Anda di halaman 1dari 12

BAB II

DESKRIPSI PROSES

Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Dalam

bahasa Inggris, kalsium hidroksida juga dinamakan slaked lime, atau hydrated lime

(kapur yang di-airkan). Suspensi partikel halus kalsium hidroksida dalam air

disebut juga milk of lime (Bahasa Inggris:milk = susu, lime=kapur). Kalsium

hidroksida dihasilkan melalui reaksi kalsium oksida (CaO) dengan air. Kalsium

hidrokida berupa bubuk putih.

Larutan Ca(OH)2 disebut air kapur dan merupakan basa dengan kekuatan sedang.

Larutan tersebut bereaksi hebat dengan berbagai asam, dan bereaksi dengan banyak

logam dengan adanya air. Larutan tersebut menjadi keruh bila dilewatkan karbon

dioksida, karena mengendapnya kalsium karbonat. (www.bionity.com, 2013).

2.1. Proses Secara Umum

Pada dasarnya, pembuatan kalsium hidroksida atau sering disebut hydrated lime,

slaked lime umumnya menggunakan proses slaking atau mereaksikan kalsium

oksida dengan sejumlah air. Sebelum dilakukan proses slaking, bahan baku kalsium

oksida ditambahakan liquid surfactant untuk membantu mereaksikan kalsium

oksida dengan air. Liquid surfactant merupakan suatu jenis larutan campuran antara
14

alkohol dan air. Fungsi lain dari liquid surfactant ini adalah mempertahankan

campuran hidrasi dibawah titik didih air (sehingga mencegah atau memperkecil

tingkat hidrasi fasa gas, yang mana dapat menghambat pembangunan luas area

permukaan. Didalam penambahannya, penggunaan alkohol dapat memperkecil

tegangan permukaan dan membantu mencegah penggumpalan, yang mana dapat

menaikkan luas permukaan produk. Sebelum dimasukkan di dalam hydrator (jenis

reaktor menggunakan air sebagai bahan baku), slurry yang telah bercampur dengan

liquid surfactant dipanaskan terlebih dahulu di preheater. Slurry yang keluar dari

preheater mempunyai suhu keluaran sekitar 60-80 oC tergantung pada titik didih

alkohol yang digunakan. Kemudian slurry dimasukkan kedalam hydrator dan

secara bersamaan sejumlah air juga ditambahkan. Suhu pada hydrator

dipertahankan kurang dari suhu titik didih air. Setelah keluar dari hydrator,

campuran Ca(OH)2 dengan air dan alkohol dipisahkan untuk kemudian dikeringkan

pada alat pengering dryer untuk menghilangkan sisa air dan alkohol. Kemudian

Ca(OH)2 yang dihasilkan digiling untuk mengecilkan ukuran luas permukaan

sesuai dengan ukuran pasar ( Paten no. 5,223,239, 1993).

2.2. Tinjauan Termodinamika

Tinjauan secara termodinamika bertujuan untuk mengetahui apakah reaksi bersifat

endotermis atau eksotermis. Penentuan panas reaksi yang berjalan secara

eksotermis atau endotermis dapat dihitung dengan perhitungan panas pembentukan

standar (ΔH°f) pada P = 1 atm dan T = 298 K. Reaksi yang terjadi adalah :

CaO(s) + H2O(l)  Ca(OH)2(aq)


15

Kalsium oksida Air  Kalsium hidroksida

Nilai ΔH°f masing-masing komponen pada suhu 298 K dapat dilihat pada Tabel

2.1.

Tabel 2.1. Nilai ΔH°f Masing-Masing Komponen Pada Suhu 298 K

ΔHof ΔGof So
Komponen
(J/mol)* (J/mol)* (J/mol.K)**

Kalsium Oksida CaO -635090 -604030 38.1

Air H2O -285830 -237129 70

Kalsium Hidroksida Ca(OH)2 -986090 -898490 83.4

sumber:

* Smith’s, 2001

** Journal of Physical and Chemical Reference Data, M. V. Korobov

Persamaan :
𝑇
ΔH°fT = ΔH°f298 + ∫298 𝐶°𝑝 𝑑𝑇 (smith, 2001)

ΔH°f 298 K = ΔH°f produk - ΔH°f reaktan

= [(ΔH°f Ca(OH)2) ] – [(ΔH°f CaO)+ (ΔH°f H2O)]

= (-986090) – ((-635090 + (-285830))

= -65170 J/mol

Sedangkan untuk persamaan ∫ΔCop dT adalah sebagai berikut.

ΔB ΔC ΔD
∫ΔCop dT = ΔA (T-T0) + (T2-T02) + (T3-T03) + (T4-T04)
2 3 4

(Smith’s, 2001)
16

Dimana masing masing konstanta A, B, C dan D pada masing-masing komponen

adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 Konstanta A B C D Setiap Komponen

Komponen A B C D

CaO 6.104 0.000443 - 104700

H2O 8.712 0.00125 -1.8E-07 -

Ca(OH)2 9.597 5.435 - -

Sumber : Smith’s, 2001

Kondisi : To = 298 K T = 333.15 K t = T/To =

1.110

Sehingga diperoleh nilai

∫ΔCop dT = 224.045

𝑇 𝛥𝐶𝑝𝑜 𝑑𝑇
∫𝑇𝑜 𝑅 𝑇
= 181380.876

Maka,
𝑇
ΔH°fT = ΔH°f298 + ∫298 𝐶°𝑝 𝑑𝑇

ΔH°fT = -65170 + 181380.876 J/mol

ΔH°fT = -64945.955 J/mol = -64.945 kJ/mol

Dapat dilihat bahwa nilai ΔH°fT bernilai negatif, maka reaksi bersifat eksotermis

atau reaksi menghasilkan panas. Sedangkan untuk energi Gibs dari reaktan dan

produk dapat dilihat juga pada Tabel 2.1. Untuk menghitung nilai energi Gibs pada

suhu reaksi, dapat menggunakan persamaan dibawah ini.


17

𝑇 𝑇 ∆𝐶𝑝𝑜 𝑇 ∆𝐶𝑝𝑜 𝑑𝑇
𝑜
∆𝐺333.15𝐾= ∆𝐻𝑓𝑜 − 𝑇𝑜 (∆𝐻𝑓𝑜 − ∆𝐺 𝑜 ) + 𝑅 ∫𝑇𝑜 𝑑𝑇 − 𝑅𝑇 ∫𝑇𝑜 (Smith’s,
𝑅 𝑅 𝑇

2001)

ΔGo 298 K = Σ(ΔGof) produk - Σ(ΔGof) reaktan

ΔGo 298 K = (-898490)-[( -604030)+( -237129)] J/mol

ΔGo 298 K = -57331 J/mol

Maka,
𝑜
∆𝐺333.15𝐾= -65170 – [(1.20185)( -65170 – (-57331)] + 224.045 - 181380.876 J/mol
𝑜
∆𝐺333.15𝐾= -236906 J/mol= -236.906 kJ/mol

Berdasarkan data yang telah diketahui dan dihitung diperoleh nilai ΔGo 333.15 K

sebesar -236.906 kJ/mol. Ini menunjukkan bahwa bahwa reaksi yang terjadi di

dalam reaktor dapat berlangsung secara spontan, karena diinginkan nilai ∆Go < 0.

Dalam parameter perancangan pabrik kimia berupa parameter termodinamika

bahwa nilai ∆Go < 0 dapat terpenuhi.

2.3. Pemilihan Proses Berdasarkan Jenis Liquid Surfactant.

Secara produksi, jenis liquid surfactant yang sering digunakan pada produksi

kalsium hidrokisida adalah jenis alkohol metanol dan etanol.

Tabel 2.3. Jenis Liquid Surfactant

NO Jenis Liquid Surfactant Rumus Molekul Berat Molekul

1. Metanol*) CH3OH 32 kg/kmol


18

2. Etanol**) C2H5OH 46 kg/kmol

Sumber :
*)
http://www.sciencelab.com, 2013
**)
www.nafaa.org, 2001

2.4. Kelayakan Ekonomi

Dari reaksi hidrasi dengan air, didapatkan mol masing-masing reaktan dan produk

yang dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Komponen Reaktan & Produk

Komponen Mol (kg/kmol) Berat Molekul (kg/kmol)

Kalsium Hidroksida 1 74.1

Kalsium oksida 1 56.08

Air 1,2 18

Reaksi :

CaO(s) + H2O(l)  Ca(OH)2(s)

A B  C

Komp Awal Reaksi Sisa

A NAo - NAo.X NA = NAo- NAo.X

B NBo  N Ao .X NB = NBo  N Ao .X

C NCo  N Ao .X NC = NCo  N Ao .X

Total NTo 0 NT = NTo


19

1 𝑘𝑔
Basis : 1 kg Ca(OH)2 terbentuk = 74.1𝑘𝑔/𝑘𝑚𝑜𝑙 = 0.0135 kmol

Dik : X = 0.95 (Patent Number:5,223,239)

 Nc = 0.0135 kmol pada 1 kg Ca(OH)2

Nc = NCo  N Ao .X

0.0135 kmol = 0  N Ao .0.95

NAo = 0.0142 kmol

NAo = 0.0142 kmol x 56.08 kg/kmol = 0.7963 kg CaO

 NBo = N Ao .X .(1.2)

Nbo = 0.0142 x 0.95 x 1.2

NBo = 0.0162 kmol

NBo = 0.0162 kmol x 18 kg/kmol

NBo = 0.2916 kg H2O

 Harga penjualan produk utama :

Ca(OH)2 = 1 kg x $ 1.55 = $ 1.55

Total = $ 1.55

 Biaya pembelian bahan baku :

CaO = 0.7963 kg x $ 0.08 = $ 0.0637

H2O = -

Total = $ 0.0637

 Profit Keuntungan = harga penjualan – biaya pembelian bahan baku

= $ 1.75 - $ 0.0637 = $ 1.6863


20

Selain profif keuntungan secara umum dari reaksi hidrasi dengan air, akan dihitung

juga ekonomi potensial jika menggunakan liquid surfactant metanol dan etanol.

2.4.1. Menggunakan etanol sebagai liquid surfactant.

Tabel 2.5. Data Bahan Baku dan Produk Menggunakan Etanol

Material Rumus Berat Molekul Harga Harga

Molekul (kg/kmol)* ($/kg)** ($/kmol)

Kalsium Hidroksida Ca(OH)2 74.1 1.55 114.85

Kalsium oksida CaO 56.08 0.08 4.487

Air H2O 18 - -

Etanol C2H5OH 46.07 2.1 96.747

Sumber :
*)
http://www.sciencelab.com, 2013
**)
Icis.com

Reaksi :

CaO(s) + H2O(l) Ca(OH)2(s)

Kalsium oksida Air Kalsium Hidroksida

Persamaan untuk mendapatkan ekonomi potensial dari proses ini adalah sebagai

berikut:

EP = (total harga produk) – (total harga bahan baku)

EP = (harga Ca(OH)2-(harga CaO + harga C2H5OH)

EP = (114.85) - ( 4.487+96.747) $/kmol

EP = 13.621 $/kmol
21

2.4.2. Menggunakan metanol sebagai liquid surfactant.

Tabel 2.6. Data Bahan Baku & Produk Menggunakan Metanol

Rumus Berat Molekul Harga Harga


Material
Molekul (kg/kmol)* ($/kg)** ($/kmol)

Kalsium Hidroksida Ca(OH)2 74.1 1.55 114.85

Kalsium oksida CaO 56.08 0.08 4.487

Air H2O 18 - -

Metanol CH3OH 32 0.96 30.72

Sumber :
*)
http://www.sciencelab.com, 2013
**)
Icis.com

Reaksi :

CaO(s) + H2O(l) Ca(OH)2(s)

Kalsium oksida Air Kalsium Hidroksida

Persamaan untuk mendapatkan ekonomi potensial dari proses ini adalah sebagai

berikut:

EP = (total harga produk) – (total harga bahan baku)

EP = (harga Ca(OH)2)-(harga CaO + harga CH3OH)

EP = (114.85) - ( 4.487+30.72) $/kmol

EP = 79.26 $/kmol

Tabel 2.7. Perbandingan Proses Berdasarkan Jenis Liquid Surfactant

NO. Kondisi Etanol Metanol

1. Harga ($/kg)* 2.1 1.7


22

2. Harga ($/kmol) 96.747 57,6

3. Ekonomi Potensial ($/kmol) 13.621 79.26

4. Tekanan operasi (atm)** 1 1

5. Suhu keluaran Preheater pada slurry 75 60

(oC)**

Sumber :
*)
Icis.com

**)Paten no. 5,223,239, 1993

Sehingga liquid surfactant yang digunakan untuk memproduksi kalsium hidroksida

adalah metanol. Pertimbangannya adalah :

 Dari segi harga, dapat dilihat pada Tabel 2.7 bahwa harga metanol

lebih murah dari pada etanol. Sehingga biaya produksi lebih kecil.

 Dari ekonomi potensial, dapat dilihat Tabel 2.7 bahwa metanol

mempunyai Ekonomi Potensial yang lebih tinggi dari etanol

sehingga lebih menguntungkan.

 Dari kondisi operasi pada saat di preheater, suhu keluaran

menggunakan metanol lebih rendah dari pada menggunakan etanol.

Semakin rendah suhu keluaran pada saat di preheater, maka panas

yang dibutuhkan dalam hal ini menggunakan steam semakin kecil,

sehingga mengurangi biaya produksi.

2.5. Uraian Proses Menggunakan Liquid Surfactant Metanol-Air

2.5.1. Tahap persiapan bahan baku

 Persiapan bahan baku kalsium oksida (CaO).


23

Bahan baku quicklime atau sering disebut dengan kalsium oksida

diperoleh dari PT. Tjiwi Kimia Sidoarjo Jawa Timur. CaO disimpan

didalam tangki penyimpanan silo. Ukuran butiran CaO yang

disarankan untuk memproduksi Kalsium Hidroksida adalah kurang

dari 100 mesh.

 Proses pencampuran (mixing)

Kemudian bahan baku CaO diumpan kedalam mixer bersama dengan

metanol. Selama proses pencampuran, dilakukan pemanasan hingga

suhu proses 600C.

2.5.2. Proses Hidrasi.

Slurry keluaran dari mixing tank dimasukkan kedalam hydrator. Secara

perlahan juga, sejumlah air ditambahkan kedalam hydrator dimana Rasio

perbandingan jumlah metanol : air yang digunakan adalah 3 : 1. Kondisi

didalam hydrator adalah tekanan 1 atm, dan suhu keluaran hydrator 60oC.

Waktu tinggal didalam hydrator berkisar 14 menit. Keluaran hydrator,

berupa slurry yang kemudian akan dipisahkan antara padatan dan cairannya

untuk kemudiaan dikeringkan.

2.5.3. Tahap pengeringan dan penggilingan

Produk keluaran separator (centrifuge) berupa slurry yang kemudian

dikeringkan utnuk mendapatkan Ca(OH)2 kering/padat. Dikeringkan

menggunakan dryer dengan suhu 80 oC. Dengan lama pengeringan 4 menit.

Kemudian keluaran dari dryer produk Ca(OH)2 masuk ke dalam mesin

pengggilingan untuk menghaluskan partikel-partikel yang menggumpal


24

sehingga ukuran partikel Ca(OH)2 padat yang dihasilkan berkisar 300-325

mesh.

2.5.4. Tahap packaging

Kemudian produk siap dikemas dan dipack di gudang penyimpanan.

Anda mungkin juga menyukai