Pemilu adalah salah satu bentuk pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
Dan baru-baru ini telah terjadi
kasus kecurangan pelaksanaan demokrasi saat pemilu khususnya pada pemilihan presiden di salah satu TPS di Boyolali. Bentuk kecurangan yang dilakukan yaitu anggota KPPS ikut andil di bilik suara untuk mencoblos surat suara yang dimiliki orang lain pada saat pemilihan umum presiden 17 April 2019. Hal itu tidak sesuai dengan asa dan prinsip pemilihan umum. Bahwa pemilihan umum harus digelar dengan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Tindakan mencobloskan yang dilakukan oleh anggota KPPS tersebut melanggar peraturan karena tidak dilakukan menunut tata cara yang ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan. Kasus ini telah diklarifikasi oleh bawaslu daerah boyolali bahwa hasilnya anggota KPPS tersebut telah melakukan pencoblosan lebih dari 10 kali, sehingga bawaslu kabupaten boyolali meminta KPU untuk menggelar pemungutan suara ulang di TPS tersebut sesuai dengan pasal 372 ayat (2) UU Pemilu 2017 yaitu Menurut kelompok kami hal tersebut telah sesuai dengan peraturan perundang-undngan yang berlaku. Adapun hal lain seperti masyarakat yang berkebutuhan khusus seharusnya dipersilahkan memilih, tetapi lebih baik lagi jika yang bersangkutan datang ke TPS dengan didampingi oleh salah satu pihak keluarga atau petugas yang merawat. Hal ini hanya untuk penyandang disabilitas yng sehat dan prima.