menjadi kuat dan memberikan perlindungan dari jumlah anak di bawah lima tahun di 38
penyakit. Makanan pendamping ASI yang sesuai kabupaten/kota yang ditemukan dan ditangani
pada balita berusia 6 bulan hingga 2 tahun dapat menderita pneumonia. Jumlah pemberian ASI
mengurangi kematian yang disebabkan oleh ekslusif didapatkan dari catatan Dinas Kesehatan
pneumonia. Suplemen vitamin A dosis tinggi pada Provinsi Jawa Timur mengenai jumlah bayi yang
anak dapat membantu menjaga sistem kekebalan diberi ASI eksklusif.
tubuh agar lebih kuat dan dapat mengurangi semua Data dianalisis secara statistik menggunakan
penyebab kematian. (WHO & UNICEF, 2013). bantuan aplikasi statistik. Analisis regresi linier
PP No. 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI memiliki asumsi yang perlu diuji yaitu data
eksklusif menganjurkan pemberian ASI eksklusif berskala interval atau rasio, residual berdistribusi
selama 6 bulan menyiratkan bahwa pemberian ASI normal, ada hubungan yang berlangsung antara
selama 6 bulan tanpa didampingi makanan atau variabel terikat dan variabel bebas, melakukan uji
minuman lain. Memberikan makanan atau T Parsial, dan model regresi dapat diterangkan
minuman tambahan dapat meningkatkan peluang dengan menggunakan nilai koefisien determinasi.
masuknya bakteri patogen. ASI dapat memberikan Uji pengaruh yang digunakan untuk
semua kebutuhan tubuh bayi selama 6 bulan mengetahui pengaruh pemberian ASI eksklusif
pertama hidupnya. Pemberian ASI eksklusif terhadap pneumonia di Jawa Timur. Uji yang
menurunkan angka kematian bayi baru lahir yang digunakan adalah regresi linier. Uji regresi linier
disebabkan oleh infeksi penyakit yang umumnya digunakan untuk melihat data dengan skala rasio
mempengaruhhi anak-anak, seperti pneumonia. atau interval berdistribusi normal. Cara melihat
(Pemerintah Republik Indonesia, 2012). residual data berdistribusi normal atau tidak dapat
Ceria (2016) menyatakan bahwa kejadian dilakukan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
pneumonia pada balita berkaitan dengan faktor
yang melekat pada balita, yaitu status gizi, HASIL
pemberian ASI secara eksklusif, dan berat badan
lahir. Rasyid (2013) menyatakan bahwa variabel Gambaran Kasus Pneumonia Balita dan ASI
yang memiliki hubungan timbal balik terhadap Eksklusif di Jawa Timur
terjadinya pneumonia pada anak balita adalah Mayoritas kejadian pneumonia balita terjadi
pengetahuan ibu, jenis kelamin anak balita, pada laki-laki. Selisih antara balita penderita
keadaan gizi anak balita, mata pencaharian ibu, pneumonia pada jenis kelamin laki-laki dan
sokongan ASI eksklusif, dan pengimunan anak perempuan cukup banyak. Persentase pemberian
balita. Nur & Marissa (2014) menyatakan bahwa ASI eksklusif pada balita laki-laki memiliki selisih
riwayat menyusui pada dasarnya terkait dengan sebesar 0,01% lebih banyak jika dibandingkan
tingkat penyakit infeksi pada balita. Balita yang dengan balita perempuan.
disusui sampai usia 21 bulan memiliki bahaya
yang lebih besar tertular penyakit infeksi daripada Tabel 1
24 bulan. Balita dengan ASI non-eksklusif Jumlah Kasus Pneumonia dan ASI Eksklusif di
mempunyai bahaya yang lebih besar menderita Jawa Timur Tahun 2016 berdasarkan Jenis
penyakit infeksi. Kelamin
METODE ASI
Jenis Kelamin Pneumonia %
Eksklusif
Desain penelitian menggunakan cross Laki-laki 53.509 192.791 74,40
sectional. Penelitian ini merupakan penelitian Perempuan 49.203 186.261 74,30
observasional analitik menggunakan data Total 102.712 379.052 100,00
sekunder. Data yang digunakan bersumber dari
profil kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2016. Pneumonia balita dapat terjadi pada daerah
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini perkotaan maupun pedesaan. Tabel 2
adalah data Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. menunjukkan bahwa pneumonia balita paling
Variabel dependen dalam penelitian ini banyak ditemukan pada Kabupaten Sidoarjo,
merupakan kasus pneumonia pada balita, disusul kemudian Kabupaten Jember dan
sedangkan variabel independen dalam penelitian Kabupaten Gresik.
ini adalah pemberian ASI eksklusif. Berdasarkan
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur, jumlah
kasus pneumonia pada balita didapatkan dari
239 of 243 Risa Ayu Wulandari / Jurnal Berkala Epidemiologi, 6 (3) 2018, 236-243
menyatakan bahwa kondisi geografis pada setiap terdapat hubungan antara pemberian ASI
wilayah, kebiasaan budaya atau tradisi tiap daerah eksklusif dengan kejadian pneumonia pada anak
sangat berpengaruh terhadap kejadian pneumonia. balita. Anak balita dengan ASI tidak eksklusif
Pada wilayah perkotaan kondisi atau letak rumah berisiko mengalami pneumonia 3,13 kali
relatif berdekatan dan kurang sehat. Jumlah dibandingkan anak balita yang diberikan ASI
penghuni lebih banyak tidak sebanding dengan eksklusif. Anak balita yang tidak berikan ASI
kondisi rumah. Kondisi rumah yang lembab, secara eksklusif lebih berisiko mengalami penyakit
kurang baiknya sirkulasi udara, dan kebiasaan karena tidak mendapatkan manfaat ASI secara
penghuni juga sangat berpengaruh. Sedangkan penuh yang lebih berpengaruh pada pembentukan
pada wilayah pedesaan jarak antar rumah relatif antibodi sebagai pertahanan dari penyakit. Anak
lebih jauh sehingga kondisi rumah lebih baik dan dengan ASI eksklusif akan mendapatkan manfaat
sehat. Sebagian rumah di desa masih berlantai seperti zat protektif, antibodi, imunitas seluler, dan
tanah. Sehingga menjadi lebih lembab, kandang zat anti alergi yang melindungi tubuh dari kuman
ternak yang berdekatan dengan rumah, kondisi penyakit. Anak dengan ASI eksklusif akan
dapur yang masih menggunakan kayu bakar, dan mempunyai status gizi yang baik karena tidak
pengolahan sampah yang masih dibakar. Faktor kekurangan nutrien yang dibutuhkan tubuh.
tersebut dapat mempengaruhi terjadinya Berbeda dengan Fikri (2016) yang
pneumonia. menyatakan bahwa kelompok balita yang tidak
Beberapa kabupaten yang memiliki kasus hanya mendapatkan ASI memiliki kesempatan
pneumonia tertinggi adalah kabupaten/kota yang 7,41 kali lebih tinggi untuk mengidap pneumonia
memiliki kepadatan penduduk tertinggi di Jawa dibandingkan kelompok balita yang diberi ASI
Timur. Kian padat suatu wilayah maka potensi eksklusif. ASI dapat meningkatkan imunitas pada
penyebaran penyakit menjadi kian besar (Syani, balita sehingga balita dapat memiliki proteksi yang
Budiyono, & Raharjo, 2015). Kepadatan penduduk kuat pada tubuhnya. Sejalan dengan penelitian
yang tinggi akan menyebabkan interaksi antar Luange, Ismanto, & Karundeng (2016) bahwa ada
manusia dan lingkungan semakin tinggi sehingga hubungan antara pemberian Makanan Pendamping
dapat mempengaruhi kualitas lingkungan seperti ASI (MP-ASI) dini untuk bayi baru lahir 0-6 bulan
udara, air, dan sanitasi menjadi lebih buruk dengan kejadian ISPA. Bayi yang diberi MP-ASI
(Aulina, Rahardjo, & Nurjazuli, 2017) sejak dini (0-6 bulan) akan lebih mudah terpedaya
kontaminasi gastrointestinal, kontaminasi akses
Analisis Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif pernapasan serta mudah terjangkit alergi dan tidak
Terhadap Pneumonia Balita di Jawa Timur cocok susu formula. Tarsikah, Suharno, & Puji
Air Susu Ibu (ASI) adalah minuman alami (2017) menyatakan pemberian MP-ASI dini
bagi bayi baru lahir pada awal kehidupan yang mempengaruhi frekuensi mordibitas bayi.
memiliki banyak manfaat dalam masa Frekuensi morbiditas bayi yang lebih banyak
pertumbuhan. Komposisi ASI sangat tepat untuk terjadi pada bayi yang diberikan MP-ASI pada
memenuhi kebutuhan nutrisi yang bertambah usia 0-3 bulan. Bayi tidak akan menerima
sesuai dengan usia bayi (Lebuan & Somin, 2017). immunoglobulin yang utama pada ASI sehingga
Pneumonia disebabkan oleh sejumlah infeksi, bayi tidak dapat dilindungi dari mikroorganisme
termasuk virus, bakteri, dan jamur. Streptococcus patogen yang berasal dari sekitarnya. Bayi yang
pneumonia adalah salah satu bakteri pneumonia tidak diberikan ASI tidak akan mendapatkan
pada anak. Haemophilus influenzae type b (Hib) enzim yang berfungsi membantu pencernaan bayi
penyebab kedua dari bakteri pneumonia. Virus sebagai pengangkut logam (Fe, Mg, Zn, dan Se)
syncytial adalah virus penyebab pneumonia yang serta berfungsi sebagai anti infeksi. Pemberian
paling umum. Seperempat dari seluruh kematian makanan pendamping ASI yang terlalu dini juga
akibat pneumonia pada bayi dengan HIV akan meningkatkan angka kematian pada bayi.
disebabkan oleh Pneumocystis jiroveci (UNICEF, Berbeda dengan penelitian yang dilakukan
2016). oleh Efni, Machmud, & Pertiwi (2016) yang
Hasil penelitian Nur & Marissa (2014) menyatakan bahwa kejadian pneumonia pada
menyatakan ada hubungan antara pemberian ASI balita tidak memiliki keterkaitan dengan
eksklusif dengan penyakit infeksi yang dialami pemberian ASI eksklusif. Linda (2017) juga
balita secara signifikan. Balita diberi ASI non- menyatakan tidak ada interaksi antara pemberian
eksklusif sepanjang enam bulan berpotensi 1,40 ASI eksklusif dengan pneumonia balita. Saat ini
kali lebih besar mengalami penyakit infeksi. sudah ada program pemerintah yaitu pemberian
Sejalan dengan penelitian Ceria (2016) yakni suplementasi vitamin A pada balita umur 6-59
241 of 243 Risa Ayu Wulandari / Jurnal Berkala Epidemiologi, 6 (3) 2018, 236-243
bulan. Vitamin A dapat digunakan untuk Hal ini dapat terjadi karena unit keluarga yang
meningkatkan daya tahan tubuh dan memiliki tingkat pendapatan lebih baik
mengamankan saluran pernapasan dari infeksi mempunyai kapasitas yang lebih tinggi untuk
sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh memenuhi kebutuhan mereka, meliputi perawatan
balita meskipun tidak mendapatkan ASI secara kesehatan, peningkatan akses fasilitas kesehatan,
eksklusif. dan ibu yang memiliki edukasi lebih tinggi
Faktor dalam diri ibu berperan penting diyakini memiliki informasi dan pemahaman yang
terhadap ASI eksklusif yang diberikan pada bayi. lebih unggul termasuk dalam memahami masalah
Pemberian ASI eksklusif dapat dipengaruhi oleh kesejahteraan.
pendidikan ibu, stres yang dialami ibu, mata Ibu yang bekerja seharusnya tidak
pencaharian ibu dan peghasilan keluarga. Ibu yang menghambat pemberian ASI eksklusif pada
memiliki pendidikan minimal SMA berpeluang bayinya karena staf instansi dan pengelola sarana
untuk memberikan ASI eksklusif yaitu 0,97 kali umum wajib membantu program ASI eksklusif
lebih besar daripada ibu yang berpendidikan di dengan cara menyediakan tempat privat untuk
bawah SMA. Ibu yang memiliki pendapatan lebih menyusui dan/atau memerah ASI sesuai dengan
dari UMR (Upah Minimum Regional) berpeluang kondisi kemampuan perusahaan (Pemerintah
untuk memberikan ASI eksklusif 1,39 kali lebih Republik Indonesia, 2012). Ibu yang memiliki
besar daripada ibu dengan gaji kurang dari UMR. pekerjaan cenderung tidak melakukan pemberian
Ibu dengan stress psikologis memiliki peluang ASI ketika bekerja. Kondisi tersebut menyebabkan
untuk memberikan ASI eksklusif 0,74 kali lebih banyak ibu memberikan MP-ASI lebih cepat dari
kecil daripada ibu yang tidak menderita stres. Ibu waktu yang telah ditentukan (Sulistiyowati &
yang mencari nafkah di luar rumah memiliki Siswantara, 2014).
peluang untuk memberikan ASI eksklusif 1,29 kali Sundari, Pratiwi, & Khairudin (2014)
lebih kecil daripada ibu yang tidak mencari nafkah menyatakan bahwa perilaku tidak sehat yang
(Lestari, Salimo, & Suradi, 2017). dilakukan ibu juga dapat mengakibatkan balita
Determinan pemberian ASI eksklusif pada berisiko terkena pneumonia. Perilaku tidak sehat
ibu menyusui yang memiliki hubungan signifikan ibu yang berisiko menyebabkan pneumonia pada
menurut Astuti (2013) adalah ibu rumah tangga balita diantaranya ketika batuk tidak menangkup
berpeluang 0,17 kali untuk memberikan ASI hidung dan mulut, membiarkan anak berdekatan
eksklusif dibandingkan ibu yang bekerja, ibu dengan orang yang sedang sakit ISPA, tidak segera
berpengetahuan tinggi berpeluang 5,94 kali untuk mencuci tangan dengan sabun setelah melakukan
memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang kontak langsung dengan hidung dan mulut ketika
berpengetahuan yang rendah, ibu yang mempunyai batuk, tidak menjauhkan balita yang sakit dari
sikap positif berpeluang 8,78 kali untuk orang lain, tidak melakukan imunisasi secara
memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang lengkap pada balita, jarang menyiapkan sayur dan
bersikap tidak positif, ibu yang mempunyai buah pada menu makanan sehari-hari, dan belum
peranan petugas berpeluang memberikan ASI sempat memberi vitamin A pada bayi. Perilaku
eksklusif sebanyak 9,45 kali dibandingkan ibu tidak sehat lain yang berkaitan dengan penggunaan
yang tidak mempunyai peranan petugas, ibu yang fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat
terpapar media berpeluang 9,45 kali memberikan mempengaruhi kesehatan balita adalah ibu tidak
ASI eksklusif dibandingkan ibu yang tidak segera membawa balita yang sakit ISPA berobat
terpapar media, dan ibu yang mendapatkan ke fasilitas kesehatan yang bahkan disertai gejala
dukungan suami berpeluang 9,87 kali memberikan pneumonia. Perilaku tidak sehat lain yang
ASI eksklusif daripada ibu yang tidak memperoleh berkaitan dengan lingkungan serta berisiko
dukungan suami, serta ibu yang mempunyai terhadap penyakit pneumonia mencakup jendela
peranan orang tua mempunyai peluang 8,81 kali rumah tidak dibuka setiap hari, merokok dalam
untuk memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu area rumah, mendekati anak-anak ketika merokok,
yang tidak mempunyai peranan orang tua. menjemur pakaian dan menempatkan buku dalam
Anwar & Dharmayanti (2014) menyatakan kamar tidur, dan membakar sampah disekitar
ibu yang berpendidikan rendah berisiko lebih rumah.
tinggi dibandingkan dengan ibu yang Global Action Plan for the Prevention and
berpendidikan lebih tinggi memiliki anak yang Control of Pneumonia and Diarrhoea (GAPPD)
terkena pneumonia. Pneumonia lebih berisiko pada menetapkan kerangka terintegrasi dari intervensi
balita yang memiliki keluarga berpendapatan kunci yang terbukti efektif melindungi anak-anak,
rendah daripada keluarga berpendapatan tinggi. mencegah penyakit, dan memperlakukan anak
242 of 243 Risa Ayu Wulandari / Jurnal Berkala Epidemiologi, 6 (3) 2018, 236-243
yang sakit pneumonia dan diare secara tepat. Cara UCAPAN TERIMA KASIH
yang dapat dilakukan untuk membuat anak bebas
penyakit adalah dengan cara memberikan ASI Segala hormat dan rasa terima kasih
eksklusif, memberikan makanan pendamping asi disampaikan kepada Dinas Kesehatan Provinsi
yang memadai disertai dengan pemberian asi Jawa Timur yang telah mempublikasikan Profil
eksklusif, dan memberikan suplemen vitamin A. Kesehatan Jawa Timur sehingga peneliti bisa
Upaya yang dapat dilakukan untuk membantu melakukan penelitian data sekunder. Terima kasih
menghentikan penularan penyakit yang membuat kepada semua pihak yang telah membantu
anak menjadi sakit adalah dengan cara melakukan memberikan doa dan dukungan sehingga peneliti
imunisasi, membersihkan lingkungan rumah, dapat merampungkan karya tulis ini.
mengurasi polusi rumah tangga, dan pencegahan
HIV. Upaya untuk mengobati menyembuhkan REFERENSI
anak yang sakit dengan cara meningkatkan
pencarian dan rujukan perawatan, menggunakan Anwar, A., & Dharmayanti, I. (2014). Pneumonia
antibiotik yang tepat, dan terapi oksigen (UNICEF, pada anak balita di Indonesia. Jurnal
2016). Kesehatan Masyarakat Nasional, 8(8), 359–
Upaya yang dapat dilakukan untuk 365.
meningkatkan pemberian ASI eksklusif pada balita Astuti, I. (2013). Determinan pemberian ASI
yaitu tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas eksklusif pada ibu menyusui. Health Quality,
pelayanan kesehatan bekerjasama dalam 4(1), 60–68.
memberikan informasi dan edukasi ASI eksklusif Aulina, M. S., Rahardjo, M., & Nurjazuli. (2017).
kepada ibu dan/atau anggota keluarga dari bayi. Pola sebaran kejadian pneumonia pada balita
Informasi dan edukasi ASI eksklusif yang di Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang.
diberikan dapat mengenai keuntungan dan Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(5), 744–
keunggulan pemberian ASI, gizi ibu dan bayi, 752.
persiapan dan mempertahankan menyusui, serta Ceria, I. (2016). Hubungan faktor risiko intrinsik
akibat negatif pemberian makanan botol secara dengan kejadian pneumonia pada anak balita.
parsial terhadap pemberian ASI (Pemerintah Jurnal Medika Respati, 11(4), 44–52.
Republik Indonesia, 2012). Dinkesprov Jawa Timur. (2017). Profil kesehatan
Masyarakat wajib mendukung keberhasilan Provinsi Jawa Timur tahun 2016. Dinas
program pemberian ASI eksklusif. Dukungan Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Kota
dapat dilakukan dengan cara memberikan ide yang Surabaya.
berhubungan dengan penetapan kebijakan dan/atau Efni, Y., Machmud, R., & Pertiwi, D. (2016).
pelaksanaan program pemberian ASI eksklusif Faktor risiko yang berhubungan dengan
serta menyebarluaskan pemberitahuan kepada kejadian pneumonia pada balita di Kelurahan
masyarakat terkait fungsi utama pemberian ASI Air Tawar Barat Padang. Jurnal Kesehatan
eksklusif. Masyarakat juga dapat membantu, Andalas, 5(2), 365–370.
memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan Fibrila, F. (2015). Hubungan usia anak, jenis
program pemberian ASI eksklusif. Bagi kelamin dan berat badan lahir anak dengan
perusahaan diharapkan mampu menyediakan kejadian ISPA. Jurnal Kesehatan Metro Sai
waktu dan ruangan untuk menyusui bagi ibu yang Wawai, 8(2), 8–13.
bekerja dalam pemberian ASI ekskusif. Fikri, B. A. (2016). Analisis Faktor risiko
pemberian asi dan ventilasi kamar terhadap
SIMPULAN kejadian pneumonia balita. The Indonesian
Journal of Public Health, 11(1), 14–27.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat Kemenkes RI. (2017). Profil kesehatan Indonesia.
pengaruh signifikan pemberian ASI eksklusif Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
terhadap kejadian pneumonia balita di Provinsi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
Jawa Timur. ASI eksklusif memiliki pengaruh Lebuan, A. W., & Somin, A. (2017). Faktor yang
sebesar 35% terhadap kejadian pneumonia balita berhubungan dengan infeksi saluran
dengan kuat hubungan sedang. pernapasan akut pada siswa taman kanak-
kanak di Kelurahan Dangin Puri Kecamatan
Denpasar Timur tahun 2014, 6(6), 1–8.
Lestari, N., Salimo, H., & Suradi. (2017). Role of
243 of 243 Risa Ayu Wulandari / Jurnal Berkala Epidemiologi, 6 (3) 2018, 236-243