Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDUHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN GANGGUAN


KEBUTUHAN TERMOREGULASI : FEBRIS H4 DI RUANG AHMAD
DAHLAN RS. PKU MUHAMMADIYAH SRAGEN

Disusun oleh :
NURUL MUSTA’INAH ( 22041 )

AKADEMI KEPERAWATAN YAPPI SRAGEN


2024
A. PENGERTIAN

Pengertian
Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenaikeseimbangan
produksi panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan, termoregulasi
manusia berpusat pada hipotalamus anterior. Terdapat 3 komponen atau penyusunan sistem
pengaturan panas. Suhu atau termoregulasi merupakan suatu perbedaan antarajumlahsuhu
yang dihasilkan oleh tubuh dengan jumlah panas yang hilang pada lingkungan eksternal /
substansi panas dingin / permukaan kulit tubuh.
a. Hipertermia atau peningkatan suhu tubuh merupakan keadaan dimana seorang
individu mengalami kenaikan suhu tubuh diatas 37oC.
b. Hipotermia Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk
pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Dimana suhu dalam tubuh
dibawah 35o C.
Salah satu efek dari tergangguanya termoregulasi adalah demam atau hipertermi.
Demam merupakan pengeluaran panas yang tidak mampu untuk mempertahankan
pengeluaran kelebihan produksi panas yang mengakibatkan peningkatan suhu tubuh
abnormal. Demam yang berhubungan dengan infeksi kurang lebih hanya 29-52%,
sedangkan 11- 20% dengan keganasan, 4% dengan penyakit metabolik, 11-12% dengan
penyakit lain (Avin, 2007) Normalnya suhu tubuh berkisar 36º-37ºC, suhu tubuh
dapat diartikan sebagai keseimbangan antara panas yang diproduksi dengan panas yang
hilang dari tubuh. Kulit merupakan organ tubuh yang bertanggung jawab untuk
memelihara suhu tubuh agar tetap normal dengan mekanisme tertentu. Produksi panas
dapat meningkat atau menurun dapat dipengaruhi oleh berbagai sebab, misalnya
penyakit atau setres. Suhu tubuh yang terlalu ekstrim baik panas maupun dingin dapat
memicu kematian (Hidayat, 2008).

B. ANATOMI FISIOLOGI

1) Anatomi Termoregulasi
 Hypothalamus: Terletak di otak, hypothalamus adalah pusat pengatur
termoregulasi utama dalam tubuh manusia. Ini mendeteksi perubahan suhu dan
mengkoordinasikan respon tubuh untuk menjaga suhu tubuh stabil.
 Kelenjar Keringat: Terdapat di kulit, kelenjar keringat mengeluarkan cairan yang
menguap dan membantu mendinginkan tubuh.
 Pembuluh Darah: Vasodilatasi (melebarnya pembuluh darah) di kulit
meningkatkan aliran darah dan membantu mengeluarkan panas, sedangkan
vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah) mengurangi kehilangan panas.
 Otot Gemetar (Shivering): Proses ini melibatkan kontraksi otot untuk
menghasilkan panas ekstra dan meningkatkan suhu tubuh.
2) Fisiologi Termoregulasi
 Keringat: Saat tubuh panas, kelenjar keringat aktif untuk mengeluarkan cairan
yang menguap, menghilangkan panas.
 Pembuluh Darah: Vasodilatasi membantu meningkatkan aliran darah ke kulit,
dan vasokonstriksi meminimalkan kehilangan panas.
 Respon Metabolik: Metabolisme tubuh dapat meningkat untuk menghasilkan
lebih banyak panas saat diperlukan.

C. ETIOLOGI
1. Pengeluaran Panas

Menurut Potter dan Perry (2005), pengeluaran dan produksi panas terjadi secara
konstan, pengeluaran panas secara normal melalui radiasi, konduksi, konveksi, dan
evaporasi.

a. Radiasi adalah perpindahan panas dari permukaan suatu objek ke permukaan objek
lain tanpa keduanya bersentuhan. Panas berpindah melalui gelombang elektromagnetik.
Aliran darah dari organ internal inti membawa panas ke kulit dan ke pembuluh darah
permukaan. Jumlah panas yang dibawa ke permukaan tergantung dari tingkat
vasokonstriksi dan vasodilatasi yang diatur oleh hipotalamus. Panas menyebar dari kulit
ke setiap objek yang lebih dingi disekelilingnya. Penyebaran meningkat bila perbedaan
suhu antara objek juga meningkat.

b. Konduksi Adalah perpindahan panas dari satu objek ke objek lain dengan kontak
langsung. Ketika kulit hangat menyentuh objek yang lebih dingin, panas hilang. Ketika
suhu dua objek sama, kehilangan panas konduktif terhenti. Panas berkonduksi melalui
benda padat, gas, cair.

c. Konveksi Adalah perpindahan panas karena gerakan udara. Panas dikonduksi


pertama kali pada molekul udara secara langsung dalam kontak dengan kulit. Arus udara
membawa udara hangat. Pada saat kecepatan arus udara meningkat, kehilangan panas
konvektif meningkat.

d. Evaporasi Adalah perpindahan energi panas ketika cairan berubah menjadi gas.
Selama evaporasi, kira-kira 0,6 kalori panas hilang untuk setiap gram air yang menguap.
Ketika suhu tubuh meningkat, hipotalamus anterior member signal kelenjar keringat
untuk melepaskan keringat. Selama latihan dan stress emosi atau mental, berkeringat
adalah salah satu cara untuk menghilangkan kelebihan panas yang dibuat melalui
peningkatan laju metabolik. Evaporasi berlebihan dapat menyebabkan kulit gatal dan
bersisik, serta hidung dan faring kering.
e. Diaforesis adalah prespirasi visual dahi dan toraks atas. Kelenjar keringat berada
dibawah dermis kulit. Kelenjar mensekresi keringat, larutan berair yang mengandung
natrium dan klorida, yang melewati duktus kecil pada permukaan kulit. Kelenjar
dikontrol oleh sistem saraf simpatis.

D. GANGGUAN TERMOREGULASI
1) Hipertermia adalah kondisi saat suhu tubuh meningkat di atas batas normal dan tidak
bisa diatur dengan baik oleh mekanisme termoregulasi. Beberapa gangguan fungsi
yang dapat terjadi akibat hipertermia melibatkan sistem dan organ utama tubuh:
 Dehidrasi: Kondisi panas dapat menyebabkan peningkatan keringat untuk
mengatur suhu tubuh. Jika cairan tubuh tidak digantikan dengan cukup, dehidrasi
dapat terjadi, yang dapat memengaruhi fungsi organ seperti ginjal dan jantung.
 Gangguan Sistem Saraf Pusat: Peningkatan suhu tubuh dapat memengaruhi fungsi
sistem saraf pusat, termasuk hypothalamus. Ini dapat menyebabkan kebingungan,
lemah, bahkan kehilangan kesadaran.

 Kerusakan Jaringan: Pada suhu tubuh yang sangat tinggi, protein dalam sel-sel
tubuh dapat rusak, mengakibatkan kerusakan pada berbagai organ seperti hati,
paru-paru, dan otot.
 Kerusakan Sel Darah Merah: Hipertermia ekstrem dapat menyebabkan kerusakan
pada sel darah merah dan meningkatkan risiko koagulasi darah yang berlebihan.
 Gangguan Metabolisme: Metabolisme tubuh dapat meningkat secara signifikan,
meningkatkan kebutuhan energi dan oksigen. Ini dapat menyebabkan
ketidakseimbangan dalam produksi energi.
2) Gangguan Fungsi Hipotermia:
Hipotermia terjadi ketika suhu tubuh turun di bawah batas normal dan mekanisme
termoregulasi tidak dapat mempertahankan suhu tubuh yang diperlukan. Gangguan
fungsi yang dapat terjadi akibat hipotermia melibatkan berbagai sistem tubuh:
 Gangguan Sistem Saraf Pusat: Hipotermia dapat memperlambat aktivitas saraf
pusat, menyebabkan kelelahan, kebingungan, dan bahkan koma.
 Pengaruh Terhadap Jantung: Suhu tubuh yang rendah dapat mengurangi detak
jantung dan tekanan darah, mengakibatkan risiko aritmia atau kegagalan jantung.
 Gangguan Respirasi: Hipotermia dapat mempengaruhi fungsi paru-paru,
menyebabkan pernapasan dangkal atau bahkan berhenti.
 Kerusakan Jaringan: Paparan terus-menerus terhadap suhu tubuh yang rendah
dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh, terutama di area ekstremitas
seperti tangan dan kaki
 Ketidakseimbangan Elektrolit: Hipotermia dapat memengaruhi keseimbangan
elektrolit dalam tubuh, mengakibatkan masalah seperti hipokalemia atau
hiperkalsemia.
 Resiko Koagulasi Darah: Suhu tubuh rendah dapat meningkatkan risiko
pembekuan darah yang dapat menyebabkan kondisi serius seperti stroke atau
emboli.

E. ASUHAN KEPERAWATAN
1) PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan dalam proses keperawatan meliputi :
a. Biodata Pasien
Umur pasien bisa menunjukan tahap perkembangan pasien baik secara fisik maupun
psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan
pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/ penyakit, dan tingkat pendidikan dapat
berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang masalahnya/ penyakitnya (Andarmoyo,
2012).
b. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan oleh pasien. Keluhan utama
akan menentukan prioritas intervensi dan mengkaji pengetahuan pasien tentang
kondisinya saat ini. Keluhan utama yang biasa muncul pada pasien gangguan kebutuhan
oksigen dan karbondioksida diantaranya batuk, peningkatan produksi sputum, dipsnea,
ronkhi.

c. Riwayat Penyakit Sekarang


Pengkajian riwayat penyakit saat ini seperti menanyakan tentang riwayat penyakit
sejak timbulnya keluhan hingga pasien meminta pertolongan. Misal sejak kapan
keluhan dirasakan, berapa lama dan berapa kali keluhan tersebut terjadi, bagaimana
sifat dan hebatnya keluhan, dimana keluhan pertama kali timbul, apa yang dilakukan
ketika keluhan ini terjadi, keadaan apa yang memperberat atau memperingan keluhan
12.

d. Riwayat Penyakit Dahulu


Apakah pasien pernah mengalami penyakit tertentu sebelumnya yang dapat
mempengaruhi kesehatannya sekarang. Misal asma, kanker paru. Tanyakan kepada
pasien apakah ada anggota keluarga yang perokok atau perokok pasif. e. Riwayat
Kesehatan Keluarga Pengkajian riwayat penyakit keluarga dalam gangguan pernafasan
sangat penting untuk mendukung keluhan dari penderita, perlu dicari riwayat keluarga
yang memberikan predisposisi keluhan seperti adanya riwayat sesak nafas, batuk lama,
batuk darah dari generasi terdahulu.

e. Pemeriksaan Fisik
a) Hitung TTV ketika panas terus menerus dan sesuai perintah (2/4 jam)
b) Inspeksi dan palpasi kulit, cek turgor (dingin, kering, kemerahan, hangat, turgor
menurun)
c) Tanda-tanda dehidrasi
d) Perubahan tingkah laku : bingung, disorientasi, gelisah,
disertai dengan sakit kepala, nyeri otot, nousea, photopobia, lemah, letih, dll.

f. Pemeriksaan Penunjang
a. Kultur (luka, sputum, urune, darah)
- Mengidentifikasi organisme penyebab demam/radang
- Untuk menentukan obat yang efektif
g.  Mengidentifikasi organism penyebab demam/radang.
h.  Untuk menentukan obat yang efektif.

b. Sel darah putih :


i.  beluma
- Leucopenia (penurunan SDP) sebelumnya
- Leucositosis ( 15.000-30.000 )
c. Elektrolit serum
- Ketidakseimbangan elektrolit asidosis, perpindahan cairan, perubahan fungsi
ginjal.
d. Glukosa serum
- Sebagai respon dari puasa perubahan seluler dalam metabolisme
e. Urinalisis : bakteri penyebab infeksi.

2) DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung actual maupun potensial yang bertujuan untuk mengidentifikasi 19
respons klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan
dengan kesehatan. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).

3) PERENCANAAN INTERVENSI
Perencanaan keperawatan atau intervensi keperawatan adalah perumusan
tujuan, tindakan dan penilaian rangkaian asuhan keperawatanpada pasien/klien
berdasarkan analisa pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan pasien dapat
diatasi (Nurarif & Kusuma, 2016).

Diagnosa Intervensi Utama Rasional


1). Manajemen Hipertermia -
Manajemen Observasi:
Hipertermia - Identifikasi penyebab - Mengetahui penyebab
hipertermia (mis: hipertermia
Tujuan: dehidrasi,terpapar - Mengecek suhu tubuh
Setelah lingkungan panas, klien
dilakukan penggunaan inkubator - Memonitor kadar
asuhan - Monitor suhu tubuh elektrolit klien
keperawatan - Monitor kadar elektrolit - Memonitor haluaran urin
diharapkan - Monitor haluaran urin klien
pola napas - Monitor komplikasi - Memonitor komplikasi
membaik akibat hipertermia. akibat hipertermia klien
dengan kriteria - Sediakan lingkungan
hasil : Terapeutik dingin pada klien
- Sediakan lingkungan - Anjurkan klien untuk
1. Mengg dingin melonggarkan pakaian
igil - Longgarkan atau lepaskan - Basahi permukaan tubuh
menur pakaian klien
un - Basahi dan kipasi - Berikan cairan oral pada
2. Suhu permukaan tubuh klien
tubuh - Berikan cairan oral - Ganti linen setiap hari
memba - Ganti linen setiap hari agar klien merasa
ik atau lebih sering jika nyaman dan mengurangi
3. Suhu mengalami hyperhidrosis keringat berlebih
kulit (keringat berlebih) - Kompres dingin pada
memba - Lakukan pendinginan dahi,leher,dada,abdomen
ik eksternal (mis: selimut ,aksila
hipotermia atau kompres - Jangan memberi
dingin pada antiperik atau aspirin
dahi,leher,dada,abdomen, pada klien
aksial) - Memberikan oksigen
- Hindari pemeberian klien jika dibutuhkan
antipiretik atau aspirin - Anjurkan tirah baring
- Berikan oksigen jika klien
perlu. - Pemberian cairan
elektrolit intravena.
Edukasi
- Anjurkan tirah baring

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
cairan elektrolit
intravena, jika perlu.

2). Manajemen Hipotermia


Manajemen Observasi:
Hipotermia - Monitor suhu tubuh - Mengecek suhu tubuh
- Identifikasi penyebab klien
Tujuan: hipotermia (mis: terpapar - Mengetahui penyebab
Setelah suhu lingkungan rendah, hipotermia
dilakukan pakaian tipis, kerusakan - Memonitor tanda gejala
asuhan hipotalamus, penurunan hipotermia yang dialami
keperawatan laju metabolisme, klien
diharapkan kekurangan lemak - Sediakan lingkungan
pola napas subkutan) yang hangat agar tubuh
membaik - Monitor tanda dan gejala menjadi hangat
dengan kriteria akibat hipotermia - Ganti linen dan pakaian
hasil : (mis: hipotermia ringan: klien setiap hari
takipnea, disartria, - Melakukan
menggigil, hipertensi, penghangatan pasif
1. Mengg diuresis; hipotermia seperti menyelimuti,
igil sedang: aritmia, menutup kepala klien,
menur hipotensi, apatis, dan menggunakan
un koagulopati, refleks pakaian tebal,agar tubuh
2. Suhu menurun; hipotermia menjadi hangat
tubuh berat: oliguria, refleks - Melakukan
memba menghilang, edema paru, penghangatan eksternal
ik asam-basa abnormal) pada tubuh klien seperti
3. Suhu Terapeutik: mengkompres air hangat,
kulit - Sediakan lingkungan untuk mengurangi rasa
memba yang hangat (mis: atur dingin
ik suhu ruangan, inkubator) - Melakukan
- Ganti pakaian dan/atau penghangatan internal
linen yang basah klien infus cairan hangat
- Lakukan penghangatan - Menganjurkan klien
pasif (mis: selimut, makan/minum hangat
menutup kepala, pakaian
tebal)
- Lakukan penghangatan
aktif eksternal (mis:
kompres hangat, botol
hangat, selimut hangat,
perawatan metode
kangguru)
- Lakukan penghangatan
aktif internal (mis: infus
cairan hangat, oksigen
hangat, lavase peritoneal
dengan cairan hangat)
Edukasi:
- Anjurkan makan/minum
hangat

DAFTAR PUSTAKA
https://idoc.pub/documents/laporan-pendahuluan-termoregulasi-eljqkv00mw41
https://www.coursehero.com/file/52951987/Askep-termoregulasidocx/
https://www.academia.edu/40196658/LAPORAN_PRAKTIKUM_THERMOREGULASI
https://perawat.org/hipotermia/
https://perawat.org/hipertermia/

Anda mungkin juga menyukai