1, September 2019
Abstrak
Nyeri merupakan keluhan paling sering terjadi pada pasien kanker. Nyeri pada kanker payudara terjadi
karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan.
Penanganan nyeri kanker membutuhkan terapi non farmakologis yang efisien dan mudah diterapkan, salah
satunya yaitu Progresive Muscle Relaxation (PMR). Penelitian pre-ekperimental ini menggunaan desain one
group pre test - post test. Sampel penelitian ini adalah pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di
ruang Dahlia RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau periode perawatan bulan Januari sampai Maret 2019
sebanyak 20 responden yang dipilih dengan teknik purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi.
Pengumpulan data diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan alat ukur Comparative
Pain Scale (CPS). Analisis data melalui dua tahapan, yaitu univariat dan bivariat dengan menggunakan uji
t-dependen. Hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata skala nyeri kanker payudara sebelum diberikan
intervensi adalah 6,50 dan nilai rata-rata sesudah diberikan intervensi adalah 1,35. Hasil analisis bivariat
menunjukan bahwa t = 17,596 dan p-value = 0,001 sehingga terdapat pengaruh intervensi PMR terhadap
kualitas nyeri kanker payudara dengan kemoterapi. PMR disarankan dapat digunakan sebagai terapi
nonfarmakologis untuk menurunkan nyeri yang dialami pasien kanker payudara.
Kata kunci: Progresive Muscle Relaxation (PMR), nyeri, kanker payudara, kemoterapi.
Abstract
Pain is the most common complaint in cancer patients. Breast cancer pain occurs because of the edge
receptor Nerve damage due to the inflammation or swelling. Cancer pain management requires efficient and
easily applicable non-pharmacological therapy, one of the tharapies is Progressive Muscle Relaxation
(PMR). This pre-experimental study used one group pretest - posttest design. The sample of this study was
breast cancer patients who underwent chemotherapy in the Dahlia Room of Arifin Achmad
Regional Hospital in Riau Province during the period of January to March 2019 as many as 20
respondents who were selected by purposive sampling technique according to the inclusion criteria.
Data were collected using a Comparative Pain Scale (CPS). Data were analyzed in two steps, univariate and
61
Didi kurniawan, Reni Zulfitri, dan Ari Pristiana Dewi, Pengaruh Progressive Muscle Relaxation
terhadap penurunan kualitas nyeri pasien kanker payudara Pasca Kemoterapi di RSUD Arifin
Achmad
bivariate with dependent-t test. The results showed that the average breast cancer pain scale before
intervention was 6.50 and after intervention was 1.35. The results of bivariate analysis showed that t =
17,596 and p-value = 0,001 so that there is an effect of PMR intervention on breast cancer pain after
chemotherapy. PMR is recommended to be used as a non-pharmacological therapy to reduce pain
experienced by breast cancer patients.
Prevalensi penyakit kanker di Indonesia terjadi pada kantung dan saluran penghasil air
secara nasional cukup tinggi yaitu berdasarkan susu. Terjadinya perubahan sel kelenjar air susu
data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun dan saluran kelenjar air susu dalam payudara
2018 sebesar 1,4% atau diperkirakan sekitar normal menjadi sel yang bersifat buruk, sifat
347.792 orang. Kanker payudara merupakan tumbuhnya sangat cepat, merusak, menyebar,
prevalensi tertinggi setelah kanker serviks yaitu dan menyebabkan kegagalan fungsi organ
dan kanker payudara berdasarkan provinsi pada Penderita kanker payudara mengalami
tahun 2018 kejadian kanker payudara di rasa nyeri apabila sel kanker sudah membesar,
Provinsi Riau cukup banyak yaitu sebesar 0,3% timbul luka atau sudah metastase ke
atau 894 kasus (Kemenkes RI, 2018). Penyakit tulang-tulang (Maysaroh, 2013). Gejala kanker
kanker payudara di RSUD Arifin Achmad payudara yaitu terdapat benjolan di payudara
Provinsi Riau merupakan penyakit terbanyak yang nyeri maupun tidak nyeri, keluar cairan
pertama dari 15 besar penyakit yang dilakukan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada
rawat inap. Angka kejadian kanker payudara kulit dan terjadinya luka yang tidak sembuh
pada tahun 2018 tercatat 547 kasus (Rekam dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan
Medis RSUD Arifin Achmad, 2018). tegang, retraksi puting, pembengkakan lokal.
62
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.1, September 2019
konsistensi payudara yang keras dan padat, secara fisik. Latihan relaksasi ini bertujuan
benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran membedakan perasaan yang dialami saat
kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium dini kelompok otot dilemaskan dan dibandingkan
belum ada penyebaran sel-sel kanker keluar ketika otot-otot dalam kondisi tegang
dan emosional tidak menyenangkan yang terhadap 5 pasien kanker payudara, semuanya
dihubungkan dengan jaringan yang rusak mengatakan merasakan nyeri bahkan sangat
(Rasjidi, 2010). Penatalaksanaan nyeri dapat nyeri. Penanganan yang mereka lakukan yaitu 3
dilakukan secara farmakologis dan non orang mengatasinya dengan cara melapor pada
meliputi analgesik dan anestesi, penggunaan orang lainnya mengatasinya dengan istirahat.
opioid, dan obat non steroid anti inflamasi. Rangkaian uraian tersebut melatarbelakangi
lain stimulasi kutan dan massage, terapi panas Progressive Muscle Relaxation terhadap
Stimulation (TENS), teknik distraksi relaksasi, payudara dengan Kemoterapi di RSUD Arifin
relaksasi pada otot (Alim, 2010). PMR pre eksperimen tanpa ada kelompok kontrol,
merupakan satu bentuk terapi relaksasi dengan yaitu one group pre test – post test design
gerakan mengencangkan dan melemaskan (Grove, Burns & Gray, 2013). Penelitian
otot-otot pada satu bagian tubuh pada satu dilakukan dengan cara memberikan pre test
waktu untuk memberikan perasaan relaksasi sebelum intervensi dan post test setelah
63
Didi kurniawan, Reni Zulfitri, dan Ari Pristiana Dewi, Pengaruh Progressive Muscle Relaxation
terhadap penurunan kualitas nyeri pasien kanker payudara Pasca Kemoterapi di RSUD Arifin
Achmad
pengaruh PMR dalam menurunkan kualitas adalah lembar chek list intensitas nyeri yaitu
nyeri pasien kanker payudara dengan Comparative Pain Scale (CPS). Lembar ini
Pengambilan sampel dilakukan dengan angka mulai dari 0 sampai 10, “0 berarti tidak
teknik purposive sampling, yaitu didasarkan ada nyeri”, “1-3 berarti nyeri ringan”, 4-6
pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat berarti nyeri sedang”, “7-10 berarti nyeri
64
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.1, September 2019
dilakukan terapi PMR. Hasil analisis diambil Berdasarkan tabel 1 hasil analisa data di
kesimpulan jika p value <0,05 maka Ho atas diperoleh hasil bahwa rata-rata skala
ditolak dan Ha diterima, tetapi jika p value kualitas nyeri pada pasien kanker payudara
>0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak sebelum dilakukan terapi PMR adalah 6,50
Peneliti melakukan penelitian ini sesuai 2. Rata-rata skala kualitas nyeri setelah
hasil yang baik dan bermanfaat bagi responden. Berdasarkan tabel 2, hasil analisa data
Manfaat yang dirasakan oleh responden yaitu diperoleh hasil bahwa rata-rata skala
ketika merasakan nyeri akibat kankernya, kualitas nyeri pada pasien kanker payudara
kemudia dilakukan tindakan PMR maka nyeri setelah dilakukan terapi PMR adalah 1,35
akan berkurang dan responden merasa nyaman. dan secara keseluruhan skala nyeri berada
sama kepada seluruh responden tanpa 3. Pengaruh PMR terhadap kualitas nyeri
Hasil penelitian yang telah dilakukan, sehingga peneliti melakukan analisis uji
peneliti sajikan dalam bentuk tabel dan narasi. penelitian menggunakan t-test dependen/
Hasil penelitian ini berdasarkan analisis parametrik. Distribusi data normal ini
statistik pada perangkat lunak komputer. skewness dan standar error dimana angka
Berikut penyajian hasil penelitian ini: yang diperoleh dari kedua variabel tersebut
65
Didi kurniawan, Reni Zulfitri, dan Ari Pristiana Dewi, Pengaruh Progressive Muscle Relaxation
terhadap penurunan kualitas nyeri pasien kanker payudara Pasca Kemoterapi di RSUD Arifin
Achmad
Berdasarkan hasil analisis pada tabel dengan tingkat signifikan p value kurang dari
Tabel 2
Distribusi rata-rata skala kualitas nyeri setelah dilakukan terapi PMR
Varibel Pengukuran Mean S.D Min-Mak 95% CI
Tabel 3
Pengaruh terapi PMR terhadap kualitas nyeri pasien kanker payudara
Variabel Pengukuran Mean S.D S.E P Value N
hasil analisis penelitian yaitu sebagai berikut; Nyeri pada penderita kanker berasal
1. Rata-rata skala kualitas nyeri sebelum dari nyeri somatic yaitu adanya kerusakan
Hasil analisis data menunjukan bahwa nyeri nosiseptik yaitu nyeri karena
sebelum dilakukan terapi PMR rata-rata rangsangan nosiseptor aferen saraf perifer
66
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.1, September 2019
karena ada pembuluh darah yang tidak membantu menurunkan nyeri, antara lain
lancar. Nyeri juga karena terjadinya tekanan dengan stimulasi kutan dan massage, terapi
reseptor nyeri dan juga karena tarikan, Electrical Nerve Stimulation (TENS),
kerusakan ujung-ujung saraf reseptor atau intensitas nyeri tapi tidak dengan
kanker yaitu disebabkan oleh terganggunya Latihan relaksasi ini bertujuan untuk
serabut saraf receptor nyeri (Sukardja, membedakan perasaan yang dialami saat
nyeri meliputi analgesik dan anestesi, digunakan untuk menjelaskan aktifitas yang
anti inflamasi (NSAID) (Smeltzer & Bare, efek, perasaan senang, mengurangi
Hasil analisis data menunjukan bahwa 3. Pengaruh PMR terhadap kualitas nyeri
skala nyeri adalah 1,35 dengan skala nyeri Berdasarkan hasil uji statistik
67
Didi kurniawan, Reni Zulfitri, dan Ari Pristiana Dewi, Pengaruh Progressive Muscle Relaxation
terhadap penurunan kualitas nyeri pasien kanker payudara Pasca Kemoterapi di RSUD Arifin
Achmad
bahwa terdapat pengaruh pemberian terapi berkurang dan merasa nyaman dengan
PMR dalam menurunkan kualitas nyeri relaksasi PMR. Responden yang telah
pasien kanker payudara. Hasil penelitian ini diberikan terapi PMR mengalami
menguatkan hasil penelitian Paolis et.al penurunan frekuensi nyeri, sehingga hasil
dapat menurunkan nyeri pada pasien kanker penderita kanker payudara. Richmond
menurunkan nyeri kepala, dimana hasilnya melemaskan otot-otot pada satu bagian
terapi PMR dapat mengurangi nyeri kepala tubuh pada satu waktu untuk memberikan
Penelitian yang dilakukan oleh Braid kanker payudara merupakan salah satu
et.al (2015) juga mengungkap bahwa penderitaan tambahan dari penyakit yang
guided imagery (GI) dengan PMR sebagai mereka alami. Berdasarkan hasil penelitian ini,
intervensi manajemen diri, terbukti efektif maka terapi progresif muscle relaxation dapat
mengurangi nyeri dan kesulitan mobilitas digunakan sebagai terapi non farmakologi
yang terkait dengan osteoartritis (OA). untuk menurunkan nyeri pada pasien kanker
Berdasarkan hasil penelitian ini, terapi Keliat, B.A. (2009). Panduan Relaksasi &
Reduksi Stress. Edisi 3. Jakarta: EGC.
PMR dapat dimasukan sebagai salah satu Kemenkes, R.I. (2018). Riset kesehatan dasar
tindakan keperawatan bagi pasien kanker tahun 2018. Jakart: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian
payudara. Bagi penelitian selanjutnya dapat Kesehatan RI, 2018.
dikembangkan dengan metode lain ataupun Paolis, G.D., Naccarato, A., Cibelli, F.,
D'Aleted, A., Mastroianni, C., et.al.
mengkombinasikan PMR dengan terapi lain (2019). The effectiveness of progressive
agar mendapatkan efek yang semakin baik muscle relaxation and interactive guided
imagery as a pain-reducing intervention
bagi pasien kanker. in advanced cancer patients: A
multicentre randomised controlled
non-pharmacological trial.
DAFTAR PUSTAKA Complementary Therapies in Clinical
Baird, C.L., & Sands, L. (2004). A pilot study Practice. Volume 34, February 2019,
of the effectiveness of guided imagery Pages 280-287.
with progressive muscle relaxation to Purwanto, B. (2013). Herbal dan Keperawatan
reduce chronic pain and mobility Komplementer. Yogyakarta: Nuha
difficulties of osteoarthritis. Pain Medika.
Management Nursing, Volume 5, Issue Maysaroh, H. (2013). Kanker Pada
3, September 2004, Pages 97-104. Perempuan & Penyembuhannya.
Retrieved from Klaten: Trimedia Pustaka.
https://doi.org/10.1016/j.pmn.2004.01.00 Ramdhani, N. & Putra, A. (2009).
3Get rights and content. Pengembangan multimedia relaksasi.
Grove, S.K., Burn, N., & Gray, J.R. (2013). Jurnal psikologi volume 34 no.2.
The practice of nursing reasearch: Diakses dari http://neila.staff.ugm.ac.id/
Appraisal, Synthesis, and Generation of wordpress/wp-content/uploads/2008/05/r
evidence. 7th edition. St.Louis Missouri: elaksasi-otot.pdf.
Elsevier Sounders. Rasjidi, I. (2010). Perawatan Paliatif Suportif
Kasih, E., Triharini, M., & Kusumaningrum, T. dan Bebas Nyeri pada Kanker. Jakarta:
(2014). Progressive muscle relaxation Sagung Seto.
menurunkan frekuensi nyeri pada Savitri (2015). Kupas Tuntas Kanker
penderita kanker payudara yang Payudara, Leher Rahim, dan Rahim.
menjalani kemoterapi di POSA dr. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Soetomo Surabaya. Diakses tanggal 4 Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku
Desember 2018 dari Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi
http://journal.unair.ac.id/downlo.ars-cms 8. Jakarta: EGC.
nj0e7b42ecbd2full.pdf. Soewondo (2012). Stres, Manajemen Stres dan
69
Didi kurniawan, Reni Zulfitri, dan Ari Pristiana Dewi, Pengaruh Progressive Muscle Relaxation
terhadap penurunan kualitas nyeri pasien kanker payudara Pasca Kemoterapi di RSUD Arifin
Achmad
70