DISUSUN OLEH:
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
body of knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran seperti
metamatematika (Krippendorf 1986 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004).
Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan
dengan harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga
perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam
memberikan askep dalam praktek keperawatan. Teori Middle Range yang
merupakan level kedua dari teori keperawatan dan Konsep Practice Theory
akan dibahas lebih jauh dalam makalah ini.
1.4 Manfaat
2
menambah wawasan mengenai konsep Practice Theory dalam keperawatan
dan teori yang termasuk dalam Practice Theory.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Kramer (1995) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan
lingkup fenomena yang relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan
fenomena yang ada dan merupakan masalah pada disiplin ilmu.
Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range theory ini lebih
konkrit. Merton (1968) yang berberperan dalam pengembangan middle
range theory, mendefinisikan teori ini sebagai sesuatu yang minor tetapi
penting dalam penelitian dan pengembangan suatu teori.
5
1. Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi
6. Inklusif
6
1 Teori induktif yang membangun teori melalui riset
2 Teori deduktif yang berasal dari grand theory
3 Kombinasi dari teori keperawatan dan non keperawatan
4 Sintesa teori yang berasal dari penelitian yang telah terpublikasi
Identifikasi middle Range Teori telah cukup jelas. Disisi lain ,Chenitz,
seorang penulis utama dari Entry into a Nursing Home as Status
Passage,memasukan teori ini ke dalam praktikal teori ini., sedangkan yang
7
lainnya memasukkan kedalam middle range teori. Dalam analisis dasar
Middle Range Teori “ Pertanyaan tentang Middle Range teori bukanlah
merupakan sesuatu pernyataan hitam dan putih namun memiliki definisi
yang jelas. Middle Range Teori mengandung nilai abstrak, tidak terlalu
luas namun juga tidak terlalu sempit, tetapi berada pada kondisi
dipertengahan.Untuk mencegah salah penafsiran dalam pemahaman
terhadap teori, para penemu teori harus memberikan Identitas Teori
terhadap komponen konsep dalam teori tersebut.
Ketidakakuratan dari middle range teori hanya salah satu dari sekian
banyak kritik terhadap teori ini. Selain hal tersebut, ketidakjelasan definisi
middle range teori telah dikritisi untuk membedakannya dengan Grand
Teori,karena mampu untuk diuji meggunakan ide postif –logis.
8
berinteraksi dengan perkembangan identitas peran ibu dapat
diamati dari pola perilaku bayi.
Model pencapaian peran maternal yang dikemukakan oleh
Mercer dengan menggunakan konsep Bronfenbrenner’s (1979)
memperlihatkan bagaimana lingkungan berpengaruh terhadap
pencapaian peran ibu.
9
Self- Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang
Transcendence telah dicapai, suatu gerak dari yang kurang baik menjadi baik
dan dari yang baik menjadi lebih baik.
10
dengan ketidakpastian bervariasi dalam dominasi di lintasan
penyakit (table 30.1) melalui aliran dinamis dari persepsi tentang
diri dan interaksi dengan orang lain. Aktifitas dari hidup dan
kehidupan seseorang dalam kondisi sakit merupakan bentuk kerja
.Lingkungan dari kerja termasuk individu dan yang lainnya dengan
semua interaksi,termasuk keluarga dan pelayanan kesehatan.
Semua komponen yang berperan tersebut disebut total organisasi.
Seorang yang sakit (pasien) merupakan pekerja utama namun
semua pekerjaan yang diambil didalamnya dipengaruhi oleh total
organisasi.
11
dan relaksasi), Spirituality (spiritualitas), Exercise (latihan).
Masing-masing aspek didiskusikan secara terpisah dan
dikolaborasikan dengan ibu yg bersangkutan. Mereka seringkali
hanya bisa berfokus pada satu atau dua aspek dalam satu waktu,
namun program ini harus diselesaikan dalam setiap tahap
penyembuhan mereka.
12
Respect the language (hormati bahasa). Memungkinkan orang untuk
2 mengekspresikan, menggambarkan, dan mendeskripsikan pengalaman
hidup mereka menggunakan cara dan bahasa mereka sendiri.
Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu).
3 Menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu tentang cerita orang
tersebut.
Become the apprentice (menjadi apprentice). Menempatkan diri dalam
4 cerita tersebut dan belajar serta mengambil hikmah dari cerita orang
yang anda bantu (klien).
Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan). Pada
dasarnya setiap orang memiliki sikap bijaksana dalam menghadapi
5 setiap pengalaman hidupnya. Praktisi atau tenaga penolong mempunyai
tugas untuk membantunya mengungkapkan kebijaksanaan tersebut yang
akan membantu dalam proses pemulihannya.
Be transparent (jadilah transparan atau terbuka). Baik klien maupun
praktisi atau tenaga penolong profesional berada dalam posisi istimewa
6 dan harus menjadi model yang percaya diri, dengan cara setiap saat
menjadi transparan atau terbuka dan membantu untuk memastikan klien
tersebut memahami apa yang sebenarnya sedang dilakukannya.
Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada). Cerita
13
dari sekian banyak hal yang dapat “menenggalamkan” mereka. Tujuan
keperawatan atau asuhan kesehatan jiwa ialah untuk mengembalikan mereka
ke “lautan pengalaman” tersebut sehingga mereka dapat melanjutkan
perjalanan hidup mereka.
2 Perubahan merupakan proses yang terus berjalan dan konstan. Manusia akan
terus berubah, namun kadang mereka tidak menyadarinya. Salah satu tujuan
utama intervensi yang dilakukan ialah untuk membantu klien membangun
kesadaran bahwa sekecil apapun perubahan itu akan membawa dampak yang
besar bagi hidupnya.
3 Kekuatan terletak pada proses asuhan. Perawat membantu klien untuk
mengidentifikasi bagaimana ia dapat lebih berperan ddalam hidupnya dan
mengontrol hidupnya serta pengalaman yang didapatnya.
4 Perawat dan klien adalah satu, tidak dapat dipisahkan seperti penari dalam
sebuah tarian.
14
becoming tersebut, perawat tidak hanya menjadi dispenser
pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra dalam membantu
pasien lebih dekat dengan tujuannya (well-being).
1 Caring adalah cara mengasihi orang lain dengan adanya komitmen dan
tanggungjawab terhadap orang tersebut (Swanson1991).
2 Knowing dalam hal ini dimaksudkan memahami arti sebuah peristiwa yang
terjadi dalam hidup orang lain menghindari asumsi-asumsi berfokus pada orang
yang dirawat / pasien mengkaji serta melibatkan orang yang memberi asuhan
dan orang yang diberi asuhan dalam proses “knowing” atau pengenalan
(Swanson1991).
3 Being with dalam hal ini dimaksudkan mendukung orang lain secara emosional
termasuk keberadaannya untuk orang lain dan berbagi kesedihan dengan orang
tersebut (Swanson1991).
4 Doing for yang dimaksud adalah melakukan sesuatu demi kepentingan orang
lain termasuk memenuhi kebutuhan kenyamanan dan melindungi orang tersebut
(Swanson1991).
5 Enabling yaitu memfasilitasi orang lain untuk melalui masa-masa transisi dalam
hidupnya dan melewati setiap peristiwa hidupnya dengan berfokus pada
peristiwa tersebut mendukungnya memberi penjelasan memvalidasi apa yang
dirasakan menemukan alternatif penyelesaian dan memberikan feedback /
umpan balik (Swanson1991).
6 Maintaining belief yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui
setiap peristiwa hidup dan masa-masa transisi kehidupnya serta menghadapi
masa depan dengan penuh keyakinan meyakini kemampuan orang lain
menumbuhkan sikap optimis menemukan arti atau mengambil hikmah dari
setiap peristiwa dan selalu ada untuk orang lain pada situasi apa pun.
15
signifikan) yang menerima perawatan dari profesional pada unit
rumah sakit perawatan akut.
16
duka yang dialami oleh orang tua. Sebelumnya untuk pekerjaan ini,
duka dikonseptualisasikan sebagai proses yang menyelesaikan dari
waktu ke waktu dan jika belum terselesaikan, kesedihan yang
abnormal menurut Bowlby dan Lindemans (Lindgren et al, 1992).
Berbeda dengan konseptualisasi terikat waktu, yang melekat dalam
konsep kesedihan kronis adalah bahwa kesedihan berulang
merupakan pengalaman normal, menurut Wikler, Wasow, dan
Hatfiled (Lindgren et al, 1992). Burke dalam studinya anak-anak
dengan spina bifida, kesedihan kronis didefinisikan sebagai
kesedihan luas yang bersifat permanen, periodik dan progresif di
alam '(hainsworth, Eakes, Burke 1994).
17
mereka. Dickkhoff & James ( 1968 ) menyatakan praktis teori diperlukan
dalam keperawatan karena keperawatan adalah suatu profesi dimana selalu
beorientasi kepada tindakan untuk mencapai tujuan. Menurut mereka teori
ini berorientasi pada tujuan dan mempunyai elemen penting :
18
Mikro teori/ teori praktek merupakan teori yang dikembangkan
berdasarkan perkembangan dari middle range theory, karenanya teori ini
lingkupnya lebih sempit dan lebih konkrit keabstrakannya dibandingkan
dengan ketiga teori dalam tingkatan teori. (Jacox, 1974 dalam McKenna,
1997). Lebih lanjut dikatakan, teori praktek/ micro theory adalah teori
yang memberikan arahan langsung pada perawat untuk mencapai tujuan,
artinya teori ini memberikan suatu produk intervensi spesifik yang harus
dilakukan perawat agar dapat memberi efek pada kondisi pasien. Parker
dan Smith (2010) menyatakan bahwa teori praktik adalah deskripsi dan
perkembangan dari tindakan keperawatan yang telah ada dan
dikembangkan untuk digunakan pada situasi keperawatan yang spesifik.
Berdasarkan Ellis dalam Reed et al, 2004, mengatakan bahwa semua
pengetahuan keperawatan dikembangkan untuk praktek, sehingga semua
teori keperawatan tanpa menghiraukan tingkatannya maka merupakan
teori praktek.
2.2.2 Focus pada penyebab yang dapat dimanipulasi oleh perawat; efek
yang dianggap relevan untuk mengevaluasi hasil yang telah
dicapai; dan ketidaktentuan kondisi yang dapat diaplikasikan
dalam situasi praktik.
19
2.2.3 Fokus pada makna yang dapat diasumsikan secara mandiri oleh
profesi perawat baik praktik manipulasi langsung maupun struktur
panduan praktik.
20
menghubungkan situasi yang ada dengan pengetahuan yang telah ada
dan tindakan yang dilakukan. Hasil akhirnya adalah praktisi tersebut
mengganti perilaku atau ilmu yang lama dengan yang baru. Hal ini dapat
dicapai dengan brainstorming dari kelompok, diskusi terbuka untuk
mengklarifikasi pikiran dan perasaan agar muncul pendekatan baru.
21
Secara ringkas, tingkatan pengembangan teori dapat dijelaskan
sebagai berikut:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
22
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Middle
Range teori adalah suatu pengembangan teori pada tingkat yang lebih
kongkret daripada Grand Teori,karena pada Grand teori lebih berfokus
pada fenomena pusat dari disiplin ilmu seperti individu sebagai sistem
adaptif, defisit perawatan diri,kesatuan manusia, atau menjadi manusia.
Grand Teori yang kerangkanya terdiri dari konsep-konsep dan pernyataan
relasional yang menjelaskan fenomena abstrak.Sedangkan Midle Range
Theory diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah varibel
terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-Range memiliki
hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan antara
penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori
Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik.
Jika kita bandingkan dengan filosofi teori dan Grand teori, middle
range teori dapat digunakan langsung dalam tatanan praktik, karena
memiliki variable yang spesifik misalnya kita ambil contoh dari Teori
Trajectory Illness dari Wiener dan Dodd, teori ini lahir dari bentuk studi
kualitatif yang dilakukan pada khusus penderita kanker, kemudian juga
teori Cheryl T.Beck yang mengkhususkan teori pada tatanan praktik yang
diaplikasikan pada Post Partum Depresion.
23
Midle range teori adalah bagian dari struktur disiplin ilmu
keperawatan.Teori ini menjelaskan fenomena spesifik yang terkait dengan
praktek keperawatan. Kajian analisis teori transendensi-diri menjelaskan
bagaimana penuaan atau mendorong kerentanan manusia melampaui
batas-batas untuk diri intrapribadi fokus pada makna kehidupan,
interpersonal pada koneksi dengan orang lain dan lingkungan, temporal
untuk mengintegrasikan masa lalu, sekarang, dan masa depan, dan
transpersonally untuk terhubung dengan dimensi di luar fisik realitas.
Transendensi-diri ini terkait dengan kesejahteraan atau penyembuhan,
salah satu dari diidentifi kasi fokus dari disiplin keperawatan. Teori ini
telah diuji dalam penelitian dan digunakan untuk memandu praktik
keperawatan. Dengan ekspansi Middle Range Teori memperkaya disiplin
ilmu keperawatan.
Dari beberapa ciri yang dimiliki Middle Range Teori ada beberapa
aspek yang menjadi catatan penting yaitu posisi Middle Range Teori
berada pada lingkaran tengah, semi konsep semi praktis. Dapat dilakukan
ditarik keatas mendekati tatanan konsep dapat pula ditarik kebawah lebih
mendekati praktik klinik, tergantungan penggunaan konsep-konsep dan
aplikasinya. Hal ini dapat kita lihat pada beberapa cirri yang diungkapkan
oleh beberapa ahli yang menyatakan Middle Range Teori dipengaruhi oleh
penggunaannya yang mampu diaplikasikan dalam berbagai situasi, masih
memiliki suatu unsur abstrak ,namun lebih mudah diaplikasikan ke dalam
praktik dibandingkan dengan Grand Teori.
24
3.2 Saran
Demikian atas ulasan dari makalah ini dari penulis untuk
memperjelas dalam pembahasan “Menerapkan Falsafah, Konsep
Paradigma Keperawatan Dan Bebagai Teori Keperawatan” . Apabila ada
kekeliruan atau tidak jelasnya dalam makalah ini dapat menghubungi
penulis, dan apabila ada kekurangan dari materi ini diharapkan pembaca
dapat membantu dalam memperbaiki makalah ini. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
25
Agustinus, hardiyanto.2016. Practice Theory/Micro Theory. http://rumah-perawat /
2016/09/practice-theorymicro-theory.html. Diunduh tanggal 19 September 2018,
jam 21.00
Beck, Cheryl Tatano.2006. Postpartum mood and anxiety disorders : a clinician’s guide.
Sudbury: Jones and Bartlett Publishers
Sieloff, Christina Leibold and Frey, Maureen A. 2007. Middle Range Theory
Development Using King’s Conceptual System. New York: Springer
Publishing Company .
Smith,Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd ed.
New York: Springer Publishing Company.
26
Tomey, Alligood. 2006. Nursing Theorist and Their Work. Sixth edition. Toronto: The
CV Mosby Company St. Louis
27