Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM

Standar Sistem Mutu di Laboratorium Hematologi

Disusun Oleh :

- Aprillia Yovi Yoita - Mardiana Susanti


- Eka Nurmeisarah Putri - Muhammad Ikhwan
- Ema Yulia - Nutri Farda Nur
- Endah Putri Syafitriyati - Rifki Khalidi Asyhaer
- Galuh Adhe Permanasari - Supiati

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM KEMENKES RI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PRODI DIPLOMA IV (D-IV)
MATARAM
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas


segala karunia dan limpahan rahmat, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Laboratorium dengan tepat pada
waktunya. Ucapan terima kasih yang tak terhingga saya sampaikan kepada yang
terhormat :
1. Bapak Drs. Urip,M.Kes selaku dosen mata kuliah Manajemen Lab
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan
penyelesaian tugas ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai, Aamiin.

Mataram, 10 Mei 2019

Penyusun.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................... i

Standar Sistem Mutu di Laboratorium Hematologi....................................................... i

BAB I .................................................................................................................................. 2

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 2

1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................ 2

2.1 RUMUSAN MASALAH .................................................................................... 3

3.1 TUJUAN ............................................................................................................. 3

BAB II ................................................................................................................................ 4

PEMBAHASAN ................................................................................................................ 4

A. MUTU DI LABORATORIUM .............................................................................. 4

B. STANDAR SISTEM MUTU DI LABORATORIUM HEMATOLOGI ................ 4

1. Tahap pra analitik ............................................................................................ 4

2. Tahap analitik ................................................................................................... 8

3. Tahap Pasca-analitik ...................................................................................... 10

BAB III............................................................................................................................. 12

KESIMPULAN dan SARAN ......................................................................................... 14

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 14

B. Saran........................................................................................................................ 14

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Laboratorium Kesehatan (Labkes) adalah sarana kesehatan yang
melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang
berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari untuk penentuan jenis
penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada
kesehatan perorangan dan masyarakat.
Sebagai bagian yang integral dari pelayanan kesehatan, pelayanan
laboratorium sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan berbagai program dan
upaya kesehatan, dan dimanfaatkan untuk keperluan penegakan diagnosis,
pemberian pengobatan dan evaluasi hasil pengobatan serta pengambilan
keputusan lainnya.
Mutu pelayanan di laboratorium berkaitan dengan data hasil uji
analisa laboratorium. Laboratorium dikatakan bermutu tinggi apabila data
hasil uji laboratorium tersebut dapat memuaskan pelanggan dengan
memperhatikan aspek-aspek teknis seperti precision and accuracy atau
ketepatan dan ketelitian yang tinggi dapat dicapai dan data tersebut harus
terdokumentasi dengan baik sehingga dapat dipertahankan secara ilmiah.
Untuk mencapai mutu hasil laboratorium yang memiliki ketepatan
dan ketelitian tinggi maka seluruh metode dan prosedur operasional
laboratorium harus terpadu mulai dari perencanaan, pengambilan contoh
uji, penanganan, pengujian sampai pemberian laporan hasil uji
laboratorium ke pelanggan. Mutu suatu produk atau jasa bukan hanya
penting bagi pemakai namun juga bagi pemasok.
Pada pelayanan jasa laboratorium kesehatan rendahnya mutu hasil
pemeriksaan pada akhirnya akan menimbulkan penambahan biaya untuk
kegiatan pengerjaan ulang dan klaim dari jasa pelanggan. Untuk
menanggulangi biaya kompensasi yang berasal dari rendahnya mutu hasil

2
pemeriksaan laboratorium tersebut diperlukan suatu usaha peningkatan
mutu.

2.1 RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja standar system mutu pada tahapan pra analitik di
laboratorium hematologi?
2. Apa saja standar system mutu pada tahapan analitik di
laboratorium hematologi?
3. Apa saja standar system mutu pada tahapan pasca analitik di
laboratorium hematologi?

3.1 TUJUAN
1. Untuk mengetahui standar system mutu pada tahapan pra analitik
di laboratorium hematologi.
2. Untuk mengetahui standar system mutu pada tahapan analitik di
laboratorium hematologi.
3. Untuk mengetahui standar system mutu pada tahapan pasca
analitik di laboratorium hematologi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. MUTU DI LABORATORIUM
Mutu adalah mendapatkan hasil yang benar secara langsung setiap saat
dan tepat waktu, menggunakan sumber daya yang efektif dan efisien. Ini
penting dalam semua tahap proses, mulai dari penerimaan sampel hingga
pelaporan hasl uji.
Pemantapan mutu merupakan suatu upaya untuk meminimalkan atau
pencegahan kesalahan semaksimal mungkin mulai dari kesalahan pra analitik,
analitik dan pasca analitik (Depkes, 1997).

B. STANDAR SISTEM MUTU DI LABORATORIUM HEMATOLOGI


Sistem mutu di laboratorium memiliki peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan kualitas dari laboratorium tersebut. Untuk mendapatkan
kualitas yang terjaga maka perlu suatu standar , adapun standar system mutu
yang berada di Laboratorium Hematologi, yaitu:
1. Tahap pra analitik
Tahap pra analitik adalah tahap awal sampel untuk siap di periksa / di
analisa. Kelengkapan tahap pra analitik perlu didukung dengan
penerimaan dan preparasi sampel oleh petugas atau staf laboratorium.
Kelengkapan formulir permintaan pemeriksaan, persiapan pasien,
penanganan spesimen dan persiapan sampel untuk analisa.
Beberapa tahapan yang di lakukan pada pra analitik:
1) Persiapan pasien
Sebelum specimen di ambil, pasien harus di persiapkan
terlebih dahulu dengan baik sesuai dengan persyaratan
pengambilan specimen , antara lain:
a. Identitas benar sesuai dengan data pasien
Sebelum pengambilan spesimen, form permintaan
laboratorium. Identitas pasien harus ditulis dengan benar
(nama, umur, jenis kelamin, nomor rekam medis, dsb) disertai

4
diagnosis atau keterangan klinis. Identitas harus ditulis dengan
benar sesuai dengan pasien yang akan diambil
spesimen.Berikan pertanyaan tentang persiapan apa yang telah
dilakukan oleh pasien, misalnya diet, puasa,serta mengenai
obat-obatan yang dikonsumsi, minum alkohol, merokok, dsb.
Dilakukan pencatatan apabila pasien telah mengkonsumsi
obat-obatan tertentu, merokok, minum alkohol, pasca transfusi,
dsb. Catatan ini nantinya harus disertakan pada lembar hasil
laboratorium.
b. Persiapan pasien untuk pengambilan spesimen pada keadaan
basal:
a) Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selama
8 – 12 jam sebelum diambil darah, tetapi pada
pemeriksaan hematologi tidak dianjurkan untuk puasa.
b) Pengambilan sampel sebaiknya di pagi hari antara
pukul 07.00 – 09.00
c. Menghindari obat – obatan sebelum specimen di ambil, untuk
pemeriksaan dengan spesimen darah tidak minum obat 4 – 24
jam sebelum pengambilan spesimen.
d. Menghindari aktifitas fisik / olah raga sebelum spesimen
diambil.
e. Memberikan efek postur, untuk menormalkan keseimbangan
cairan tubuh dari posisi berdiri ke posisi duduk dianjurkan
pasien duduk tenang sekurang – kurangnya 15 menit sebelum
diambil darah.
2) Pengambilan dan pengolahan sampel
Spesimen harus diambil secara benar dengan memperhatikan
waktu, volume, cara, peralatan, wadah spesimen, pengawet /
antikoagulan, sesuai dengan persyaratan pengambilan spasimen.
Persyaratan pengambilan spesimen , antara lain:
a. Peralatan

5
Secara umum peralatan yang digunakan harus memenuhi
persyaratan:
- Bersih, kering, tidak mengandung bahan kimia atau
deterjen, mudah di cuci dari bekas spesimen
sebelumnya, dll.
b. Wadah
Wadah spesimen harus memenuhi persyaratan:
- Terbuat dari gelas atau plastic, tidak bocor atau
merebes, harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir,
besar wadah di sesuaikan dengan volume spesimen,
bersih, kering, dll.
c. Pengawet atau antikoagulan
Antikoagulan adalah bahan kimia yang digunakan untuk
mencegah pembekuan darah. Jenis antikoagulan yang
dipergunakan harus disesuaikan dengan jenis pemeriksaan
yang diminta. Volume darah yang ditambahkan juga harus
tepat. Kesalahan dalam pemberian bahan tambahan tersebut
dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
d. Waktu
Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pada pagi
hari, terutama untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi,
dan imunologi karena umumnya nilai normal ditetapkan
pada keadaan basal.
e. Lokasi
Sebelum mengambil spesimen harus ditentukan lokasi
pengambilan, untuk spesimen pemeriksaan yang
menggunakan darah vena umumnya di ambil dari vena
cubiti daerah siku. Darah arteri umumnya diambil dari
arteri radialis di pergelangan tangan atau arteri femoralis di
daerah lipat paha. Spesimen darah kapiler diambil dari
ujung jari tengah tangan atau jari manis tengah bagian tepi.
f. Volume

6
Untuk pemeriksaan hematologi volume darah yang diambil
sebanyak 2ml untuk masing – masing pemeriksaan di
laboratorium hematologi.
3) Kalibrasi peralatan
Salah satu factor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium adalah peralatan laboratorium, oleh karena itu alat
perlu dipelihara dan dikalibrasi secara berkala.
4) Penyimpanan spesimen
 Penyimpanan spesimen dilakukan jika pemeriksaan ditunda
atau spesimen akan dikirim ke laboratorium lain
 Lama penyimpanan harus memperhatikan, jenis pemeriksaan,
wadah dan stabilitasnya
 Hindari penyimpanan whole blood di refrigerator
 Sampel yang dicairkan (setelah dibekukan) harus dibolak-
balik beberapa kali dan terlarut sempurna. Hindari terjadinya
busa.
 Menyimpan spesimen dalam lemari es dengan suhu 2-8ºC,
suhu kamar, suhu -20ºC, -70ºC atau -120ºC jangan sampai
terjadi beku ulang.
 Untuk jenis pemeriksaan yang menggunakan spesimen
plasma atau serum, maka plasma atau serum dipisahkan dulu
baru kemudian disimpan.
 Memberi bahan pengawet pada spesimen sesuai dengan jenis
pemeriksaan yang akan dilakukan.
 Menyimpan formulir permintaan lab di tempat tersendiri
5) Pengiriman sampel
Spesimen yang telah dikumpulkan harus segera dikirim ke
laboratorium.
 Sebelum mengirim spesimen ke laboratorium, pastikan
bahwa spesimen telah memenuhi persyaratan seperti yang
tertera dalam persyaratan masing-masing pemeriksaan.

7
 Apabila spesimen tidak memenuhi syarat agar diambil /
dikirim ulang
 Pengiriman spesimen disertai formulir permintaan yang diisi
data yang lengkap. Pastikan bahwa identitas pasien pada label
dan formulir permintaan sudah sama.
 Secepatnya spesimen dikirim ke laboratorium. Penundaan
pengiriman spesimen ke laboratorium dapat dilakukan
selambat-lambatnya 2 jam setelah pengambilan spesimen.
Penundaan terlalu lama akan menyebabkan perubahan fisik
dan kimiawi yang dapat menjadi sumber kesalahan dalam
pemeriksaan

2. Tahap analitik
Tahap analitik adalah tahap dalam pemeriksaan spesimen,
dimana spesimen di analisa/ diperiksa menggunakan suatu instrument
atau metode tertentu. Tahap ini meliputi persiapan reagen/media,
pipetasi reagen dan sampel, inkubasi dan pemeriksaan. Kesalahan terjadi
selama proses pengukuran dan disebabkan kesalahan acak atau kesalahan
sistematis mencakup pemeliharaan dan kalibrasi alat, uji kualitas reagen,
uji ketepatan dan ketelitian.

Macam reagen hematologi :


1). Turk (untuk hitung leukosit)
2). Hayem ( Untuk hitung eritrosit)
3). BCB (untuk hitung retikulosit)
4). Reiss Ecker (untuk hitung trombosit)
5). HCl 0,1 (untuk Hemoglobin)
6). Giemsa & Wright (untuk diff count/macam leukosit)
7).Buffer Wright (pH 6,4) untuk mengencerkan.
8). EDTA 10 % (Untuk anti koagulan)
9). Von Dungern (untuk hitung eosinofil)

8
Alat yang digunakan dilaboratorium hematologi :
1).Lanset darah
2).Jarum, Semprit dan Botol
3).Hemositometer (terdiri atas kamar hitung, kaca penutup dan pipet).
4).Hemoglobinometer (hemometer)
5).Kaca obyek dan kaca penutup

Jenis Pemeriksaan dilaboratorium hematologi :


1). Tes Hematologi Rutin
2). Spesimen
3). Hemoglobin
4). Hematokrit
5). Hitung Eritrosit
6). Indeks Eritrosit
7). Hitung Trombosit
8). Hitung Leukosit
9). Hitung Jenis Leukosit
10). Laju Endap Darah

Misalnya pada pemeriksaan hitung jumlah leukosit


a. Cara kerja
- Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
- Bersihkan jari pasien dengan menggunakan alcohol 70%
- Tunggu kering lalu tusuk dengan lancet
- Darah yang keluar di isap menggunakan pipet thoma leukosit sampai
0,5 (pengenceran 20x)
- Lalu isap larutan turk sampai angka 11
- Kocok perlahan selama 3 menit dengan memutar membentuk angka 8
- Buang 3 tetes larutan tersebut, lalu masukkan kedalam bilik hitung
- Hitung dalam 4 kotak besar menggunakan mikroskop perbesaran 10x

9
JENIS PELAYANAN LABORATORIUM HEMATOLOGI KLINIK :
- Hematologi Rutin ( Hb, Erg, Leuco, Dif, LED )
- Hematologi lengkap ( Hematologi rutin + Trombo, Hct, dll )
- Hemoglobin
- Eritrosit
- Leukosit
- Hitung jenis
- LED
- Trombosit
- Hematokrit
- Golongan Darah : ABO

Analitik pada pemeriksaan hitung jumlah leukosit cara kerja:

- Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan,


- Bersihkan jari pasien dengan menggunakan alcohol 70%
- Tunggu kering lalu tusuk dengan lancet
- Darah yang keluar di isap menggunakan pipet thoma leukosit sampai
0,5 (pengenceran 20x)
- Lalu isap larutan turk sampai angka 11
- Kocok perlahan selama 3 menit dengan memutar membentuk angka 8
- Buang 3 tetes larutan tersebut, lalu masukkan kedalam bilik hitung
- Hitung dalam 4 kotak besar menggunakan mikroskop perbesaran 10x

3. Tahap Pasca-analitik
a. Pencatatan hasil
Kegiatan pencatatan dan pelaporan di laboratorium harus dilaksanakan
dengan cermat dan teliti karena dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan dan dapat mengakibatkan kesalahan dalam penyampaian
hasil pemeriksaan. Pencatatan kegiatan laboratorium dilakukan sesuai
dengan jenis kegiatannya. Ada 4 jenis pencatatan, yaitu :
 Pencatatan kegiatan pelayanan
 Pencatatan keuangan
 Pencatatan logistic

10
 Pencatatan kepegawaian
 Pencatatan kegiatan lainnya, seperti pemantapan mutu internal,
 keamanan kerja dan lain-lain.

Pencatatan kegiatan pelayanan dapat dilakukan dengan membuat buku


sebagai berikut:
 buku register penerimaan spesimen terdapat diloket berisi data pasien dan
jenis pemeriksaan
 buku register besar berisi: data-data pasien secara lengkap serta hasil
pemriksaan spesimen
 buku register/catatan kerja harian tetap tenaga:
1) data masing-masing pemeriksaan
2) data rekapitulasi jumlah pasien dan spesimen yang diterima

 buku register pemeriksaan rujukan


 buku ekspedisi dari ruangan/rujukan
 buku komunikasi petukaran petugas (shift)
 buku register perawatan/kerusakan

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:


a) kesesuaian antara pencatatan dan pelaporan hasil pasien dengan spesimen
yang sesuai
b) penulisan angka yang digunakan.
Pada pelaporannya perlu disesuaikan mengenai desimal angka dan satuan
yang digunakan terhadap keperluan pasien maupun terhadap nilai normal.
Bila diperlukan satu angka bulat cukup dilaporkan dalam angka bulat.
Koma yang digunakan sebaiknya menggunakan satuan international.
c) Pencatuman nilai normal
Pada pelaporan juga perlu dicantumkan nilai normal, yaitu tentang nilai
yang dianggap merupakan hasil pemeriksaan orang-orang normal. Pada
pencatuman hasil normal perlu dicantumkan metode pemeriksaan yang
digunakan serta kondisi-kondisi lain yang harus diinformaskan seperti

11
batas usia dan jenis kelamin. Satuan pelaporan juga harus sama antara
hasil pemeriksaan dengan hasil normal:
 Pencatuman keterangan yang penting, misalnya bila pemriksaan
dilakukan 2 kali dan sebagainya
 Penyampaian hasil
Waktu pemeriksaan sangat menentukan manfaat laporan tersebut
untuk kepentingan diagnosis penyakit dan pengobatan pasien, oleh
karena itu hasil pemeriksaan perlu disampaikan secepat mungkin
segera setelah pemeriksaan selesai digunakan.
 Dokumentasi
Setiap laboratorium harus mempunyai sistem dokumentasi yang
lengkap. Hasil suatu kegiatan pencatatan dan pelaporan haruslah
berupa dokumentasi yang lengkap, jelas, dan mudah dimengerti
serta tidak melupakan efisiensi waktu penyampaian dokumen
tesebut kepada peminta pemeriksa.
d) Pelaporan
Hasil pemeriksaan laboratorium hematologi sesuai dengan permintaan
dicatat dan dilaporkan dalam bentuk blanko hasil pemeriksaan yang
terpisah dan ditanda tangani oleh penanggung jawab laboratorium atau
petugas laboratorium yang memeriksa.
e) Keselamatan kerja
Berbagai tindakan yang dilakukan didalam laboratorium, baik akibat
spesimen maupun alat labpratorium dapat menimbulkan bahaya bagi
petugas. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi setiap petugas
laboratorium harus melakukan pekerjaannya menurut praktek laboratorium
yang benar. Dengan cara:
 Dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan yang
sesuai setiap kali habis bekerja.
 Membuang limbah sesuai dengan kategorinya (Infeksius dan
non-infeksius)
 Mencuci tangan setelah bekerja.

12
BAB III

13
KESIMPULAN dan SARAN
A. Kesimpulan
Laboratorium Kesehatan (Labkes) adalah sarana kesehatan yang
melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal
dari manusia atau bahan bukan berasal dari untuk penentuan jenis penyakit,
kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan
dan masyarakat.
Setiap laboratorium harus memiliki, menetapkan , memelihara sistem
mutu yang tinggi sesuai dengan lingkup kegiatannya. Laboratorium dikatakan
bermutu tinggi apabila data hasil uji laboratorium tersebut dapat memuaskan
pelanggan dengan memperhatikan aspek-aspek teknis seperti precision and
accuracy atau ketepatan dan ketelitian yang tinggi.
Seperti salah satu Contoh Pemantapan standar mutu pada laboratorium
Hematologi yang menetapkan standar mutu dengan tahap- tahap Pra Analitik ,
Analitik dan pasca analitik.
Tahap Pra Analitik yaitu tahap awal sampel untuk siap di periksa / di analisa.
Beberapa tahapan pada pra analitik yaitu seperti persiapan pasien, pengambilan
dan pengolahan sampel dan kalibrasi alat. Selanjutnya tahap Analitik yaitu tahap
dalam pemeriksaan spesimen, dimana spesimen di analisa/ diperiksa
menggunakan suatu instrument atau metode tertentu.
Dan tahapan ketiga adalah tahap pasca analitik ialah tahap akhir pemeriksaan
yang dikeluarkan untuk meyakinkan bahwa hasil pemeriksaan yang dikeluarkan
benar – benar valid atau benar.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas masih banyak kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam
menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak
dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA

14
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Pedoman Praktek
Laboratorium Yang Benar ( Good Laboratory Practice ).

15

Anda mungkin juga menyukai