frekuensi perkawinan dikurangi secara
bertahap. Menu makanan pun diubah secara bertahap. Hal ini hendaknya
diperhatikan betul agar kuda pejantan tersebut tidak mengalami stress. Masa
istirahat pejantan sebaiknya dijalani dengan tenang, jauh dari gangguan kuda
lain. Pada masa inilah, pemberian vitamin dikurangi.
Pejantan yang akan diunakan sebagai pemacek sebaiknya sudah
berumur 4 tahun. Bila yang dipakai sebagai pejantan adalah bekas kud
apacu, maka diistirahatkan lebih dulu selama kurang lebih enam bulan.
Setelah itu baru digunakan sebagai pejantan.
6
Kuda betina yang baru untuk pertama kali dikawinkan, dipilih yang
berumur 3 tahun. Biasanya kuda betina hanya mau dikawinkan bila dalam
kondisi subur. Untuk mengetahui subur tidaknya, ditempetkan dengan kuda
jantan. Yang paling mudah adalah di padang penggembalaan. Apabila tidak
menghindar sewaktu dinaiki kuda jantan, kemungkinan besar memang
sedang dalam keadaan subur (birahi). Terkadang ada pula kuda betina yang
“pura-pura” birahi, diam saja sewaktu dinaiki oleh pejantan, tetapi dalam
kenyataannya setelah diperiksa kebuntingannya, tidak menunjukkan tanda-
tanda bunting. Kuda betina yang baru melahirkan masa suburnya dapat
dihitung dengan kisaran 9-30 hari sesudah beranak. Jika meleset, dapat
dikawinkan dengan satu masa subur yaitu 21 hari kemudian.
Kuda betina yang akan dikawinkan dipersiapkan 3 bulan sebelumnya
dengan memberinya makanan yang bergizi dan tambahan vitamin yang bias
meningkatkan kesuburan. Lama bunting adalah 11 bulan atau 340 hari.
Kelahiran dapat terjadi pada waktunya atau 7 hari maju atau 7 hari mundur.
Perkawinan ulang sesudah melahirkan adalah 30 hari kemudian.
Masa subur kuda betina hanya berlangsung sekitar 5 hari. Setelah
gejala subur pada hari pertama tampak, perkawinan dapat dilakukan pada
hari kedua, dan diulang pada hari keempat. Kuda betina bekas kuda pacu
diistirahatkan dulu selama 6 bulan sebelum siap untuk dikawinkan. Cara
mengetahui bunting atau tidaknya adalah dengan mendekatkan pejantan
pada hari ke-21. Ini berdasarkan tentang satu daur ulang sesudah perkawinan
atau memasuki daur berikutnya. Bila bunting, kuda betina bersangkutan
tidak mau didekati oleh pejantan sedangkan bila tidak bunting, maka dia
bersedia untuk dikawini.
6. Manajemen Pakan
Seekor ternak dapat mengontrol jumlah pakan yang dimakan dengan
cara lain, ia bisa menolak untuk memakan satu pakan atau pakan lainnya.
Ada kelompok pakan tradisional, yang dapat dimakan ternak dengan enak,
ada pula beberapa pakan lain yang bernilai gizi tinggi dan harganya murah
tetapi ternak tidak dapat merasakan enaknya selama memakan pakan
7
mengurangi persaingan bagi mereka yang lebih ,lambat belajar. Ternak yang
lambat menangkap pelajaran mendapatkan beberapa pakan yang
disenanginya untuk tetap menjaga fungsi rumennya, sementara ternak ini
lambat memulai memakan pakan yang baru.
Masalah baru yang timbul adalah jika pakan tambahan yang mahal
lebih disukai daripada pakan dasar yang murah. Peternak mungkin
menghendaki pakan tersebut sebagai suplementasi, tetapi ternak itu sendiri
memperlakukan pakan tersebut sebagai pakan pengganti, misalnya pada saat
kurangnya rumput lapangan atau rumput gajah yang dipotong dan lebih
banyak tambahan konsentrat yang harganya mahal. Pencampuran antara
pakan yang enak dan tidak enak yang kemudian menjadi sedikit enak,
pemberian pakan yang murah pertama kali, atau dan pemberian makan
tambahan pada waktu yang tidak teratur sehingga ternak tidak mempunyai
pengharapan dan menunggu untuk makan pada waktu tertentu adalah
merupakan jalan pemecahan problem tersebut diatas.
Jenis pakan kuda saat ini berupa hijauan dan konsentrat, rasio
hijauan konsentrat untuk kuda lepas sapih umumnya 30:70 berdasar bahan
keringnya. Sebaiknya pada awal pemberian ransum terdiri dari 60-70%
konsentrat untuk membantu masa pertumbuhan (Pilliner, 1992). Penggunaan
hijauan dengan berkualitas tinggi dalam penyusunan ransum adalah cara
untuk menurunkan jumlah sekaligus biaya pakan (McCall, 1997). Bahan
sumber protein yang sering digunakan pada pakan kuda adalah bungkil
kedelai, biji kapuk, tepung ikan, tepung susu. Bahan lain ada yang berfungsi
untuk fillers yaitu pollard dan dedak. Sedangkan molases dan gula dapat
digunakan sebagai peningkat nafsu makan kuda (Pilliner, 1992).
Kebutuhan jumlah konsumsi bahan kering normal sekitar 1,5 – 3%
dari bobot badan kuda dewasa. Persentase tersebut berdasar dari hijauan
dalam makanan dan variasai individu yang ditentukan oleh kondisi fisiologi
kuda yang bersangkutan. Jumlah pemberian pakan untuk kuda ditentukan
pula menurut tujuan pemeliharaannya. Untuk kuda tunggang biasanya 1,48–
2,45% dari bobot badan. Untuk dressage horses kebutuhan bahan keringnya
9
III. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA