Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi adalah pertukaran informasi, pikiran, ide, dan perasaan diantara dua atau lebih
individu.Perawatan paliatif adalah perawatan yang dilakukan secara aktif pada penderita yang
sedang sekarat atau dalam fase terminal akibat penyakit yang dideritanya. Pasien sudah tidak
memiliki respon terhadap terapi kuratif yang disebabkan oleh keganasan ginekologis.
Perawatan ini mencakup penderita serta melibatkan keluarganya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan komunikasi perawatan paliatife itu?
2. Bagaimana tujuan perawatan paliatife?
3. Bagaimana prinsip perawatan paliatife?
4. Apa saja hak-hak penderita penyakit terminal?
5. Apa saja dimensi kualitas hidup?
6. Bagimana peran fungsi perawat paliatif?
7. Bagaimana asuhan perawatan paliatife?
8. Bagaimana cara komunikasi dengan pasien paliatife?
9. Bagaimana prinsip komunikasi terapeutik?
10. Bagaimana teknik komunikasi terapeutik?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari komunikasi perawatan paliatife
2. Untuk mengetahui tujuan perawatan paliatife
3. Untuk mengetahui prinsip perawatan paliatife
4. Untuk mengetahui hak-hak penderita penyakit terminal
5. Untuk mengetahui dimensi kualitas hidup
6. Untuk mengetahui fungsi perawat paliatif
7. Untuk mengetahui asuhan perawatan paliatife
8. Untuk mengetahui cara komunikasi dengan pasien paliatife
9. Untuk mengetahui prinsip komunikasi terapeutik
10. Untuk mengetahui teknik komunikasi tearpeutik
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Komunikasi dan Paliatife Care

Komunikasi adalah pertukaran informasi, pikiran, ide, dan perasaan diantara dua atau
lebih individu.Komunikasi Terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara
sadar, bertujuan dan kegiantannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien
(Purwanto,1994).

Perawatan paliatif adalah perawatan yang dilakukan secara aktif pada penderita yang
sedang sekarat atau dalam fase terminal akibat penyakit yang dideritanya. Pasien sudah
tidak memiliki respon terhadap terapi kuratif yang disebabkan oleh keganasan
ginekologis. Perawatan ini mencakup penderita serta melibatkan keluarganya (Aziz,
Witjaksono, & Rasjidi, 2008).

Perawatan paliatif care adalah penedekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas


hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit
yang dapat mengancam jiwa, mealaui pencegahan dan membantu meringankan
penderitaan, identifikasi dini danpenilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan
masalah lain baik fisik, psikososial dan spiritual (WHO 2011).

2.2 Tujuan Perawatan paliatif


Tujuan dari perawatan palliative adalah untuk mengurangi penderitaan pasien,
memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support
kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum
meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual, tidak stres menghadapi penyakit
yang dideritanya.

Perawatan paliatif meliputi :

1. Menyediakan bantuan dari rasa sakit dan gejala menyedihkan lainnya


2. Menegaskan hidup dan memepercepat atau menunda kematian.
3. Mengntegrasikan aspek-aspek psikologis dan spiritual perawatan pasien
4. Tidak mempercepat atau memperlambat kematian
5. Meredakan nyeri dan gejala fisik lain yang mengganggu
6. Menawarkan sistem pendukung untuk membantu keluargamenghadapi penyakit
pasien dan kehilangan mereka.

2.3 Prinsip Perawatan Paliatif Care

Menghormati atau menghargai martabat dan harga diri dari pasien dan keluarga pasien,
Dukungan untuk caregiver, Palliateve care merupakan accses yang competent dan
compassionet, Mengembangkan professional dan social support untuk pediatric palliative
care, Melanjutkan serta mengembangkan pediatrik palliative care melalui penelitian dan
pendidikan (Ferrell, & Coyle, 2007: 52)

Perawatan paliatif berpijak pada pola dasar berikut ini :

1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu.
4. Menjaga keseimbangan psikologis, sosial dan spiritual.
5. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya
6. Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga.
7. Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya
8. Menghindari tindakan yang sia-sia

2.4 Hak Hak Penderita


1. Tahu status kesehatannya
2. Ikut serta merencanakan perawatan
3. Dapat informasi tindakan invasif
4. Pelayanan tanpa diskriminasi
5. Dirahasiakan oenyakitnya
6. Dapat bekerja dan dapat produktif
7. Berkeluarga
8. Perlindungan asuransi
9. Pendidikan yang layak

2.5 Dimensi kualitas hidup

Dimensi dari kualitas hidup menurut Jennifer J. Clinch, Deborah Dudgeeon dan Harvey
Scipper (1999) adalah :

1. Penaganan permasalah kondisi fisik (gejala dan nyeri)


2. Kemampuan fungsional dalam beraktifitas
3. Kesejahteraan keluarga
4. Kesejahteraan emosional
5. Spiritual
6. Fungsi sosial
7. Kepuasan pada layanan terapi (termasuk pendanaan)
8. Orientasi masa depan (rencana dan harapan)
9. Seksualitas (termasuk “body image”)
10. Fungsi okupasi

2.6 Peran Fungsi Perawat pada Asuhan Keperawatan Paliatif


1. Pelaksana perawat : pemberi asuhan keperawatam, penddikan kesehatan,
koordinator, advokasi, kolaborator, fasilitator, modifikasi lingkungan.
2. Pengelola : manajer kasus, konsultan, koordinasi
3. Penddik : Di pendidikan / dipelayanan
4. Peneliti

2.7 Prinsip Asuhan Perawatan Paliatif


1. Melakukan pengkajian dengan cermat, mendengarkan keluhan dengan sungguh-
sungguh
2. Menetapkan diagnosa / masalah keperawatan dengan tepat
3. Merencanakan asuhan keperawatan
4. Melaksanakan tindakan / asuhan keperawatan
5. Mengevaluasi perkembangan pasien secara cermat

2.8 Cara komunikasi pada pasien paliatife

1. Komunikasi Verbal
Menggunakan kata-kata yang diungkapkan atau ditulis.
Hal yang harus diperhatikan :
a. Kesederhanaan ; Kalimat yang digunakan harus sederhana, mudah dimengerti,
singkat dan jelas.
b. Kejelasan ; Komunikasi bias lebih jelas apabila ada kecocokan dengan apa yang
diungkapkan dan yang diekspresikan oleh wajah serta gerakan tubuh.
c. Tepat waktu dan relevan ; Perawat harus peka terhadap kebutuhan yang sedang
dirasakan oleh pasien.
2. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi yang menyangkut ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan sikap tubuh.
Hal yang perlu diperhatikan :
1. Sikap tubuh dan cara berjalan ; Sikap tubuh dan cara berjalan dapat menunjukan
suasana hati dan kondisi fisik seseorang. Sikap tubuh yang tegak, aktif, dan jalannya
mempunyai tujuan menunjukan bahwa orang tersebutu merasa nyaman dan aman
secara fisik maupun emosionalnya.
2. Ekspresi wajah ; Wajah, terutama mata, otot-otot disekitar mata dan mulut dapat
mengekspresikan macam-macam emosi seperti kegemberiaan, kesedihan,
kemarahan, kekecewaan, ketakutan, malu, dan seterusnya.
3. Gerakan Tangan
Gerakan tangan adalah suatu komunikasi yang penuh arti. Gerakan tangan bisa
mengkomunikasikan macam-macam perasaan.
2.9 Prinsip Komunikasi Terapeutik (Keliat, 1996)

a. Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati, memahami


dirinya sendiri serta nilai yang dianut.
b. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya, dan
saling menghargai.
c. Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut pasien.
d. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun
mental.
e. Perawat harus menciptakan suasanan yang memungkinkan pasien memiliki
motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya
sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi.
f. Perawat mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk
mengetahui dan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan
maupun masalah.
g. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan
konsistensinya.
h. Memahami arti empati sebagai tindakan yang terapetik.
i. Kejujuran dan komunikasi terbuka.
j. Mampu berperan sebagai role mode agar dapat menunjukan dan menyakinkan
orang lain tentang kesehatan.
k. Altruisme, mendapatkan kepuasaan dengan menolong orang lain secara
manusiawi.
l. Bertanggung jawab

2.10 Teknik Komunikasi Terapeutik


a. Mendengarkan ( Listening) : Mendengarkan orang lain dengan penuh
perhatian akan menunjukan bahwa apa yang dikatakannya adalah penting.
b. Pertanyaan Terbuka (Broad Opening) : Memberikan inisiatif kepada klien,
mendorong klien untuk menyeleksi topic yang akan dibicarakan.
c. Mengulang (Restarting) : Berguna untuk memvalidasi untuk menguatkan
ungkapan klien dan memberi indikasi perawat untuk mengikuti
pembicaraaan.
d. Penerimaan (Acceptance) : Mendukung dan menerima informasi dengan
tingkah laku yang menunjukan ketertarikan dan tidak menilai.
e. Klarifikasi :Merupakan teknik yang digunakan bila perawat ragu, tidak
jelas, tidak mendengar atau klien malu mengemukakan informasi dan
perawat mencoba memahami situasi yang digambarkan klien.
f. Refleksi : Refleksi ini dapat berupa refleksi isi dengan cara memvalidasi
apa yang didengar, refleksi perasaan dengan cara memberi respon pada
perasaan klien terhadap isi pembicaraan agar klien mengetahui dan
menerima perasaannya.
g. Asertif : Asertif adalah kemampuan dengan cara menyakinkan dan nyaman
mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai hak
orang lain.
h. Memfokuskan : Teknik untuk menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan
yang lebih spesifik, lebih jelas, dan berfokus pada realitas.
i. Membagi persepsi : Teknik dengan cara meminta pendapat klien tentang
hal-hal yang dirasakan dan difikirkan.
j. Identifikasi “tema” :Teknik dengan mencari latar belakang masalah klien
yang muncul dan berguan untuk meningkatkan pengertian dan eksplorasi
masalah yang penting.
k. Diam : Teknik yang bertujuan untuk mengorganisir pemikiran, memproses
informasi, menunjukan bahwa perawat bersedia menunggu respon.
l. Informing : Teknik yang menyediakan informasi dengan tujuan untuk
mendapatkan respon lebih lanjut.
m. Humor : Teknik yang digunakan utnuk membantu mengurangi ketegangan
dan rasa sakit yang disebabkan oleh stress, dan meningkatkan keberhasilan
perawat dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien.
n. Saran : Teknik yang bertujuan memberi alternative ide untuk pemecahan
masalah.

Anda mungkin juga menyukai