Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu pada Mata Kuliah Komunitas III
Semester enam yang Diampu oleh Ns. Dewi Setyowati., S.Kep., MNS
Disusun Oleh:
CHANDRA FITRIANA
G2A016041
I. LATAR BELAKANG
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti . Penyakit
Demam Berdarah Dengue ( DBD ) merupakan penyakit endemis di Indonesia dan
sampai saat ini masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Penyakit
Demam Berdarah disebabkan oleh infeksi virus Dengue yang akut dan ditandai
dengan panas mendadak selama 2 – 7 hari tanpa sebab yang jelas disertai dengan
manifestasi perdarahan, seperti petekie, epistaxis kadang disertai muntah darah,
berak darah, kesadaran menurun, dan syock (Soegijanto, 2006).
Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorragik Fever (DHF) ialah
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat
hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih
dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Merebaknya kasus DBD ini
menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan. Sebagian menganggap hal ini terjadi
karena kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan dan sebagian lagi
menganggap karena pemerintah lambat dalam mengantisipasi dan merespon kasus
ini (http;//www.litbang.depkes.go.id, 2005).
Demam berdarah merupakan penyakit yang bisa mewabah. Usaha untuk
mengatasi masalah penyakit tersebut di Indonesia telah puluhan tahun dilakukan,
berbagai upaya pemberantasan vector, tetapi hasilnya belum optimal. Secara
teoritis ada 4 cara untuk memutuskan rantai penularan demam berdarah dengue,
yaitu: melenyapkan virus, isolasi penderita, mencegah gigitan nyamuk dan
pengendalian vector. Untuk pengendalian vector dilakukan dengan 2 cara yaitu
dengan cara kimia dan pengelolaan lingkungan , salah satunya dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk. Pengendalian vector dengan cara kimia hanya
membebankan perlindungan terhadap pindahnya penyakit yang bersifat sementara
dan dilakukan hanya apabila terjadi letusan wabah. Cara ini memerlukan dana
yang tidak sedikit serta mempunyai dampak negative terhadap lingkungan. Untuk
2
itu diperlukan cara lain yang tidak menggunakan bahan kimia diantaranya melalui
peningkatan partisipasi masyarakat untuk pengendalian vector dengan melakukan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (Indra, 2003). Keberhasilan pemberantas nyamuk
aedes aegypti tidak lepas dari peran petugas kesehatan atau perawat yaitu
memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang demam berdarah dengue secara
intensif.
3
KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
II. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
Setelah diberikan penyuluhan mengenai Pencegahan Demam Berdarah
Selama 40 menit diharapkan sasaran dapat mengetahui, memahami,
serta dapat mengimplementasikan cara pencegahan penularan demam
berdarah.
4
C. Ciri Nyamuk Aedes Aegypty.
D. Cara penularan demam berdarah.
E. Siklus penyakit demam berdarah.
F. Tanda dan gejala penyakit demam berdarah.
G. Cara Pencegahan penularan penyakit demam berdarah.
H. Pertolongan pertama gejala demam berdarah.
IV. KEGIATAN
- Apersepsi -Sasaran
menjawab salam
5
demam
berdarah
Tanda dan
Gejala Penyakit
Demam
Berdarah
Cara
Pencegahan
Penularan
Penyakit
demam
berdarah
Pertolongan
pertama gejala
demam
berdarah
2. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya
3. Menjawab
pertanyaan peserta
Evaluasi :
1. Apa pengertian Demam Berdarah ?
6
2. Sebutkan tanda dan gejala Demam Berdarah ?
3. Bagaimana cara pencegahan Demam Berdarah ?
V. METODA
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
VI. MEDIA
1. Leaflet
2. Powerpoimt/presentasi
VII. SASARAN
Desa Kemambang Rt. 02/Rw.01 Kec. Banyubiru Kab. Semarang
VIII. WAKTU
Hari : Minggu
Tanggal : 5 Mei 2019
Jam : 09.00 WIB
IX. TEMPAT :
Setting Tempat :
1 2
6 6 6 6 6 6
3 5 4
Keterangan Gambar:
1. Penyaji
2. Moderator
3. Fasilitator
7
4. Observer/ Notulen
5. Dokumentasi
6. Peserta
X. PENGORGANISASIAN
1. Moderator : Chandra Fitriana
2. Penyaji : Yunita Winda Safitri
3. Fasilitator : Fidella Trialisha
4. Observer / Notulen : Viona Jihan P.
5. Dokumentasi : Arga Ardika
6. Peserta
B. Proses penyuluhan :
1. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan
lancar dan sasaran memahami tentang penyuluhan yang diberikan.
Sasaran diharapkan bertanya sebanyak 50% dari jumlah audience
dan 65% bisa menjawab.
2. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dan sasaran yang akan diharapkan penyuluhan.
3. Peserta diharapkan memperhatikan materi yang diberikan
4. Sasaran diharapkan kehadirannya 80 % dari jumlah
8
C. Hasil penyuluhan :
1. Sasaran paham seluruh materi yang diberikan.
2. Sasaran paham dan bisa mempraktekkannya di rumah cara
pencegahan penularan penyakit demam berdarah.
Lampiran I
A. Pengertian Demam Berdarah
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang disebarkan nyamuk Aedes Aegypty yang dapat menyerang pada
anak dan dewasa dengan gejala utama demam,nyeri otot,tulang dan sendi
yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama dan dapat menyebabkan
perdarahan. (Suwarsono H. 1997)
Derajat Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan
IV darah tidak terukur.
9
nyamuk akan mudah berkembang biak di daerah yang tergenang air.
Umumnya sering terjadi di daerah Asia Tenggara, khususnya Indonesia yang
saat ini menjadi masalah utama di negeri kita ini. (Brunner & Suddarth 2002)
Bila orang tersebut tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik maka orang
tersebut
segera menderita Demam Berdarah
10
E. Siklus penyakit DBD
3. Nyeri perut ( ulu hati ) tapi tidak ada gejala kuning,ada mual dan muntah.
4. Terjadi syok atau pingsan pada hari ke 3-7 kali secara berulang-ulang.
Dengan tanda syok yaitu lemah, kulit dingin , basah dan tidak sadar.
Jika mengalami tanda dan gejala tersebut segara periksakan diri ke RS atau
sarana pelayanan kesehatan terdekat.
11
Bagan cara pemberantasan nyamuk (PSN DBD)
Cara Pencegahan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Kimia
Dengan cara pemberian abatisasi(abate), pengasapan dan fogging.
2. Fisik
12
3. Memberikan obat penurun panas.
4. Jika dalam waktu 3 hari demam tidak turun atau malah naik segera
bawa ke rumah sakit atau puskesmas.
5. Jika tidak bisa minum atau muntah terus menerus, kondiai bertambah
parah, kesadaran menurun atau hilang maka harus dirawat di rumah
sakit.
DAFTAR PUSTAKA
13
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah,volume 2, Jakarta;
EGC2.Buku Ajar Penyakit Dalam. (1995). Jilid I. Edisi ke 3. Jakarta : FK
UIEffendi, 1995, Perawatan Pasien DHF. Jakarta : EGC
14
0