Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PENYAKIT KANKER PARU

Nama Kelompok :

1. Ismy Salsabila Yuliani (18.1458.S)


2. Kamelia Aghitsa (18.1460.S)

Dosen Pembimbing : Rita Dwi Hartanti.M.Kep,Ns.Sp.Kep.MB

Program Studi Sarjana Keperawatan

Fakultas Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan


Tahun Akademik 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan ucapan syukur Allhamdullillah kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menulis
makalah asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan kanker paru.
Kami menyadari bahwa laporan ini mungkin masih ada kesalahan dan kekuranganya,
serta mungkin belum dapat memenuhi harapan para pembaca. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sehingga di lain kesempatan kami dapat
menulis dengan baik, dan segala bentuk teguran demi perbaikan laporan ini kami terima
dengan senang hati.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Pekalongan, 04 September 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................2


DAFTAR ISI .............................................................................................................................3
BAB 1 : PENDAHULUAN ......................................................................................................4
A. Latar Belakang ..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah .........................................................................................................5
C. Tujuan ............................................................................................................................5
D. Manfaat ..........................................................................................................................5

BAB II : PEMBAHASAN ........................................................................................................6


A. Anatomi Fisiologi paru ................................................................................................6
B. Definisi Kanker Paru .....................................................................................................7
C. Patiofisiologi...................................................................................................................7
D. Faktor Risiko Kanker Paru.............................................................................................8
E. Tanda Gejala Kanker Paru.............................................................................................8
F. Klasifikasi kanker paru..................................................................................................9
G. Pathway kanker paru....................................................................................................10
H. Pemberian Asuhan Keperawatan Kanker Paru.............................................................11
I. Jenis program pengobatan............................................................................................12

BAB III : ANALISIS JURNAL ..............................................................................................14

BAB IV : PENUTUP ..............................................................................................................15


A. Kesimpulan ..................................................................................................................15
B. Saran ............................................................................................................................15

Lampiran .................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................31

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai tenaga kesehatan, perawat memiliki sejumlah peran didalam menjalankan


tugasnya sesuai dengan hak dan kewenangan yang ada. Dalam perannya perawat
melaksanakan layanan keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien/klien.

Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam


menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengn pendekatan yang dilakukan tersebut
bentuk penyelesaian masalah keperawatan dapat terarah dan terencana dengan baik, dimana
dalam asuhan keperawatan terdapat beberapa tahapan, yaitu pengkajian, penegakkan
diagnosa, perencanaan, implementasi tindakan dan evaluasi keperawatan.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan oksigen untuk bernapas, dimana


pernapasan ini adalah alasan utama manusia dapat bertahan hidup. Pada dasarnya manusia
tidak akan mati dalam keadaan lapar kecuali jika pernapasannya terhenti. maka dari itu sangat
penting bagi manusia untuk menerapkan pola hidup yang sesuai dan benar demi
kelangsungan hidup tanpa terkecuali proses sistem pernapasan yang lancar.

Dimakalah kali ini kita akan membahas mengenai asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan pernapasan yaitu kanker paru. Paru-paru merupakan salah satu organ vital
manusia yang bilamana terganggu dapat mengakibatkan kematian.

Di Indonesia presentase penyebab kematian akibat kanker paru pada pria sebesar
21,8%, pada wanita sebesar 9.1% rata-rata terdapat 22.475 pria dan 8.390 wanita meninggal
akibat kanker paru setiap tahunnya. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya
kanker paru. Minimnya pengetahuan masyarakat akan gejala kanker paru merupakan salah
satu alasan hal ini dapat terjadi. Fenomena banyaknya angka kematian akibat kanker paru
yang kian menjadi-jadi menghasilkan kesimpulan bahwa kanker paru adalah salah satu
penyakit yang harus dihindari sejak dini. Kanker paru dapat menyerang siapa saja tanpa
mengenal batasan usia.

4
B. Rumusan Masalah
1. Anatomi fisiologi paru ?
2. Definisi kanker Paru ?
3. Patiofisiologi kanker paru ?
4. Faktor risiko kanker paru ?
5. Tanda dan gejala kanker paru?
6. Klasifikasi kanker paru?
7. Pathway kanker paru ?
8. Pemberian asuhan keperawatan pasien kanker paru?
9. Jenis program pengobatan kanker paru ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memahami dan mengetahui tentang Pemberian Asuhan Keperawatan pada
Pasien dengan gangguan pernapasan Kanker Paru.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi kanker paru..
b. Mahasiswa dapat mengaplikasikan pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan pernapasan kanker paru .

D. Manfaat
1. Pembaca mengetahui definisi kanker paru
2. Pembaca mengetahui pola hidup yang baik agar terhindar dari kanker paru
3. Pembaca mengetahui asuhan keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan kanker paru

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi fisiologi paru


Paru merupakan organ dalam manusia yang berfungsi untuk mengolah udara yang
masuk memisahkan osigen dan karbon dioksida. Manusia memiliki sepasang paru-paru
kiri dan kanan, dimana bagian kiri memiliki dua lobus sedangkan bagian kanan miliiki
tiga lobus. Paru –paru tersusun atas beberapa bagian yaitu :
1. Pleura
Adalah lapisan yang menutupi bagian luar paru, pleura mengeluarkan cairan
serous yang fungsinya sebagai pelumas bagian dalam rongga paru agar tidak
terjadi iritasi paru saat bernapas.
2. Bronkus
Adalah cabang tenggorokan yang berfungsi sebagai saluran udara dar trakea ke
alveolus. Bronkus dilapisi oleh berbagai jenis sel yang ersilia dan berlendir
berguna untuk mencegah infeksi yang terbawa oleh udara saaat masuk dan
keluar paru.
3. Bronkiolus
Merupakan percabangan dari bronkus yang berfungsi menyalurkan udara dari
bronkus ke alveolus, sedangkan fungsi lain yaitu mengontrol jumlah udara yang
masuk dan keluar dalam proses bernapas.
4. Alveolus
Merupakan cabang bronkiolus berbentuk seperti anggur disetiap ujung
bronkiolus yang dikelilingi oleh banyak kapiler kecil. Berfungsi sebagai
pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Oksigen diserap dan kemudian
dialirkan ke dalam darah, sedangkan karbon dioksida dialirkan dari darah ke
alveolus untuk dihembuskan ke luar.

6
B. Definisi Kanker Paru
Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel jaringan tubuh yang
tidak normal karena sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya
sehingga sel mengalami pertumbuhan yang tidak normal dan tidak terkendali
(Corwin,2008)
Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam
jaringan paru yang terdapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen terutama rokok
(Hanses,2000)
Kanker paru adalah penyebab kematian utama yang dapat dialami pada wanita
maupun pria dikarenakan oleh kebiasaan merokok ataupun menghisap asap rokok..
Seseorang yang merokok berisiko 10 kali lebih besar untuk mengalami kanker paru,
tetapi perokok pasifpun dapat terkena penyakit ini karena bisa jadi menghisap asap
rokok yang ada dilingkungan sekitarnya.

C. Patofisiologi
Menurut ( Ignatavicius dan Workman,2006 ) terdapat empat tahap dalam proses
perkembangan kanker yaitu :;
1. Inisiasi , adalah tahap awal proses tranfomasi malignan ( proses perubahan sel
normal menjadi sel kanker) yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam
struktur genetik sel . Kerusakan yang tejadi pada tahap ini mengakibatkan
mutasi sel permanen dapat dipulihkan, melalui mekanisme perbaikan DNA.
2. Kromosi, pada tahap ini sel yang telah mengalami mutasi akan menjadi ganas.
Kelainan genetik dalam sel menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu
karsinogen ( zat yang dapat menimbulka kanker dalam jaringan hidup ).
3. Prograsi ini menghasilkan sel-sel ini akan memproduksi sel mutan berbeda
dengan sel induknya. Kemudian sel akan mengalami perubahan bentuk dan
mulai memerlihatka keganasan, seperti infasi ke jaringan sekitarnya dan
melakukan metastase kejaringan lain.
4. Metastase adalah kemampuan sel untuk menyebar keorgan lain yang jauh dari
tempat asalnya yang dapat terjadi melalui perluasan sel kejaringan sekitarnya
masuk melalui pembuluh darah. Jika sel kanker melakukan infasi ke jalan napas
maka akan terjadi obstruksi jalan napas yang akan menggangu proses ventilasi.

7
D. Faktor risiko
1. Merokok
Didalam rokok terkandung zat karsinogen yang dapat menyebabkan
perubahan sel-sel epitel bronkus ke arah keganasan menjadi kanker paru. Zat yang
terkandung dalam karsinogen anatara lain polycyclic aromatic hydrocarbon ( PAH)
dan tobacco specific nitrosamines typified by 4- (mythynitrosamino) -1-(3-pyrdyl)-
1-butanone (NNK). Perokok aktif 10% lebih besar terkena penyakit kanker paru dari
pada perokok pasif.
2. Polusi Udara
Seseorang yang ada diperkotaan dengan sosial ekonomi yang rendah akan
memilih tinggal ditempat yang dekat dengan tempat mereka kerja. Dimana, tempat
kerja mereka memiliki kondisi udara yang tidak layak sehingga memungkinkan
adanya pencemaran udara didaerah tersebut. Dan akan menyebabkan meningkatnya
risiko terkena penyakit paru.
3. Paparan industri
Lingkungan industri memungkinkan adanya debu asbes yaitu partikel asbes
yang berterbangan diudara lalu terhirup akan masuk keparu dan menimbulkan
peradangan pada paru. Namun paparan ini baru akan terasa 15 hingga 20 tahun yang
akan datang.
4. Pestisida pertanian
Zat yang terkandung salah satu nya yaitu arsenik, arsenik merupakan zat kimia
metaloid (semi logam) berwujud putih, tanpa warna, dan bau. Digunakan dalam
bahan pestisida di buah-buahan , jika seseorang terpapar arsenik dalam jangka
waktu yang lama dapat menyebabkan meningkatkan resiko kanker paru karena
arsenik akan menyerang sel hidup dan mengalami nekrosis dan kematian sel.

E. Tanda dan Gejala Kanker Paru


1. Asimptomatis
Adalah keadaan dimana penderita tidak menyadari adanya ketidak normalan
pada organ tubuhnya. Penderita baru akan mngetahui setelah melakukan
pemeriksaan .ronsen dada rutin sehingga penderita mengetahui adanya kanker
paru.

8
2. Batuk
Biasanya 75% penderita kanker paru mengalami batuk yang hanya dianggap
batuk biasa. Namun kenyataanya batuk yang terus menerus bisa saja menjadi
salah satu gejala dari kanker paru.
3. Hemoptisis
Istilah lain yaitu batuk berdarah, 50% perokok aktif yang sudah bertahun-
tahun akan mengalami batuk biasa kemudian jika terjadi kerusakan pada saluran
pernapasan dan akan mengakibatkan batuk disertai darah.
4. Sesak napas
Adalah gejala umum yang dialami oleh penderita kanker paru. Hal ini,
disebabkan sumbatan pada saluran pernapasan sehingga menghalangi oksigen
menuju paru.
5. Penurunan berat badan
Penurunan berat badan ini menandakan bahwa kanker paru yang sudah
menyebar ke organ lain terutama pada hati/hepar. Selai itu kanker paru juga bisa
menyebar atau bermetastase struktur sekitar seperti nodus limfe preskalene,
dinding esofagus, perikaridum jantung, dan bagian otak.

F. Klasifikasi Kanker Paru


Menurut Price dan Wilson (2006) dan Corwin (2007) klasifikasi kanker paru terdiri dari
beberapa :
1. Karsinoma sel kecil ( Small cell lung carsinoma )
Terletak ditengah percabangan utama bronki.Memiliki waktu pembelahan
paling cepat dan prognosis terburuk diantara karsinoma yang lain. Karsinoma
jenis ini bersifat sangat anaplastik sehingga mempunyai risiko metastatis yang
sangat tinggi dan terjadi sekitar 15% dari semua jenis kanker paru.
2. Karsinoma sel besar (non-small cell lung carsinoma )
sel yang ganas berdiferensisasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar
dan ukuran inti bemacam-macam. Sel ini cenderung timbul pada jaringan paru
perifer dan meluas ke arah pusat paru. Pertumbuhan dan penyebarannya cepat
dan memiliki prognosis yang buruk. Karsinoma jenis ini berkaitan erat dengan
kebiasaan merokok dan merupakan 20% dari semua kanker paru.
3. Karsinoma el epidermoid (squamosa)

9
Tipe ini termasuk non-small cell lung carsinoma yang paling sering ditemuka
yaitu sekitar 30% dari kejadian kanker paru, berasal dari permukaan epitel
bronkus dan biasanya terletak pada sisi silus. Karsinoma jenis ini berkaitan
dengan asap rokok dan pajanan toksin linkungan seperti asbestos dan polusi
udara. Karsinoma ini disertai batuk, hemoptosis, pneumonia,pembentukan abses
akibat obstruksi dan dapat terjadi atelektasis serta penurunan kapasitas ventilasi.
Pertumbuhan karsinoma jenis ini relatif lambat dan memiliki prognosis yang baik
4. Karsinoma kelenjar (adenokarsinoma )
Karsinoma jenis ini termasuk non-small cell lung carsinoma, berasal dari
kelenjar paru dan biasanya terjadi di bagian perifer paru termasuk bronkiolus
terminal, alveolus, dan jaringan parut paru. Karsinoma jenis ini berukuran kecil
dan tumbuh lambat, terjadi sekitar 30% dari kkejadian kanker paru dan memiliki
prognosis yang buruk.

G. Pathway

Etiologi

Genetik Industri
Asap rokok Polusi udara

Sel epitel Aerosol Gen pencetus Bahan aktif


mukosa iritatif CA (ion) yang
karsinogenek

Bronchial depocition

Melaplasia

Skuamosus dysplasia

Kanker paru

10
H. Pemberian Asuhan Keperawatan pada Pasien Kanker Paru
1. Pengkajian
a) Riwayat
Hasil pengkajian pra-operasi
 Keletihan, tidak dapat mempertahankan aktivitas rutin
 Dispnea pada aktivitas
 Penurunan berat bedan
 Nafsu makan buruk, penurunan asupan makanan
 Sulit menelan
 Haus, peningkatan asupan cairan
 Nyeri dada (tidak selalu ada)
 Nyeri karena atau bukan karea perubahan posisi
 Nyeri bahu atau lengan
 Nyeri abdomen interminten
 Riwayat merokok, terpajan polutan
 Batuk ringan atau perunahan pola batuk, produksi sputum
 Sesak napas
 Suara serak
b) Temuan pemeriksaan fisik
Hasil pengkajian pra-operasi
 Kaki bengkak
 Frekuensi nadi cepat
 Peningkatan taktil fremitus
 Crakcles singkat atau mengi pada inspirasi atau ekspirasi
 Crakcles atau mengi menetap ; pergeseran trekea
 Hemoptisis
c) Pemeriksaan diagnotik
 Pemeriksaan laboratorium paca operasi
 Gas darah arteri (PaO2,PaCO2,Ph) (normal:PaO2 : 75-100
mmHg ; PaCO2 : 35-45 mmHg ;pH : 7.35-6,45) dilakukan
untuk mengevaluasi status ventilasi dan asam-basa untuk
menentukan tindakan yang dibutuhkan dan respon
terhadap terapi.

11
 Hitung darah lengkap untuk mengidentifikasi adanya
anemia (Hb, Ht, dan sel darah merah turun ) dan potensi
adanya infeksi (perubahan jumlah sel darah putih dan
diferensia. Perubahan trombosit dapat menyebabkan /
memperbesar pendarahan.
 Prosedur diagnostik pasca-operasi
 Oksimetri nadi untuk mengukur saturnasi oksigen (SaO2)
2. Diagnosis keperawatan
a) Gangguan pertukaran gas
b) Ketidak efektifan jalan napas
c) Nyeri akut
d) Ansietas
e) Defisiensi pengetahuan
3. Perencanaan
a) Status pernapasan : pertukaran gas
b) Status pernapasan : patensi jalan napas
c) Level nyeri
d) Level ansietas
e) Pengetahuan : manajemen kanker
4. Implementasi
a) Pemantauan respirasi
b) Penatalaksanaan jalan napas
c) Penatalakasaan nyeri
d) Penurunan ansietas
e) Penyuluhan : proses penyakit

I. Jenis Program Pengobatan


Program pengobatan untuk penderita kanker paru yang sering dilakukan adalah
pembedahan, terapi radiasi, dan kemoterapi :
1. Pembedahan
Adalah pengobatan untukklien pada tahap I II dan III. Pembedahan dapat
mencakup pengangkatan paru sebagian atau total. Angka bertahan hidup selama
5 tahun adalah 30%.

12
2. Terapi Radiasi
Dianjurkan utuk lesi tahap I II. Waktu bertahan hidup kurang dari 1 tahun.
3. Kemoterapi
Dilakukan dengan atau tanpa terapi radiasi. Kemoterapi dan radioterapi dada
mungkin diberikan bagi klien dengan penyakit tahap terbatas jika mereka secara
fisiologi dapat menahan pengobatan, bagi klien dengan penyakit tahap luas
diobati hanya dengan kemoterapi.

13
BAB III
ANALISIS JURNAL

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENDERITA DENGAN GAMBARAN


SITOPATOLOGI PADA KASUS KARSINOMA PARU

A. Problem
Karsinoma adalah tumor menular (sangat ganas) yang berasal dari
jaringan epitel. Ada 2 macam tumor yaitu tumor ganas dan tumor jinak. Tumor
ganas adalah yang biasa kita sebut dengan kanker. Perbedaan antara kanker dan
tumor terletak pada penyebaran dan pertumbuhannya. Tumor merupakan
pembengkakan jaringan tubuh karena ketidaknormalan kondisi tubuh, disebut
tumor apabila tidak menyebar dan hanya terjadi pada tubuh bagian tertentu.
Sedangkan kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh ketidakteraturan
perjalanan hormon yang mengakibatkan tumbuhnya daging pada jaringan tubuh
yang normal, dikatakan kanker apabila sel tumor dapat menyebar ke bagian tubuh
yang lain.
Saat ini terdapat lima penyakit paru (Big Five) dengan insiden terbesar
yaitu karsinoma paru, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), tuberkulosis,
pneumonia dan asma. Karsinoma paru atau yang umumnya dikenal sebagai
kanker paru merupakan tumor ganas epitel primer saluran nafas terutama bronkus
yang dapat menginvasi struktur jaringan di sekitarnya dan berpotensi menyebar
ke seluruh tubuh melalui aliran darah dan sistem limfatik.
Kanker paru merupakan tipe kanker yang menempati urutan pertama
penyebab kematian setelah kanker payudara (16%) dan kanker kolorektal (10%).
Di Indonesia, kanker paru menduduki peringkat ketiga diantara kanker yang
paling sering ditemukan di beberapa rumah sakit.

B. Intervensi
Jenis penelitian adalah deskriptif analitik dengan desain cross-sectional.
Populasi penelitian adalah seluruh catatan rekam medik penderita dengan
gambaran hasil sitopatologi pada kasus karsinoma paru yang dirawat di RSUP Dr.
M. Djamil Padang dari Januari 2010 sampai Desember 2012. Sampel berjumlah
128 orang.

14
Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2012- Desember 2013.
Variabel dependen penelitian adalah jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan,
derajat berat merokok, dan riwayat merokok. Alat ukur yang digunakan
berdasarkan data rekam medik sampel.

C. Compare (Membandingkan)
Pada penelitian ini didapatkan 85,2% penderita berusia > 40 tahun. Secara
keseluruhan, rata-rata usia pasien sebesar 56,29 ± 13,30 tahun. Nilai rata-rata usia
pasien > 40 tahun menandakan adanya kecenderungan peningkatan penderita
karsinoma paru seiring dengan meningkatnya pertambahan usia. Hasil penelitian
ini lebih rendah dibandingkan penelitian di RSUP Persahabatan Jakarta tahun
2011 yang menunjukkan 97% penderita karsinoma paru berusia 40 tahun ke atas.
Menurut Kumar tahun 2004, usia merupakan faktor risiko penting
terjadinya kanker. Insiden kanker semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Hal tersebut disebabkan karena semakin banyaknya pajanan
faktor risiko dan kemampuan perbaikan sel yang semakin menurun.
Penderita karsinoma paru terbanyak berasal dari latar belakang pendidikan
dasar (SD, SMP) sebesar 49,2%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian di
RSUP Adam Malik Medan tahun 2012 yang menunjukkan bahwa 55,8%
penderita karsinoma paru berasal dari latar belakang pendidikan dasar.
Penderita karsinoma paru terbanyak berasal dari jenis pekerjaan yang
terpapar karsinogen, yaitu 53,9%. Persentase terbesar jenis pekerjaan yang
terpapar oleh karsinogen adalah profesi petani dan ibu rumah tangga (46,6% dan
24,6%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Berliana tahun 2008 yang menunjukkan 49,1% penderita karsinoma paru berasal
dari profesi sebagai petani.
Pada penelitian didapatkan 49,2% penderita karsinoma paru memiliki
derajat merokok kategori berat. Hasil ini sejalan sama dengan penelitian di RSUP
H. Adam Malik Medan tahun 2012 yang menunjukkan sebagian besar penderita
karsinoma paru memiliki derajat merokok kategori berat (57,4%).
Rosenberger dkk mempublikasikan penelitian pada tahun 2008 bahwa
73% penderita adalah perokok berat dengan rata-rata pack per years sebesar 32 –
49 pada laki-laki. Pada penelitian ini didapatkan 66,4% penderita karsinoma
memiliki riwayat merokok sebagai perokok aktif. Hasil ini lebih rendah

15
dibandingkan dengan penelitian di RSUP Persahabatan Jakarta tahun 2011 yang
menunjukkan 78% penderita karsinoma paru memiliki riwayat merokok aktif.
Penelitian lain yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan tahun
2012 menunjukkan 57,3% penderita karsinoma paru memiliki jenis sel
adenocarcinoma.

D. Outcame (Hasil)
Hasil penelitian tentang karakteristik dari 128 responden pada kelompok
intervensi bahwa penderita karsinoma paru terbanyak adalah laki-laki (71,1%),
berusia > 40 tahun (85,2%), dan ratarata berusia 56,29 ± 13,30 tahun.
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan terdapat hubungan antara
jenis kelamin dan riwayat merokok dengan gambaran sitopatologi pada penderita
karsinoma paru. Di samping itu, tidak terdapat hubungan antara usia, latar
belakang pendidikan, jenis pekerjaan, dan derat berat merokok dengan gambaran
sitopatologi pada penderita karsinoma paru.
Penderita karsinoma paru terbanyak berasal dari latar belakang pendidikan
dasar (SD, SMP) sebesar 49,2%. Penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan
tahun 2012 yang menunjukkan sebagian besar penderita karsinoma paru memiliki
derajat merokok kategori berat (57,4%).
Penelitian lain yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan pada
tahun 2012 menunjukkan 57,3% penderita karsinoma paru memiliki jenis sel
adenocarcinoma.

16
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel jaringan tubuh yang
tidak normal karena sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya
sehingga sel mengalami pertumbuhan yang tidak normal dan tidak terkendali.
Asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan kanker paru sebenarnya sama
dengan auhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan kanker lainnya.
Perbedaan mendasar terletak pada penekanan dan perhatian yang lebih fokus pada
manifestasi pernapasan yang dialami klien.
B. Saran
Kanker paru merupakan penyebab kematian utama yang dapat dialami pada wanita
maupun pria. Di Indonesia sendiri presentasenya tidak bisa dikatakan sedikit. Penyebab
utama yang seringkali terjadi adalah akibat konsumsi rokok. Seseorang yang merokok
berisiko 10 kali lebih besar untuk mengalami kanker paru, perokok pasifpun dapat
terkena kanker paru karena menghisap asap rokok yang ada dilingkungan sekitarnya.
Maka dari itu perlu adanya sikap waspada terhadap penyakit ini mulai dari
pengetahuan kita mengenai dampak dan fenomena yang terjadi di lingkungn sekitar
akibat kanker paru. Hindari hal-hal yang dapat menyebabkan kanker paru, utamakan
kesehatan dengan menjaga pola hidup sehat dan teratur memeriksakan kondisi tubuh ke
dokter.

17
LAMPIRAN JURNAL

Hubungan Karakteristik Penderita dengan Gambaran Sitopatologi pada


Kasus Karsinoma Paru yang Dirawat di RSUP Dr. M. Djamil Padang
Metha Arsilita Hulma, Masrul Basyar, Henny Mulyani
Abstrak Karsinoma paru merupakan tumor ganas epitel primer saluran nafas
terutama bronkus yang dapat menginvasi struktur jaringan di sekitarnya dan
berpotensi menyebar ke seluruh tubuh. Karakteristik penderita karsinoma
paru dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya jenis kelamin, usia, status
sosial ekonomi, kebiasaan merokok, dan gambaran sitopatologi. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui distribusi penderita karsinoma paru serta
melihat hubungan antara karakteristik penderita dengan gambaran
sitopatologi. Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross-
sectional pada 128 penderita. Data yang digunakan adalah data sekunder dari
laboratorium Patologi Anatomi dan Instalasi Rekam Medik. Data dianalisis
dengan uji chi-square. Hasil analisis univariat menunjukkan penderita
karsinoma paru sebagian besar laki-laki (71,1%), kelompok usia > 40 tahun
(85,2%), berlatar belakang pendidikan dasar (49,2%), memiliki pekerjaan
yang terpapar karsinogen (53,9%), frekuensi terbesar pada penderita dengan
Indeks Brikman berat (49,2%), merupakan perokok aktif (66,4%), dan jenis
sel terbanyak adalah adenocarcinoma (47,7%). Hasil analisis bivariat
menunjukkan terdapat hubungan antara jenis kelamin dan riwayat merokok
dengan gambaran sitopatologi (p=0,022 dan p=0,000). Selain itu, tidak
terdapat hubungan antara usia, latar belakang pendidikan, jenis pekerjaan,
dan derajat berat merokok dengan gambaran sitopatologi (p=0,812; p=0,498;
p=0,931; dan p=0,054). Kata kunci: karsinoma paru, gambaran sitopatologi,
karakteristik penderita
Abstract Lung carcinoma is a malignant epithelial tumors in airway,
especially primary bronchial that can invade surrounding tissue and
potentially spread throughout the body. Characteristics of patient with lung
carcinoma are influenced by various factors, including sex, age,
socioeconomic status, smoking habits, and cytopathology overview. This
study aimed to evaluate the distribution of patients with lung carcinoma and
assess the relationship between the characteristics of patient with

18
cytopathology overview. This study was descriptive analytical using cross-
sectional study in 128 patients. We used secondary data derived from the
Anatomic Pathology laboratory and the Medical Record Department. The
data were analyzed by chi-square test. Results of univariate analysis showed
patients with lung carcinoma mostly are male (71.1%), > 40 years age group
(85.2%), background in basic educated people (49.2 %), had occupation
contacted carcinogenic compound (53,9%), the greatest frequency was
found in patients with severe Brikman Index (49.2%), active smokers
(66.4%), and most of cytopathology cell type are adenocarcinoma (47.7 %).
Results of bivariate analysis showed there are significant relationship
between sex and smoking history with the overview of cytopathology
(p=0,022 dan p=0,000). In addition, there are no significant relationship
between age, educational background, occupational history, and the degree
of smoking with the overview of cytopathology (p=0,812; p=0,498;
p=0,931; dan p=0,054). Keywords: lung carcinoma, cytopathology
overview, characteristics of the patient
Affiliasi penulis : Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Korespondensi :
Metha Arsilita Hulma, email : metha.arsilita@gmail.com, Telp:
085374715074
PENDAHULUAN Saat ini terdapat lima penyakit paru (Big Five) dengan
insiden terbesar yaitu karsinoma paru, penyakit paru obstruktif kronik
(PPOK), tuberkulosis, pneumonia dan asma.1 Karsinoma paru atau yang
umumnya dikenal sebagai kanker paru merupakan tumor ganas epitel primer
saluran nafas terutama bronkus yang dapat menginvasi struktur jaringan di
sekitarnya dan berpotensi menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah
dan sistem limfatik.2 Kanker paru merupakan tipe kanker yang menempati
urutan pertama penyebab kematian setelah kanker payudara (16%) dan
kanker kolorektal (10%).3 Di Indonesia, kanker paru menduduki
peringkat ketiga diantara kanker yang paling sering ditemukan di beberapa
rumah sakit.4 Menurut National Comprehensive Cancer Network tahun
2012, kanker paru diklasifikasikan dalam dua kategori umum yaitu Small
Cell Lung Cancer (SCLC) dan Non-Small Cell Lung Cancer (NSCLC) yang
merupakan tipe paling sering dari seluruh kanker paru (85%).5 Data
American Lung Association tahun 2004 mengungkapkan faktor risiko

19
merokok menjadi 90% penyebab kematian kanker paru pada laki-laki dan
perempuan.6 Penelitian terbaru membuktikan bahwa faktor kerentanan
terhadap asap rokok, hormon estrogen, dan DNA memiliki peran penting
terhadap karakteristik kanker paru pada perempuan.7 Adapun faktor risiko
lain yang juga berpengaruh antara lain usia > 40 tahun, kontak erat dengan
lingkungan asap tembakau (perokok pasif), lingkungan industri tertentu
Artikel Penelitian
197 http://jurnal.fk.unand.ac.id
Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(2)
seperti asbestos, radiasi dari pekerjaan, obat-obatan, lingkungan, dan polusi
udara. 8 Diagnosis kanker paru dilakukan untuk menentukan jenis
histopatologi kanker, lokasi tumor, serta penentuan stadium yang diperlukan
untuk kepentingan pengobatan.2 Pemeriksaan sitologi merupakan salah satu
pendekatan penting dan menjadi metode diagnosis yang baik dalam deteksi
pertumbuhan kanker dan pemeriksaan sel kanker pra bedah.4 Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara karakteristik penderita
dengan gambaran hasil sitopatologi pada kasus karsinoma paru yang dirawat
di RSUP Dr. M. Djamil Padang.
METODE Jenis penelitian adalah deskriptif analitik dengan desain cross-
sectional. Populasi penelitian adalah seluruh catatan rekam medik penderita
dengan gambaran hasil sitopatologi pada kasus karsinoma paru yang dirawat
di RSUP Dr. M. Djamil Padang dari Januari 2010 sampai Desember 2012.
Sampel berjumlah 128 orang. Kriteria inklusi adalah penderita yang
didiagnosis karsinoma paru berdasarkan pemeriksaan sitopatologi dan
dirawat di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Kriteria eksklusi meliputi penderita
yang memiliki data yang tidak lengkap dari catatan rekam medik di RSUP.
Dr. M. Djamil Padang. Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember
2012Desember 2013. Variabel dependen penelitian adalah jenis kelamin,
usia, pendidikan, pekerjaan, derajat berat merokok, dan riwayat merokok.
Alat ukur yang digunakan berdasarkan data rekam medik sampel. Variabel
independen adalah gambaran hasil sitopatologi. Data didapatkan melalui
rekam medik sampel dengan hasil ukur meliputi (1) adenocarcinoma, (2)
squamous cell carcinoma, (3) small cell carcinoma, (4) large cell carcinoma.
Langkah – langkah pengolahan data meliputi editing, coding, tabulating,

20
processing, dan cleaning. Analisis data yang digunakan terdiri dari analisis
univariat dan analisis bivariat. Pada analisis bivariat dilakukan dengan
menggunakan uji statistik chisquare.
HASIL 1. Karakteristik Subjek Penelitian Tabel 1. Distribusi Penderita
Karsinoma Paru
No Karakteristik Penderita Frekuensi (%)
1. Jenis Kelamin
1. Laki-laki 91 71,1
2. Perempuan 37 28,9 2. Usia
1. ≤ 40 tahun 19 14,8
2. > 40 tahun 109 85,2
Mean : 56,29
SD : 13,30 3. Pendidikan
1. Tidak bersekolah 12 9,4
2. Pendidikan dasar (SD, SMP) 63 49,2
3. Pendidikan menengah (SMA) 38 29,7
4. Pendidikan tinggi (Diploma, Sarjana, Magister, Doktor) 15 11,7
4. Pekerjaan
1. Pekerjaan yang terpapar karsinogen
69 53,9
2. Pekerjaan yang tidak terpapar karsinogen
59 46,1
JUMLAH 128 100 Pekerjaan yang terpapar karsinogen 1. ibu RT
17 24,6
2. buruh bangunan 8 11,6
3 pedagang, tukang masak 4 5,8
4. petani, buruh tani 32 46,6
5. montir (elektronik, sepeda) 3 4,3
6. sopir, tukang ojek 5 7,2 JUMLAH 69 100 5. Derajat Berat Merokok
(Indeks Brinkman) 1. Ringan (0 – 200) 43 33,6
2. Sedang (200 – 600)
22 17,2 3. Berat (> 600) 63 49,2 6. Riwayat Merokok 1. Perokok
aktif 85 66,4 2. Perokok pasif 35 27,3 3. Bekas perokok
8 6,2 7. Hasil Sitopatologi (Jenis Karsinoma) 1. Adenocarcinoma 61

21
47,7 2. Squamous cell carcinoma 52 40,6 3. Small cell carcinoma 6 4,7
4. Large cell carcinoma 9 7,0 JUMLAH 128 100
198 http://jurnal.fk.unand.ac.id
Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(2)
Frekuensi penderita karsinoma paru dinilai berdasarkan hasil analisis
univariat. Berdasarkan tabel 1 di atas, penderita karsinoma paru terbanyak
adalah laki-laki (71,1%), berusia > 40 tahun (85,2%), dan ratarata berusia
56,29 ± 13,30 tahun. Penderita karsinoma paru terbanyak memiliki latar
belakang pendidikan dasar (49,2%), jenis pekerjaan yang terpapar oleh
karsinogen (53,9%), dan profesi sebagai petani (46,6%). Derajat merokok
kategori berat memiliki (49,2%) dan riwayat merokok sebagai perokok aktif
(66,4%). Gambaran hasil sitopatologi berdasarkan jenis sel terbanyak adalah
adenocarcinoma (47,7%).
2. Analisis Bivariat a. Hubungan Jenis Kelamin dengan Gambaran
Sitopatologi Tabel 2. Hubungan Jenis Kelamin terhadap Gambaran
Sitopatologi
Jenis Kelam in
Gambaran Sitopatologi Total P Val ue Adenoca rcinoma Squa mous cell
carcin oma Small cell carcin oma Large cell carcin oma n (%) n (%) n (%)
n (%) n%)
Lakilaki
37 (40,7) 44 (48,4)
3 (3,3) 7(7,7) 91 (100)
0,0 22
Perem puan
24 (64,9) 8 (21,6)
3 (8,1) 2 (5,4) 37 (100)
Total 61 (47,7) 52 (40,6)
6 (4,7) 9 (7,0) 128 (100)
Sebagian besar penderita karsinoma paru yang dirawat berjenis kelamin laki-
laki dengan jenis sel terbanyak yaitu squamous cell carcinoma (48,4%).
Nilai p value < 0,05 menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna secara
statistik antara jenis kelamin dengan gambaran sitopatologi.

22
b. Hubungan Usia dengan Gambaran Sitopatologi Tabel 3. Hubungan Usia
terhadap Gambaran Sitopatologi
Usia Gambaran Sitopatologi Total P Val ue Adenoca rcinoma Squa mous
cell carcin oma Small cell carcin oma Large cell carcin oma n (%) n (%) n
(%) n (%) n%)
≤ 40 tahun
10 (52,6) 6 (31,6)
1 (5,3) 2 (10,5)
19 (100)
0,8 12
> 40 tahun
51 (46,8) 46 (42,2)
5 (4,6) 7 (6,4) 109 (100)
Total 61 (47,7) 52 (40,6)
6 (4,7) 9 (7,0) 128 (100)
Penderita karsinoma paru berusia ≤ 40 dan > 40 tahun memiliki jenis sel
terbanyak adenocarcinoma dengan persentase masing-masing 52,6% dan
46,8%.
Nilai p value > 0,05 menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna
secara statistik antara usia dengan gambaran sitopatologi.
c. Hubungan Pendidikan dengan Gambaran Sitopatologi Tabel 4. Hubungan
Pendidikan terhadap Gambaran Sitopatologi
Pendidikan Gambaran Sitopatologi
Total P Value
Adeno carcino ma
Squam ous cell carcino ma
n (%) n (%) n (%)
Pendidikan rendah
39 (56,5)
30 (43,5)
69 (100)
0,498
Pendidikan tinggi
22 (50) 22 (50) 44 (100)

23
Total 61 (54) 52 (46) 113 (100)
Latar belakang pendidikan rendah memiliki persentase terbesar pada jenis
sel adenocarcinoma yaitu 56,5%. Nilai p value > 0,05 menunjukkan tidak
terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara latar belakang
pendidikan dengan gambaran sitopatologi.
d. Hubungan Pekerjaan dengan Gambaran Sitopatologi Tabel 5. Hubungan
Pendidikan terhadap Gambaran Sitopatologi
Pekerja an
Gambaran Sitopatologi Total P Valu e
Adeno Carcino ma
Squamo us cell carcinom a
Small cell carcino ma
Large cell carcino ma
n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) Pekerja an yang tidak terpap ar karsino ge
27 (45,8) 24 (40,7) 3(5,1) 5(8,5) 59 (100) 0,93 1 Pekerja an yang terpap ar
karsino gen 34 (49,3) 28 (40,6) 3(4,3) 4(5,8) 69 (100) Total 61 (47,7) 52
(40,6) 6(4,7) 9(7) 128 (100)
Tabel 5 menunjukkan penderita karsinoma paru dengan jenis pekerjaan yang
terpapar dan tidak terpapar karsinogen memiliki jenis sel terbanyak
adenocarcinoma (49,3% dan 45,8%). Nilai p value > 0,05 menunjukkan
tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara jenis
pekerjaan dengan gambaran sitopatologi. Sebagian besar penderita memiliki
jenis pekerjaan sebagai petani dan buruh tani serta ibu rumah tangga dengan
jenis sel terbanyak adenocarcinoma (46,9% dan 52,9%).

199 http://jurnal.fk.unand.ac.id
Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(2)
e. Hubungan Derajat Berat Merokok dengan Gambaran Sitopatologi Tabel 6.
Hubungan Derajat Berat Merokok terhadap Gambaran Sitopatologi
Derajat merokok
Gambaran Sitopatologi Total P Val ue
Adenoca rcinoma
Squamo us cell carcinom a

24
Small cell carcin oma
Large cell carcino ma
n (%) n (%) n (%) n (%) n%)
RinganSedang
38 (58,5)
19 (29,2)
3(4,6) 5(7,7) 65 (100)
0,0 54
Berat 23 (36,5)
33 (52,4)
3(4,8) 4(6,3) 63 (100)
Total 61 (47,7)
52 (40,6)
6(4,7) 9(7) 128 (100)
Penderita karsinoma paru sebagaian besar memiliki derajat merokok
kategori ringan-sedang dengan jenis sel terbanyak adenocarcinoma. Nilai p
value > 0,05 menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna secara
statistik antara derajat berat merokok dengan gambaran sitopatologi.
f. Hubungan Riwayat Merokok dengan Gambaran Sitopatologi Tabel 7.
Hubungan Riwayat Merokok terhadap Gambaran Sitopatologi
Riway at merok ok
Gambaran Sitopatologi Total P Val ue Adenoca rcinoma Squa mous cell
carcin oma Small cell carcin oma Large cell carcin oma n (%) n (%) n (%)
n (%) n%)
Perok ok aktif
31(36,5) 45 (52,9)
3(3,5) 6(7,1) 85 (100)
0,0 00
Perok ok pasifbekas perok ok
30(69,8) 7 (16,3)
3(7) 3(7) 43 (100)
Total 61(47,7) 52 (40,6)
6(4,7) 9(7) 128 (100)

25
Penderita dengan riwayat merokok aktif memiliki jenis sel squamous cell
carcinoma sebagai jenis sel terbanyak. Nilai p value yang didapatkan < 0,05
menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara
riwayat merokok dengan gambaran sitopatologi.
PEMBAHASAN 1. Karakteristik Subjek Penelitian Sebagian besar
penderita karsinoma paru adalah laki-laki (71,1%). Beberapa penelitian
menyatakan bahwa kasus karsinoma paru lebih banyak pada laki-laki,
seperti penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2010 yang
menunjukkan bahwa 73,3% penderita berjenis kelamin laki-laki.8 Lebih dari
50% laki-laki di Indonesia, China, Laos, Malaysia, dan Korea merupakan
perokok aktif yang memiliki prevalensi dua kali lipat dari perokok aktif di
Amerika Serikat.9 Pada penelitian ini didapatkan 85,2% penderita berusia >
40 tahun. Secara keseluruhan, rata-rata usia pasien sebesar 56,29 ± 13,30
tahun.
Nilai rata-rata usia pasien > 40 tahun menandakan adanya kecenderungan
peningkatan penderita karsinoma paru seiring dengan meningkatnya
pertambahan usia. Hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan penelitian
di RSUP Persahabatan Jakarta tahun 2011 yang menunjukkan 97% penderita
karsinoma paru berusia 40 tahun ke atas.10 Menurut Kumar tahun 2004, usia
merupakan faktor risiko penting terjadinya kanker. Insiden kanker semakin
meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Hal tersebut disebabkan
karena semakin banyaknya pajanan faktor risiko dan kemampuan perbaikan
sel yang semakin menurun.11 Penderita karsinoma paru terbanyak berasal
dari latar belakang pendidikan dasar (SD, SMP) sebesar 49,2%. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian di RSUP Adam Malik Medan tahun
2012 yang menunjukkan bahwa 55,8% penderita karsinoma paru berasal
dari latar belakang pendidikan dasar.12 Latar belakang pendidikan
merupakan variabel penting yang menentukan penyerapan informasi oleh
penderita karsinoma paru. Level pendidikan juga berhubungan dengan
kemampuan seseorang dalam mengubah prilaku terhadap kesehatan dan
pemanfaatan layanan kesehatan yang tersedia.13 Penderita karsinoma paru
terbanyak berasal dari jenis pekerjaan yang terpapar karsinogen, yaitu
53,9%. Adapun karsinogen yang memicu kejadian karsinoma paru berasal
dari polusi udara dalam ruangan akibat pembakaran batu bara dan biomassa,

26
agen di lingkungan pekerjaan seperti radon dan asbestos, logam berat seperti
arsen, kadmium, kromium, nikel; polutan lingkungan yang berasal dari
limbah berbahaya, emisi industri, dan pestisida pertanian. Persentase
terbesar jenis pekerjaan yang terpapar oleh karsinogen adalah profesi petani
dan ibu rumah tangga (46,6% dan 24,6%). Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Berliana tahun 2008 yang
menunjukkan 49,1% penderita karsinoma paru berasal dari profesi sebagai
petani.14 Pada penelitian didapatkan 49,2% penderita karsinoma paru
memiliki derajat merokok kategori berat. Hasil ini sejalan sama dengan
penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012 yang menunjukkan
sebagian besar penderita karsinoma paru memiliki derajat merokok kategori
berat (57,4%).12 Rosenberger dkk mempublikasikan penelitian pada tahun
2008 bahwa 73% penderita adalah perokok berat dengan rata-rata pack per
years sebesar 32 – 49 pada laki-laki.15 Pada penelitian ini didapatkan 66,4%
penderita karsinoma memiliki riwayat merokok sebagai perokok aktif. Hasil
ini lebih rendah dibandingkan dengan penelitian di RSUP Persahabatan
Jakarta tahun 2011 yang menunjukkan 78% penderita karsinoma paru
memiliki riwayat merokok aktif.10 Di beberapa negara seperti China terjadi
peningkatan perokok aktif dalam dua dekade terakhir. Diperkirakan dua
pertiga laki-laki dewasa China adalah perokok yang mewakili sepertiga
perokok di seluruh dunia.16 Jenis sel karsinoma paru yang paling banyak
didiagnosis pada penderita adalah adenocarcinoma (47,7%). Penelitian lain
yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012 menunjukkan
57,3%
200 http://jurnal.fk.unand.ac.id
Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(2)
penderita karsinoma paru memiliki jenis sel adenocarcinoma.12 Peningkatan
adenocarcinoma diperkirakan karena adanya perubahan komposisi nikotin
pada rokok dan penggunaan rokok filter dengan kadar tar yang rendah.17
2. Analisis Bivariat a. Hubungan Jenis Kelamin dengan Gambaran
Sitopatologi Setelah dilakukan analisis chi-square diperoleh nilai p value
sebesar 0,022 yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara
jenis kelamin dengan gambaran sitopatologi. Hal serupa juga diperoleh dari
penelitian di beberapa klinik kesehatan respirasi di Jerman tahun 2000-2003

27
yang menunjukkan bahwa jenis sel squamous cell carcinoma terbanyak pada
laki-laki (30%) sedangkan adenocarcinoma terbanyak pada perempuan
(37%).15 Penelitian yang dilakukan di National Taiwan University Hospital
tahun 2000-2009 yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan proporsi
adenocarcinoma pada laki-laki maupun perempuan (87,8% : 77,1%) dengan
p value 0,12.18 Adanya peningkatan adenocarcinoma sejak tahun 1950
secara bertahap menunjukkan adanya perubahan kebiasaan merokok dan
jenis konsumsi rokok yang sering terjadi pada laki-laki. Rokok yang
dikonsumsi saat ini, sebagian besar mengandung kadar nikotin dan tar yang
lebih rendah dari sebelumnya sehingga meningkatkan risiko tumor di daerah
perifer seperti adenocarcinoma.19 Setelah dilakukan analisis chi-square
diperoleh nilai p value sebesar 0,0812 yang menunjukkan tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara usia dengan gambaran sitopatologi. Hal
serupa juga diperoleh dari penelitian yang dilakukan tahun 1991-1999 di
Taiwan yang menunjukkan jenis sel adenocarcinoma ditemukan sebesar
77,9% pada usia < 40 tahun, 67,6% pada usia 40-49 tahun, 59,7% pada usia
50-59 tahun, dan kurang dari 50% pada usia > 60 tahun. Proporsi tertinggi
penderita dengan adenocarcinoma terdapat pada usia < 40 tahun dan
squamous cell carcinoma pada usia > 80 tahun.19 Setelah dilakukan analisis
chi-square diperoleh nilai p value sebesar 0,498 yang menunjukkan tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara latar belakang pendidikan dengan
gambaran sitopatologi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Mao Y dkk tahun 2001 pada 3280 penderita yang didiagnosis
karsinoma paru. Hasil penelitian menunjukkan 53% penderita dengan level
pendidikan yang lebih rendah memiliki kebiasaan merokok sebagai perokok
aktif dengan jenis sel adenocarcinoma.20 Level pendidikan secara konsisten
berhubungan dengan prilaku dan kebiasaan hidup, tetapi belum secara jelas
diketahui mengenai jenis sel yang spesifik untuk level pendidikan tertentu.
Hal ini lebih dipengaruhi oleh kebiasaan merokok pada penderita.20 Pada
analisis chi-square didapatkan nilai p value 0,931 yang menunjukkan tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara jenis pekerjaan dengan gambaran
sitopatologi. Persentase penderita dengan karsinoma paru yang berhubungan
dengan paparan karsinogen sulit untuk diestimasi dikarenakan

28
cakupan yang luas mengenai intensitas paparan, riwayat genetik, dan riwayat
merokok. Penjelasan lebih rinci mengenai jenis pekerjaan yang terpapar
karsinogen pada penelitian ini menunjukkan sebagian besar penderita
berprofesi sebagai petani dan ibu rumah tangga dengan jenis sel terbanyak
adenocarcinoma (46,9% dan 52,9%). Hasil ini sejalan dengan penelitian di
beberapa rumah sakit kanker di Andhra Pradesh tahun 2009-2010 pada 154
penderita dengan karsinoma paru. Proporsi tertinggi terdapat pada penderita
yang memiliki pekerjaan yang terpapar oleh karsinogen sebesar 44,73% dan
sebagian besar berlatar belakang sebagai pekerja di sektor pertanian.21 Pada
analisis chi-square diperoleh nilai p value sebesar 0,054 yang menunjukkan
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara derajat berat merokok
dengan gambaran sitopatologi. Pada hasil penelitian, perokok kategori
ringan-sedang memiliki proporsi terbesar dengan jenis sel terbanyak
adenocarcinoma. Penelitian yang dilakukan di Universitas Marryland tahun
2010 menunjukkan bahwa merokok menjadi faktor risiko utama kejadian
karsinoma paru yang terjadi akibat mutasi P53, gastrin-releasing peptide
receptor (GRPR), epidermal growth factor receptor (EGFR), dan K-Ras.
Mutasi KRas dan EGFR berhubungan dengan perkembangan jenis sel
adenocarcinoma dan ditemukan pada 10% kasus adenocarcinoma. Namun,
adanya pertambahan jumlah rokok yang dikonsumsi menyebabkan semakin
banyak gen yang teraktivasi sehingga menyebabkan mutasi K-Ras
mempengaruhi proliferasi sel bronkial pada karsinoma paru.22 Hasil analisis
chi-square diperoleh nilai p value 0,000 yang menunjukkan terdapat
hubungan yang bermakna antara riwayat merokok dengan gambaran
sitopatologi. Hasil yang sejalan diperoleh dari penelitian yang dilakukan di
tiga rumah sakit di Singapura (Singapore General Hospital, Tan Tock Seng
Hospital, dan National University Hospital) tahun 2000 yang menunjukkan
insiden squamous cell carcinoma sebesar 63,33% dan adenocarcinoma
sebesar 41,66% pada perokok.23 Penggunaan rokok filter berkadar tar
rendah dan tinggi kadar nitrat menjadi salah satu penyebab peningkatan
insiden adenocarcinoma dan penurunan insiden squamous cell carcinoma di
Amerika Serikat. Asap rokok dengan kandungan polycyclic aromatic
hydrocarbons yang rendah berhubungan dengan kejadian squamous cell
carcinoma sedangkan asap rokok dengan kandungan nitrat dan agen toksik

29
seperti nitrosamin berhubungan erat dengan adenocarcinoma.23 Berdasarkan
penelitian ini dapat disimpulkan terdapat hubungan antara jenis kelamin dan
riwayat merokok dengan gambaran sitopatologi pada penderita karsinoma
paru. Di samping itu, tidak terdapat hubungan antara usia, latar belakang
pendidikan, jenis pekerjaan, dan derat berat merokok dengan gambaran
sitopatologi pada penderita karsinoma paru.
DAFTAR PUSTAKA 1. Susanto AD, Prasenohadi, Faisal Y. The Year of
lung. Respiratory Dis. 2010 (diunduh 20 Maret 2013). Tersedia dari: URL:
HYPERLINK http://jurnalrespirologi.org/jurnal/Jan10/Lung%20of
%20the%20year-2.pdf. 2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. kanker paru
jenis karsinoma bukan sel kecil. Pedoman 201 http://jurnal.fk.unand.ac.id
Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(2)
Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: Metro Offset Printing;
2011. 3. Baldwin DR, Richard BH. Lung cancer: early diagnosis and
screening. Cancer Science and Therapy J. 2012; 7(2). 4. Pohan MY. Akurasi
pemeriksaan sitologi dan histopatologi pada pasien kanker paru di beberapa
rumah sakit Jakarta tahun 2000-2005 (tesis). Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2005. 5. Youlden DR, Susanna MC, Peter DB. The
international epidemiology of lung cancer: geographical distribution and
secular trends. Journal of Thoracis Oncology. 2008; 3(8): 819-31. 6.
American Lung Association. Smoking-attributable lung cancer. Lung Cancer
Fact Sheet. 2004. 7. Kuang P, Xuejun K. Lung cancer in Asian women.
North American Journal of Medicine and Science. 2009 (diunduh 19
September 2013). Tersedia dari: URL: HYPERLINK http://najms.net/wp-
ntent/uploads/v02i02p069.pdf. 8. Christine N. Hubungan merokok dengan
kanker paru di RSUP Haji Adam Malik tahun 2009. Medan: Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2010. 9. Hertz RP, Margaret MD,
Susan WP. The burden of cancer in Asia. Pfizer J. 2008 (diunduh 22
September 2013). Tersedia dari: URL: HYPERLINK
http://www.pfizer.com/files/products/cancer_in_asia .pdf. 10. Nuraini P.
Faktor risiko kanker paru di RSUP Persahabatan Jakarta tahun 2009-2010.
Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah;
2011. 11. Kumar V, Anirban M. Paru dan saluran nafas atas: Buku Ajar
Patologi. Edisi ke-7. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004. 12.

30
Saragih. Profil penderita kanker paru yang dirawat di Rindu A3 (RA3)
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2007-2010. Medan: Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2012. 13. Lawson JM, Mitzi MS,
Travonia H, Susanne A. The Relationship between lung cancer patients’
educational level and evaluation of their treatment information needs.
Journal of Cancer Education. 2009 (diunduh 13 November 2013). Tersedia
dari: URL: HYPERLINK http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19838897.
14. Situmeang B. Karakteristik penderita kanker paru yang dirawat inap di
RS. St. Elisabeth Medan Tahun 2004-2007. Medan: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara; 2008. 15. Rosenberger A, Thomas
I, Katrin K, Norman K, Vera Z, Gabi W, et al. Do genetic factors protect for
early onset lung cancer? a case control study before the age of 50 years.
Journal of BMC Cancer. 2008 (diunduh 11 November 2013). Tersedia dari:
URL: HYPERLINK http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC229
2731/. 16. Molina, Ping Y, Stephen DC, Steven ES, Alex AA. Non-small
cell lung cancer: epidemiology, risk factors, treatment, and survivorship.
Mayo Clinic Journal. 2008 (diunduh 14 November 2013). 17. Kadara H,
Mohamed K, Ignacio I. Pulmonary adenocarcinoma: a renewed entity in
2011. Asian Pacific Society of Respirology J. 2012. 18. Hsu CL et al.
Advanced non-small cell lung cancer in patients aged 45 years or younger:
outcomes and prognostic factors. Journal of BMC Cancer. 2012. 19. Chen F,
Haley J, William F. Lung adenocarcinoma incidence rates and their relation
to motor vehicle density. American Asssociation for Cancer Research J.
2009 (diunduh 22 Oktober 2013). Tersedia dari: URL: HYPERLINK
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19273483. 20. Mao Y, Jinfu H, Anne
MU, Robert S, Shirley F. Socioeconomic status and lung cancer risk in
canada. international journal of epidemiology. 2001 (diunduh 14 November
2013). Tersedia dari: URL: HYPERLINK
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11511609. 21. Kirmani N, K Jamil,
MUR Naidu. Occupational and environmental carcinogens in epidemiology
of lung cancer in South Indian Population. Journal Biology and Medicine.
2010; 2(4). 22. Kligerman S, Charles W. Epidemiology of lung cancer in
women: risk factors, survival, and screening. American Journal of
Roentgenology. 2010; 196(2). 23. Seow A, Wee-Teng P, Ming T. Fumes

31
from meat cooking and lung cancer risk in women. Journal American
Association for Cancer Research. 2000 (diunduh 12 Desember 2013).
Tersedia dari: URL: HYPERLINK
http://cebp.aacrjournals.org/content/9/11/1215.full.

32
DAFTAR PUSTAKA

R Sjamsuhidajat, Theddeus. OH. Dkk. 2017. Buku ajar ilmu bedah sistem organ dan
tindakan bedahnya edisi 4. Jakarta EGC

Yasmara, Deni. Nursiswati.DKK. 2017. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.


Jakarta EGC

Somant, I. 2009. Asuha Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sitem Pernapasan edisi 2.
Jakarta Salemba Medika

Yasmin Asih, Niluh gede. Efendy, Christantie. 2004. Keperawatan Medikal Bedah Klien
dengan Ganguan Sistem Pernapasan. Jakarta EGC

33

Anda mungkin juga menyukai