PEMBAHASAN
Dari penelitian ini didapatkan hasil tidak terdapat hubungan antara jenis
kelamin dengan perilaku penggunaan jamban sehat. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Jadhav pada tahun 2016 menunjukkan hasil bahwa
jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap perilaku buang air besar sembarangan.
Jadhav meneliti resiko pelecehan seksual pada wanita yang buang air besar di
wanita adalah sama dan jarang terjadi. Hasil penelitian Jadhav mendukung hasil
penelitian ini kemungkinan karena angka kejadian pelecehan seksual hampir tidak
Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lopez pada
tahun 2019 di daerah pedesaan di Ekuador. Dimana responden perempuan 1.5 kali
lebih sering menggunakan jamban dibandingkan dengan responden pria. Hal ini
kemungkinan karena alasan keselamatan terutama ketika hendak buang air besar
antara tingkat pendidikan dengan perilaku penggunaan jamban sehat. Hal ini
sesuai dengan data hasil penelitian Panda et al (2017) dengan signifikansi p=0.000
56
Dalam penelitian Panda et al disebutkan bahwa orang yang buta huruf melakukan
juga semakin meningkat hal ini ditunjukkan dengan responden yang tidak lulus
SD menggunakan jamban 1 kali lebih sering (OR = 1, 95% CI), responden yang
lulus SD menggunakan jamban 1.4 kali lebih sering (OR = 1.4, 95% CI),
responden yang tidak lulus SMP menggunakan jamban 2.1 lebih sering (OR = 2.1,
95% CI) dan responden yang lulus SMP menggunakan jamban 2.4 kali lebih
dengan nilai p=0.05, hasil dari penelitiann Oljira tidak selaras dengan hasil
Penelitian lain yang telah dilakukan oleh Aiemjoy et al pada tahun 2017
formal mempunyai nilai 2.3 kali lebih sering menggunakan jamban dibandingkan
dengan anak dalam suatu rumah tangga yang tidak memperoleh pendidikan
formal (OR 2.3, 95% CI). Hal ini kemungkinan terjadi karena responden atau
57
sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
maka akan semakin sadar dan peduli terhadap kebersihan diri dan lingkungannya.
Berbeda dengan hasil penelitian dari Odagiri et al pada tahun 2017 dimana
p=0.846 pada responden yang tidak lulus SD p=0.762 pada responden yang lulus
Sehat
Berdasarkan hasil uji bivariat didapatkan hasil, hal ini menjelaskan bahwa
rumah tangga, kegiatan antara satu anggota dengan yang lain berbeda, ada yang
kelompok keluarga dengan jumlah anggota keluarga kurang dari 5 dan lebih dari
sama dengan 5 dimana p=>0.05 yang menyatakan tidak adanya hubungan antara
jumlah anggota keluarga dengan perilaku penggunaan jamban sehat. Begitu juga
dengan penelitian Odagiri pada tahun 2017 yang menunjukkan angka p=0.288
pada keluarga beranggotakan sebanyak 1-3 orang dan p=0.880 pada keluarga
58
6.4 Hubungan Pengetahuan Tentang Jamban dengan Perilaku
Tindakan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku
jamban keluarga dirumah. Pengetahuan yang dibahas dalam penelitian ini adalah
tindakan seseorang.
alat dan bahan dalam membangun jamban pribadi pada masyarakat RW 01 Dusun
sudah mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai jamban ialah rasa
sering.
Odagiri tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Puskesmas Y kota Z tentang
penelitian Oljira et al pada tahun 2016 yang menunjukkan bahwa orang yang
59
dibandingkan dengan responden yang tidak pernah mendengar tentang jamban,
dengan nilai signifikansi p=0.05. Penelitian dari Patil et al pada tahun 2014
sanitasi sehat dari media massa angka untuk menggunakan jamban lebih tinggi
Jamban Sehat
jamban tidak berhubungan dengan perilaku penggunaan jamban sehat. Sikap tidak
sikap menjadi perbuatan yang nyata, diperlukan faktor pendukung atau kondisi
yang memungkinkan seperti fasilitas dan dukungan pihak lain. Hal ini
responden, serta jarak yang jauh dari rumah menuju jamban umum atau tetangga
sehingga responden memilih untuk buang air besar di kali yang terletak di
belakang rumah.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Odagiri et al.,
melihat orang defekasi di ruang terbuka merupakan hal yang memalukan, hasil ini
Hal ini bertolak belakang dengan penelitian dari Shiras et al pada tahun
2018 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara sikap dengan perilaku
60
penggunaan jamban sehat. Dimana membersihkan toilet meningkatkan angka
bahwa salah satu kunci keberhasilan dari manajemen sanitasi bersama salah
Berdasarkan hasil uji bivariat pada penelitian ini didapatkan hasil yang
Kepemilikan jamban bagi keluarga merupakan salah satu indikator rumah sehat
selain pintu ventilasi, jendela, air bersih, tempat pembuangan sampah, saluran air
limbah, ruang tidur, ruang tamu, dan dapur. Jamban sehat berfungsi untuk
Hal ini sesuai dengan penelitian dari Odagiri pada tahun 2017 yang
dibandingkan dengan rumah tangga yang sudah memiliki jamban (OR 0.21, 95%
CI).
Hasil penelitian lain yang sesuai dilakukan oleh Husna pada tahun 2016
menunjukkan data Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,029 (p<0,05) yang
61
berarti ada hubungan antara kepemilikan jamban dengan kebiasaan masyarakat
Jamban Sehat
Dari hasil uji bivariat pada penelitian ini didapatkan hubungan yang
signifikan antara sumber air bersih dengan perilaku penggunaan jamban sehat.
Dimana hasil ini sesuai dengan penelitian dari Patil et al pada tahun 2014
menunjukkan hasil yang berbeda, dimana ketersediaan air dan infrastruktur cuci
dilakukan oleh Odagiri pada tahun 2016 yang menyatakan bahwa ketersediaan
sarana air selama 1 tahun penuh tidak berpengaruh terhadap perilaku penggunaan
jamban sehat. Pada penelitian yang dilakukan oleh Odagiri, menunjukkan angka
signifikansi sebesar p=0.067 yang menyatakan bahwa faktor sarana air tidak
Dari hasil uji bivariat didapatkan hasil yang signifikan antara hubungan
Kelurahan X. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan data hasil penelitian dari
Nzioki dan Korir yang dilakukan pada tahun 2018. Penelitian yang dilakukan di
Kenya ini meneliti tentang intervensi edukasi pada pekerja kesehatan dalam
62
cakupan jamban. Dari penelitian ini responden dibagi menjadi dua kelompok
Hasil penelitian dari Amar pada tahun 2015 juga menunjang penelitian di
program pelatihan bahaya dari defekasi di tempat terbuka dengan dilakukan pre-
test dan post-test. Rata-rata skor pengetahuan dari bahaya defekasi terbuka saat
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Crocker et al pada tahun 2016
dari hasil pre-test dan post-test. Hasil post-test menunjukkan peningkatan setelah
jamban sehat.
hal penggunaan jamban, kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan antara
63
lain adalah memberikan penyuluhan secara berkala tentang manfaat dan syarat-
oleh tenaga kesehatan dan masyarakat sangat terbuka dengan kunjungan yang
Penelitian lain menunjukkan hasil yang berbeda dari Patil et al pada tahun
2014 yang menyatakan bahwa rumah tangga yang mendapatkan informasi dari
kunjungan pribadi oleh tenaga kesehatan tidak menunjukkan hasil yang signifikan
sebelum dan sesudah konseling.. Dari hasil uji Mc Nemar menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan saat pre test dengan saat
post test dengan nilai signifikansi (p=0,000). Selain itu hasil uji juga menunjukkan
perbedaan yang signifikan antara sikap saat pre test dengan saat post test dengan
nilai signifikansi (p=0,000), serta perilaku saat pre test dengan saat post test
perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku menjadi lebih baik setelah diberikan
konseling.
Langkah-langkah penelitian sama seperti yang dilakukan penelitian ini, yaitu: (a)
64
Melakukan pretest dengan menggunakan kuisioner diberikan waktu 10 menit
untuk mengisi kuisioner yang behubungan dengan data demografik dan 10 menit
untuk kuisioner bekaitan dengan pengetahuan mengenai bahaya open defekasi, (b)
Melakukan pos test dengan kuisioner yang sama pada saat pre test. Hasil
pengetahuan (p<0.05)
RT (b). Melakukan edukasi yang berkaitan dengan sanitasi kesehatan, yang diikuti
oleh perangkat desa, dan para wanita dari 42 desa (c) Mendirikan kelompok terdiri
dan laki2 dari 42 desa yang mendukung serta mensuplai sumber sanitasi. Anggota
makanan dan minuman, dan material bangunan. Dengan ini dilakukan pula
edukasi tentang pembuatan jamban sehat dengan budget minimal dan pentingnya
sembarangan sebelum dan sesudah intervensi. Namun pada penelitian ini terdapat
65
budget minimal dengan prinsip dasar pemicuan berdasarkan Permenkes No 3
Penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini ialah penelitian Summer et.
ini juga membuktikan adanya perbedaan perilaku BAB di jamban sebelum dan
tingkatan baik desa dan kota, memberikan teknologi yang fleksibel, dan
yang berhasil ODF. Namun pada penelitian ini terdapat ketidaksesuaian kegiatan
Tahun 2014. Prinsip dasar pemicuan ialah tanpa subsidi sedangkan pada
Penelitian yang sudah dilakukan di Zambia oleh Joseph pada tahun 2016
perilaku BAB di jamban. Penelitian tersebut terdiri dari kegiatan diskusi alur
66
Pemberian konseling mengarahkan klien untuk merubah pengetahuan,
sikap dan perilaku tanpa menggurui tapi dengan cara memfasilitasi proses,
individu menyadari sendiri sehingga merubah sikap dan perilakunya. Hal tersebut
sesuai dengan Prinsip Dasar Pemicuan yang diatur dalam Permenkes No 3 Tahun
2014.
Hal tersebut juga didasari oleh teori ( Stefflre (1970) dalam Rosjidan (1994 :
kehidupannya. Apabila dia harus membuat pilihan pilihan yang berarti, dia harus
dipilih karena sesuai dengan prinsip dasar pemicuan STBM yang diatur dalam
Permenkes No 3 Tahun 2014. Teknik 5A yang terdiri dari Asses, Advise, Agree,
Assist dan Arrange memungkinkan klien menyadari sendiri apa yang baik dan apa
BAB di jamban. Saat sesi konsuling, klien juga diajak untuk mendiskusikan alur
67
klien diajak untuk menempel poster di dinding kamar mandi dan dilanjutkan
dengan pembagian leaflet berisi anjuran STOP BABS. Pemilihan media lembar
Tahun 2014. Langkah pemicuan yang dimaksud ialah tentang diskusi alur
mereka berfikir dan ingatkan kembali hal ini ketika membuat rangkuman pada
Penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini ialah penelitian Mahbub
Ul Alam. Et. Al tahun 2017. Penelitian tersebut menggunakan media poster yang
STBM menggunakan lembar balik tiap minggu di bulan pertama kemudian tiap 2
Penelitian yang sudah dilakukan di Zambia oleh Joseph pada tahun 2016
menjelaskan bahwa warga selama ini memakan feses nya sendiri dikarenakan
pada lokasi open defekasi dengan membawa beberapa feses lalu ditunjukkan
makanan yang diletakkan di samping feses dan ada lalat yang hinggap. Kegiatan
serangkaian kegiatan pemicuan yang sama dengan penelitian ini, salah satunya
68
Keluarga memasang poster depan rumah dan menyatakan kontribusinya menuju
‘desa yang bersih, sehat, dan indah. Selanjutnya ada kegiatan Household visit
yaitu kunjungan door to door ke rumah yang terdapat jamban, dan mengingatkan
kembali tentang komitmen menuju ‘desa yang bersih, sehat, dan indah dengan
pemberian poster.
Pilar 1 STBM
penerapan pilar 1 STBM. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
buang air besar sembarangan. Buang air besar sembarangan menurun 13.8% di
penerapan pilar 1 STBM. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kristen Aimjoy et al tahun 2017 di ethiopia bahwa anak – anak yang memiliki
untuk tidak buang air besar sembarangan, hal ini menurunkan risiko terjadinya
69
Setelah dilakukan konseling oleh petugas terhadap peningkatan
pengetahuan hal ini membuat tingkat pengetahuan merupakan faktor yang paling
al. 2017)
70