Anda di halaman 1dari 12

Makalah Agama Islam

Konsep akhlakul karimah

Disusun Oleh :

Kelompok 8

TIARA 190302046

ZETA NOVIA RAMADHANI 190302050

WINDY FRANSISKA P. 190302031

Program Studi Agribisnis


Universitas Samudera Langsa
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga

kami dapat menyelesaikan Makalah kami yang berjudul “AKHLAQUL KARIMAH“.

Kami menyadari bahwa keberhasilan kami tidak lepas dari bantuan berbagi pihak yang

telah memberikan dukungan dan semangat. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah

ini masih banyak terdapat kekurangan.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun senantiasa kami nantikan, agar

makalah berikutnya lebih baik. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Langsa, November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan Pembelajaran ......................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN ........................................................................................................ 2

A. Pengertian Akhlak dan Apa perbedaan Akhlak, Moral serta Etika ................... 2
B. Pengertian Akhlak Mahmudah Dan Mazmumah .............................................. 4
C. Sumber-sumber Akhlak ..................................................................................... 7
D. Kedudukan Akhlak Dalam Islam ...................................................................... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 9

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 9
B. Kritik dan Saran ......................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang santun karena dalam islam sangat menjunjung tinggi
pentingnya etika, moral dan akhlak. Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan
manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter
manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan
sesama makhluk. Ajaran-ajaran Akhlak sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah ‫ﷺ‬
dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang terdapat dalam beberapa ayat al-Qur’an yang
terdapat dalam Q.S Al-Ahzab : 21 yang artinya : “Sesungguhnya telah ada dalam diri
Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu”. Dan juga dalam hadits Nabi ‫ﷺ‬
" Sesungguhnya hamba yang paling dicintai Allah ialah yang paling baik akhlaknya".

A. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Akhlak?
2. Apa Pengertian Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah?
3. Apa saja Sumber-sumber Akhlak?
4. Bagaimana Kedudukan Akhlak Dalam Islam?

B. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui Pengertian Akhlak .
2. Untuk Mengetahui Pengertian Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah.
3. Untuk mengetahui Sumber-sumber Akhlak.
4. Untuk mengetahui Kedudukan Akhlak Dalam Islam.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak
Tujuan pokok dari ajaran Islam adalah membentuk Akhlakul Karimah (Akhlak yang
mulia). Kata Akhlak berasal dari kata bahasa Arab yaitu “Akhlaku” bentuk jamak dari kata
“Khalaqa” yang berarti Perangai, Tingkah Laku, Budi Pekerti atau Tabiat yang terbentuk
melalui suatu keyakinan atau ajaran tertentu.
Didalam Al-Qur’an makna perangai yang demikian dapat dipahami dari ayat ke 4
surah Al-Qolam sebagai berikut :
Artinya : ”Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung”.

Sedangkan karimah adalah artinya mulia, terpuji, baik. Maka yang dimaksud dengan
akhlakul karimah ialah budi pekerti atau sebuah perangai yang mulia. Sebuah akhlak memiliki
tujuan agar setiap orang bertingkah laku atau bertabiat sesuai dengan adat istiadatnya yang
baik dan sesuai dengan ajaran agama Islam.

Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin
menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat
memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Sedangkan
sebagaian ulama yang lain mengatakan akhlak itu adalah suatu sifat yang tertanam didalam
jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul disetiap ia bertindak tanpa merasa sulit (timbul
dengan mudah) karena sudah menjadi budaya sehari-hari.
Akhlak yang baik akan mengangkat manusia ke derajat yang tinggi dan mulia. Akhlak
yang buruk akan membinasakan seseorang insan dan juga akan membinasakan ummat
manusia. Manusia yang mempunyai akhlak yang buruk senang melakukan sesuatu yang
merugikan orang lain. Senang melakukan kekacauan, senang melakukan perbuatan yang
tercela, yang akan membinasakan diri dan masyarakat seluruhnya.

2
Perbedaan Akhlak, Moral serta Etika
a) Akhlak
Akhlak secara garis besar berarti yang berarti Perangai, Tingkah Laku, Budi Pekerti atau
Tabiat yang terbentuk melalui suatu keyakinan atau ajaran tertentu.
b) Moral
Secara kebahasaan perkataan moral berasal dari ungkapan bahasa latin mores yang
merupakan bentuk jamak dari perkataan mos yang berarti ”adat kebiasaan”. Dalam kamus
umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penetuan baik buruk terhadap
perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas
suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk,layak atau
tidak layak,patut maupun tidak patut.
c) Etika
Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa yunani, ethos yang
berarti ”watak kesusilaan atau adat”. Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,
etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Etika menurut filasafat dapat
disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan
memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.
Perbedaan antara akhlak dengan moral dan etika dapat dilihat dari dasar penentuan
atau standar ukuran baik dan buruk yang digunakannya. Standar baik dan buruk akhlak
berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah Rasul, sedangkan moral dan etika berdasarkan adat
istiadat atau kesepakatan yang dibuat oleh suatu masyarakat jika masyarakat menganggap
suatu perbuatan itu baik maka baik pulalah nilai perbuatan itu. Dengan demikian standar nilai
moral dan etika bersifat lokal dan temporal, sedangkan standar akhlak bersifat universal dan
abadi. Dalam pandangan Islam, akhlak merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa
seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang, sebab
keimanan harus ditampilkan dalam prilaku nyata sehari-hari.
Inilah yang menjadi misi diutusnya Rasul sebagaimana disabdakannya :
“ Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.”(Hadits riwayat Ahmad)
Secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya adalah
akumulasi dari aqidah dan syari’at yang bersatu secara utuh dalam diri seseorang. Apabila
aqidah telah mendorong pelaksanaan syari’at akan lahir akhlak yang baik, atau dengan kata
lain akhlak merupakan perilaku yang tampak apabila syari’at Islam telah dilaksanakan
berdasarkan aqidah.

3
B. Pengertian Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah
a. Pengertian Akhlak Mahmudah (Terpuji)
Akhlak mahmudah (terpuji) adalah perbuatan yang dibenarkan oleh agama (Allah dan
RasulNya). Contohnya : disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup
sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong-
menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung jawab, adil,
bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qana’ah, dan tawakal, ber-tauhiid, ikhlaas,
khauf, taubat, ikhtiyaar, shabar, syukur, tawaadu', husnuzh-zhan, tasaamuh dan ta’aawun,
berilmu, kreatif, produktif, akhlak dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan
menerima tamu, adil, rida, amal salih, persatuan dan kerukunan, akhlak terpuji dalam
pergaulan remaja, serta pengenalan tentang tasawuf.

Contoh-Contoh Akhlak Mahmudah

Dalam pembahasan ini kami akan menjabarkan akhlak mahmudah yang meliputi ikhlas,
sabar, syukur, jujur, adil dan amanah.

a) Ikhlas
Kata ikhlas mempunyai beberapa pengertian. Menurut al-Qurtubi, ikhlas pada
dasarnya berarti memurnikan perbuatan dari pengaruh-pengaruh makhluk. Abu Al-Qasim
Al-Qusyairi mengemukakan arti ikhlas dengan menampilkan sebuah riwayat dari Nabi
Saw, “Aku pernah bertanya kepada Jibril tentang ikhlas. Lalu Jibril berkata, “Aku telah
menanyakan hal itu kepada Allah,” lalu Allah berfirman, “(Ikhlas) adalah salah satu dari
rahasiaku yang Aku berikan ke dalam hati orang-orang yang kucintai dari kalangan
hamba-hamba-Ku.”
Keikhlasan seseorang ini, akan menghasilkan kemenangan dan kejayaan. Anggota
masyarakat yang mengamalkan sifat ikhlas, akan mencapai kebaikan lahir-bathin dan
dunia-akhirat, bersih dari sifat kerendahan dan mencapai perpaduan, persaudaraan,
perdamaian serta kesejahteraan.
b) Amanah
Secara bahasa amanah bermakna al-wafa’ (memenuhi) dan wadi’ah (titipan)
sedangkan secara definisi amanah berarti memenuhi apa yang dititipkankan kepadanya.
Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian
untuk mengembalikan titipan-titipan kepada yang memilikinya, dan jika menghukumi
diantara manusia agar menghukumi dengan adil…” (QS 4:58).

4
Dalam ayat lainnya, Allah juga berfirman: “Sesungguhnya Kami telah menawarkan
amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka mereka semua enggan memikulnya
karena mereka khawatir akan mengkhianatinya, maka dipikullah amanah itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh…” (QS. 33:72).

c) Adil
Adil berarti menempatkan/meletakan sesuatu pada tempatnya. Adil juga tidak lain
ialah berupa perbuatan yang tidak berat sebelah. Para Ulama menempatkan adil kepada
beberapa peringkat, yaitu adil terhadap diri sendiri, bawahan, atasan/ pimpinan dan
sesama saudara. Nabi Saw bersabda, “Tiga perkara yang menyelamatkan yaitu takut
kepada Allah ketika bersendiriaan dan di khalayak ramai, berlaku adil pada ketika suka
dan marah, dan berjimat cermat ketika susah dan senang; dan tiga perkara yang
membinasakan yaitu mengikuti hawa nafsu, terlampau bakhil, dan kagum seseorang
dengan dirinya sendiri.” (HR. AbuSyeikh).
d) Bersyukur
Syukur menurut kamus “Al-mu’jamu al-wasith” adalah mengakui adanya kenikmatan
dan menampakkannya serta memuji (atas) pemberian nikmat tersebut.Sedangkan makna
syukur secara syar’i adalah : Menggunakan nikmat AllahSWT dalam (ruang lingkup) hal-
hal yang dicintainya. Lawannya syukur adalah kufur.Yaitu dengan cara tidak
memanfaatkan nikmat tersebut, atau menggunakannya pada hal-hal yang dibenci oleh
Allah SWT.
b. Pengertian Akhlak Mazmumah (Tercela)
Akhlak Mazmumah (tercela) adalah perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama (Allah
dan RasulNya). Contohnya : hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas,
durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus
asa, marah, fasik, dan murtad, kufur, syirik, riya, nifaaq, anaaniah, putus asa, ghadlab, tamak,
takabbur, hasad, dendam, giibah, fitnah, dan namiimah, aniaya dan diskriminasi, perbuatan
dosa besar (seperti mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi narkoba), israaf,
tabdzir.

Dalam konteks pembahasan Akhlak itu, maka akhlak dapat di bagi kepada 3 (tiga) bagian
yaitu :

1) Akhlak kepada Allah SWT


Akhlak kepada Allah adalah perbuatan hambaNya terhadap Allah SWT.

5
2) Akhlak kepada MakhlukNya
Akhlak kepada MakhlukNya adalah perbuatan hambaNya terhadap makhluk Allah,
seperti Malaikat, Jin, Manusia, dan Hewan.
3) Akhlak kepada Lingkungan
Akhlak kepada lingkungan adalah perbuatan hambaNya terhadap lingkungan (semesta
alam), seperti : tumbuh-tumbuhan, air (laut, sungai, danau), gunung, dan sebagainya.

Contoh Sifat Mazmumah (Tercela) yaitu:

 Penyakit hati antara lain disebabkan karena ada perasaan iri:

Iri adalah sikap kurang senang melihat orang lain mendapat kebaikan atau
keberuntungan. Sikap ini kemudian menimbulkan prilaku yang tidak baik terhadap orang lain,
misalnya sikap tidak senang, sikap tidak ramah terhadap orang yang kepadanya kita iri atau
menyebarkan isu-isu yang tidak baik. Jika perasaan ini dibiarkan tumbuh didalam hati, maka
akan muncul perselisihan, permusuhan, pertengkaran, bahkan sampai pembunuhan, seperti
yang terjadi pada kisah Qabil dan Habil.

 Penyakit hati disebabkan karena perasaan dengki.

Dengki artinya merasa tidak senang jika orang lain mendapatkan kenikmatan dan
berusaha agar kenikmatan tersebut cepat berakhir dan berpindah kepada dirinya, serta merasa
senang kalau orang lain mendapat musibah. Sifat dengki ini berkaitan dengan sifat iri. Hanya
saja sifat dengki sudah dalam bentuk perbuatan yang berupa kemarahan, permusuhan,
menjelek-jelekkan, menjatuhkan nama baik orang lain.

 Hasud
Hasud adalah sikap suka menghasud dan mengadu domba terhadap sesama. Menghasud
adalah tindakan yang jahat dan menyesatkan, karena mencemarkan nama baik dan
merendahkan derajat seseorang dan juga karena mempublikasikan hal-hal jelek yang
sebenarnya harus ditutupi. Saudaraku (sidang pembaca) tahukah antum, bahwa iri, dengki dan
hasud itu adalah suatu penyakit. Pada mulanya iri yaitu perasaan tidak suka terhadap
kenikmatan yang dimiliki orang lain. Kemudian, jika dibiarkan tumbuh, iri hati akan berubah
menjadi kedengkian. Penyakit kedengkian jika dibiarkan terus akan berubah menjadi penyakit
yang lebih buruk lagi, yaitu hasud.

6
C. Sumber-sumber Akhlak
Sumber-sumber Akhlak dalam Islam ada 2, Yaitu :

1. Al-Quran
Al-Quran bukan saja satu kitab yang membicarakan masalah-masalah hukum Allah,
politik, pendidikan bahkan ia juga menyingkap bidang-bidang sosiologi khasnya
pembentukan syahsiah seseorang insan dalam sebuah masyarakat. Maka, sumber utama
rujukan ilmu akhlak ialah Kitabullah yang menghuraikannya secara terperinci dan jitu.
Perkataan al-akhlak menurut istilah al-lughah ialah kata jamak daripada mufradnya
al-khuluq. Dalam al-Quran terdapat dua ayat yang membawa lafaz khuluqun yang menepati
istilah akhlak, yaitu dalam surah Al-Qolam Ayat 4 “ Dan sesungguhnya engkau (wahai
Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung” dan surah Asy-Syu’ara ayat 137 “
Sesungguhnya ini (agama) tidak lain hanyalah kelakuan orang dahulu”. Berdasarkan ayat
pertama, akhlak membawa maksud keperibadian, syahsiah dan sifat-sifat yang merujuk
kepada perbuatan mulia. Manakala ayat kedua pula, perkataan khuluq itu merujuk kepada
kebiasaan dan tabiat manusia yang sememangnya dijadikan oleh Allah dengan memiliki
tabiat-tabiat tertentu yang menjadi kelaziman.
Akhlak yang disebut di dalam al-Quran merupakan ajaran-ajaran dan tingkah laku
yang baik, lebih tinggi kedudukannya daripada moral. Dua ayat di atas adalah sebahagian
kecil yang membincangkan tentang akhlak. Al-Quran adalah sumber utama penggalian ilmu
akhlak untuk memahami akhlak manusia.
2. Hadist

Hadist ialah sumber kedua Akhlak dalam Islam, di sinilah ajaran-ajaran Akhlak Islam
tersebar dengan jelasnya melalui amalan. Hadist menjelaskan bahwa orang yang berakhlak
ialah golongan yang beriman dan sifat-sifat dalam Akhlak seperti malu, sabar, kebersihan dan
sebagainya. Akhlak yang mulia adalah merupakan tanda dan hasil daripada iman yang
sebenarnya. Tidak ada nilai bagi iman yang tidak disertai oleh akhlak.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: “Sesungguhnya aku diutuskan hanyalah untuk menyempurnakan


akhlak yang baik”. Sabda Rasulullah ‫ ﷺ‬pada Hadits yang lain : “Yang paling kucintai di
antara kamu ialah yang paling baik akhlaknya, yang mendapat pelindung adalah menyayangi
dan disayangi”. Dua Hadist tersebut menjelaskan bahawa Rasulullah s.a.w ialah sumber
rujukan akhlak di mana segala perkataan dan perbuatan termasuklah diamnya baginda
menggambarkan Akhlaknya.

7
D. Kedudukan Akhlak Dalam Islam
Untuk mengetahui kedudukan akhlaq dalam Islam, maka perlu diuraikan bahwa ada
tiga macam sendi Islam, yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya
sehingga kualitas seorang muslim selalu dapat diukur dengan pelaksanaannya terhadap ketiga
macam sendi tersebut, yang mencakup:

1. Masalah Aqidah : yang meliputi keenam macam rukun Iman, dengan kewajiban
beriman kepada Allah, Malaikat-MalaikatNya, Kitab-kitabnya, Rasul-rasulnya, hari
akhiratNya dan Qadar baik dan buruk yang telah ditentukanNya.

2. Masalah syari'ah : yang meliputi pengabdian hamba terhadap TuhanNya,yang dapat


dilihat pada rukun Islam yang lima. Dan mua'amalah juga termasuk masalah syari'ah.

3. Masalah Ihsan : yang meliputi hubungan baik terhadap seluruh Allah SWT terhadap
sesama manusia serta terhadap seluruh makhluk di dunia ini.

Dari sinilah kita mengetahui kedudukan Akhlak dalam Islam, yang merupakan sendi
yang ketiga dengan fungsi yang selalu mewarnai sikap dan prilaku manusia dalam
memanifestasikan keimanannya, ibadahnya serta mu’amalahnya terhadap sesama manusia.
Akhlak mempunyai kedudukan yang paling penting dan istimewa dalam agama Islam.
Hal ini dapat dilihat dari penjelasan berikut ini :
1. Rasulullah ‫ ﷺ‬menempatkan penyempurnaan Akhlak yang mulia sebagai misi pokok
risalah Islam.
2. Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.
3. Akhlak yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan kebaikan seseorang nanti
pada hari kiamat.
4. Rasulullah ‫ ﷺ‬menjadikan baik buruknya Akhlak seseorang sebagai ukuran kualitas
imannya.
5. Islam menjadikan Akhlak yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah kepada Allah
SWT.
6. Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬selalu berdoa agar Allah SWT membaikkan Akhlak Beliau.
Di dalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan Akhlak.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup
segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang
buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk.
Moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral
biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan
perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk,layak atau tidak layak,patut maupun tidak
patut.
Sedangkan Etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana
yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang
dapat diketahui oleh akal pikiran.

Ketiga hal tersebut (Akhlak, moral dan Etika) merupakan hal yang paling penting dalam
pembentukan Akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang paling baik budi
pekertinya adalah Rasulullah ‫ﷺ‬. Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu seorang sahabat yang
mulia menyatakan: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling
baik budi pekertinya.” (HR.Bukhari dan Muslim).

B. Kritik dan Saran


Memiliki akhlak yang baik atau akhlak mulia bagi setiap manusia adalah suatu hal
yang sangat penting. Karena dimanapun kita berada, apapun pekerjaan kita akan di
senangi oleh siapa pun. Artinya, akhlak menentukan baik buruknya seseorang di hadapan
sesama manusia.

Anda mungkin juga menyukai