I.Pendahuluan
Penduduk Indonesia umumnya sudah terbiasa dengan cuaca panas menyengat yang
menyertai khususnya kegiatan lapangan sehari-hari. Hal ini disebabkan negara kita terletak di
kawasan iklim tropis dengan 2 musim yaitu musim penghujan dan kemarau. Walaupun panas
menyengat namun kelembapan udara di Indonesia cukup tinggi. Kelembaban udara di Indonesia
relatif rata-rata 80%. Manusia memiliki suhu tubuh relatif konstan. Umumnya suhu tubuh
berkisar antara 36 37 C. Meskipun ada variasi selama 24 jam , secara normal tidak lebih dari
37 C . Suhu tubuh ini merupakan keseimbangan antara produksi panas dari metabolisme tubuh
dan pengeluaran panas yang terjadi dari dalam tubuh. Tubuh secara terus menerus membentuk
panas yang dihasilkan dari metabolisme. Hasil metabolisme tubuh menyebabkan terjadinya
pengeluaran panas dari dalam tubuh. Proses ini meliputi radiasi, konveksi, konduksi dan
evaporasi. Bila keseimbangan terganggu , bisa menimbulkan rasa tidak nyaman pada tubuh.
Beraktivitas fisik terlalu lama di bawah sengatan panas matahari atau lingkungan yang
bersuhu tinggi harus diwaspadai dapat menyebabkan sejumlah gangguan serius pada tubuh, dan
tidak hanya sekadar kepanasan atau kulit terbakar namun bisa menimbulkan gangguan serius
bagi kesehatan. Umumnya , gangguan yang dapat terjadi adalah heat cramps (kejang kram),
meskipun terpapar dalam lingkungan panas yang sama. Hal ini menggambarkan adanya
perbedaan kondisi fisiologi dari masing-masing individu misalnya faktor aklimatisasi, kesegaran
jasmani, perbedaan jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, dan suku bangsa. (Wahyu, 2003).
Perbedaan ukuran badan akan mempengaruhi reaksi fisiologis badan terhadap panas.
Orang gemuk mudah meninggal karena tekanan panas bila dibandingkan dengan orang kecil
badannya karena orang yang kecil badannya mempunyai ratio luas permukaan badan yang lebih
Indonesia mampu beraklimatisasi dengan iklim tropis yang suhunya sekitar (29-30)oC dengan
gangguan serius pada tubuh, dan tidak hanya sekadar kepanasan atau kulit terbakar
ketika suhu tubuh melebihi 40 C maka keadaan heat stroke akan terjadi dan akan trjadi
disfungsi sistem saraf pusat yang parah. Dua keadaan terkait lainnya yang disebabkan oleh
Di negara negara gurun dengan aktifitas fisik di outdoor sering terjadi kasus ini. Saat jemaah haji
beraktifitas di tempat yerbuka. Keadaan Heat cramps panas nyeri otot setelah tenaga dalam
rhabdomyolysis exertional. Kondisi terakhir, yang mungkin juga menjadi faktor rumit pada
stroke panas, melibatkan cedera otot akut karena upaya exertional parah di luar batas yang telah
ditelorir individu. Hal ini sering menghasilkan myoglobinuria, yang dapat mempengaruhi fungsi
ginjal terutama bila terjadi saat pasien heat stroke. Ada istilah Heat exhaustion terdiri dari
kelelahan, kelemahan otot, takikardia, sinkop postural, mual, muntah, dan mendesak untuk
buang air besar yang disebabkan oleh dehidrasi dan hipovolemia dari stres panas. Meskipun suhu
tubuh normal di kelelahan panas, ada hubungan antara sindrom dan stroke panas.
Sebenarnya terjadinya Heat stroke, akibat dari ketidakseimbangan antara produksi panas dan
pembuangan panas, heat stroke bisa membunuh. heat stroke yang paling sering mempengaruhi
orang-orang muda dengan aktifitas fisik. di lingkungan panas, biasanya tanpa pelatihan dan
pengetahuan yang memadai. stroke panas menetap adalah penyakit orang lanjut usia atau sakit
jantung sistem yang tidak dapat beradaptasi dengan stres lingkungan yang panas walaupun tidak
beraktifitas. stroke panas pada orang tua dapat diprediksi bila suhu sekitar melampaui 32,2 C
panas tereliminasi dari kulit dengan cara radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi. Ketika suhu
naik , kehilangan panas oleh tiga pertama terganggu; kehilangan dengan penguapan terhalang
oleh kelembaban relatif tinggi. Beberapa Faktor predisposisi untuk memanaskan akumulasi
intercurrent dari penyakit lain; obesitas, alkohol, dan pakaian berat. Kokain dan amfetamin dapat
Mekanisme kerusakan karena panas ke parenkim dan pembuluh darah organ. Sistem saraf pusat
sangat rentan, dan nekrosis selular ditemukan dalam otak orang-orang yang meninggal akibat
stroke panas. Hepatoseluler dan kerusakan tubulus ginjal yang tampak pada kasus yang berat.
fatal . koagulasi intravascular disseminated sering terjadi, memperparah cedera dalam semua
Gejala klinis
Heat stroke harus dicurigai dalam siapa pun yang mengembangkan koma mendadak di
lingkungan panas. Jika suhu pasien di atas 40 C (rentang: 40-43 C), diagnosis heat stroke
definitif. Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan dubur. Sebuah prodrome termasuk pusing,
sakit kepala, mual, menggigil, dan merinding dari dada dan lengan terlihat sesekali tapi tidak
umum. Dalam kebanyakan kasus, pasien ingat setelah mengalami gejala peringatan kecuali
kelemahan, kelelahan, atau pusing. Kebingungan, perilaku agresif, atau pingsan bisa mendahului
Kulit merah muda atau pucat dan kadang-kadang, anehnya, kering dan panas, kulit kering di
hadapan hyperpyrexia hampir patognomonik heat stroke. Berkeringat berlebihan biasanya pada
pelari dan atlet lain yang terkena heat stroke. Denyut jantung berkisar antara 140/min untuk
170/min; tekanan baji vena sentral atau paru tinggi, dan dalam beberapa kasus tekanan darah
rendah. Hiperventilasi dapat mencapai 60/min dan dapat menimbulkan alkalosis pernafasan.
edema paru dan dahak berdarah dapat mengembangkan dalam kasus-kasus yang parah. Penyakit
Dehidrasi, yang dapat menghasilkan sistem yang sama gejala saraf pusat seperti stroke panas,
B. Laboratorium
Tidak ada pola karakteristik dengan perubahan elektrolit: Konsentrasi natrium serum mungkin
normal atau tinggi, dan konsentrasi kalium biasanya rendah pada pengakuan atau di beberapa
titik selama resusitasi. Hipokalsemia umum, dan hipofosfatemia dapat terjadi. Dalam beberapa
hari pertama, AST, LDH, dan mungkin CK meningkat, terutama pada stroke exertional panas.
Alkalosis dapat mengikuti hiperventilasi; asidosis dapat disebabkan oleh asidosis laktat atau
kegagalan ginjal akut. Proteinuria dan sel granular dan memuntahkan merah terlihat dalam
spesimen urin dikumpulkan segera setelah diagnosis. Jika urin gelap merah atau coklat, mungkin
mengandung mioglobin. Urea nitrogen darah dan serum kreatinin meningkat transiently pada
pasien yang paling dan terus naik jika gagal ginjal berkembang. temuan hematologi mungkin
normal atau mungkin khas dari koagulasi intravaskular diseminata (yaitu, fibrinogen rendah,
peningkatan produk split fibrin, prothrombin lambat dan kali tromboplastin parsial, dan
Untuk sebagian besar, heat stroke dalam merekrut militer dan atlet dalam pelatihan dapat dicegah
aklimatisasi selama 2-3 minggu. Panas yang dihasilkan oleh latihan didisipasikan dengan output
jantung meningkat, vasodilasi di kulit, dan meningkatkan berkeringat. Dengan aklimatisasi ada
peningkatan efisiensi untuk kerja otot, meningkatkan kinerja otot jantung, volume cairan
ekstraselular diperluas, output lebih besar dari keringat dengan jumlah tertentu bekerja, kadar
garam lebih rendah dari keringat, dan suhu sentral lebih rendah untuk jumlah tertentu bekerja.
Akses ke air minum harus dibatasi selama aktivitas fisik yang kuat di lingkungan panas. Gratis
air lebih baik daripada solusi yang mengandung elektrolit. Kebanyakan rejimen pelatihan tidak
harus mencakup penggunaan tambahan tablet garam, karena garam yang cukup (10-15 g/h) akan
dikonsumsi dengan makanan untuk memenuhi kehilangan elektrolit dalam keringat dan sejak
hipernatremia dapat berkembang jika tertelan tablet garam tidak diambil dengan cukup air.
Pakaian dan peralatan pelindung harus diringankan sebagai produksi panas dan kenaikan suhu
udara, dan olahraga berat tidak harus dijadwalkan pada waktu terpanas di siang hari, terutama
pada awal jadwal pelatihan. Long jarak berjalan dengan persaingan terbuka, yang menarik pelari
pemula, harus diadakan di akhir musim panas atau musim gugur, ketika aklimatisasi panas lebih
cenderung terjadi, dan harus dimulai sebelum 8 pagi atau setelah 6 sore.
penatalaksanaan
Langkah pertama setelah langkah ABC yaitu Pasien harus didinginkan dengan cepat. Metode
yang paling efisien adalah untuk mendorong kehilangan panas menguapkan oleh pasien dengan
penyemprotan air pada 15 C dan mengipasi dengan udara hangat. Perendaman dalam bak air es
atau penggunaan kemasan es juga efektif tetapi menyebabkan vasokonstriksi kulit dan menggigil
dan membuat pemantauan pasien lebih sulit. Memonitor suhu rektum sering. Untuk menghindari
overshooting titik akhir, pendinginan kuat harus dihentikan saat suhu mencapai 38,9 C.
Menggigil harus dikontrol dengan fenotiazin parenteral. Oksigen harus diberikan, dan jika turun
PaO2 di bawah 65 mm Hg, intubasi trakea harus dilakukan untuk mengontrol ventilasi. Cairan,
elektrolit, dan keseimbangan asam-basa harus dikontrol dengan memonitor sering. Cairan
intravena administrasi harus didasarkan pada tekanan arteri vena sentral atau pulmonary wedge,
tekanan darah, dan output urin; overhydration harus dihindari. Rata-rata, sekitar 1400 mL cairan
diperlukan dalam 4 jam pertama resusitasi. Intravena manitol (12,5 g) dapat diberikan awal jika
disseminated mungkin memerlukan pengobatan dengan heparin. Digitalis dan agen kadang-
jantung, yang harus dicurigai jika hipotensi menetap setelah hipovolemia telah diperbaiki.
Prognosis
prognosis buruk bila suhu tubuh 42,2C atau lebih, koma berlangsung lebih dari 2 jam, shock,
hiperkalemia, dan AST lebih dari 1000 unit/L selama 24 jam pertama. Tingkat kematian adalah
sekitar 10% pada pasien yang didiagnosis dengan benar dan segera diobati. Kematian dalam
beberapa hari pertama biasanya karena kerusakan otak; Kematian datang mungkin dari
Heat stroke (sengatan panas), adalah kondisi ketika tubuh Anda mengalami peningkatan suhu
tubuh secara dramatis dalam waktu cepat, dan Anda tidak dapat mendinginkan tubuh. Heat
stroke biasanya terjadi saat seseorang merasa kepanasan hebat akibat paparan suhu panas dari
Heat stroke dapat terjadi tanpa kondisi awal yang berhubungan dengan panas atau kepanasan
Berkeringat deras
Perubahan status mental atau perilaku, seperti kebingungan, pemberontakan, bicara cadel
Mual muntah
Pernapasan cepat
Apa yang harus dilakukan untuk menolong orang yang terkena heat stroke?
Saat terserang heat stroke, lakukan upaya pendinginan suhu tubuh, dengan cara apapun,
misalnya:
Kipasi tubuh
Basahkan selimut atau seprai dengan air dingin dan lapisi sekujur tubuh
Minum air dingin, non-kafein dan non-alkohol, jika kondisi tubuh memungkinkan
Jika orang tersebut masih mengalami gejala heat stroke setelah proses pendinginan tubuh, terus
Yang harus diperhatikan, jika korban kehilangan kesadaran saat mengalami heat stroke, buka
jalur napasnya dan cek tanda-tanda vital termasuk pernapasan dan denyut nadi. Lakukan
Tempatkan tumit salah satu tangan Anda di tengah dada di antara garis puting. Anda juga bisa
Tekan ke bawah sekitar 5 centimeter. Pastikan untuk tidak menekan tulang rusuk.
Lakukan 30 kali kompresi dada, dengan laju 100 kali kompresi per menit atau lebih. Biarkan
Tekan ke bawah sedalam 1-2 centimeter. Pastikan untuk tidak menekan ujung tulang dada.
Lakukan 30 kali kompresi dada, dengan laju 100 kali kompresi per menit atau lebih. Biarkan
Catatan: instruksi di atas tidak dimaksudkan sebagai pengganti pelatihan CPR resmi yang bisa
Anda dapatkan melalui Palang Merah Indonesia atau institusi pelayanan kesehatan resmi lainnya.
Perhatikan pula bahwa setelah mendapatkan CPR, korban harus secepatnya mendapatkan
Jika korban masih tidak bernapas, lakukan dua kali napas buatan pendek dan dilanjutkan dengan
30 kali kompresi dada. Ulangi terus siklus ini sampai orang tersebut mulai bernapas atau bantuan
medis datang.
Saat cuaca panas tinggi, sebaiknya tetap di dalam ruangan ber-AC. Jika diharuskan beraktivitas
di luar rumah, selalu cek keadaan cuaca. Anda dapat menghindari terserang heat stroke dengan
Pakai baju tipis, berwarna terang, dan longgar. Gunakan topi dengan penutup lebar
Aplikasikan tabir surya minimal ber-SPF 30, atau lebih
Perbanyak cairan tubuh. Usahakan untuk minum air atau buah-buahan lebih banyak dari
biasanya untuk mencegah dehidrasi. Karena segala penyakit yang berhubungan dengan cuaca
panas dapat diakibatkan oleh kekurangan garam dalam tubuh, Anda juga bisa menyiasatinya
dengan mengonsumsi minuman olahraga kaya elektrolit selama hari-hari terik matahari ekstrem
Bijaksana saat beraktivitas di luar ruangan. Jika memungkinkan, batalkan segala aktivitas luar
ruangan saat cuaca panas ekstrem. Ganti jadwal aktivitas di pagi hari atau setelah magrib.
Jika Anda mencurigai diri Anda atau seseorang di sekitar Anda mengalami heat stroke, segera
hubungi bantuan medis (118). Jika heat stroke dibiarkan tanpa penanganan serius, kondisi ini
dapat mengancam nyawa dengan menyebabkan kerusakan otak dan organ vital lainnya.
Heatstroke adalah kondisi yang dapat mengancam jiwa. Kondisi ini terjadi ketika
badan kita gagal mengatur suhu tubuh dan suhu terus meningkat, bahkan
mencapai 40C atau lebih tinggi.
Penyebab:
Pencegahan:
Bila kita berlari untuk jarak yang jauh, siram kepala dan leher dengan air setiap
beberapa kilometer untuk membantu menjaga suhu inti tubuh agar tidak naik
terlalu tinggi.
Pengobatan:
Heat Stress atau Tekanan Panas diartikan sebagai jumlah beban panas yang
merupakan hasil dari kegiatan (pelaksanaan pekerjaan) tenaga kerja dan kondisi
lingkungan dimana tenaga kerja tersebut bekerja.
Sedangkan Iklim kerja di indonesia diartikan sebagai hasil perpaduan antara suhu,
kelembaban, cepat gerak udara, dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran
panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya.
Dengan pengertian seperti itu, sesungguhnya tekanan panas dan iklim kerja
memiliki pengertian yang sama (mirip).
Menurut WHO sering ditemukan bahwa respon setiap orang terhadap panas
berbeda, meskipun terpapar dalam lingkungan panas yang sama. Hal ini
menggambarkan adanya perbedaan kondisi fisiologi dari masing-masing individu
misalnya faktor aklimatisasi, kesegaran jasmani, perbedaan jenis kelamin, umur,
ukuran tubuh, dan suku bangsa. (Wahyu, 2003).
Suhu nikmat bagi orang Indonesia berkisar antara (24-26)oC, namun pada
umumnya orang Indonesia mampu beraklimatisasi dengan iklim tropis yang
suhunya sekitar (29-30)oC dengan kelembaban (85-95)oC.(Wahyu, 2003).
Temperatur yang baik untuk pekerja berkisar antara (18,3-21,3)oC sedangkan untuk
pekerja berat biasanya digunakan suhu yang lebih rendah yaitu (12,8-15,6)oC.
Menurut Sedarmayanti (1996), bahwa temperatur yang terlampau dingin akan
mengakibatkan gairah kerja menurun. Sedangkan temperatur yang terlampau
panas, dapat mengakibatkan timbulnya kelelahan tubuh yang lebih cepat dan
dalam bekerja cenderung membuat banyak kesalahan.
Menurut hasil penelitian Priatna (1990) bahwa pekerja yang bekerja selama 8
jam/hari berturut-turut selama 6 minggu, pada ruangan dengan Indeks Suhu Bola
Basah (ISBB) antara 32,02 33,01oC menyebabkan kehilangan berat badan sebesar
4,23 %. Menurut Grantham (1992) dan Bernard (1996) bahwa reaksi fisiologis akibat
pemaparan panas yang berlebihan dapat dimulai dari gangguan fisiologis yang
sangat sederhana sampai dengan terjadinya penyakit yang sangat serius.
Secara lebih rinci gangguan kesehatan akibat pemaparan suhu lingkungan panas
yang berlebihan dapat dijelaskan sebagai berikut :
3. Heat Rash. Keadaan seperti biang keringat atau keringat buntat, gatal kulit
akibat kondisi kulit terus basah. Pada kondisi demikian pekerja perlu beristirahat
pada tempat yang lebih sejuk dan menggunakan bedak penghilang keringat.
4. Heat Cramps. Merupakan kejang-kejang otot tubuh (tangan dan kaki) akibat
keluarnya keringat yang menyebabkan hilangnya garam natrium dari tubuh yang
kemungkinan besar disebabkan karena minum terlalu banyak dengan sedikit garam
natrium.
5. Heat Syncope atau Fainting. Keadaan ini disebabkan karena aliran darah ke
otak tidak cukup karena sebagian besar aliran darah dibawa ke permukaan kulit
atau perifer yang disebabkan karena pemaparan suhu tinggi.
6. Heat Exhaustion. Keadaan ini terjadi apabila tubuh kehilangan terlalu banyak
cairan dan atau kehilangan garam. Gejalanya mulut kering, sangat haus, lemah dan
sangat lelah. Gangguan ini biasanya banyak dialami oleh pekerja yang belum
beraklimatisasi terhadap suhu udara panas.
a) Antisipasi
Umumnya di dalam industri sering dijumpai adanya perbedaan suhu yang besar
antara satu tempat dengan tempat yang lain, dan hal ini mengakibatkan terjadinya
perbedaan panas yang besar pula. Energi panas yang berasal dari sumber akan
dipancarkan secara langsung dan masuk ke lingkungan tempat kerja yang bersuhu
dingin dan menyebabkan suhu udara tempat kerja naik, dengan demikian iklim atau
cuaca di dalam tempat kerja berubah dan menimbulkan tekanan panas yang akan
diterima oleh tenaga kerja yang bekerja sebagai beban panas tambahan. Panas
mempunyai pengaruh yang buruk terhadap tubuh. Dalam hal tersebut, yang harus
diketahui dari tenaga kerja yang bekerja di lingkungan tempat kerja yang panas
yaitu: sumber panas.
Ada dua macam sumber panas yang sangat penting untuk para tenaga kerja yang
bekerja di lingkungan tempat kerja yang panas:
1) Panas Metabolisme
Tubuh manusia akan selalu menghasilkan panas selama masih hidup. Proses yang
menghasilkan panas di dalam tubuh ini disebut proses merabolisme. Panas
metabolisme meningkat, apabila beban kerja (aktivitas kerja) meningkat.
Dalam rangka menjaga kelangsungan hidup, maka suhu tubuh harus dipelihara
agar tetap konstan (37oC). Kenya taan bahwa tubuh hanya memiliki kemampuan
yang sangat terbatas (sedikit) dalam menimbun (menyimpan) panas yang
dihasilkan dari metabolisme yang terbanyak (yang dihasilkan) harus dibuang atau
dikeluarkan dari dalam tubuh ke udara disekitarnya (udara lingkungan tempat
kerja).
2) Panas dari Luar Tubuh (datang dari lingkungan tempat kerja). Hal tersebut
sangat penting untuk dua alasan:
a. Panas dari lingkungan tempat kerja secara nyata dapat menambah beban
panas kepada tubuh.
b) Rekognisi
1. Pengenalan
Reaksi fisiologis terhadap pemajanan tekanan panas dapat digunakan sebagai alat
untuk mengenal adanya bahaya tekanan panas di lingkungan tempat kerja panas,
seperti: kenaikan suhu inti, kenaika denyut nadi atau kehilangan cairan tubuh
(keringat) yang sangat banyak.
Disamping itu tekanan panas juga berpengaruh kepada tingkah laku tenaga kerja.
Tingkah laku yang umumnya dihubungkan dengan tekanan panas adalah upaya
untuk mengurangi pemajanan, seperti membuka baju yang maksudnya untuk
meningkatkan penguapan dari tubuh.
2. Pengukuran
Pada umumnya rata-rata suhu kulit orang normal adalah 33-35oC. Andaikata suhu
yang paling nyaman adalah ta= 20oC, maka kenaikan suhu (udara) dengan kulit =
(35-20)oC = 15oC (perbedaan antara suhu udara dengan suhu kulit dalam kondisi
yang dirasakan nyaman atau sering disebut gradient temperature). Pada keadaan
yang nyaman tersebut maka diperkirakan seseorang berada dalam keadaan Zone
of Thermal Neutrality.
Untuk mendaptkan kenyamanan, maka tubuh akan mengadakan reaksi yaitu dari
Zone of Thermal Neutrality menuju ke Zone of Vasomotor Thermo Regulation.
Dalam hal ini jantung akan bekerja lebih keras lagi, sehingga kulit menjadi lebih
panas, hal ini dimaksudkan untuk menempatkan kembali kepada gradient
temperature semula.
Apabila suhu lingkungan yang semula 22oC naik menjadi 28oC maka selanjutnya
akan terjadi perbedaan suhu dari 37oC 28oC = 9oC (perbedaan antara suhu kulit
dengan suhu udara). Untuk mencapai perbedaan antara suhu kulit dengan suhu
lingkungan (gradient temperature) yang nyaman seperti semula (15oC), berarti
suhu kulit harus naik menjadi 28oC + 15oC = 43oC. Kenaikkan suhu kulit ini (dari
37oC menjadi 43oC) sangat besar sekali. Maka panas perlu dihilangkan dengan
jalan penguapan keringat. Jadi dengan adanya timbunan panas metabolisme yang
sangat besar tersebut, maka pengatur keseimbangan panas didalam tubuh
memberi sinyal kepada kelenjar-kelenjar keringat untuk menghasilkan keringat,
diharapkan panas akan dapat dibuang (dihilangkan) dengan jalan penguapan
keringat. Pada keadaan ini seseorang berada dalam keadaan Zone of Evaporative
Thermo Regulation.
Apabila pelepasan panas dari tubuh kelingkungan berjalan cepat (Jumlah panas
yang dibuang lebih cepat daripada panas metabolisme yang dihasilkan), maka
aliran darah yang menuju ke kulit, akan ditarik lebih ke dalam lagi untuk
memelihara agar suhu tubuh tetap konstan, maka tubuh akan berusaha
mengahasilkan panas yang lebih besar, sehingga tubuh akan melakukan reaksi
dengan cara menggiggil. Dalam keadaan seperti ini, seseorang disebut Zone Of
Metabolic Thermo Regulation.
D. Evaluasi dan Monitoring Bahaya
1. Mengukur Suhu Inti (Suhu Tubuh bagian Dalam) dari Tenaga Kerja
Caranya dengan mengukur suhu oral. Suhu oral dapat diukur dengan menggunakan
thermometer air raksa biasa atau dengan thermometer elektronik. Tenaga kerja
yang akan diukur suhu oralnya tidak diperkenankan makan atau minum 15 menit
sebelum diukur suhunya, dan tenaga kerja harus menutup mulutnya selama
pengukuran.
Suhu inti diperkirakan = nilai hasil pengukuran ditambah dengan 1oF atau 0,5oC.
Bila suhu inti di atas 100,4oF atau di atas 38oC, maka dapat disimpulkan bahwa
tekanan panas di lingkungan tempat kerja tersebut cukup tinggi. Oleh karenanya
perlu evaluasi terhadap lingkungan tempat kerja lebih lanjut.
Untuk pengukuran saat pemulihan denyut nadi menjadi normal kembali, maka
tenaga kerja harus berhenti bekerja atau dilakukan saat putaran kerja berakhir dan
duduk istirahat. Nadi diukur (dihitung) setelah 1 menit duduk istirahat, hasilnya
denyut nadi harus di bawah 110 denyut/menit. Atau dengan cara lain ialah denyut
nadi diukur setelah pekerja istirahat selama 3 menit pertama, dan hasilnya haruss
dibawah 90 denyut/menit. Bila denyut nadi tenaga kerja lebih tinggi dari hasil yang
diperoleh dengan kedua cara pengukuran tersebut diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa tekanan panas di lingkungan kerja mungkin telah berlebihan, dan oleh sebab
itu perlu dilakukan evaluasi terhadap lingkungan tempat kerja.
Dehidrasi dapat dilakukan dengan mencatat perubahan berat badan pada saat akan
mulai bekerja dan pada akhir kerja. Bila terjadi penurunan berat badan lebih dari
1,5%, maka telah terjadi dehidrasi yang berlebihan, sehingga disarankan untuk
melakukan evaluasi terhadap lingkungan tempat kerja.
Untuk mendapatkan suhu efektif dapat melakukan pengukuran suhu kering dan
suhu basah dengan alat psychrometer dan dengan menggunakan psychrometric
chart maka dapat diperoleh besarnya kelembaban. Apabila kecepatan gerak udara
telah diketahui, maka suhu efektif dapat diperoleh dari perpotongan antara garis
yang menghubungkan suhu kering dan suhu basah dengan garis gerak cepat udara.
Misalnya di dalam suatu ruangan, dari hasil pengukuran diketahui bahwa nilai suhu
kering = 70oF dan suhu basah = 55oF. Dengan menggunakan psychromtric maka
dapat dicari besarnya kelembaban udara di dalam ruangan tersebut. Jika di dalam
ruangan tersebut ada sumber panaas dan memancarkan panas radiasi, maka
besarnya suhu efektif akan dipengaruhi oleh adanya panas radiasi dari sumber
tersebut. Oleh karenanya besarnya suhu eefektif harus dikoreksi.
E. Pengendalian
a) Penggantian Cairan
Kehilangan air yang sangat banyak dari tubuh dalam bentuk keringat adalah untuk
tujuan pendinginan dengan penguapan. Kehilangan dapat menzcapai 6 liter air
dalam 1 hari. NIOSH menyarankan agar tenaga kerja minum sebanyak 150 200 CC
setiap 15 20 menit. Air minum sebaiknya disimpan di tempat dingin dan
ditempatkan dekat dengan tempat kerja sehingga tenaga kerja dapat mengambil
tanpa meninggalkan tenaga kerja.
b) Aklimitasi
Setiap calon tenaga kerja yang akan bekerja di lingkungan tempat kerja panas
harus melaakukan penyesuaian fisiologis terhadap pajanan panas secara bertahap.
Proses aklimitasi sebaiknya dilakukan secara bertahap sebagai berikut: pada hari
pertama selama 2 jam. Pada hari kedua tenaga kerja bekerja di lingkungan tempat
kerja yang panas selama 4 jam. Sedangkan pada hari ketiga tenaga kerja bekerja
selama 6 jam. Demikian seterusnya, sehingga akhirnya pada hari ke lima, aklimitasi
telah mencapai 100% atau 8 jam ataua 1 shift kerja.
c) Self Determination
d) Diet
Diet makanan seimbang dan mempunyai nilai gizi yang baik adalah sangat penting
untuk mempertahankan kesehatan yang prima. Makanan harus mengandung garam
yang cukup bagi tenaga kerja yang bekerja dibawah tekanan panas.
Tenaga kerja harus tidur cukup dan berolah raga merupakan hal yang sangat
penting. Tenaga kerja juga tidak mempunyai kebiasaan minum minuman beralkohol
ataupun obat terlarang. Semua tenaga kerja sebaiknya tidak mengidap penyakit-
penyakit kronis seperti penyakit jantung, ginjal dan hati, karena tenaga kerja yang
berpenyakit mempunyai toleransi yang rendah terhadap tekanan panas.
f) Pakaian Kerja
Pakaian kerja untuk lingkungan tempat kerja panas sebaiknya dari bahan yang
mudah menyerap keringat sepert i: bahan yang terbuat dari katun, sehingga
penguapan mudah terjadi.
a) Subtitusi
Mengurangi beban kerja dari berat ke beban kerja ringan dapat menurunkan tingkat
tekanan panas terutama panas metabolisme tubuh. Cara dalam mengurangi beban
kerja umumnya termasuk penggunaan tenaga untuk peralatan kerja atau cara kerja
baru untuk mengurangi upaya-upaya yang bersifat manual.
b) Engineering Control
Suhu udara dapat diturunkan dengan memasang ventilasi denga cara pengenceran
dan dengan pendinginan secara aktif. Ventilasi dengan cara pengenceran
maksudnya memasukkan udara yang lebih dingin dari tempat lain (dari luar
gedung) ke dalam lingkungan tempat kerja panas. Cara ini dapat dilaksanakan
untuk mendinginkan seluruh ruangan atau hanya pendinginan setempat.
Pendinginan secara aktif diartikan sebagai pendinginan dengan mesin atau
penguapan dengan pendinginan udara yang akan digunakan didinginkan lebih dulu
dengan mesin pendingin, selanjutnya baru dimasukkan ke lingkungan tempat kerja
untuk mengencerkan udara lingkungan kerja panas.
Dengan menggunakan ruangan yang dingin akan menurunkan tekanan panas, hal
ini disebabkan oleh karena suhu udara dan kelembaban udara yang lebih rendah,
sehingga meningkatkan kecepatan penguapan dengan pendinginan.
Panas radiasi dapat datang dari sumber dengan suhu permukaan yang tinggi (dari
dapur peleburan). Bila suatu sumber panas dapat ditentukan atau dilokalisir, maka
panas radiasi dapat dikembalikan secara efektif dengan memasang lembaran logam
alumunium sebagai perisai di sekeliling sumber tanpa menyentuh dinding dapur.
Permukaan logam aluminium yang menghadap ke sumber dibuat mengkilap.
Ternyata dengan cara demikian 95% energi panas radiasi yang dipancarkan dari
sumber akan dipantulkan kembali, sedangkan yang 5% lainnya akan diabsorbsi oleh
logam aluminium. Dengan cara demikian udara dibelakang logam aluminium akan
tetap terasa dingin.
c) Administratif Control
1) Training
Pendidikan atau pelatihan bagi calon tenaga kerja sebelum ditempatkan dan
setelah ditempatkan yang dilaksanakan secara berkala. Pendidikan yang demikian
dilaksanakan baik untuk para calon tenaga kerja yang akan bekerja di lingkungan
tempat kerja panas atau para tenaga kerja yang bekerja di lingkungan kerja panas
maupun untuk supervisornya. Informasi yang menguntungkan yang dapat diperoleh
dari pendidikan ini adalah cara-cara mengendalikan tekanan panas dan cara-cara
untuk mengendalikan resiko yang berhubungan dengan panas.
2) Membagi Pekerjaan
Untuk mengurangi pajanan panas, pekerjaan dapat dibagi atau dikerjakan oleh
beberapa orang dengan cara bergantian. Dengan demikian pemaparan terhadap
panas bagi pekerja turun/berkurang atau hanya berlangsung dalam waktu yang
singkat.
d) Perlindungan Perorangan
Udara dialirkan di bawah pakaian keseluruh tubuh. Untuk itu udara yang diperlukan
bagi setiap orang, harus dialirkan melalui pipa dengan tekanan yang tinggi dengan
menggunakan blower. Jadi jenis pakaian ini dirancang untuk menyerap panas tubuh.
2. Pakaian yang dapat memantulkan panas radiasi yang datang dari suatu
sumber panas.
DAFTAR PUSTAKA
HEAT EXHAUSTION
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk memiliki gaya hidup yang sehat, rekreasi adalah satu keutamaan. Rekreasi juga
adalah aspek penting di dalam kehidupan seharian seseorang. Selain nutrisi, olahraga, rekreasi
merupakan salah satu faktor pendukung gaya hidup sehat. Selain dari hal tersebut ada juga orang
orang yang tertarik dengan melakukan bentuk rekreasi dengan melakukan pendakian gunung
Kenikmatan mendaki gunung dan puncak-puncak ketinggian di dunia memang tidak
dapat dipungkiri merupakan harapan banyak orang. Namun demikian berada di puncak-puncak
ketinggian di dunia ada bahaya/resiko yang bisa dialami manusia yaitu bahaya timbulnya
penyakit karena berada di ketinggian (Altitude or Mountain Sickness). Penyakit ketinggian dapat
terjadi pada beberapa orang ketika berada di ketinggian minimal 2.500 m dpl, tetapi gejala serius
bisa saja tidak terjadi hingga berada di ketinggian 3.000 m dpl. Namun demikian di banyak kasus
ketinggian pada dasarnya tidaklah penting tetapi seberapa cepat kita mendaki ke ketinggian
tersebut. (dikutip dari Group Trekking).
Dan ada beberapa diantaranya penyakit yang kemungkinan bisa di alami oleh para
pendaki yaitu diantaranya HEAT CRAMP, HEAT EXHAUSTION, dan HEAT STROKE. Dan di
makalah ini penulis mencoba membahas salah satu diantara penyakit gunung yaitu HEAT
EXHAUSTION.
B . TUJUAN
a. Tujuan umum
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan dewasa II
b. Tujuan khusus
a. Agar mahasiswa mampu memahami arti penyakit heat exhaustion
b. Agar mahasiswa mampu mengetahui penyebab dari penyakit heat exhaustion
c. Agar mahasiswa mampu melakukan pnanganan pada tanda dan gejala dari penyakit heat
exhaustion
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN HEAT EXHAUSTION
Heat Exhaustion atau kelelahan karena panas adalah suatu keadaan yang terjadi akibat
terkena / terpapar panas selama berjam - jam, dimana hilangnya banyak cairan karena
berkeringat menyebabkan kelelahan, tekanan darah rendah dan kadang pingsan. Jika tidak segera
diatasi
B. ETIOLOGI
Suhu yang sangat panas bisa menyebabkan hilangnya banyak cairan melaui keringat,
terutama saat melakukan kerja fisik atau olahraga berat. Bersamaan dengan cairan, garam
( elektrolit ) juga hilang sehingga terjadi gangguan sirkulasi darah dan fungsi otak. Akibatnya
terjadi heat exhaustion
C. MANIFESTASI KLINIS
Gejala utama adalah kelelahan, kelemahan dan kecemasan yang meningkat, serta badan
basah kuyup karena berkeringat. Jika berdiri, penderita akan merasa pusing karean darah
terkumpul didalam pembuluh darah tungkai, yang melebar akibat panas. Denyut jantung menjadi
lambat dan lemah, kulit menjadi dingin, pucat dan lembab, penderita menjadi linglung.
Hilangnya cairan menyebabkan kekurangan volume darah, menurunnya tekanan darah dan bisa
menyababkan penderita pingsan
D. TAHAPAN HEAT EXHAUSTION
1. Kondisi pertama adalah heat cramp/ kram akibat kenaikan suhu tubuh, dimana terjadi karena
paparan suhu yang sangat tinggi. Biasanya ditandai dengan keringat berlebihan, kelelahan, haus,
kram otot
2. Kondisi yang lain adalah heat exhaustion/ kelelahan akibat kenaikan suhu tubuh. Heat
exhaustion muncul jika anda tidak mempedulikan gejala dari heat cramp
3. Dan kondisi yang terakhir adalh Heat stroke dimana kondisi mengancam jiwa dimana suhu
tubuh mencapai lebih dari 40C atau lebih. Heat stroke dapat disebabkan karena kenaikan suhu
lingkungan, atau aktivitas yang dapat meningkatkan suhu tubuh
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Heat exhaustion adalah merupakan salah satu bentuk dari penyakit gunung yang bisa
menyebabkan kelelahan karena panas adalah suatu keadaan yang terjadi akibat terkena / terpapar
panas selama berjam - jam, dimana hilangnya banyak cairan karena berkeringat menyebabkan
kelelahan, tekanan darah rendah dan kadang pingsan. Jika tidak segera diatasi
Heat exhaustion jika dibiarkan akan menjadi heat stroke yang dimana kondisi
mengancam jiwa dimana suhu tubuh mencapai lebih dari 40C atau lebih. Heat stroke dapat
disebabkan karena kenaikan suhu lingkungan, atau aktivitas yang dapat meningkatkan suhu
tubuh.
Salah satu upaya penangan untuk mencegah terjadinya heat exhaustion adalah penderita
diusahakan agar beristirahat ditempat yang teduh dan meminum air yang mengandung elektrolit.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.atmajaya.ac.id/content diakses tanggal 30 april 2010.
http//www.skripsi-tesis.com/07/02/terapi-rekreasi.doc.htm diakses pada tanggal 30 april 2010.
http://emedicine.medscape.com/article/166320-overview