Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN PERSALINAN NORMAL

Disusun Oleh :

Dwi Ananti
(P27220019 200)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

1
LAPORAN PENDAHULUAN
PERSALINAN NORMAL

I. Konsep Teori
A. Definisi
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun ke dalam jalan lahir.Persalinan adalah serangkaian kejadian yang
berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup
bulan disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh
ibu.Persalinan dan kelahiran normal (partus spontan) adalah proses
lahirnya bayi pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga
ibu sendiri dan uri, tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang
umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir. (Hafifah,
2011)
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh.
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2009).

B. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi
rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)
1. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot
–otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga timbul his bila progesterone turun.
2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim

1
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik
otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss).
Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan
timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang
dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus
frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu
pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.

C. Pathway

Kehamilan

Penurunan kadar
progesteron & estrogen
Krisis Kontraksi
Ansietas situasional pada uterus
Tekanan hidrostatis air ketuban & Ketuban
tekanan intrauterin naik pecah dini

Serviks mendatar Risiko infeksi


& terbuka maternal

Pembuluh darah 2 Kontraksi kuat Iskemia korpus uteri


Saraf nyeri aferen serviks &
pada kapiler
Curah Pertukaran O2 & cepat
uterus masuk ke medula
kanalis
Penurunan
jantung & pada sirkulasi
Merangsang saraf Kontraksi uterus
Tekanan setelah
meningkat Perubahan Kerusakan
Energi Risiko cedera
Perubahan Kepala
Risiko janin
Risiko
plasenta masuk
kekurangan
lahir
Plasenta
Tekanan pada
pada tidak
lepas
fundus
otot uterus spinalis
dasar Pelebaran melalui akar
Episiotomi
servikalis
aliran pecah
Penekanan
Bloody
tekanan pd
balik
darah utero-plasenter
nyeri pudendus Memasuki
Reflek mengedan prosesvulva &integritas
Kelelahan
berkurang Hipoksia
Nyeri akutjanin
janin rongga panggul
Pembukaan
perdarahan
Kontraksi
volume
dari lengkap
cairan
adekuat
dindingnya
meningkat Bayi posterior
pada
lahir T10-L1
Nyeriprimipara
akut
vena inferior
kemenurun
showjantung curah jantung
kurang
melalui S2-S4 3akibat
panggul
kala his perineum menonjol kulit
keluarga
Sumber : Robson, E., S. (2011)
D. Tanda-Tanda Mulainya
Sinopsis Obstetri jilid 1 edisi 2.
Persalinan
Tanda- tanda persalinan menurut Farrel, H. (2011) adalah sebagai berikut :
1. Tanda persalinan sudah dekat
a. Terjadi lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan
fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul
yang disebabkan : Kontraksi Braxton hicks, ketegangan dinding
perut, ketegangan ligamentum rotundum, gaya berat janin dimana
kepala kearah bawah.
Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
1) Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
2) Dibagian bawah terasa sesak
3) Terjadi kesulitan saat berjalan
4) Sering miksi ( beser kencing )
b. Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks
dikemukakan sebagi keluhan karena dirasakan sakit dan
mengganggu terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen,
progesterone, dan memberikan kesempatan rangsangan oksitosin.

3
Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone
makin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi
yang lebih sering sebagai his palsu.
Sifat his permulaan (palsu)
1) Rasa nyeri ringan di bagian bawah
2) Datangnya tidak teratur
3) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
4) Durasinya pendek
5) Tidak bertambah bila beraktifitas

2. Tanda Persalinan
a. Terjadinya His persalinan, His persalinan mempunyai sifat :
1) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
2) Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya
makin besar
3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
4) Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah
b. Pengeluaran Lendir dan darah (pembawa tanda), Dengan his
persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
1) Pendataran dan pembukaan
2) Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis
servikalis lepas dan terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh
darah pecah
c. Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan. Sebagian ketuban baru pecah menjelang
pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan
berlangsung dalam waktu 24 jam.

4
E. Faktor Persalinan
Dalam persalinan terdapat banyak faktor faktor yang ada menurut
Mitayani (2009) adalah sebagai berikut :
1. Passage (Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari
rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin
dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan
lahir tersebut harus normal.
Passage terdiri dari :
a. Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)
b. Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
c. Pintu Panggul
1) Pintu atas panggul
(PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium, linea
inominata dan pinggir atas symphisis.
2) Ruang tengah panggul
(RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut midlet
3) Pintu Bawah Panggul
(PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut outlet
4) Ruang panggul yang
sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan outlet.
d. Bidang-bidang :
1) Bidang Hodge I :
dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan
promontorium
2) Bidang Hodge II :
sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
3) Bidang Hodge III :
sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
4) Bidang Hodge IV :
sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis
2. Power
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri
dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power
merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh
adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. Kusmiyati, (2010)
Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari :

5
a. His (kontraksi otot
uterus)
Kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja dengan
baik dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot rahim
menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri
menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amneon ke
arah segmen bawah rahim dan serviks.
b. kontraksi otot-otot
dinding perut
c. kontraksi diafragma
pelvis atau kekuatan mengejan.
d. ketegangan dan
ligmentous action terutama ligamentum rotundum
Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim
bekerja dengan baik dan sempurna mempunyai sifat seperti kontraksi
simetris, fundus dominan, relaksasi, involuntir terjadi di luar kehendak,
intermittenterjadi secara berkala, terasa sakit, kadang dapat
dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis. Robson, E., S.
(2011)
Perubahan-perubahan akibat his :
a. Pada uterus dan servik,
Uterus teraba keras/padat karena kontraksi. Tekanan hidrostatis air
ketuban dan tekanan intrauterin naik serta menyebabkan serviks
menjadi mendatar (effacement) dan terbuka (dilatasi).
b. Pada ibu Rasa nyeri
karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada kenaikan nadi
dan tekanan darah.
c. Pada janin Pertukaran
oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka timbul
hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi) dan
kurang jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis.
Menurut Mitayani (2009) dalam melakukan observasi pada ibu – ibu
bersalin hal – hal yang harus diperhatikan dari his :

6
a. Frekuensi his Jumlah
his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau persepuluh menit.
b. Intensitas his Kekuatan
his diukurr dalam mmHg. intensitas dan frekuensi kontraksi uterus
bervariasi selama persalinan, semakin meningkat waktu persalinan
semakin maju..
c. Durasi atau lama his
Lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik, misalnya
selama 40 detik.
d. Datangnya his Apakah
datangnya sering, teratur atau tidak.
e. Interval Jarak antara
his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang tiap 2 sampe 3
menit
f. Aktivitas his Frekuensi
x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.
g. His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme
usus, kandung kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa
nyeri. His palsu timbul beberapa hari sampai satu bulan sebelum
kehamilan cukup bulan. His palsu dapat merugikan yaitu dengan
membuat lelah pasien sehingga pada waktu persalinan sungguhan
mulai pasien berada dalam kondisi yang jelek, baik fisik maupun
mental.
Kelainan kontraksi otot rahim
a. Inertia Uteri
His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal
yang terbagi menjadi : Inertia uteri primerapabila sejak semula
kekuatannya sudah lemah
Inertia uteri sekunder His pernah cukup kuat tapi kemudian
melemah
Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan,
bagian terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah.
His yang lemah dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu maupun

7
janin sehingga memerlukan konsultasi atau merujuk penderita ke
rumah sakit, puskesmas atau ke dokter spesialis.
b. Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat
kesempatan reaksi otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat
terjadi:
1. Persalinan Presipitatus
2. Persalinan yang
berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibat mungkin fatal
3. Terjadi persalinan tidak
pada tempatnya
Contoh yang mungkin adalah terjadi trauma janinkarena tidak
terdapat persiapan dalam persalinan, Trauma jalan lahir ibu
yang luas dan menimbulkan perdarahan inversion uteri,
Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai
kematian janin dalam rahim
c. Inkoordinasi otot rahim
Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan
sulitnya kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan
pembukaan atau pengeluaran janin dari dalam rahim. Penyebab
inkoordinasi kontraksi otot rahim adalah Faktor usia penderita
elative tua, pimpinan persalinan, induksi persalinan dengan
oksitosin, rasa takut dan cemas.
3. Passanger
Passanger terdiri dari janin dan plasentaa. Janin merupakan passangge
utama dan bagian janin yang paling penting adalah kepala karena
bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin.
Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.
Kelainan – kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger
adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus
ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak
dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak
sungsang. Taufan (2011).

F. Kala Persalinan

8
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2009) yaitu:
1. Kala I (kala
pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur
darah, servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari
pecahnya pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis.Kala pembukaan
dibagi menjadi 2 fase :

a. Fase laten
Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
b. Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :
1) periode akselerasi :
berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm dari 3 cm.
2) periode dilatasi
maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan berlangsung 2
jam, cepat menjadi 9 cm.
3) periode deselerasi
berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10
cm.

Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan


vagina menjadi saluran yang continue, selaput amnio ruptur,
kontraksi uterus kuat tiap 2-3 menit selama 50-60 detik untuk
setiap kontraksi, kepala janin turun ke pelvis.

Berdasarkan kurve Friedman, ditemukan perbedaan antara


primigravida dan multigravida, yaitu :

1. Primi : pembukaan 1 cm / jam dan Mekanisme membukanya


serviks berbeda antara primigravida dan multigravida. Pada
primi yang pertama OUI (ostium Uteri Internum) akan
membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan
menipis. Baru kemudian OUE (Ostium Uteri Eksternum)
membuka.

9
2. Multi : pembukaan 2 cm / jam, pada fase laten, fase aktif dan
fase deselerasi terjadi lebih pandek. Pada multigravida OUI
sudah sedikit terbuka. OUI dan OUE serta penipisan dan
pendataran servik terjadi dalam saat yang sama.

2. Kala II (pengeluaran
janin)
Di tandai dengan His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3
menit sekali, kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul,
sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara
reflek menimbulkan rasa ngedan karena tekanan pada rectum sehingga
merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada waktu his
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang.
Pada primigravida, penurunan bagian terbawah janin terjadi secara
khas agak lambat tetapi mantap. Namun, pada multigravida, khususnya
yang paritasnya tinggi, penurunan berlangsung cepat. Proses ini
berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida.
Saifuddin, A.B. (2010)
Menurut Jannah. N (2011) .Fase dalam kala II, yaitu :
a) Fase pertama, periode yang dimulai pada saat pembukaan lengkap
uterus. Fase istirahat, etika kontraksi lemah atau tidak dirasakan
dan wanita tidak merasakan keinginan untuk 71 mendorong atau
hanya menimbulkan usaha mengejan yang kecil dengan kontraksi.
b) Fase kedua, periode ketika kontraksi kembali terjadi, wanita
berusaha untuk mengejan kuat, dan stasiun janin mengalami
kemajuan
c) Fase ketiga, periode yang berlangsung dari terlihatnya kepala bayi
hingga melahirkan
3. Kala III (pengeluaran
plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba
keras dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x

10
sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10
menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan
lahir secara spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas
simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-30 menit setelah
bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah
kira-kira 100-200 cc.
Tanda-tanda lepasnya plasenta menurut Robson, E., S. (2011). adalah
sebagai berikut:
1. Perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri
Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi,
uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus sekitar di bawah
pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah,
uterus berbentuk segitiga atau seperti buah pear atau alpukat
dan fundus berada di atas pusat
2. Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (tanda Ahfeld).
3. Semburan darah mendadak dan singkat
Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu
mendorong plasenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila
kumpulan darah (retroplacental pooling) dalam ruang di antara
dinding uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas
tampungnya maka darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang
terlepas

4. Kala IV
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir,
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post
partum. Dengan menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang
kuat dan terus-menerus. Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-
obat oksitosin.
Menurut Saifuddin, A.B. (2010) pemantauan kala IV adalah sebagai
berikut :
a. Tekanan darah, suhu

11
Tekanan darah yang normal adalah <140/90 mmHg. Sebagian
wanita mempunyai tekanan darah <90/60 mmHg. Jika denyut
nadinya adalah normal, maka tekanan darah yang rendah seperti ini
tidak akan menjadi masalah. Akan tetapi, jika tekanan darah adalah
<90/60 mmHg dan andinya adalah >100 x/menit, maka nini
mengindikasikan adnya suatu masalah. Mungkin ibu tersebut
sedang mengalami demam atau terlalu banyak mengeluarkan darah.
Suhu tubuh normal adalah <38°C. Jika suhunya >38°C, Suhu yang
tinggi tersebut mungkin disebabkan oleh dehidrasi (oleh
karena persalinan yang lama dan tidak cukup minum) atau oleh
infeksi.

b. Tonus uterus dan tinggi fundus uteri

Palpasilah uterus untuk menentukan tonusnya serta lokasinya


dalam hubungannya dengan umbilicus. Uterus akan terasa lembek
jika tidak berkontraksi dengan baik. Masase-lah uterus tersebut
setiap 15 menit selama satu jam kedepan. Tinggi fundus yang
normal segera setelah persalinan adalah kira-kira setinggi
umbilicus. Jika ibu tersebut sudah berkali-kali melahirkan anak,
atau jika anaknya adalah kembar atau bayi yang besar, maka tinggi
fundus yang normal adalah di atas umbilicus. Jika menemukan
tinggi fundus yang naik, harus mengumpulkan data-data lain untuk
mengetahui apakah kontraksinya cukup memadai dan bahwa
kantung kemihnya adalah kosong. Jika tinggi fundus lebih dari
normal, mungkin perlu melakukan langkah-langkah yang spesifik.
Sebagai contoh, jika hal itu adalah disebabkan kantung kemih yang
penuh, maka harus membantu ibu untuk mengosongkannya. Jiak
uterusnya lembek dan merasakan ada gumpalan darah, masase
uterus dan berikan oksitosin atau methergin.

c. Perdarahan

12
Perdarahan pasca persalinan secara garis besar ialah perdarahan
yang melebihi 500cc.

d. Kandung kencing

Jika kandung kencingnya penuh dengan air seni, maka uterus tidak
dapat berkontraksi dengan baik. Jika uterus naik di dalam
abdomen, dan tergeser kesamping, hal ini biasanya merupakan
pertanda bahwa kandung kencingnya penuh. Bantulah ibu tersebut
bangun dan coba apakah dia dapat buang air kecil. Jika ia tidak
bisa buang air kecil, bantulah ia agar merasa rileks dengan
meletakkan jari-jarinya di dalam air hangat, mengucurkan air
keatas perineumnya, dengan menjaga privasinya. Jika ia tetap tidak
dapat kencing, lakuakan kateterisasi. Setelah kandung kencingnya
kosong, maka uterusnya akan dapat berkontraksi dengan baik

Lama persalinan primigravida dan multigravida menurut Saifuddin,


A.B. (2010) adalah sebagai berikut :

Tabel. Lama persalinan primigravida dan multi gravida


Kala Primigravida Multigravida
I 10-12 jam 6-8 jam
II 1-2 jam 0,5-1 jam
III 10 menit 10 menit
IV 2 jam 2 jam
Tanpa memasukan kala 4 yang 10-12 jam 8-10 jam
termasuk observasi

G. Pemeriksaan
Penunjang
Dilakukan untuk melakukan deteksi dini adanya penyulit atau masalah.
Pada ibu hamil trimester 3 pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
menurut Kemenkes RI (2010) adalah :
a) Pemeriksaan kadar hemoglobin, dilakukan sebagai deteksi dini adanya
anemia. Jika hasil pemeriksaan Hb 11 gr% maka tidak anemia, 9–10%

13
anemia ringan, 7–8 gr% anemia sedang dan kurang dari 7 gr% anemia
berat.
b) Golongan Darah, untuk mempersiapkan calon pendonor darah jika
sewaktu-waktu dperlukan karena adanya situasi kegawatdaruratan
(Kemenkes RI, 2013)
c) Pemeriksaan protein urine, untuk mengetahui adanya proteinurine pada
ibu hamil sebagai deteksi dini preeklamsia. Jika hasil pemeriksaan urine
jernih maka negatif, ada kekeruhan (+) 1, kekeruhan mudah dilihat dan
ada endapan (++) 2, urine lebih keruh dan endapan yang lebih jelas (++
+) 3, urine sangat keruh dan disertai endapan yang menggumpal (++++)
4.
d) Cardiotography (CTG) :
cardiotocography atau CTG adalah sebuah alat yang digunakan untuk
memantau denyut jantung janin dan kontraksi rahim. Alat ini digunakan
unutuk melihat ada tidaknya gangguan pada kesehatan janin sebelum
atau selama persalinan.
e) Pemeriksaan USG digunakan untuk memeriksa perkembangan janin dan
untuk membantu mengambil setiap kelainan seperti sindrom Down
selama masa kehamilan. Meskipun tidak memberikan informasi yang
sepenuhnya akurat, namun USG kehamilan dapat membantu
memberikan informasi yang baik dan non-invasif, tanpa rasa sakit, dan
aman (Prawirohardjo, 2009).

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. KALA I (fase laten)
1. Pengakajian
a. Integritas ego
Pasien tampak tenang atau cemas
b. Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau
keparahan

14
c. Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan
atau terdiri dari flek lendir.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
b. Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d
kurang mengingat informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi
informasi.
c. Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan
vagina berulang dan kontaminasi fekal.
3. Intervensi keperawatan

No.dx DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATA
N
1. Ansietas b/d Setelah dilakukan 1. Orientasikan
krisis situasi asuhan keperawatan klien pada
kebutuhan tidak selama 1x 6 jam lingkungan, staf
terpenuhi. diharapkan ansietas dan prosedur
pasien berkurang 2. Berikan
dengan criteria hasil: informasi tentang
1. TTV normal perubahan
2. Pasien dapat psikologis dan
mengungkapkan fisiologis pada
perasaan persalinan
cemasnya 3. Kaji tingkat
3. Lingkungan dan penyebab
sekitar pasien ansietas
tenang dan 4. Pantau
kondusif tekanan darah dan
nadi sesuai
indikasi
5. Anjurkan
klien
mengungkapkan
perasaannya
6. Berikan
lingkungan yang
tenang dan
nyaman untuk
pasien

15
2. Kurang Setelah dilakukan 1. Kaji
pengetahuan asuhan keperawatan persiapan, tingkat
tentang kemajuan selama 1x6 jam pengetahuan dan
persalinan b/d pengetahuan pasien harapan klien
kurang tentang persalinan 2. Beri
mengingat meningkat dengan informasi dan
informasi yang criteria hasil: kemajuan
diberikan, 1. Pasien dapat persalinan normal
kesalahan mendemonstrasik 3. Demonstrasi
interpretasi an teknik kan teknik
informasi. pernafasan dan pernapasan atau
posisi yang tepat relaksasi dengan
untuk fase tepat untuk setiap
persalinan fase persalinan
3. Risiko tinggi Setelah dilakukan 1. Kaji latar
terhadap infeksi asuhan keperawatan belakang budaya
maternal b/d selama 1x 6 jam klien.
pemeriksaan diharapkan infeksi 2. Kaji sekresi
vagina berulang maternal dapat vagina, pantau
dan kontaminasi terkontrol dengan tanda-tanda vital.
fekal. criteria hasil: 3. Tekankan
1. TTV normal pentingnya
2. Tidak terdapat mencuci tangan
tanda-tanda yang baik.
infeksi 4. Gunakan
teknik aseptic saat
pemeriksaan
vagina.
5. Lakukan
perawatan
perineal setelah
eliminasi.

B. KALA II
1. Pengkajian
a. Aktivitas/ istirahat
Melaporkan kelelahan,melaporkan ketidakmampuan melakukan
dorongan sendiri / teknik relaksasi, Lingkaran hitam di bawah mata
b. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
c. Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya

16
d. Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung
kemih
e. Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat merintih / menangis selama kontraksi, Melaporkan rasa
terbakar / meregang pada perineum, Kaki dapat gemetar selama
upaya mendorong, Kontraksi uterus kuat terjadi 90-120 detik

f. Pernafasan
Peningkatan frekwensi
g. Seksualitas
Servik dilatasi penuh (10 cm),peningkatan perdarahan
pervagina,membrane mungkin rupture bila masih
utuh,peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi
b. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada
interaksi hipertonik
3. Intervensi keperawatan

No dx DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan 1. Identifikasi
tekanan mekanis asuhan keperawatan derajat
pada selama 1x 30 menit ketidaknyamanan
bagian presentasi diharapkan nyeri 2. Berikan tanda/
terkontrol dengan tindakan kenyamanan
criteria hasil: seperti perawatan
1. TTV normal kulit, mulut, perineal
2. Pasien dapat dan alat-alat tahun
mendemostrasikan yang kering
nafas dalam dan 3. Bantu pasien
teknik mengejan memilih posisi yang
nyaman untuk
mengedan
4. Pantau tanda vital
ibu dan DJJ
5. Kolaborasi
pemasangan kateter
dan anastesi
2. Risiko tinggi Setelah asuhan 1. Bantu klien dan
terhadap kerusakan keperawatan selama 1x pasangan pada posisi
integritas kulit b/d 30menit,diharapkan tepat

17
pada interaksi integritas kulit 2. Bantu klien sesuai
hipertonik terkontrol dengan kebutuhan
criteria hasil: 3. Kolaborasi
1. Luka perineum epiostomi garis
tertutup tengah atau medic
(epiostomi) lateral
4. Kolaborasi
terhadap pemantauan
kandung kemih dan
kateterisasi

C. KALA III
1. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
b. Klien tampak senang dan keletihan
c. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan
kembali normal dengan cepat,hipotensi akibat analgetik dan
anastesi , nadi melambat

d. Makan dan cairan


Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
e. Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
f. Seksualitas
Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas, tali
pusat memanjang pada muara vagina
2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d
kurang masukan oral, muntah.
b. Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan
3. Intervensi keperawatan

NO DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATA
N
1. Risiko tinggi Setelah dilakukan 1. Instruksikan
terhadap asuhan keperawatan klien untuk
kekurangan selama1x 15 menit mendorong pada

18
volume cairan b/d diharapkan cairan kontraksi
kurang masukan seimbang denngan 2. Kaji tanda vital
oral, muntah. criteria hasil: setelah pemberian
1. Darah yang oksitosin
keluar ± 200 – 3. Palpasi uterus
4. Kaji tanda dan
300 cc
gejala shock
5. Massase uterus
dengan perlahan
setelah pengeluaran
plasenta
6. Kolaborasi
pemberian cairan
parentral
2. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan 1. Bantu
trauma jaringan asuhan keperawatan penggunaan teknik
setelah selama 1x 15 menit pernapasan
melahirkan diharapkan nyeri 2. Berikan
terkontrol dengan kompres es pada
criteria hasil: perineum setelah
1. Pasien dapat melahirkan
control nyeri 3. Ganti pakaian
dan liner basah
4. Berikan selimut
penghangat
5. Kolaborasi
perbaikan
episiotomy

D. KALA IV
1. Pengkajian
a. Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
b. Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi,
mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia,
atau meningkat pada respon pemberian oksitisin atau HKK,edema,
kehilangan darah selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran
pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria
c. Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia

19
d. Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
e. Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
f. Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya
anastesi spinal

g. Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau
perbaikan episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau
otot tremor
h. Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
i. Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi
umbilicus, perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae
mungkin pada abdomen, paha dan payudara.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan,
kelelahan fisik dan psikologis, ansietas
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d
kelelahan/ketegangan miometri
3. Intervensi keperawatan

NO Dx DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d efek Setelah dilakukan 1. Kaji sifat dan
hormone, asuhan keperawatan derajat
trauma,edema selama 1x2 jam ketidaknyamanan
jaringan, kelelahan diharapkan nyeri 2. Beri informasi
fisik dan psikologis, terkontrol dengan yang tepat tentang
ansietas criteria hasil: perawatan selama
1. Pasien dapat periode
control nyeri pascapartum
3. Lakukan
tindakan
kenyamanan
4. Anjurkan
penggunaan

20
teknik relaksasi
5. Beri analgesic
sesuai
kemampuan
2. Resiko tinggi Setelah dilakukan 1. Tempatkan
kekurangan volume asuhan keperawatan klien pada posisi
cairan b/d selama 1x2 jam rekumben
kelelahan/keteganga diharapkan cairan 2. Kaji hal yang
n miometri simbang dengan memperberat
criteria hasil: kejadian
1. Jumlah dan intrapartal
warna lokhea 3. Kaji masukan
normal dan haluaran
4. Perhatikan
jenis persalinan
dan anastesi,
kehilangan
daripada
persalinan
5. Kaji tekanan
darah dan nadi
setiap 15 menit
6. Dengan
perlahan massase
fundus bila lunak
7. Kaji jumlah,
warna dan sifat
aliran lokhea
8. Kolaborasi
pemberian cairan
parentral

21
DAFTAR PUSTAKA

Hafifah dkk. 2011. Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta, EGC.

Haffieva, dkk. 2011. Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of


America: Mosby.

Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang


Kemenkes Ri

Kusmiyati. (2010). Perawatan Ibu Hamil.Yogyakarta : Nuha Medika.

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Mufdillah, T. & Hidayah, N. 2009. Nursing Intervention Classification (NIC).


United States of America: Mosby.

Robson, E., S. (2011). Sinopsis Obstetri jilid 1 edisi 2. EGC : Jakarta.

Saifuddin, A.B. (2010). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Taufan (2011). Patologi dalam Kehamilan : Manajemen dana Asuhan Kebidanan.


Jakarta: EGC.

22
Wiknjosostro. 2009. Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka
Sarwana Prawirohardjo.

23

Anda mungkin juga menyukai