Anda di halaman 1dari 7

Kasus pemicu kegiatan seminar IV :

Ca Buli Tn M 72 tahun dirawat di ruang bedah dengan diagnosis Kanker Kandung


kemih. Pasien mengeluh hematuria, sulit kencing, nyeri pada abdomen. Riwayat
merokok 1 bungkus / hari sejak umur 20 tahun. Terpasang nefrostomi di pinggang
kanan, terpasang kateter sudah 1 minggu, urin kemerahan. Pasien direncanakan
untuk dilakukan urostomi minggu ini. Dokter juga memprogramkan pasien
dilakukan kemoterapi. Pasien mengatakan cemas dan takut.

A. Pengkajian
1. Data Biografi
a. Identitas Klien
Nama : Tn. M
Umur : 72 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
b. Identitas penanggung jawab : -
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : nyeri pada abdomen.
b. Riwayat penyakit sekarang : hematuria, sulit kencing, nyeri pada abdomen,
riwayat merokok 1 bungkus/ hari sejak umur 20 th
c. Riwayat penyakit dahulu : -
d. Riwayat penyakit Keluarga : -
3. Pemeriksaan Fisik
a. Aktifitas / istirahat
Gejala: -
Tanda : klien terpasang nefrostomi, kateter 1 minggu
b. Sirkulasi
Tanda : -
c. Eliminasi
Gejala : sulit kencing
d. Makanan dan cairan
Gejala: hematuria
Tanda : urin kemerahan
e. Neurosensory
Tanda:
f. Nyeri/kenyamanan
g. Gejala: nyeri pada abdomen
h. Pernapasan
Tanda: -
i. Keamanan
Gejala:-
Tanda: -
j. Seksualitas
‘Tanda: -
3 Pemeriksaan diagnostik :
Hasil yang di dapat pada laboratorium : -
2. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Ds : Retensi air dan Gangguan
- Tungkai hipernatremia perfusi jaringan
bawah terasa
berat.
Do :
- Edema pada
kedua tungkai
- Ureum : 112
gr/dl
Ds : Oliguri Peningkatan
- + BAK tidak volume cairan

lancar.
- Tungkai
bawah terasa
berat.
Do :
- Edema pada
kedua
tungkai.
- Albumin
2,4gr/dl.
- Ureum
112gr/dl.
- Kreatinin
9,6gr/dl
Ds : Hiperventilasi Ketidakefektifan
- Kadang- Pola nafas
kadang sesak
nafas.
Do :
- Nafas cepat
dan dalam.
- Pasien
tampak
anemis.
- RR
32x/menit.
- Hb 5,4gr/%

1. INTERVENSI
No Diagnosis Tujuan & KH Intervensi Rasional
1. Gangguan perfusi Klien akan 1. Monitor dan catat 1. Untuk mendeteksi
jaringan menunjukkan perfusi tekanan darah gejala dini
berhubungan jaringan serebral setiap 1-2 perubahan tekanan
dengan retensi air normal ditandai jam/hari selama darah dan
dan hipernatremia. dengan tekanan darah fase akut. menentukan
dalam batas normal, 2. Jaga kebersihan intervensi
penurunan retensi air, jalan napas, selanjutnya.
tidak ada tanda-tanda siapkan suction. 2. Serangan dapat
hipernatremia. 3. Atur pemberian terjadi karena
anti hipertensi, kurangnya perfusi
monitor reaksi oksigen ke otak.
klien. 3. Anti hipertensi
4. Monitor status dapat diberikan
volume cairan karena tidak
setiap 1-2 jam, terkontrolnya
monitor urine hipertensi yang
output (N: 1-2 dapat menyebabkan
ml/kgBB/jam. kerusakan ginjal.
5. Kaji status 4. Monitor sangat
neorologis perlu karena
(tingkat perluasan volume
kesadaran, cairan dapat
refleks, respon menyebabkan
pupil) setiap 8 tekanan darah
jam. meningkat.
6. Atur pemberian 5. Untuk mendeteksi
diuretic: Esidriks, secara dini
lasix sesuai order. perubahan yang
terjadi pada status
neurologis,
memudahkan
intervensi
selanjutnya.
6. Diuretic dapat
meningkatkan
ekskresi cairan.
2. Peningkatan Klien dapat 1. Timbang berat 1. Peningkatan berat
volume cairan mempertahankan badan tiap hari, badan merupakan
berhubungan volume cairan dalam monitor output indikasi adanya
dengan oliguri. batas normal ditandai urine tiap 4 jam. retensi cairan,
dengan urine output 2. Kaji adanya penurunan output
1-2 ml/kgBB/jam. edema, ukur urine merupakan
lingkar perut indikasi munculnya
setiap 8 jam, dan gagal ginjal.
untuk anak laki- 2. Peningkatan
laki cek adanya lingkar perut dan
pembengkakan pembengkakan
pada skrotum.
pada skrotum
3. Monitor reaksi
merupakan
klien terhadap
indikasi adanya
terapi diuretic,
ascites.
terutama bila
3. Diuretic dapat
menggunakan
menyebabkan
tiazid/furosemide.
hipokalemia, yang
4. Monitor dan catat
membutuhkan
intake cairan.
penanganan
5. Kaji warna,
pemberian
konsentrasi dan
potassium.
berat jenis urine.
4. Klien mungkin
6. Monitor hasil tes
membutuhkan
laboratorium.
pembatasan
pemasukan cairan
dan penurunan laju
filtrasi glomerulus,
dan juga
membutuhkan
pembatasan intake
sodium.
5. Urine yang keruh
merupakan indikasi
adanya peningkatan
protein sebagai
indikasi adanya
penurunan perfusi
ginjal.
6. Peningkatan
nitrogen, ureum
dalam darah, dan
kadar kreatinin
merupakan indikasi
adanya gangguan
fungsi ginjal.

3. Ketidakefektifan -Menunjukkan jalan -Respiratory 1. posisikan pasien


Pola Nafas nafas yang paten status : untuk memaksimalkan
berhubungan (klien tidak merasa Ventilation ventilasi
dengan tercekik, irama nafas, -Respiratory
Hiperventilasi frekuensi pernafasan Status : Airway 2. atur intake untuk
dalam rentang Patency cairan

normal, tidak ada - Vital Sign Status mengoptimalkan


suara nafas abnormal) keseimbangan

-TTV dalam rentang 3. monitor respirasi

normal (TD, Nadi, dengan status O2

Pernafasan)
4. monitor frekuensi
dan irama pernafasan
pasien

5. monitor sianosis
perifer
6. identifikasi
perubahan dari vital
sign

Anda mungkin juga menyukai