Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan momen yang paling ditunggu oleh pasangan

yang telah menikah. Masa kehamilan menjadi masa-masa yang

membahagiakan bagi calon ibu dan ayah. Momen kehamilan menjadi

anugerah paling indah yang didambakan setiap pasangan yang sudah

menikah. Pada masa ini berbagai hal dilakukan oleh calon ibu dan ayah untuk

menyambut kelahiran sang buah hati. Begitu banyak harapan yang

digantungkan pada calon buah hati saat ia lahir nanti sebagai generasi penerus

orang tua. Menurut Bobak, Lowdermik & Jensen (2005) kehamilan

merupakan sebuah proses yang dimulai dari proses ovulasi, konsepsi, nidasi,

implantasi dan perkembangan embrio. Setiap proses dalam fase kehamilan

memiliki adaptasi fisiologis dan psikologis terhadap pengaruh hormon

kehamilan dan tekanan mekanis akibat pembesaran uterus dan jaringan lain

dalam (Parwitasari, Utami dan Rahmalia, 2009).

Menurut WHO, kematian ibu adalah kematian selama kehamilan atau

setelah kehamilan 42 hari yang disebabkan oleh semua yang terkait dengan

kehamilan atau cara penanganan. AKI di Indonesia sejak tahun 1991 hingga

2007 mengalami penurunan dari 390 menjadi 228 per 100.000 kelahiran

hidup (Kementerian Kesehatan, 2015). Menurut data SDKI tahun 2012, angka

kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup dibandingkan negara-negara ASEAN, angka kematian ibu di Singapura

hanya 6 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 33 per 100.000 kelahiran hidup,

Filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup, serta Malaysia dan Vietnam sama-

sama mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan RI,

2014). Data menunjukkan angka kematian ibu di Provinsi Bali Tahun 2013

sebesar 72,07 per 100.000 kelahiran hidup khususnya di kota Gianyar

mencapai 93,02 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Bali,

2014).

Dengan angka kematian ibu tersebut dapat menjadi gambaran

kesadaran perilaku hidup sehat ibu hamil, status gizi maupun pelayanan

kesehatan ibu hamil. Pada masa kehamilan ini, kebutuhan nutrisi ibu harus

terpenuhi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Masa kehamilan

memberikan perubahan baik secara fisiologis maupun psikologis.

Menurut Wiknjosastro (2009) selain adaptasi fisiologis dan psikologis

yang terjadi pada ibu hamil, terdapat juga perubahan fisik yang menyertai ibu

hamil. Setiap kehamilan terdapat berbagai perubahan bentuk fisik wanita,

khususnya pada genitalia interna dan ekterna serta perubahan pada payudara.

Dalam masa ini, hormone estrogen, somatomamtropin, dan hormone

progesterone memiliki peranan penting yang terjadi pada ibu hamil. Dari

beberapa hormone tersebut, hormone estrogen pada kehamilan berpengaruh

terhadap pengeluaran asam lambung sehingga ibu hamil sering mengalami

mual dan muntah. Selain faktor hormone estrogen, diduga pengeluaran

Human Chorionic Gonadotropine (HCG) dalam serum plasenta juga menjadi


faktor kejadian mual muntah pada ibu hamil dalam (Hasanah dan

Biostatistika, no date).

Ada beberapa tanda dan gejala kehamilan, seperti mual dan muntah

yang merupakan tanda dan gejala dari pada awal masa kehamilan. Mual dan

muntah menjadi hal yang sering dikeluhkan oleh ibu pada masa awal

kehamilan karena hal ini memberi rasa ketidaknyamanan pada ibu. Keadaan

mual dan muntah ini sering disebut dengan morning sickness (rasa mual

dipagi hari) atau emesis gravidarum. Emesis gravidarum ini, sering

menyebabkan terjadinya penurunan nafsu makan pada ibu diawal masa

kehamilan.

Mual dan muntah adalah gejala yang sangat umum pada kehamilan,

mempengaruhi 70-85% dan 40-50% wanita hamil, biasanya morning sickness

dimulai antara yang pertama dan kedua melewatkan periode menstruasi dan

bisa berlangsung sampai akhir dari bulan ketiga kehamilan. Namun, kira-kira

20% wanita mengalami mual dan muntah untuk jangka waktu yang lebih

lama, dan 2% kelompok ini menderita sampai akhir kehamilan. Apalagi,

sejumlah kecil (0,3-3%) dari semua wanita hamil mengalami bentuk yang

lebih parah yaitu hiperemesis gravidarum (Borrelli, Capasso, Aviello, Pittler,

& Izzo, 2005).

Menurut Winknjosastro (2009) hasil laporan menunjukkan hampir 50-

90% wanita hamil mual muntah terjadi pada trimester pertama (3 bulan

pertama kehamilan). Keadaan ini akan membaik pada usia kehamilan 12-16

minggu. Keadaan ini terjadi pada sekitar 60-80% primigravida dan 40-60%
terjadi pada multigravida. Keluhan mual dan muntah merupakan hal yang

fisiologis terjadi pada ibu hamil. Pada umumnya wanita yang sedang hamil

mampu menyesuaikan keadaan ini meskipun dalam waktu berbulan-bulan.

Bila tidak diatasi akan menyebabkan gangguan pada kehamilan dalam

(Hasanah dan Biostatistika, no date).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan 2012, cakupan ibu hamil dengan

usia 0-12 minggu yang berkunjung di Puskesmas Garuda mencapai 1641

orang. Beberapa responden melalui wawancara pada bulan September 3013 di

wilayah kerja Puskesmas Garuda, 3 dari 5 orang ibu hamil mengeluh mual

dan muntah ringan dengan usia kehamilan 0-12 minggu, kadang mengalami

mual-mual tanpa muntah dipagi hari, 2-3 kali dalam sehari selama 24 jam

dalam studi pendahuluan yang dilakukan oleh beberapa peneliti dalam

(Parwitasari, Utami dan Rahmalia, 2009).

Pada umumnya ibu hamil yang mengalami mual muntah saat hamil

mencoba mengatasi rasa mual dan muntah dengan cara beristirahat atau

menggunakan obat antimual. Namun, dalam penggunaan obat antimual ada

kekhawatiran yang dialami oleh ibu hamil akan berdampak pada

kehamilannya, sehingga beberapa ibu hamil memilih menggunakan terapi

komplementer atau alternative lain untuk mengurangi rasa mual dan muntah.

Hal ini juga termasuk vitamin, produk herbal, homeopati persiapan,

akupresur, dan akupunktur. Baru-baru ini survei literatur melaporkan bahwa

yang paling umum digunakan sebagai obat alami untuk pengobatan morning

sickness adalah jahe, chamomile, peppermint, dan raspberry. Diantara


beberapa obat alami untuk mengurangi mual dan muntah, jahe merupakan

obat alami yang sudah diuji khasiatnya dalam penelitian tentang efektivitas

rebusan jahe.

Hasil penelitian dalam jurnal “Perbandingan efektivitas pemberian

rebusan jahe dan daun Mint terhadap mual muntah pada ibu hamil”

menunjukkan bahwa setelah pemberian rebusan jahe pada ibu hamil trimester

1 intensitas derajat mual muntah menurun dengan selisih nilai rata-rata 0,87

dan berdasarkan hasil uji Mann Withney menunjukkan terdapat perbedaan

yang signifikasi setelah pemberian rebusan jahe dengan p-value (0,001) < α

(0,05), pada kelompok daun mint diperoleh hasil p-value (0,028) > α (0,05)

sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang begitu signifikan antara

sebelum pemberian daunt mint dengan sesudah pemberian daun mint.

Sedangkan perbandingan sesudah antara kelompok pemberian rebusan jahe

dan daun mint didapatkan hasil mean rank yaitu pada kelompok jahe

diperoleh selisih 9,87 sedangkan daun mint 6,66, sehingga dapat disimpulkan

bahwa pemberian rebusan jahe lebih efektif dibanding daun mint (Parwitasari

et al., 2009).

Hasil penelitian dalam jurnal “Efektivitas Pemberian Wedang Jahe

(Zingiber Officinale Var. Rubrum) Terhadap Penurunan Emesis

Gravidarum Pada Trimester Pertama” menunjukkan bahwa rata-rata emesis

gravidarum pada ibu hamil menurun dari 3,17 kali/sehari menurun menjadi

2,24 kali/sehari setelah pemberian wedang jahe. Dengan menggunakan paired

t test didapatkan t hitung 4.564 dan p value = 0,000 < (α =0,05), ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan frekuensi emesis gravidarum ibu hamil

yang signifikan sebelum dan sesudah diberi wedang jahe pada kelompok

eksperimen di Polindes Tebalo Manyar Gresik tahun 2014 (Hasanah &

Biostatistika, n.d.).

Berdasarkan data tersebut, penulis tertarik untuk melakukan gambaran

pemberian wedang jahe pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas I Gianyar

untuk mengurangi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I sehingga

mual muntah dapat teratasi dan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu hamil

dapat terpenuhi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat ditarik rumusan masalah

“bagaimanakah gambaran pemberian wedang jahe untuk mengurangi emesis

gravidarum pada ibu hamil trimester I di wilayah kerja Puskesmas Gianyar I?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Dapat melaksanakan gambaran pemberian wedang jahe untuk mengurangi

emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di wilayah kerja Puskesmas

Gianyar I

2. Tujuan Khusus

Dapat mengatasi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di wilayah

kerja Puskesmas Gianyar I dengan pemberian wedang jahe


D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Akademis/Teoritis

Hasil gambaran asuhan keperawatan pemeberian wedang jahe pada ibu hamil

ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penulis berikutnya dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan asuhan

keperawatan maternitas pada ibu hamil dalam mengatasi emesis gravidarum

2. Manfaat Praktis

a. Bagi ibu hamil

Penulisan studi kasus ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan pada

ibu hamil mengenai cara mengatasi mual muntah pada masa kehamilan.

b. Bagi Tempat Praktek

Penulisan studi kasus ini dapat memberikan gambaran tentang manajemen

asuhan keperawatan pemberian wedang jahe pada ibu hamil untuk

mengatasi keluhan mual muntah pada ibu hamil.

c. Bagi Institusi pendidikan

Penulisan studi kasus ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi

untuk mengatasi masalah yang sering dialami oleh ibu pada masa

kehamilan seperti mual muntah.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Etiologi Kehamilan

Penyebab kehamilan yaitu merupakan suatu proses pada coitus (persetubuhan)

air mani terpencar ke dalam ujung atas dari vagina sebanyak ± 3 cc yang

didalamnya terkandung spermatozoa (sel-sel mani) sebanyak ± 100-120 juta

setiap cc. Disini sel mani menunggu kematangan sel telur. Jika kebetulan pada

saat ini terjadi ovulasi, maka mungkin fertilasi berlangsung. Jika tidak terjadi

ovulasi maka kehamilan tidak akan terjadi. Maka jelas bahwa koitus saat masa

ovulasi yang dapat menghasilkan kehamilan. Sel telur dapat dibuahi hanya

beberapa jam setelah ovulasi, sedangkan sel mani dalam badan wanita masih

kuat membuahi selam 1-3 hari. Kehamilan terjadi kalau ada pertemuan dari

persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa) yang

disebut zigote.

B. Tanda Kehamilan

1) Amenore (terlambat datang bulan)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan

folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting

karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama

kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid terrakhir untuk

menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.


2) Mual muntah

Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada

pagi hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran

asam lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual

muntah.

3) Ngidam

Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada

bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya

kehamilan.

4) Sinkope atau pingsan

Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia

susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan

menghilang setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.

5) Payudara tegang

Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin

menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara

menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.

6) Anoreksia nervousa

Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan),

tapi setelah itu nafsu makan muncul lagi.

7) Sering kencing

Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan

pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar.


Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus

yang membesar keluar rongga panggul.

8) Konstipasi/obstipasi

Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh

pengaruh hormone estrogen.

9) Epulis

Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.

10) Pigmentasi

Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas

a) Pipi : - Cloasma gravidarum

Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis

anterior menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.

b) Perut : - Striae livide

Striae albican, Linea alba makin menghitam

c) Payudara : - hipepigmentasi areola mamae

Varises atau penampakan pembuluh vena. Karena pengaruh

estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah

vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.

Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia

eksterna, kaki dan betis serta payudara.

b. Probabilitas (Bukti Objektif)

1) Pertumbuhan dan perubahan uterus

2) Tanda hegar’s (melunaknya segmen bawah uterus)


3) Ballotement (lentingan janin dalam uterus saat palpasi)

4) Braxton hick’s (kontraksi selama kehamilan)

5) Perubahan abdomen

6) Pembesaran abdomen

c. Absolut (Bukti Positif)

1) Gerakan janin dapat dirasa, diraba juga bagian-bagian janin

2) Terdengar denyut jantung janin

3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen

C. Fisiologi pada Kehamilan Normal

Kehamilan mempengaruhi tubuh ibu secara keseluruhan dengan menimbulkan

perubahan fisiologi yang pada hakekatnya terjadi di seluruh sistem organ.

Tubuh ibu harus :

a) melindungi embrio/janin yang sedang berkembang

b) memberikan semua yang diperlukan embrio/janin

c) beradaptasi untuk menyediakan tempat bagi pertumbuhan embrio/janin

d) mempersiapkan pemberian makanan ketika janin lahir

Sebagian besar perubahan pada tubuh ibu bersifat temporer dan kebanyakan

disebabkan oleh kerja hormonal.

1) Kerja Hormon

Selama berminggu-minggu pertama korpus luteum dalam ovarium

menghasilkan estrogen dan progesterone. Fungsi utamanya pada stadium


ini adalah untuk mempertahankan pertumbuhan desidua dan mencegah

pelepasan serta pembesaran desidua tersebut. Sel-sel trofoblast

menghasilkan hormone korionik gonadotropin yang akan mempertahankan

korpus luteum sampai plasenta berkembang penuh dan mengambil alih

produksi estrogen dan progesterone dari korpus luteum. Setelah plasenta

mengambil alih, sekresi estrogen dan progesterone mengalami peningkatan

yang nyata. Kadar kedua hormone ini tetap tinggi sampai sesaat sebelum

aterm, ketika fungsi plasenta dengan usia yang terbatas mulai mengalami

penurunan. Ketika hal ini terjadi, kadar hormone plasenta mulai menurun.

a) Estrogen

Estrogen merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

uterus, pertumbuhan payudara, retensi air dan natrium dan

pelepasan hormone hipofise.

b) Progesteron

Progesterone memengaruhi tubuh ibu melalui relaksasi otot polos,

relaksasi jaringan ikat, kenaikan suhu, pengembangan duktus

laktiferus dan alveoli dan perubahan sekretorik dalam payudara

c) Hormon-hormon plasenta lainnya

Disamping korionik gonadotropin, estrogen dan progesteron,

plasenta menghasilkan dua hormon spesifik yaitu hormone

laktogenik plasenta dan relaksasin.


2. Penambahan berat badan

Peningkatan berat badan ibu normalnya sama dengann 25% dari berat

badan sebelum hamil. Peningkatan yang utama terjadi pada paruh kedua

kehamilan. Pada wanita dengan ukuran tubuh rata-rata, rincian

penambatan berat badannya sampai kehamilan aterm. Penambahan total

rata-rata selama kehamilan normal rata-rata berkisar antara 11-12 kg.

3. Perubahan dalam uterus

Serabut otot bertambah banyak, tumbuh membesar dan meregang yang

disebabkan oleh stimulasi estrogen serta progesterone, dan terjadi aibat

tekanan mekanis dari dalam yaitu janin, plasenta serta cairan ketuban

akan memerlukan lebih banyak ruangan. Dinding uterus menipis dan

melunak ketika uterus membesar. Pada hamil aterm, tebal dinding

tersebut adalah kurang dari 0,5 cm. pembuluh-pembuluh darah uterus

mengalami dilatasi hebat untuk memasok peningkatan volume darah

yang sangat besar pada plasenta.

4. Serviks

Serviks terutama terdiri atas jaringan fibrosa. Dalam persiapan

persalinan, estrogen dan hormone plasenta relaksin membuat serviks

lebih lunak. Sumbat mukus yang disebut operculum terbentuk dari

sekresi kelenjar serviks pada kehamilan minggu ke-8. Sumbat mucus

tetap berada dalam serviks sampai persalinan dimulai, dan pada saat itu

dilatasi serviks menyebabkan sumbat tersebut terlepas. Terlihat mucus


serviks merupakan salah satu tanda dini persalinan. Operculum tersebut

bekerja menyegel uterus dari mikroorganisme yang menyebar naik.

5. Segmen bawah uterus

Uterus akan membentuk dua buah segmen selama kehamilan. Segmen

bawah uterus berkembang dari bagian atas kanalis servisis setinggi

ostium interna bersama-sama isthmus uteri. Segmen bawah lebih tipis

daripada segmen atas dan menjadi lunak serta berdilatasi selama

minggu-minggu terakhir kehamilan sehingga memungkinkan segmen

tersebut menampung presenting part janin. Serviks bagian bawah baru

menipis dan meregang setelah persalinan terjadi.

6. Kontraksi Braxton- Hicks

Kontraksi Braxton- Hicks merupakan kontraksi teratur rahim dan terjadi

tanpa rasa nyeri disepanjang kehamilan, kontraksi ini barangkali

membantu sirkulasi darah dalam plsenta. Kontraksi Braxton- Hicks akan

dirasakan oleh ibu selama beberapa minggu terakhir kehamilannya.

7. Perubahan pada payudara

Perubahan pada payudara yang membawa kepada fungsi laktasi

disebabkan oleh peningkatan kadar estrogen, progesterone, laktogen

plasental dan prolaktin. Stimulasi hormonal ini menimbulkan poliferasi

jaringan, dilatasi pembuluh darah dan perubahan sekretorik pada

payudara. Sedikit pembesaran payudara, peningkatan sensitivitas dan

rasa geli mungkin dialami, khususnya oleh primigrvida, padakehamilan

minggu ke-4. Cairan yang jernih ditemukan dalam payudara pada usia
kehamilan 4 minggu dan kolostrum dapat diperah keluar pada usia

kehamilan 16 minggu.
Daftar pustaka

Borrelli, F., Capasso, R., Aviello, G., Pittler, M. H., & Izzo, A. A. (2005).
Effectiveness and Safety of Ginger in the Treatment of Pregnancy-Induced
Nausea and Vomiting, 105(4), 849–856.
https://doi.org/10.1097/01.AOG.0000154890.47642.23

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2014). Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2013 Dinas
Kesehatan Provinsi Bali.

Hasanah, U., & Biostatistika, D. (n.d.). Efektivitas Pemberian Wedang Jahe (


Zingiber Officinale Var . Rubrum ) Terhadap Penurunan Emesis Gravidarum
Pada Trimester Pertama Nause and Vomiting in pregnancy : pemberian
intervensi pada kelompok yang bulan November 2013 dengan melihat buku
register i, 81–88.

Helem Farrer. (1999). Perawatan Maternitas. (Y. Asih, Ed.) (Edisi 2). Jakarta: EGC.

Kementerian Kesehatan. (2015). Profil Kesehatan Indonesia 2014. Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia (Vol. 51). https://doi.org/10.1037/0022-
3514.51.6.1173

Kementerian Kesehatan RI. (2014). Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI. Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI : Penyebab
Kematian Ibu. Retrieved from
www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-ibu.pdf

Parwitasari, C. D., Utami, S., & Rahmalia, S. (2009). Perbandingan efektivitas


pemberian rebusan jahe dan daun mint terhadap mual muntah pada ibu hamil.
Perbandingan Efektivitas Pemberian Rebusan Jahe Dan Daun Mint Terhadap
Mual Muntah Pada Ibu Hamil, 1–10.

Anda mungkin juga menyukai