Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan pengaruh terhadap perubahan
perilaku dan pola hidup masyarakat sekarang ini. Kecenderungan untuk hidup lebih
mudah dan serba instan seringkali berdampak buruk terhadap kesehatan. Aktivitas fisik
seperti berjalan kaki menjadi enggan dilakukan karena ketersediaan alat transportasi
yang memudahkan mobilitas. Olahraga pun menjadi jarang dilakukan karena tuntutan
kesibukan rutinitas. Konsumsi makanan cepat saji yang tinggi lemak dan rendah serat
menjadi budaya sehari-hari. Tak heran jika terjadi pergeseran penyebab angka kematian
dan kesakitan yang semula dari penyakit infeksi kepada penyakit metabolik dan
degeneratif. (Andri Wihastuti Titin, Andarini Sri et al. 2016)
Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan
ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada
beberapa jenis penyakit, yaitu jenis penyakit menular, penyakit tidak menular dan
penyakit kronis.(Rahajeng, 2009). Penyakit tidak menular biasanya terjadi karena faktor
keturunan dan gaya hidup yang tidak sehat. Penjelasan lain penyakit tidak menular
adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya pelemahan organ manusia itu sendiri
maupun juga penyakit yang termasuk kedalam penyakit degeneratif (faktor usia).
Diantaranya penyakit yang tidak menular adalah jantung, stroke, diabetes dan penyakit
lainnya.(Irwan 2012)
Salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius
saat ini adalah hipertensi (Rahajeng, 2009). Hipertensi merupakan masalah kesehatan
besar di seluruh dunia sebab tingginya prevalensi dan berhubungan dengan peningkatan
risiko penyakit kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Penyakit tidak
menular seperti kardiovaskular, stroke, diabetes melitus, dalam kesehatan masyarakat
sebenarnya dapat digolongkan menjadi satu faktor resiko dengan golongan yang sama.
Faktor resiko tersebut antara lain konsumsi rokok, pola makan yang tidak seimbang,
makanan yang mengandung zat adiktif kurang berolahraga, adanya kondisi lingkungan
yang tidak kondusit terhadap kesehatan (Irwan 2018).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif. Umumnya tekanan darah
bertambah secara perlahan dengan bertambahnya umur. Resiko untuk menderita
hipertensi pada populasi lebih dari 55 tahun yang tadinya tekanan darahnya normal
adalah 90%. Kebanyakan pasien mempunyai tekanan darah prehipertensi sebelum
mereka didiagnosis dengan hipertensi, dan kebanyakn diagnosis hipertensi terjadi pada
umur dekade ketiga dan kelima.(Triyanto 2014)
Pada usia pertengahan (40-60 tahun) kesehatan dan kemampuan fisik dan psikologis
seseorang mulai menurun. Sedangkan pada masa usia lanjut kesehatan dan kemampuan
seseorang makin cepat menurun. Sedangkan menurut bustan (2007) masalah yang sering
terjadi pada usia pertengahan berhubungan dengan penyakit degeneratif seperti tekanan
darah tinggi, diabetes melitus, osteoporosis dan lainnya.
Pada umumnya hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi ketika seseorang yang
sudah berusia lebih dari 40 tahun atau yang sudah memasuki kategori usia peertengahan.
Tekanan darah tinggi meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Tekanan darah
tinggi merupakan gangguan asimptomatik yang sering ditandai dengan peningkatan
tekanan daraha (potter dan perry, 2005). Tekanan darah tinggi tidak diragukan lagi
adalah salah satu penyakit yang paling umum dan paling berbahaya dalam kehidupan
modern ini. Peter wolf 2008 mengatakan hampir 15% dari semua orang dewasa dinegara
maju, dan sekitar 20-25% dari semua orang yang berumur diatas 40 tahun, memiliki
tekanan darah tinggi dan sekitar 40% kematian dibawah usia 65 tahun adalah akibat
tekanan darah tinggi. Sedangkan pravelensi tekanan darah di Indonesia pada golongan
umur pertengahan (40-60 tahun) masih 10% namum pasa usia lanjut ( > 60 tahun) angka
tersebut meingkat menjadi 20-30%.
Menurut AHA (AmericanHeart Association) di Amerika, tekanan darah tinggi
ditemukan satu dari setiap tiga orang atau 65 juta orang dan 28% atau 59 juta orang
mengidap prehipertensi. Semua orang yang mengidap hipertensi hanya satu pertiganya
yang mengetahui keadaanya dan hanya 61% medikasi (Muhammadun, 2010). Menurut
World Health Organization (WHO) dan the InternationalSociety of Hypertension (ISH),
saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya
meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan
pengobatan secara adekuat (Rahajeng, 2009).
Penyakit hipertensi di Indonesia termasuk dalam kelompok penyakit 10 besar di
Rumah Sakit dengan angka kematian yang cukup tinggi. Di Indonesia sendiri hipertensi
merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni 6,7% dari
populasi kematian pada semua umur. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) tahun 2009 menunjukan
prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7% (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2010). Di Indonesia masalah hipertensi cenderung meningkat. Hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan bahwa 8,3% penduduk
menderita hipertensi dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004 (Rahajeng, 2009).
Pada tahun 2015 tercatat 100.489 kasus hipertensi dengan angka kematian 955
kematian dengan case fatality rate (CFR) sebesar 4,81% (Kementerian Keseharan RI,
2015). Dan di provinsi lampung hipertensi termasuk dalam kelompok penyakit 10 besar
di Provinsi Lampung, Prevelensi hipertensi di provinsi lampung mengalami kenaikan
pada tahun 2013-2014. Pada tahun 2013 hipertensi terdapat pada urutan ke 3 dengan
jumlah kasus 320.842 (10,7%) dan pada tahun 2014 hipertensi menjadi penyakit pada
urutan pertama dan mengalami kenaikan menjadi 519.620 atau sekitar 30,01% (riskesdas
tahun 2014)
Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular
mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain
kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Dijelaskan
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Siswanto, prevalensi
kanker naik dari 1,4 persen (Riskesdas 2013) menjadi 1,8 persen. Begitu pula
dengan prevalensi stroke naik dari 7 persen menjadi 10,9 persen, sementara
penyakit ginjal kronik naik dari 2 persen menjadi 3,8 persen. Berdasarkan
pemeriksaan gula darah, prevalensi diabetes melitus naik dari 6,9 persen menjadi
8,5 persen; dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8 persen
menjadi 34,1 persen.https://www.suara.com/health/2018/11/02/101437/hasil-riskesdas-
2018-penyakit-tidak-menular-semakin-meningkat
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah antara lain usia, jenis kelamin,
obesitas, aktifitas dan emosional. Menurut Petter Wolf (2008) 60% darisemua orang
yang mengalami tekanan darah tinggi adalah orang-orang yang kelebihan berat badan.
Biasanya tekanan darah pada seseorang yang lebih gemuk lebih tinggi dibandingkan
dengan yang kurus. Penyebab utama dari kelebihan berat badan pada usia 40 tahun
keatas berhubungan dengan kemakmuran dan gaya hidup yang mempengaruhi asupan
makanan.
Kelebihan berat badan seseorang lebih dikenal dengan istilah overweight dan
obesitas. Kedua istilah itu sebenarnya merujuk pada dua hal yang berbeda. Nur Khasanah
(2012) menyimpulkan bahwa overweigh adalah keadaan dimana berat badan seseorang
melebihi berat badan normal. Sedangkan obesitas merupakan keadaan dimana terjadi
penumpukan lemak tubuh yang berlebih dan membahayakan kesehatan. Penumpukan
lemak berlebih pada obesitas menyebabkan pembuluh darah menyempit dan akan
menekan pembuluh darah, akibatnya pembuluh darah tidak bisa mengembang secara
sempurna (kurang elastis) sehingga jantung memompa darah lebih keras dan tekanan
darahpun meningkat, terjadilah tekanan darah tinggi.
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi hipertensi
dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya
hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas
dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membutikan bahwa daya pompa jantung dan
sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan
dengan penderita yang mempunyai berat badan normal. Terbukti bahwa daya pompa
jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi
daripada penderita hipertensi dengan berat badan normal. (Agoes Azwar, Agoes Achdiat
et al. 2011)
Dalam satu dekade terakhir, prevalensi obesitas diseluruh dunia meningkat dengan
drastis. Obesitas tidak boleh dianggap hanya sebuah konsekuensi dari gaya hidup tidak
sehat sehingga menimbulkan resiko signifikan bagi kesehatan. Obesitas harus dianggap
sebagai penyakit dan faktor resiko untuk penyakit lainnya. Data pada tahun 2008 yang
dikeluarkan oleh organisasi kesehatan dunia atau WHO menunjukkan bahwa obesitas
adalah masalah epidemologi yang menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat
dunia. Lebih dari 1,4 miliyar orang dewasa berusia diatas 20 tahun mengalami kelebihan
berat badan. Jumlah tersebut lebih banyak dialami wanita daripada laki-laki. Fakta lain
dari data yang diungkapkan oleh WHO pada tahun 2008 menunjukkan bahwa setidaknya
2,8 juta dewasa setiap tahun mati karena diabetes. Oleh karena itu kelebihan berat badan
dan obesitas menempati urutan kelima dari resiko penyebab kematian global. (Sudargo
Toto, Freitag LM Harry et al. 2014)
Berdasarkan data riset kesehatan dasar (riskesdas) kementerin kesehatan 2013
terdapat peningkatan angka penderita kegemukan atau obesitas di Indonesia dalam
rentang waktu 2007 sampai 2013. Peningkatan jumlah penderita obesitas terutama terjadi
pada wanita. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia pada 2010
menunjukkan 27,7 juta jiwa penduduk Indonesia berusia diatas 18 tahun mengalami
obesitas, jumlah ini sama denagan perbandingan prevalensi obesitas pada laki-laki 17,7
% dengan perbandingan pada laki-laki 4,3% dan perempuan 13,4%. Hal ini
menunjukkan hampir satu dari empat wanita di Lampung mengalami obesits (Tribun
Lampung, 9 Januari 2014).
Berdasarkan bulan Februari sampai Juni pada tahun 2019, Di RS Graha Husada
penyakit hipertensi mengalami kenaikan dari jumlah 42 pasien mejadi 60 pasien.
Hipertensi atau darah tinggi termasuk ke dalam penyakit yang berbahaya karena
resikonya dapat menyebabkan kematian. Hipertensi terjadi ketika tekanan darah yang
mengalir dialam tubuh menjad lebih tinggi dan diatas tekanan darah norma. Tekanan
darah normal pada manusia dewasa berkisar pada angka 100-140mmhg untuk kisaan
sistoliknya, dan 60-90mmhg untuk kisaran diastoliknya. Seseorang akan didiagnosa
memiliki tekanan darah tinggi jika diatas 140-90mmhg (Guyeton,2011). Penyakit
hipertensi jika tidak mendapatkan perhatian yang serius terutama oleh penderitanya maka
penyakit ini akan berlanjut mengakibatkan beberapa komplikasi yang berbahaya yang
dapat mengacam nyawa penderitanya. Komplikasi dari hiprtensi diantaranya adalah
stroke, retinopati hipertensi, pemuluh darah arteri, gangguan pada ginjal serangan
jantung dan metabolik sindrom(Dharmeizar, 2012).
Peneliti melakukan presurvey pada tanggal 24 Oktober 2019 kepada wanita usia
pertengahan di Poli Penyakit Dalam RS Graha Husada, didapatkan wanita yang
mengalami obesitas terdapat 4 orang dan wanita yang tidak obesitas sebanyak 3 orang.
Sedangkan untuk tekanan darah yang diukur dari sample yang sama didapatkan data 4
orang mengalami tekanan darah derajat I dan 1 orang mengalami tenakan darah derajat II
dan 2 orang tidak mengalami tekanan darah tinggi.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti akan mengambil judul “Hubungan obesitas
dengn tekanan darah pada wanita usia pertengahan di poli penyakit dalam RS Graha
Husada Bandar Lampung tahun 2019”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang peneliti paparkan diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah adakah hubungan antara obesitas dengan tekanan darah pada pasien
wanita usia pertengahan di Poli Penyakit Dalam RS Graha Husada Bandar Lampung

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui adakah hubungan obesitas dengan tekanan darah pada pasien
wanita usia pertengahan di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Graha Husada
2. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi obesitas pada pasien wanita usia
pertengahan di Poli Penyakit Dalam RS Graha Husada Bandar Lampung tahun
2019
b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tekanan darah pada pasien wanita usia
pertengahan di Poli Penyakit Dalam RS Graha Husada Bandar Lampung tahun
2019
c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi responden berdasarkan wania usia
pertengahan di Poli Penyakit Dalam RSGH Bandar Lampung tahun 2019
d. Untuk mengetahui hubungan obesitas dengan tekanan darah pada pasien wanita
usia pertengahan di Poli Penyakit Dalam RS Graha Husada Bandar Lampung

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Aplikatif

a. Bagi Pasien

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang factor risiko

obesitas. Sehingga masyarakat dapat menghindari berbagai risiko tersebut

dengan berperilaku hidup sehat.

b. Rumah Sakit

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh Rumah Sakit sebagi dasar untuk

melakukan edukasi tentang factor risiko obesitas.

2. Teoritik

a. Institusi

Dapat dijadikan sebagai data dasar dalam mengembangkan materi pembelajaran

yang berhubungan dengan risiko obesitas.

b. Peneliti Selanjutnya

Sebagai data dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan pendekatan

Intervensi (Experimen).
E. Ruang Lingkup

1. Materi

Materi pada peilitian ini adalah factor – factor yang berhubungan dengan obesitas

2. Sasaran

Sasaran penelitian ini adalah pasien wanita usia pertengahan

3. Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2020.

4. Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan di Poli Penyakit Dalam RS Graha Husada

5. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Analitik dengan pendekatan Cross

Sectional
Daftar Pustaka

Agoes Azwar, et al. (2011). "Penyakit Di Usia Tua." 101.

Andri Wihastuti Titin, et al. (2016). "Patofisiologi Dasar Keperawatan Penyakit Jantung Koroner :
Inflamasi Vaskular." 1.

Irwan (2012). "Epidemiologi Penyakit Tidak Menular." 1.

Irwan (2018). "Epidemiologi Penyakit Tidak Menular." 2.

Sudargo Toto, et al. (2014). "Pola Makan Dan Obesitas." 1875.67.07.14: 1.

Triyanto, E. (2014). "Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu." 3.

Anda mungkin juga menyukai