PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bekerja adalah salah satu aktivitas fisik, yang didefinisikan
WHO ( 2011 ) sebagai pergerakan tubuh yang menimbulkan
konsumsi energi pada jumlah tertentu. Besar konsumsi energi
menentukan kategori suatu aktivitas fisik ke dalam tingkatan ringan,
sedang, atau berat ( Ainsworth dkk, 2011 ). Pada saat ini, manusia
lebih banyak beraktivitas di dalam ruangan. Keadaan lingkungan
yang optimal akan membuat manusia merasa nyaman untuk
melakukan berbagai jenis aktivitas. Dengan demikian lingkungan
yang nyaman berkontribusi terhadap peningkatan kinerja dan
produktivitas ( Van Hoof dkk, 2010 ).
B. Tujuan
C. Metode penulisan
D. Sistematika penulisan
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Heat stroke adalah cedera paling parah dari cedera panas.
Terdapat dua bentuk heat stroke, yakni Exertional Heat stroke (EHS)
umumnya terjadi pada orang muda yang terlibat dalam aktivitas fisik
berat untuk jangka waktu lama dalam lingkungan panas dan Non
Exertional Heat stroke (NEHS) yang lebih sering mempengaruhi
orang tua, orang yang sakit kronis dan orang yang sangat muda
(Halman et al, 2009).
C. Patofisiologi
D. Manifestasi klinis
Menurut Devine et al ( 2010 ) Tanda dan gejala heat stroke, yaitu :
- Demam tinggi (40º C) atau lebih
- Berkeringat deras
- Sakit kepala, kepala kliyengan, berkunang-kunang, pusing
- Kulit memerah dan mengering
- Tingkat respon yang melambat
- Jantung berdebar kencang; lonjakan denyut nadi mendadak
- Perubahan perilaku seperti kebingungan, linglung, mudah
marah, dan gelisah
- Mual muntah
- Napas cepat
- Kejang
- Pingsan (hilang kesadaran), sebagai tanda pertama pada
orang dewasa lanjut
E. Penatalaksanaaan
1. Penatalaksanaan Medis
Heat Stroke perlu mendapatkan penanganan yang baik untuk
mencegah komplikasi lebih lanjut, yaitu dengan :
- Pendinginan tubuh dengan cepat merupakan pengobatan pilihan
pada heat exhaustion atau heat stroke. Pada heat stroke, suhu inti
(internal) harus diturunkan secepat mungkin menjadi 39ºC.
- Pada heat exhaustion, terapi oksigen dimulai untuk menyuplai
kebutuhan jaringan yang berlebihan karena kondisi
hipermetabolik. Berikan oksigen dengan
menggunakan nonrebreathing mask (100%) atau intubasi jika
perlu untuk memperbaiki kegagalan sistem kardiopulmunal.
- Segera lakukan penggantian cairan untuk memperbaiki
sirkulasi dan mempermudah pendinginan dengan menggunakan :
a. Larutan rehidrasi oral seperti “Gatorade” dapat digunakan
pada heat exhaustion jika klien sadar penuh dan tanda
vital stabil.
b. Berikan terapi cairan Ringer Laktat (RL) atau normal
saline (NS) hingga elektrolit seimbang.
c. Pada heat stroke, sebaiknya dilakukan pemberian cairan
melalui vena pusat (paling sedikit satu jalur).
d. Jumlah penggantian cairan didasarkan pada respons klien
dan hasil laboratorium.
- Resusitas Jantung-Paru (RJP) mungkin diperlukan setiap saat
jika terjadi penghentian sistem kardiopulmonal.
- Pemberian terapi :
a. Diuretik untuk meningkatkan dieresis.
b. Obat antikonvulsi untuk mengendalikan kejang.
c.Kalium untuk mengoreksi hipokalemia dan natrium
bikarbonat untuk mengoreksi asidosis metabolik, sesuai
hasil pemeriksaan laboratorium.
d. Obat antipiretik tidak bermanfaat dalam pengobatan heat
stroke. Obat antipiretik dapat menimbulkan komplikasi
koagulapati dan kerusakan hati.
e. Menggigil hebat dapat dikendalikan dengan deazepam
(valium). Menggigil akan menyebabkan panas dan
meningkatkan laju metabolism.
f. Klien dengan deplesi faktor pembekuan dapat diobati
dengan trombosit atau plasma beku yang segar.
F. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a. Suhu tubuh lebih besar dari 40C
b. Status mental berkisar kebingunan sampai koma
c. Kulit tampak kemerahan dan kepanasan. Tahap awal heat
stroke adalah kulit kering, karena tubuh kehilangan
kemampuan berkeringta
d. Hipotensi
e. ABCD (Airway, Breathing, Circulation, Disability)
f. Takikardia
2. Pengkajian Sekunder
a. Riwayat penyakit dahulu
b. Pemeriksaan fisik :
- Aktivitas/ Istirahat
Gejala : Merasa lemah, lemas akibat penurunan nafsu makan,
aktivitas berkurang karena suhu tubuh meningkat.
Tanda : Penurunan pola istirahat akibat gelisah yang ditimbulkan
oleh suhu tubuh.
- Eleminasi
Gejala : Inkontenensia kandung kemih/ usus atau mengalami
gangguan fungsi.
Tanda : Pengeluaran urine menurun.
- Makanan/Nutrisi
Gejala : Mual, muntah dan mengalami perubahan selera,
penurunan berat badan.
Tanda : Gangguan menelan.
- Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Ketidaknyamanan atau gelisah dikarenakan suhu tubuh
naik.
Tanda : Wajah menyeringai, gelisah, tidak bisa beristirahat,
merintih.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Heat stroke merupakan bentuk yang paling parah dari cedera panas.
Heat stroke berhubungan dengan angka morbidilitas dan mortalitas yang
tinggi terutama jika penanganan terapinya terlambat. Penyebab heat stroke
secara umum diakibatkan oleh dua hal, yaitu: peningkatan produksi panas,
dan penurunan kehilangan panas. Terdapat dua jenis heat stroke yaitu :
exertional heat stroke (EHS) dan nonexertional heat stroke (NHS).
Latihan yang dilakukan di lingkungan panas yang ekstrim dapat
menyebabkan terjadinya cedera panas. Cedera panas berhubungan dengan
gangguan terhadap sistem pengaturan suhu dan sistem kardiovaskuler.
DAFTAR PUSTAKA