KEBUTUHAN CAIRAN
Oleh:
Tujuan Belajar :
1. Mahasiswa dapat memahami proses regulasi cairan dan keseimbangan asam basa.
2. Mahasiswa dapat memahami manifestasi gangguan cairan tubuh dan keseimbangan
asam basa.
3. Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
cairan dan asam basa mulai dari melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa,
menyusun intervensi, implementasi & evaluasi tindakan.
-Usia : kebutuhan intake cairan bervariasi bergantung pada usia akan berpengaruh
pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan, selain itu sesuai
aturan, air tubuh menurun dengan peningkatan usia
-Iklim/temperatur lingkungan : orang yang tinggal didaerah yang panas (suhu
tinggi) dan kelembapan udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan
cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Lingkungan yang panas
menstimulus sistem syaraf simpatis dan menyebabkan seseorang berkeringat.
Pada cuaca yang sangat panas, seseorang akan kehilangan 700-2.000 ml
air/jam dan 15 g gram/hari
-z
20
-Kondisi stress : stres mencetuskan pelepasan hormon antidiuretik sehingga
produksi urine menurun. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan
retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah
-Keadaan sakit : memengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit antara lain
trauma luka bakar, gagal ginjal, danpayah jantung. Kondisi sakit sangat
berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
-Diet : Asupan nutrisi yang tidak adekuat dapat berpengaruh terhadap kadar
albumin serum. Jika albumin serum menurun, cairan interstisial tidak dapat
masuk ke pembuluh darah sehingga terjadi edema.
-Tindakan medis : berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
seperti suction, nasogastric tube, dan lain-lain.
-Pengobatan : pemberian diuretik, laksatif dapat berpengaruh pada kondisi cairan
dan elektrolit tubuh.
-Pembedahan : tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah
VII. Pengkajian
Tugas : Sebutkan data-data yang harus dikaji pada pasien yang mengalami
gangguan keseimbangan cairan.
Data subjektif
- Asupan cairan (jumlah dan jenis)
- Kulit (turgor, elestisitas, kering/lembab)
- Penurunan/peningkatan BB (jumlah, lama)
- Haluaran urine
- Riwayat penyakit (DM, GGK, jantung, penggunaan alcohol, diuretic)
- Suhu tubuh
- Kegiatan aktivitas berat (banyak mengeluarkan keringat)
- Nyeri
Data objektif
- BB sekarang dan sebelum sakit
- Intake cairan (oral, enteral, parenteral, air metabolism)
- Output cairan (BAB, urin, NGT, muntah, drain, IWL)
- Derajat dehidrasi
- Tanda dehidrasi (mukosa bibir kering, turgor kulit menurun, pucat,
diaphoresis, haluaran urine)
- Kondisi klinis : muntah, diare, suction, drainase intestinal, luka bakar,
perdarahan, koma, dehidrasi
- Pemeriksaan laboratorium
1) Hct naik : dehidrasi / syok
2) Hct turun : perdarahan massive
3) Hb naik : adanya hemokonsentrasi
4) Hb turun : perdarahan akut
5) Analisa gas darah (pH, PO2,HCO3-,PCO2 dan saturasi O2) untuk
mengetahui adanya gangguan keseimbangan asam basa
6) Pemeriksaan elektrolit serum untuk mengetahui kadar natrium, kalium,
klorida, ion bikarbonat.
7) pH dan berat jenis urine : menunjukan kemampuan ginjal untuk mengatur
konsentrasi urine
7
X. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
Tugas : Sebutkan diagnosa keperawatan beserta NOC NIC yang terjadi pada
pasien dengan gangguan cairan, elektrolit & asam basa
Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
Hypervolemia Keseimbangan cairan Manajemen hypervolemia
(D.0022) (L.03020) : (I.03114) :
- Asupan cairan Observasi
- Output urin - Periksa tanda dan gejala
- Membrane mukosa hypervolemia (mis.
lembab Orthopnea, dyspnea, edema,
- Asupan makanan JVP/CVP meningkat, reflex
- Edema hepatojugular positif, suara
- Dehidrasi nafas tambahan)
- Asites - Identifikasi penyebab
- Konfusi hypervolemia
- Tekanan darah - Monitor status hemodinamik
- Frekuensi nadi (mis. Frekuensi jantung,
- Kekuatan nadi tekanan darah, MAP, CVP,
- Mean Arterial Pressure PAP, PCWP, CO, CI)
- Mata cekung - Monitor intake dan output
- Turgor kulit - Monitor tanda
- Berat badan hemokonsentrasi (mis.
Natrium, BUN, Hct, berat
jenis urin)
- Monitor tanda peningkatan
tekanan onkotik plasma (mis.
Kadar protein dan albumin
meningkat)
- Monitor kecepatan infus
secara ketat
- Monitor efek samping
diuretic (hipotensi
ertortostatik, hypovolemia,
hypokalemia, hiponatremia)
Terapeutik
- Timbang BB setiap hari pada
waktu yang sama
- Batasi asupan cairan dan
garam
- Tinggikan kepala tempat tidur
30-40 derajat
Edukasi
- Anjurkan melapor jika
haluaran urin <0,5 ml/kg/jam
dalam 6 jam
- Anjurkan melapor jika BB
bertambah >1kg / hari
- Ajarkan cara mengukur dan
mencatat asupan dan haluaran
cairan
- Ajarkan cara membatasi
cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian diuretic
- Kolaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat
diuretic
- Kolaborasi pemberian
continuous renal replacement
therapy
Hypovolemia Status cairan (L.03028) : Manajemen hypovolemia (I.03116)
(D.0023) - Kekuatan nadi Observasi
- Output urin - Periksa tanda dan gejala
- Membrane mukosa hypovolemia (mis. Frekuensi
lembab nadi meningkat, nadi lemah,
- Pengisian vena TD menurun, tekanan nadi
- Orthopnea menyempit, turgot menurun,
- Dyspnea membrane mukosa kering,
- Paroxysmal nocturnal volume urin menurun, Hct
dyspnea meningkat, haus, lemah)
- Edema anasarka - Monitor intake dan output
- Edema perifer Terapeutik
- Berat badan - Hitung kebutuhan cairan
- Distensi vena jugularis - Berikan posisi modified
- Suara nafas tambahan Trendelenburg
- Kongesti paru - Berikan asupan cairan oral
- Perasaan lemah Edukasi
- Rasa haus - Anjurkan memperbanyak
- Konsentrasi urin asupan oral
- Frekuensi nadi - Anjurkan menghindari
- Tekanan darah perubahan posisi mendadak
- Tekanan nadi Kolaborasi
- Turgor kulit - Kolaborasi pemberian cairan
- Jugular venous pressure IV isotonis (mis. NaCl, RL)
- Hemoglobin - Kolaborasi pemberian cairan
- Hematocrit IV hipotonis (mis. D 2,5%,
- Central venous pressure NaCl 0,4%)
- Refluks hepatojugular - Kolaborasi pemberian cairan
- Berat badan koloid (mis. Albumin,
- Hepatomegaly plasmanate)
- Oliguria - Kolaborasi pemberian produk
- Intake cairan darah
- Status mental
- Suhu tubuh
Ketidakstabilan kadar Kestabilan kadar glukosa Manajemen hiperglikemia
glukosa darah darah (L.03022) : (I.030115) :
(D.0027) - Koordinasi Observasi
- Tingkat kesadaran - Identifikasi kemungkinan
- Mengantuk penyebab hiperglikemia
- Pusing - Identifikasi situasi yang
- Lelah / lesu menyebabkan kebutuhan
- Rasa lapar insulin meningkat (mis.
- Gemetar kekambuhan)
- Berkeringat - Monitor kadar glukosa darah
- Mulut kering - Monitor tanda dan gejala
- Rasa haus hiperglikemia
- Perilaku aneh - Monitor intake dan output
- Kesulitan bicara - Monitor keton urin, kadar
- Kadar glukosa BGA, elektrolit, TD
dalam darah ortostatik, frekuensi nadi
- Kadar glukosa Terapeutik
dalam urin - Berikan asupan cairan oral
- Palpitasi - Konsultasi dengan medis jika
- Perilaku tanda dan gejala
- Jumlah urin hiperglikemia tetap ada /
memburuk
- Fasilitasi ambulasi jika ada
hipotensi ortostatik
Edukasi
- Anjurkan menghindari
olahraga saat kadar glukosa
darah lebihd ari 250 mg/dl
- Anjurkan monitor kadar
glukosa darah secara mandiri
- Anjurkan kepatuhan terhadap
diet dan olahraga
- Ajarkan indikasi dan
pentingnya pengujian keton
urin
- Ajarkan pengelolaan diabetes
Kolaborasi
- Pemberian insulin
- Pemberian cairan IV
- Pemberian kalium
8. Gangguan keseimbangan asam basa yang perlu dikaji pada pasien dengan
gagal ginjal kronik adalah ?
Jawaban :
Asidosis metabolic, karena ketika kerja ginjal terganggu, maka ginjal tidak
dapat membuang asam melalui urine dengan optimal, sehingga asam
terkumpul di dalam darah