JIWA 18 Hal
JIWA 18 Hal
Dosen Pembimbing
Ari Dwi
Disusun Oleh :
3B D-IV KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan, manusia harus mengatasi masalah terus menerus untuk
menjaga keseimbangan antara stress dan mekanisme koping. Jika hal ini tidak bisa
seimbang maka bisa terjadi krisis. Krisis merupakan bagian dari kehidupan yang
dapat terjadi dalam bentuk dan penyebab yang berbeda.
Dalam ilmu keperawatan jiwa masalah krisis yang dimaksud yaitu suatu
kejadian yang terjadi secara tiba – tiba dalam kehidupan seseorang yang
mengganggu keseimbangan selama mekanisme koping individu tersebut tidak
dapat memecahkan masalah.
Dalam hal ini intervensi krisis merupakan pendekatan dengan fokus pada
penemuan kasus secara dini dan mencegah dampak lebih jauh dari stress. Oleh
karena itu diperlukan peran tenaga keperawatan dalam intervensi krisis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa krisis dan intervensi krisis itu?
2. Apa sajakah peran perawat dalam intervensi krisis?
3. Bagaimanakah konsep asuhan keperawatan dengan intervensi krisis?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa, dan di harapkan
bagi mahasiswa agar mampu memahami peran perawat dalam intervensi krisis
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang krisis dan intervensi krisis
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang proses keperawatan
c. Mahasiswa mengetahui apa saja peran perawat dalam intervensi krisis
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Krisis
1. Pengertian Krisis
Krisis adalah reaksi berlebihan terhadap situasi yang mengancam saat
kemampuan menyelesaikan masalah yang dimiliki klien dan respons
kopingnya tidak adekuat untuk mempertahankan keseimbangan psikologis
Krisis adalah gangguan internal yang diakibatkan oleh suatu keadaan
yang dapat menimbulkan stres, dan dirasakan sebagai ancaman bagi individu.
Krisis terjadi jika seseorang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan
hidup yang penting dan tidak dapat diatasi dengan penggunaan metode
pemecahan masalah (koping) yang biasa digunakan. Krisis terjadi melalui
empat fase, yaitu sebagai berikut :
a. Fase I :
Ansietas meningkat sehingga muncul stimulus individu untuk
menggunakan koping yang biasa dipakai.
b. Fase II :
Ansietas lebih meningkat karena koping yang digunakan gagal
c. Fase III :
Individu berusaha mencari koping baru, memerlukan bantuan orang
lain
d. Fase IV :
Terjadi ansietas atau panik yang menunjukkan adanya disorganisasi
psikologis
Maka dapat disimpulkan bahwa krisis adalah suatu reaksi berlebih yang
mengancam dan dapat menyebabkan stress saat kemampuan menyelesaikan
masalah tidak adekuat
2. Jenis – Jenis Krisis
a. Krisis perkembangan
Terjadi sebagai respons terhadap transisi dari satu tahap maturasi ke
tahap lain dalam siklus kehidupan
Contoh : Mulai sekolah, Pubertas, Lulus sekolah, Menikah
b. Krisis situasional
Terjadi sebagai respons terhadap kejadian yang tiba-tiba dan tidak
terduga dalam kehidupan seseorang. Kejadian tersebut biasanya
berkaitan dengan pengalaman kehilangan.
Contoh : Bercerai, Kematian, Diagnosis penyakit serius
c. Krisis adventisius
Terjadi sebagai respons terhadap trauma berat. Krisis ini dapat
memengaruhi individu, masyarakat, bahkan negara.
Contoh : Bencana alam, Kejahatan dengan kekerasan, Tindakan teroris
3. Urutan perkembangan krisis
a. Periode prakrisis :
individu memiliki keseimbangan emosional
b. Periode krisis :
individu memiliki pengalaman subjektif berupa kekecewaan, gagal
melakukan mekanisme koping yang biasa
c. Periode pascakritis :
Resolusi krisis
4. Faktor – Faktor Krisis
a. Faktor Presipitasi
Faktor pencetus terjadinya krisis adalah sebagai berikut :
a) Kehilangan : kehilangan orang yang penting, perceraian,
pekerjaan
b) Transisi : pindah rumah, lulus sekolah, perkawinan
b. Faktor Pengimbang
faktor pengimbang yaitu sebagai berikut :
a) Persepsi individu terhadap kejadian
b) Pengaruh kejadian terhadap masa depan individu. Pandangan
realistis dan tidak realistis terhadap kejadian.
c) Situasi yang mendorong.
d) Mekanisme koping yang dimiliki oleh individu yaitu sikap
yang biasa dilakukan individu dalam menangani masalahnya.
Kualitas dan maturitas ego dinilai berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
a. Kemampuan seseorang untuk menahan stres dan ansietas serta
mempertahankan keseimbangan
b. Kemampuan mengenal kenyataan yang dihadapi serta
memecahkan masalah
c. Kemampuan untuk mengatasi masalah: serta mempertahankan
keseimbangan sosial
5. Gejala Individu Yang Mengalami Krisis
a. Gejala Fisik
a) Keluhan somatic, contoh : sakit kepala, gastrointestinal
b) Gangguan nafsu makan, contoh : perubahan berat badan
c) Gangguan tidur, contoh : insomnia, mimpi buruk, gelisah
b. Gejala Kognitif
Konfusi sulit berkonsentrasi, Pikiran yang kejar mengejar
c. Gejala Perilaku
Disorganisasi, Impulsif ledakan kemarahan,
d. Gejala Emosional
Ansietas, Sedih, Paranoid (curiga), Putus asa (tidak berdaya)
B. Intervensi Krisis
1. Pengertian Intervensi Krisis
Metode pemberian bantuan terhadap mereka yang tertimpa krisis, di
mana masalah yang membutuhkan penanganan yang cepat dapat segera
diselesaikan dan keseimbangan psikis yang dipulihkan.
2. Hal – Hal Yang Perlu di Pertimbangkan
a.krisis terjadi pada semua individu pada satu saat atau saat yang lain.
b. Krisis tidak selalu bersifat patologis, krisis dapat menjadi
stimulus pertumbuhan dan pembelajaran.
c.Krisis sangat terbatas, biasanya teratasi dalam periode yang singkat
biasanya 4 sampai 6 minggu. Penyelesaian krisis dapat dikatakan
berhasil bila fungsi kembali pulih. Penyelesaian krisis dinyatakan gagal
bila fungsi tidak kembali pulih ke tingkat sebelum krisis.
d. Persepsi individu terhadap masalah yang dihadapi dapat
menentukan krisis.
3. Yang Termasuk Intervensi Krisis
a. Bantuan
a) Bantuan untuk individu yang mengalami krisis meliputi :
konseling melalui telepon, hotlines, dan konseling krisis singkat
biasanya terdapat 1 sampai 6 sesi
b) Bantuan untuk kelompok atau komunitas yang mengalami
krisis :
1) Tim bantuan krisis
Tim interdisipliner memberikan layanan bagi kelompok atau
komunitas yang mengalami kejadian krisis tertentu.
2) Tim bantuan bencana
Tim ini memiliki rencana yang terorganisir untuk membantu
segmen-segmen besar populasi yang terkena bencana alam.
b. Konseling stres akibat krisis
Bantuan ini ditujukan untuk kelompok profesional, seperti petugas
rumah sakit, polisis dan pemadam kebakaran, yang terlibat dalam situasi
krisis.
4. Prinsip intervensi krisis :
a. Tujuan intervensi krisis adalah mengembalikan individu ke
tingkat fungsi sebelum krisis.
b. Penekanan intervensi ini adalah memperkuat dan mendukung
aspek-aspek kesehatan dari fungsi individu.
c. Dalam intervensi krisis, pendekatan pemecahan masalah
digunakan secara sistematis (serupa dengan proses keperawatan), yang
meliputi:
a) mengkaji persepsi individu terhadap masalah, serta mengkaji
kelebihan dan kekurangan sistem pendukung individu dan
keluarga.
b) Merencanakan hasil yang spesifik dan tujuan yang didasarkan
pada prioritas.
c) Memberikan penanganan langsung misalnya seperti
menyediakan rumah singgah
d) Mengevaluasi hasil dari intervensi.
d. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia dapat membantu
menentukan prioritas intervensi
e. Petugas intervensi krisis. Peran petugas intervensi krisis
mencakup berbagai fungsi berikut ini :
a) Membentuk hubungan dan mengomunikasikan harapan serta
optimisme.
b) Melaksanakan peran yang aktif dan mengarahkan
c) Memberikan anjuran dan alternatif misalnya seperti membuat
rujukan ke lembaga yang tepat
d) Bekerja sama dengan profesional lain untuk mendapatkan
layanan dan sumber daya yang diperlukan klien.
C. Peran Perawat Dalam Intervensi Krisis
1. Perawat memberikan layanan langsung dan bertindak sebagai anggota
tim intervensi krisis
2. Perawat di lingkungan rumah sakit akut dan kronik membantu
individu dan keluarga berespons terhadap krisis penyakit yang serius
3. Perawat di lingkunagn masyarakat memberikan bantuan pada individu
dan keluarga yang mengalami krisis situasional dan perkembangan.
4. Perawat yang bekerja dengan sekelompok klien tertentu harus
mengantisipasi situasi dimana krisis dapat terjadi, seperti :
a.Keperawatan ibu dan anak
Kelahiran bayi prematur atau lahir mati, keguguran dan lahir abnormal.
b. Keperawatan pediatrik.
Awitan penyakit serius, penyakit kronik, cedera traumatik,
c.Keperawatan medical bedah.
Diagnosis penyakit serius, kehilangan bagian atau fungsi tubuh,
kematian dan menjelang ajal.
d. Keperawatan gerontologi.
Kehilangan kumulatif, penyakit yang melemahkan, ketergantungan
e.Keperawatan darurat.
Trauma fisik, penyakit akut, krisis perkosaan, dan kematian.
f. Keperawatan psikiatri.
Hospitalisasi akibat penyakit jiwa, stressor kehidupan karena sakit jiwa,
dan bunuh diri.
3) Saran
Suatu proses untuk mempengaruhi orang lain agar mau
menerima idi-ide atau keyakinan bahwa perawat dapat membantu
mereka untuk memecahkan masalahnya
Contoh :
Banyak orang lain menemukan, bicara dengan orang lain sangat
menolong mengatasi masalahnya
4) Manipulasi
Memanfaatkan emosi, keinginan serta nilai-nilai klien untuk
proses terapi
Contoh :
Tampaknya anda berhasil dalam pernikahan anda, dan saya fikir
anda dapat menghatasi masalah ini
5) Menguatkan perilaku
Mmeberikan klien respons yang positif terhadp perilaku
adaptif
Contoh :
Itu adalah pertama kalinya anda sanggup membela diri di hadapan
atasan anda
6) Dukungan terhadap mekanisme pertahanan klien
Mendukung penggunaan mekanisme pertahanan yang adaptif
yang memberinya kepuasan serta tidak mendukung mekanisme
pertahanannya yang mal-adaptive
Contoh :
Bila anda merasa sangat merah/kesal dengan mengendarai sepeda
biasanya dapat mengurangi rasa marah sehingga bila kembali ke
rumah anda dapat menyelesaikan masalah dengan istri anda dengan
tenang
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Krisis adalah suatu reaksi berlebih yang mengancam saat kemampuan
menyelesaikan masalah atau suatu gangguan internal yang diakibatkan oleh
suatu peristiwa yang menegangkan yang dapat menimbulkan stress ataupun
ancaman dan terdapat 4 fase. Jenis – Jenis Krisis terdiri dari : Krisis
perkembangan, Krisis situasional, Krisis adventisius. Urutan perkembangan
krisis terdiri dari : Periode prakrisis, Periode krisis, Periode pascakritis .
Gejala Individu Yang Mengalami Krisis terdiri : Gejala Fisik, Gejala Kognitif,
Gejala Perilaku, Gejala Emosional
Intervensi Krisis adalah Metode pemberian bantuan terhadap mereka
yang tertimpa krisis, di mana masalah yang membutuhkan penanganan yang
cepat dapat segera diselesaikan dan keseimbangan psikis yang dipulihkan.
Yang Termasuk Intervensi Krisis berupa : Bantuan baik kelompok ataup
komunitas dan individu, Konseling stres akibat krisis
Peran Perawat Dalam Intervensi Krisis adalah Perawat memberikan
layanan langsung dan bertindak sebagai anggota tim intervensi krisis, Perawat
di lingkungan rumah sakit akut dan kronik membantu individu dan keluarga
berespons terhadap krisis, Perawat di lingkunagn masyarakat memberikan
bantuan pada individu dan keluarga yang mengalami krisis situasional dan
perkembangan, Perawat yang bekerja dengan sekelompok klien tertentu harus
mengantisipasi situasi dimana krisis dapat terjadi
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Dongoes, M.E., Townsend, M.C., & Morhouse, M.F. 2006. Rencana Asuhan
Keperawatan Psikiatri Edisi 3. Jakarta : EGC