OLEH :
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Isolasi sosial merupakan salah satu masalah keperawatan yang banyak
dialami oleh pasien gangguan jiwa berat. Hasil penelitian Bobes et al (2009)
mendapatkan hasil 45,8% klien skizofrenia mengalami isolasi sosial dan
penelitian yang dilakukan Keliat (2006) menunjukkan perilaku yang sering
muncul pada klien skizofrenia adalah isolasi sosial sebesar 72%. Kondisi klien
sering terabaikan sehingga sering menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan
orang lain karena tidak secara nyata mengganggu atau merusak lingkungan dan
hal ini akan semakin memperparah isolasi sosial. Hal inilah yang membuat perlu
perawatan khusus sehingga masalah isolasi sosial pada klien tidak akan bertambah
parah.
WHO (2013) menyatakan lebih dari 450 juta orang dewasa secara global
diperkirakan mengalami gangguan jiwa. Dari jumlah itu hanya kurang dari
separuh yang bias mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan. Menurut data
Kementerian Kesehatan tahun 2013 jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia
lebih dari 28 juta orang dengan kategori gangguan jiwa ringan 14,3% dan 17%
atau 1000 orang menderita gangguan jiwa berat. Di banding rasio dunia yang
hanya satu per mil, masyarakat Indonesia yang telah mengalami gangguan jiwa
ringan sampai berat telah mencapai 18,5% (DepkesRI, 2009). Menurut data
statistik Direktorat Kesehatan Jiwa menunjukkan klien gangguan jiwa berat
terbesar di Indonesia adalah skizofrenia yakni 70% (Balitbang Depkes RI, 2008).
Sesuai dengan data yang telah dipaparkan di atas, bahwa gangguan jiwa berat
yang mempunyai prevalensi paling tinggi adalah skizofrenia.
1.4.3. Penulis
Memperoleh pengetahuan dan melatih kemampuan untuk memberikan
tindakan keperawatan pada klien dengan masalah Isolasi sosial: menarik diri
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Pengertian
Gejala subjektif :
a. Manipulasi
Gangguan sosial dimana individu memperlakukan orang lain sebagai
obyek, hubungan terpusat pada masalah mengendalikan orang lain dan
individu cenderung berorientasi pada diri sendiri. Tingkah laku
mengontrol digunakan sebagai pertahanan terhadap kegagalan atau frustasi
dan dapat menjadi alat untuk berkuasa pada orang lain.
b. Impulsif
Respon sosial yang ditandai dengan individu sebagai subyek yang
tidak dapat diduga, tidak dapat dipercaya, tidak mampu merencanakan,
tidak mampu untuk belajar dari pengalaman dan miskin penilaian.
c. Narkisisme
Respon sosial ditandai dengan individu memiliki tingkah laku
egosentris, harga diri yang rapuh, terus menerus berusaha mendapatkan
penghargaan dan mudah marah jika tidak mendapat dukungan dari orang
lain.
(Sutejo, 2019)
c. Faktor Biologis
Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung
terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat
mempengaruhi terjadinya gangguan hubungan sosial adalah otak, misalnya
pada klien skizofrenia yang mengalami masalah dalam hubungan sosial
memiliki struktur yang abnormal pada otak seperti atropi otak, serta
perubahan ukuran dan bentuk sel sel dalam limbik dan daerah kortikal.
I. A. Pohon Masalah
HDR : Etiologi
B. Masalah dan Data yang Perlu Dikaji
Data Mayor Data minor
Subyektif: Subyektif:
Obyektif: Obyektif:
N Perencanaan
Dx
No. Tujuan Krteria Evaluasi Intervensi Rasional
V. Evaluasi
Evaluasi yang ingin dicapai yaitu :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien menyadari penyebab isolasi sosial, keuntungan dan kerugian
berinteraksi dengan orang lain
c. Klien melakukan interaksi dengan orang lain secara bertahap
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA TN.G DENGAN SKIZOFRENIA TAK TERINCI (F.20.3)
DAN MASALAH KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI
DI RUANG KENARI RS JIWA MENUR SURABAYA
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. G
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 60 Tahun
Informan : Klien dan Rekam Medis
No RM : 05.08.xx
Ruangan dirawat : Kenari
Tangal dirawat : 17 Oktober 2019
Tangal pengkajian : 12 November 2019
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Klien berasal dari dinas sosial, keluarga klien tidak ada yang menjenguk.
Keluarga klien tidak terkaji. Klien menjawab melantur ketika ditanya
tentang keluarganya.
Masalah keperawatan : -
2. Konsep diri:
a. Citra tubuh/Gambaran diri
Klien tidak menjawab pertanyaan dan hanya diam. Klien lain
menganggap dirinya adalah mbah atau yang paling tua disana
b. Identitas diri
Klien tidak mengenal dirinya. Setiap ditanya klien hanya diam sambil
membelakangi perawat.
c. Peran diri
Klien hanya diam tidak menjawab pertanyaan dan mebelakangi perawat
d. Ideal diri
Klien hanya diam tidak menjawab pertanyaan dan mebelakangi perawat
e. Harga diri
Klien hanya diam tidak menjawab pertanyaan dan mebelakangi perawat
Masalah keperawatan : -
3. Hubungan sosial
a. Orang yang terdekat
Klien hanya diam tidak menjawab pertanyaan. Klien berbicara
melantur. Klien tidak dekat dengan siapapun ketika dirawat di rumah
sakit.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Klien diam, menyendiri dan tidak berperan aktif dalam kegiatan
kelompok di rumah sakit.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien hanya diam tidak menjawab pertanyaan. Klien berbicara melantur
ketika diajak berbicara.
Masalah keperawatan : Hambatan interaksi sosial
4. Spriritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam tetapi tidak menerapkan nilai-nilai agama islam
b. Kegiatan Ibadah
Klien tidak pernah beribadah selama dirawat di rumah sakit
Masalah eperawatan : -
2 DS :
Klien tidak menjawab ketika ditanya, klien bicara
nglantur
DO:
- Klien tidak mandi jika tidak disuruh perawat Defisit Perawatan
- Klien memakai baju terbalik Diri
- Bau badan klien tidak sedap
- Klien suka meludah dan kencing sembarangan di
taman
Isolasi sosial
2.3 INTERVENSI
Perencanaan
No Dx
Tujuan Krteria Evaluasi Intervensi Rasional
1. Isolasi sosial Klien mampu : Setelah dilakukan beberapa SP 1 1. Mengetahui penyebab isolasi
kali pertemuan klien dapat soaial dan memudahkan dalam
1.Menyadari : 1. Identifikasi penyebab intervensi selanjutnya.
penyebab isolasi
sosial 1. Membina hubungan saling a. Siapa yang satu rumah dengan
percaya klien
2.Berinteraksi
dengan orang lain 2. Menyadari penyebab isolasi b. Siapa yang dekat dengan klien?
sosial, keuntungan dan Apa penyebabnya?
kerugian berinteraksi dengan c. Siapa yang tidak dekat dengan
orang lain klien apa sebabnya?
3. Melakukan interaksi dengan d. Tanyakan keuntungan dan
orang lain secara bertahap kerugian berinteraksi dengan
4. Memanfaatkan obat dengan orang lain
baik
e. Tanyakan pendapat klien tentang
kebiasaan berinteraksi dengan
orang lain
b. Latih berkenalan
2.5 EVALUASI
TANGGAL EVALUASI TANDA TANGAN
13 November S:-
2019
O : Klien diam dan menyendiri suka menyendiri ketika makan, kontak mata kurang, klien tidak mau
diajak bicara, klien suka membelakangi ketika diajak bicara, klien hanya mau menjawab pertanyaan
tertutup
A : SP 1 belum teratasi
A : SP 1 belum teratasi
A : SP 1 belum teratasi
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah diberikan asuhan keperawatan jiwa pada Tn. G dengan isolasi
sosial di Ruang Kenari RSJ Menur Surabaya, dapat disimpulkan:
1. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam asuhan keperawatan perlu
membina hubungan saling percaya antara perawat dengan klien dan
merupakan kunci utama dalam proses keperawatan selanjutnya.
2. Dukungan dan kepedulian keluarga perlu guna membantu proses
penyembuhan klien.
4.2 Saran
Kerja sama antara perawat, klien, keluarga dan tenaga kesehatan
diperlukan sehingga asuhan keperawatan dapat dilaksanakan dengan optimal
dan tercapai hasil sesuai yang diharapkan.