Anda di halaman 1dari 6

Ruang Lingkup Manajemen Operasional

Sebagai informasi bahwa ruang lingkup manajemen operasional


mencakup empat aspek yang saling berkaitan, diantaranya seperti di
bawah ini.

1. Perencanaan Sistem Produksi. Meliputi perencanaan produk,


perencanaan lokasi dan layout pabrik, perencanaan lingkungan
kerja, perencanaan standar produksi. Aspek ini bertujuan agar
hasil produksi sesuai dengan harapan konsumen, mulai dari
kualitas, harga, dan keuntungan.
2. Sistem Pengendalian Produksi. Meliputi pengendalian proses
produksi, bahan baku, tenaga kerja, biaya, kualitas dan
pemeliharaan. Ini adalah aspek yang berkaitan dengan
pengendalian rencana yang telah dibuat agar sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan dan hasilnya optimal.
3. Sistem Informasi Produksi. Aspek ini dibagi meliputi tiga
bagian, yaitu informasi internal, informasi pelanggan, dan
informasi pasar. Ini adalah aspek dimana informasi yang ada
harus diterima dengan baik dan diolah secara tepat agar
kegiatan produksi bisa berlangsung dengan efektif dan efisien.
4. Aspek Lingkungan. Aspek lingkungan berperan dalam
memperhatikan perkembangan dan kecenderungan yang
berhubungan erat dengan lingkungan. Dengan begitu, langkah
yang diambil dapat memberikan manfaat secara efisien serta
meningkatkan produksi.

10 Keputusan Manajemen Operasional


Berdasarkan buku manajemen operasional karangan Jay Heizer dan
Barry Render, 2005, Operations Management, terdapat sepuluh
keputusan strategis yang berkaitan dengan manajemen operasional.
Secara singkat 10 keputusan manajemen operasional tersebut adalah
sebagai berikut :

1. Perancangan Barang dan Jasa

Proses perancangan barang dan jasa (produk) berpengaruh terhadap


kualitas akhir produk dan jumlah SDM yang dibutuhkan untuk
membuat produk tersebut.
2. Penetapan Kualitas

Kualitas produk harus ditetapkan pada saat proses pengerjaan


produk (barang atau jasa). Peraturan dan prosedur dibakukan untuk
melakukan identifikasi serta mencapai standar kualitas tersebut.

Sehingga penentuan kualitas harus dilaksanakan pada saat


perancangan produk dan perancangan proses.

3. Perancangan Proses dan Kapasitas

Pada perancangan proses dan kapasitas berhubungan dengan


kualitas, SDM, persediaan, penjadwalan dan pemeliharaan. Perlu
diketahui bahwa perancangan proses dan kapasitas dilakukan setelah
selesai melakukan perancangan barang dan jasa. Kualitas proses yang
baik akan menghasilkan kualitas produk (barang atau jasa) yang
diminati konsumen. Perancangan proses yang dilakukan membuat
manajemen mengambil komitmen dalam hal teknologi, kualitas,
penggunaan SDM dan pemeliharaan yang spesifik.

4. Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi erat kaitannya dengan manajemen rantai pasok


(supply chain). Faktor rantai pasok yang berpengaruh antara lain
transportasi dan jaringan distribusi.

5. Perancangan Tata Letak

Perancangan tata letak akan berpengaruh pada aliran bahan baku,


kapasitas yang dibutuhkan, jumlah SDM, keputusan teknologi dan
kebutuhan persediaan.

6. Strategi SDM dan Rancangan Pekerjaan

Faktor SDM mencakup keselamatan, kesehatan, job description,


lingkungan kerja dan upah.

Tujuan strategi SDM dan rancangan pekerjaan adalah


untuk mengelola tenaga kerja dan mendesain pekerjaan sehingga
orang-orang dapat diberdayakan secara efektif dan efisien

7. Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management)


Pada manajemen rantai pasok sangat ditentukan oleh pemilihan
lokasi dan kualitas produk. Manajemen rantai pasok berkaitan dengan
keputusan apa yang harus dibeli dan apa yang harus dibuat. Sehingga
kualitas apa yang harus dibeli akan menentukan kualitas apa yang
dibuat.

8. Persediaan

Pengambilan keputusan persediaan dipengaruhi oleh perancangan


proses dan kapasitas, SDM, dan perancangan tata letak. Berkaitan
dengan jumlah persediaan dari setiap barang yang harus dimiliki dan
kapan harus belanja ulang.

9. Penjadwalan

Penjadwalan merupakan tindakan menentukan periode waktu untuk


setiap tugas dalam proses produksi.

Harus ditetapkan dan dikembangkan jadwal produksi yang dapat


dikerjakan dengan efisien. Keputusan dalam menentukan jadwal atau
scheduling sangat ditentukan oleh perancangan proses dan kapasitas,
tata letak dan SDM. Kemahiran dalam manajemen waktu sangat
diperlukan dalam hal ini.

10. Pemeliharaan

Strategi pemeliharaan berkaitan dengan menjaga kualitas atau mutu.


Keputusan harus dibuat pada tingkat stabilitas dan kehandalan yang
diinginkan.

Contoh Penerapan Manajemen Operasional


Berbagai contoh manajemen operasional diterapkan di berbagai
sektor barang dan jasa, antara lain manufaktur, pertanian,
perkebunan, perikanan, berbagai pabrik pembuatan produk barang,
pertambangan, industri berat maupun ringan, konstruksi, otomotif,
perumahan, jasa profesional, pendidikan, hukum, kesehatan,
perdagangan, layanan masyarakat, transportasi, perbankan, asuransi,
hiburan, administrasi, real estate, jasa perbaikan.

Manajemen operasional memberikan cara pandang yang sistematik


dalam melihat proses-proses dalam organisasi perusahaan dan agar
kita memahami apa yang dikerjakan manajer operasional sehingga
dengan cermat dapat meningkatkan peluang keuntungan dan
pelayanan kepada masyarakat serta mampu mengorganisasikan diri
pada perusahaan yang produktif.

Ketika perusahaan menghadapi persaingan global maka manajemen


operasioanal harus dengan cermat menempatkan perusahaannya
dalam misi dan strategi yang tepat serta mampu mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, juga peluang dan
ancaman yang terdapat di lingkungan perusahaan, yang pada
akhirnya efektifitas dan efisiensi perusahaan dapat terus berjalan.
2.2 Milestone Perkembangan Manajemen Operasi
Kegiatan operasi sudah dikenal beribu-ribu tahun yang lalu sejak manusia mengenal
cara berburu, membuat satu benda , dan lain-lain. Pengetahuan atau cara tersebut berkembang
terus dengan ditemukan prinsip serta metoda baar, dan akhirnya terbentuk menjadi suatu ilmu
sendiri, dilengkapi dengan masuknya unsur-unsur ilmu pengetahuan yang lain.
Perkembangan manajemen operasi lebih terasa sejak meletusnya sejak revolusi industry pada
abad ke – 18. Pada saat itu, pola kerajinan tangan mulai tergeser, dan system pabrik mulai
berkembang. Dilengkapi dengan penemuan teknologi yang semakin lama semakin canggih,
selain fasilitas produksi menjadi lebih modern, penanganannya juga lebih kompleks.
Sejalan dengan perkembangan teknologi dan perekonomian, konsep manajemen
operasi menjadi semakin berkembang dan semakin terasa peranannya dalam pengembangan
perusahaan agar semakin efisien dan efektif sehingga memiliki daya saing yang kuat.
Perkembangan manajemen operasi sampai dalam bentuknya sekarang ini didasarkan atas
penemuan dari para ahli.
Hal ini dapat dilihat dari adanya alliran utama yang menyumbang terhadap
perkembangan bidang manajemen operasi, yaitu :
1. Pembagian kerja
Menurut Adam Smith, spesialisasi tenaga kerja akan meningkatkan keluaran Karena 3
faktor, yaitu :
a. Peningkatan keterampilan karyawan
b. Penghematan waktu kerja yang hilang karena perubahan pekerjaan
c. Penemuan peralatan dan mesin

2. Revolusi industri
Merupakan penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin, dan Jamess Watt adalah orang
yang memberikan sumbangan besar dalam revolusi industry dengan penemuan mesin uapnya,
sebagai sumber utama tenaga mesin mobil untuk pertaniandan pabrik.

3. Manajemen ilmiah
Dikembangkan oleh Frederick W. Taylor dengan pengertian bahwa manajemen
ilmiah merupakan :

a. Penerapan metode ilmiah pada studi analisis dan pemecahan masalah-masalah operasi
b. Seperangkat mekanisme-mekanisme dan teknik-teknik untuk meningkatkan efisiensi
operasi organisasi.
c. Hubungan manusiawi dikembangkan oleh Elton Mayo, bahwa motivasi karyawan adal;ah
unsure krusial dalam peningkatan produktivitas tanpa mengabaikan aspek lingkungan fisik
dan teknik

4. Model-model keputusan kuantitatif


Digunakan untuk menyajikan suatu system produktif dalam model-model matematika,
contohnya, rumusan EOQ untuk manajemen persediaan , metode simpleks
linier programming.

5. Komputer.
Kegiatan operasi memanfaatkan computer untuk manajemen
persediaan, scheduling produksi, pengawasan kualitas dan system pembiayaan.

Contoh beberapa individu atau perusahana yang memberikan kontribusi terhadap


perkembangan manajemen operasi, dapat dilihat dalam tabel 1.2 dibawah ini :
Perkembangan manajemen operasi
Tahun Individu/perusahaan penemuan
Spesialisasi pekerjaan dalam kegiatan
1776 Adam Smith manufaktur
1800 Eli Whitney Standarisasi dan pengendalian mutu.
Bapak manajemen ilmiah, studi peningkatan
1881 Frederick W Taylor metode dan waktu
Hendry Ford dan Memadukan pengetahuan komponen yang
1913 Charles Scremeses distandarisasi dengan lini produksi.
1914 F. W. Harris Model pesanan paling ekonomis (EOQ)
Penggunaan peta control untuk pengendalian
1924 Whitter A. Shewhart mutu (SPC)
W. C. Deming dan Perbaikan lingkungan kerja dan proses agar
1950 Frederick Taylor mutu menjadi lebih baik.
U.S.Navy dan Bosst Teknik peninjauan ulang dan evaluasi
1958 Allen dan Hamillton program (PLRT)
Penggunaan computer dalam manufaktur,
Joseph Orickky dan penjadwalan, pengendalian dan perencanaan
1975 G. Wright material (MRP)
1978 Taichi Ohno Just in Time (JIT)
Aplikasi kualitas dan produktifitas jepang
dalam pemakaian robot dan CAD (Computer
Aided Design)/ CAM (Computer Aided
W. E. Demming dan Manufactur)
1980 Josseph M Jurran
2.3 Manajemen Operasi dalam E-bussiness Environment

E-bisnis (Inggris: Electronic Business, atau "E-business") dapat diterjemahkan


sebagai kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semiotomatis dengan
menggunakan sistem informasi komputer. Istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh Lou
Gerstner, seorang CEO perusahaan IBM ini, sekarang merupakan bentuk kegiatan
bisnis yang dilakukan dengan menggunakan teknologi Internet. E-bisnis memungkinkan
suatu perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan data internal dan eksternal
mereka secara lebih efisien dan fleksibel. E-bisnis juga banyak dipakai untuk berhubungan
dengan suplier dan mitra bisnis perusahaan, serta memenuhi permintaan dan melayani
kepuasan pelanggan secara lebih baik.
Dalam penggunaan sehari-hari, e-bisnis tidak hanya menyangkut e-dagang
(perdagangan elektronik atau e-commerce) saja. Dalam hal ini, e-dagang lebih merupakan
sub bagian dari e-bisnis, sementara e-bisnis meliputi segala macam fungsi dan kegiatan bisnis
menggunakan data elektronik, termasuk pemasaran Internet (e-pemasaran). Sebagai bagian
dari e-bisnis, e-dagang lebih berfokus pada kegiatan transaksi bisnis lewat www atau Internet.
Dengan menggunakan sistem manajemen pengetahuan, e-dagang mempunyai goal untuk
menambah revenu dari perusahaan .
Sementara itu, e-bisnis berkaitan secara menyeluruh dengan proses bisnis termasuk
value chain: pembelian secara elektronik (electronic purchasing), manajemen rantai suplai
(supply chain management), pemrosesan order elektronik, penanganan dan pelayanan kepada
pelanggan, dan kerja sama dengan mitra bisnis. E-bisnis memberi kemungkinan untuk
pertukaran data di antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, baik
lewat web, Internet, intranet, extranet atau kombinasi di antaranya.
Dalam e-business terdapat suatu proses yang dinamakan dengan e-commerce
yaitu transaksi komersial bidang jasa dalam format elektronik. ( Transatlantic Business
Dialogue Electronic Commerce White Paper, 1997 )
E-Commerce berkaitan dengan melakukan bisnis secara elektronik, didasarkan pada
pemrosesan elektronik dan transmisi data, termasuk teks, bunyi dan video. Mencakup segala
macam aktivitas termasuk perdagangan elektronik baik barang ataupun jasa, pengiriman
secara online dari isi digital, transfer dana secara elektronik, electronic share trading,
electronic.bil of landing, commercial auctions, kolaborasi desain dan rekayasa, online
sourcing, public procurement, direct consumer marketing, dan layanan purnajual. Termasuk
juga produk (consumer good, peralatan medis) atau jasa (layanan informasi, keuangan dan
hokum); aktivitas-aktivitas baru (virtual malls). (European Commission, 1997).
E-Commerce didefinisikan sebagai penggunaan Internet dan Web untuk transaksi
bisnis. E-Commerce berbeda dari e-business, e-business mengacu pada transaksi dan proses
di dalam suatu organisasi. Sebagai contoh, suatu system pengendalian persediaan perusahaan
online adalah komponen e-business dan bukan bagian dari e-commerce. System pengendalian
persediaan tidak secara langsung menghasilkan pendapatan untuk perusahaan. Ada lima jenis
utama e-commerce: business-to-business (B2B), business-to-consumer (B2C), consumer-to-
consumer (C2C), peer-to-peer (P2P), dan mobile commerce (m-commerce).

Anda mungkin juga menyukai