BAB I
PENDAHULUAN
pendidik. Guru sebagai tenaga pendidik dituntut untuk menguasai strategi dan
metode mengajar agar tercipta proses belajar yang efektif di kelas sehingga guru
harus mampu memilih metode mengajar yang tepat untuk siswa. Seorang guru
atau instruktur harus menyusun beberapa macam teknik yang paling efektif untuk
mencapai suatu tujuan tersebut.
Pengalaman peneliti selama mengikuti PPL (Program Pengalaman
Lapangan) yaitu banyak siswa yang kurang menguasai konsep matematika karena
siswa terbiasa menghafal rumus, sehingga siswa tidak percaya diri dan sulit dalam
menyelesaikan permasalahan yang menyangkut matematika. Ketidakpercayaan
diri siswa disebabkan karena siswa kurang latihan bahkan guru lebih banyak
menyelesaikan soal daripada siswa itu sendiri sehingga perubahan-perubahan
tingkah laku pembelajaran siswa sama sekali kurang (pasif).
Untuk itu adapun usaha yang harus dilakukan untuk memperbaiki atau
meningkatkan hasil belajar matematika tersebut adalah dengan meningkatkan
kompetensi guru dalam memilih strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran karena sampai sekarang ini masih
banyak siswa yang mengeluh bahkan menjadikan matematika sebagai momok
yang menakutkan sehingga mereka menjadi malas untuk lebih mendalami lagi
mempelajari matematika. Kebanyakan dari siswa mempunyai kesulitan dalam
memahami konsep, khususnya tentang konsep persamaan kuadrat, dimana konsep
ini banyak kaitannya dengan aritmatika, kalkulus dan masalah dalam kehidupan
sehari-hari. Pemahaman konsep ini dapat menggambarkan kemampuan seorang
siswa dalam memahami matematika.
Persamaan kuadrat salah satu pokok bahasan yang diajarkan pada siswa
kelas X SMA semester kedua. Dalam materi persamaan kuadrat siswa dituntut
untuk menemukan sendiri rumus – rumus persamaan kuadrat. Menurut hasil
wawancara peneliti dengan Ibu Tuti Sipahutar salah seorang guru matematika di
SMA Negeri 1 Perbaungan pada tanggal 20 Juni 2008 mengatakan: “Dalam
menyelesaikan soal – soal persamaan kuadrat, siswa mengalami kesulitan untuk
menentukan akar – akar persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0, jika a bukan 1
dengan memfaktorkan dan melengkapkan kuadrat sempurna”.
4
Hal ini juga terlihat dari angket yang diberikan kepada siswa bahwa:
“Dalam mempelajari persamaan kuadrat siswa mengalami kesulitan dalam
menentukan akar-akar persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0, jika a bukan 1 dengan
memfaktorkan dan melengkapkan kuadrat sempurna”.
Hal ini dibuktikan juga dengan hasil pra penelitian yang dilakukan oleh
peneliti bahwa dari 40 siswa kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan yang diberikan
tes soal essay persamaan kuadrat sebanyak 5 soal, semua siswa memperoleh nilai
dibawah 6 bahkan ada 10 siswa yang tidak menjawab tes tersebut. Waktu yang
diberikan dalam mengerjakan soal tes tersebut adalah 50 menit.
Salah satu penyebab siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep
tersebut karena siswa tidak dibiarkan untuk menyelesaikan atau membuktikan
suatu konsep yang diberikan sehingga siswa cenderung kurang aktif yang
menyebabkan perbuatan-perbuatan atau tingkah laku dari siswa kurang terampil
dalam penyelesaian soal.
Berkaitan dengan uraian tersebut maka perlu dipikirkan cara dan strategi
untuk mengatasi permasalahan di atas. Salah satu metode mengajar yang
diterapkan dalam belajar matematika adalah metode guided discovery (penemuan
terbimbing). Dalam Martiningsih, (http : // martiningsih. blogspot. com/2007/12/
macam-macam-metode-pembelajaran.html, 18 Desember 2007):
Dengan menggunakan metode guided discovery ini, menantang peserta didik
untuk merasa terlibat atau berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran.
Peranan guru hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing atau pemimpin
pengajaran yang demokratis, sehingga diharapkan peserta didik lebih banyak
melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan
masalah atas bimbingan guru.
Metode yang lain yang dapat diterapkan dalam belajar matematika adalah
metode behavior modification. Menyangkut belajar aktif Piaget (http: // bdg.
centrin.net.Id/~pawitmy/Modul%20kuliah%20teori%20IIP/modul%209,%20 teori
%20belajar %20behavioristik%20kontekstual.pdf, 29 Juni 2008):
Tidak menunjuk hanya pada aksi luar yang ditunjukkan siswa. Ia
mencontohkan yang digunakan oleh Socrates yaitu dengan metode Socratik
(utamanya tanya jawab) untuk mengkondisikan siswa dalam situasi aktif
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Tugas guru adalah mengungkap apa
yang telah dimiliki siswa dan dengan penalarannya dapat bertanya secara
5
tepat pada saat yang tepat pula sehingga siswa mampu membangun
pengetahuannya melalui penalaran berdasar pengetahuan awal yang dimiliki
siswa tersebut. Bahkan jawaban benar bukan tujuan utama. Yang utama ialah
bagaimana siswa dapat memperkuat penalaran dan meyakini kebenaran
proses berpikirnya yang tentunya akan membawa ke jawaban yang benar.
Hal ini selaras dengan penilaian yang berprinsip menyeluruh, yaitu penilaian
yang mencakup proses dan hasil belajar, yang secara bertahap
menggambarkan perubahan tingkah laku (behavior modification).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan
kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai, (2) rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.”
Soedjadi (dalam Widdiharto, 2004:3) menyebutkan : “Strategi
pembelajaran adalah suatu siasat melakukan kegiatan pembelajaran yang
bertujuan mengubah satu keadaan pembelajaran kini menjadi keadaan
pembelajaran yang diharapkan.” Untuk mengubah keadaan itu dapat ditempuh
dengan berbagai pendekatan pembelajaran. Lebih lanjut Soedjadi menyebutkan
bahwa: “Dalam satu pendekatan dapat dilakukan lebih dari satu metode dapat
digunakan lebih dari satu teknik. Secara sederhana dapat dibuat sebagai
rangkaian: teknik → metode → pendekatan → strategi.”
Pengertian strategi pengajaran dalam kaitannya dengan pembelajaran
matematika menurut Oemar Hamalik (2001:201):
Strategi Pengajaran adalah keseluruhan metode dan prosedur yang
menitikberatkan pada kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks strategi pengajaran tersusun
hambatan – hambatan yang dihadapi, tujuan yang hendak dicapai, materi
yang hendak dipelajari, pengalaman – pengalaman belajar, dan prosedur
evaluasi.
a). Membentuk tingkah laku yang baik dan melanggengkan yang sudah ada.
b). Menghasilkan respon yang positif, karena hadiahnya segera dapat
dinikmati siswa.
c). Metode ini membantu keberhasilan belajar disamping membentuk watak.
d). Metode ini dengan menjelaskan tingkah laku – tingkah laku mana yang
boleh pada siswa, mengakibatkan siswa yang mempunyai problema
21
a). Hanya dipandang sebagai cara untuk memecahkan problema siswa yang
‘sukar’.
b). Hanya dapat digunakan oleh guru – guru untuk siswa usia muda saja.
c). Ada ketakutan bahwa siswa menganggap dimotivasi dengan cara ini, dan
siwa selalu mengharapkan guru akan menggunakan cara ini terus –
menerus.
d). Dengan meghasilkan kebaikan yang sama / respon yang sama, hadiahnya
berbeda. Ini dapat meragukan siswa.
e). Membentuk pandangan siswa akan keadaan tidak realistis, karena
tindakan yang sama yang dilakukan di luar sekolah tidak mendapat
hadiah seperti di sekolah.
Metode ini dipelopori oleh Bruner. Menurut Bruner (dalam Asrin Lubis,
2006:59) menyatakan bahwa: “Dengan metode ini anak didorong untuk
memahami suatu hubungan matematik yang belum dia pahami sebelumnya dan
yang belum diberikan kepadanya secara langsung oleh orang lain”.
Di dalam proses belajar dengan menggunakan metode ini menurut
Widdiharto (dalam http: // zainurie. files. wordpress. com /2007 /
11/modelpembelajaran1.pdf, 2004:5):
Siswa dihadapkan kepada situasi di mana ia bebas menyelidiki dan menarik
kesimpulan. Terkaan, intuisi, dan mencoba-coba (trial and error) hendaknya
dianjurkan. Guru bertindak sebagai penunjuk jalan, ia membantu siswa agar
menggunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari
sebelumnya untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Pengajuan
pertanyaan yang tepat oleh guru akan merangsang kreativitas siswa dan
membantu mereka dalam ‘menemukan’ pengetahuan yang baru tersebut.
Perlu diperhatikan bahwa metode ini memerlukan waktu yang relatif banyak
dalam pelaksanaannya, akan tetapi hasil belajar yang dicapai tentunya sebanding
dengan waktu yang digunakan.
Selanjutnya Ibrahim, dkk (2003:22) mengemukakan bahwa:
Dalam metode guided discovery, anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan
mampu merencanakan sesuatu. Anak memiliki kemampuan untuk mencari,
menemukan dan menggunakan pengetahuan sendiri. Dalam proses belajar
mengajar, anak mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan
menemukan fakta, menganalisis, membuat interpretasi serta menarik
kesimpulan.
Secara sederhana, peran siswa dan guru dalam metode guided discovery
(penemuan terbimbing) ini dapat digambarkan sebagai berikut (dalam http: //
zainurie. files. wordpress. com /2007 /11/modelpembelajaran1.pdf, 2004 : 5) :
Agar pengunaan metode guided discovery ini dapat berjalan sistematis dan
lancar diperlukan beberapa langkah – langkah dalam proses pembelajaran.
28
6x2 + x – 8 = 0
Jadi, a = 6, b = 1, c = -8.
b. 4(x – 2) + 3x = 2x(x-2)
4x – 8 + 3x = 2x2 – 4x
7x – 8 = 2x2 – 4x
7x – 8 + (-2x2) + 4x = 2x2 + (-2x2)+ 4x – 4x
-2x2 + 11x – 8 = 0
Jadi, a = -2, b = 11, c = -8.
x2 + 6x = 0 x 0 ( x 6) 0
1
x(x+6)=0
x=0 atau x + 6 = 0
x1 = 0 x2= -6
Penyelesaian : x1 = 0 atau x2 = -6
34
x2 = 25 x2 – 25 = 0 x = 25 atau x = 25
Sifat 1
Jika x2 = k, dengan k 0, maka x = k atau x = k
x=2+ 3 atau x = 2 - 3
Contoh :
Selesaikan persamaan 2x2 + 3x – 8 = 0
Jawab :
2x2 + 3x = 8
3
x2 + x4
2
3 9 9 73
x2 + x 4
2 16 16 16
2
3 73
x
4 16
3 73 3 73
x+ x
4 4 4 4
36
3 73 3 73
Jadi , penyelesaiannya atau
4 4 4 4
b b2 c b2
x2 + x + = +
a 4a 2 a 4a 2
4ac b 2
2
b
x =
2a 4a 2
b b 2 4ac
x + =
2a 4a 2
b b 2 4ac
x =
2a 4a 2
b b 2 4ac
x =
2a
Dari uraian di atas dapat dituliskan :
Jika ax2 + bx + c = 0 dengan a 0 maka solusi penyelesaiannya :
Contoh :
Selesaikan persamaan kuadrat 5x2 – 6x – 3 = 0
Jawab :
5x2 – 6x – 3 = 0 , berarti a = 5 , b = -6, dan c = -3
Rumus ABC :
37
b b 2 4ac
x =
2a
6 6 2 4 . 5 . 3
x =
2.5
6 36 60
x =
10
6 4 6
x =
10
3 2 6
x =
5
3 2 6
Jadi, penyelesaiannya adalah
5
BAB III
METODE PENELITIAN
behavior modification (X1) dan kelas eksperimen dua yaitu siswa yang diajarkan
dengan metode guided discovery (X2).
belajar. Validasi yang dimaksudkan dalam hal ini validasi terhadap isi instrumen
tes. Para validator yang dipilih adalah orang – orang yang dianggap ahli. Format
validasi dan instumen penelitian secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 15
dan 16 .
Hasil validasi isi instrumen tes ketiga validator disajikan dalam tabel
berikut :
Tabel 3.2 Hasil Validasi Isi Instrumen Penelitian
Validator 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 v v vdp v v v vdp v v v
2 vdp v v v v v v v v v
3 v v vdp v v v v v v v
Keterangan : V = Valid
TV = Tidak Valid
Vdp = Valid dengan perbaikan
Dari hasil penelitian diatas, perangkat tes direvisi sesuai dengan saran –
saran yang diberikan oleh validator, agar siswa tidak kesulitan memahami soal
sehingga tes dapat digunakan sebagai instrumen penelitian adalah sebanyak 10
item.
b. Wawancara
45
c. Observasi
Observasi untuk melihat timbal balik yang terjadi antara guru dan siswa
dalam kegiatan belajar mengajar. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran
berlangsung. Lembar observasi pada lampiran 13 ditujukan kepada peneliti yang
menggunakan pembelajaran dengan menggunakan metode behavior modification
sedangkan lembar observasi pada lampiran 14 ditujukan kepada peneliti yang
menggunakan metode guided discovery. Dalam pengumpulan data selama proses
pembelajaran berlangsung peneliti dibantu oleh observer yaitu guru matematika di
sekolah tersebut. Adapun perannya adalah mengamati kemampuan mengelola
pembelajaran yang berpedoman kepada lembar observasi yang telah disiapkan
serta memberikan penilaian berdasarkan pengamatan yang dilakukan. Observasi
bertujuan untuk mengetahui bagaimana situasi dan proses pembelajaran dengan
metode guided discovery dan pembelajaran dengan metode behavior modification
berlangsung.
X
Xi
n
46
n X i X i
2 2
S
n n 1
H 1 : x y
2 2
(data berasal dari populasi yang bervarians berbeda).
Uji ini dilakukan dengan menghitung (Sudjana, 2002:250):
2
Varians Terbesar S1
F =
Varians Terkecil 2
S2
Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima, jika Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak.
Fhit = F1/2 α (v 1 , v 2) dengan α = 0,1.
V1 = n1-1 dan n1 = ukuran varians terbesar
V2 = n2-1 dan n2 = ukuran varians terkecil
2
n1 1 S1 n 2 1 S 2
2 2
Dengan S
n1 n 2 2
Dimana :
n1 = jumlah sampel kelas eksperimen satu
48
1
didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 – 2) dan peluang (1- )
2
dan taraf α = 0,05. Untuk harga-harga t hitung lainnya H0 ditolak.
4. Hasil Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas peneliti dalam
mengelola pembelajaran. Proses pembelajaran dikatakan efektif jika pelaksanaan
pembelajaran berjalan dengan baik.
Perhitungan nilai akhir setiap observasi ditentukan berdasarkan (Tim
UPPL,2007:25) :
S
N= x 100
B
Dimana : N = nilai akhir.
S = skor yang didapat.
B = jumlah keseluruhan deskriptor.
Keterangan dari setiap nilai menurut Tim UPPL (2007:15c) adalah :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari tabel diatas diperoleh beda tingkat hasil belajar siswa pada sub
pokok bahasan persamaan kuadrat dengan menggunakan metode behavior
modification dan menggunakan metode guided discovery adalah: (77,61 – 42,64)
– (70,79 – 42,59) = 7,01 atau tidak sama dengan nol. Karena beda tingkat hasil
belajar pada sub pokok bahasan persamaan kuadrat antara pengajaran dengan
metode behavior modification dan pengajaran dengan metode guided discovery
sebesar 7,01 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara hasil belajar
siswa yang diajar dengan metode behavior modification dengan metode guided
discovery.
Data hasil belajar matematika siswa yang diperoleh dapat dibuat dalam
distribusi frekuensinya dan akhirnya disajikan dalam bentuk grafik yaitu
histogram. Dibawah ini digambarkan histogram untuk tujuan memperoleh kurva
frekuensi kumulatif batas bawah dari hasil belajar kedua kelas.
10
2
WA
M
H
U
A
L
S
J
0
19,5 26,5 33,5 40,5 47,5 59,5 Nilai
14
12
10
2
W
M
H
U
A
L
S
J
0
19,5 26,5 33,5 40,5 47,5 59,5 Nilai
J
U 8
M
L
A
6
H
S
I 4
S
W
A 2
0
52,5 60,5 68,5 76,5 84,5 92,5 100,5 Nilai
52
WA
1
H
A
L
S
J
0
48,5 57,5 66,5 75,5 84,5 93,5 Nilai
Dari histogram diatas dapat terlihat untuk data pre-tes dari siswa yang
memperoleh nilai yang sama atau lebih dari 20. Begitu juga untuk data post-tes
kelas eksperimen satu dapat terlihat siswa yang memperoleh nilai lebih dari 53
dan untuk post-tes eksperimen dua terlihat siswa yang memperoleh nilai lebih dari
49. Dari histogram diatas dapat dilihat kurva frekuensinya. Kurva frekuensi dapat
menjelaskan sifat atau karakteristik populasi. Dari histogram diatas terlihat data
hasil belajar matematika siswa mendekati normal.
53
Dari tabel 4.2 terlihat bahwa Lhitung < Ltabel pada taraf nyata = 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi dari pre-tes dan post-tes
pada kedua kelas adalah normal.
post-tes kelas eksperimen satu diperoleh 77,61 sedangkan rata-rata post-tes kelas
eksperimen dua diperoleh 70,79 sehingga diperoleh selisihnya 6,82. Dapat dilihat
bahwa setelah diberikan pembelajaran dengan metode pembelajaran yang
berbeda, hasil belajar kedua kelompok sampel tersebut juga berbeda dan hasil
belajar masing-masing kelompok sampel juga mengalami peningkatan, dimana
kelas eksperimen satu mengalami peningkatan hasil belajar rata-rata 34,97
sedangkan kelas eksperimen dua mengalami peningkatan hasil belajar rata-rata
28,20. Dari hasil penelitian diatas membenarkan metode behavior modification
merupakan salah satu upaya konkrit yang dapat dilaksanakan guru untuk
mengatasi kesulitan siswa dalam memahami dan menguasai konsep secara
menyeluruh.
Selisih rata-rata hasil belajar pada sub pokok bahasan persamaan kuadrat
antara kelas eksperimen satu dan kelas eksperimen dua adalah 7,01. Peneliti
menyimpulkan hasil penelitiannya yaitu ada perbedaan atau lebih baik hasil
belajar siswa yang diajar dengan metode behavior modification dengan hasil
belajar siswa yang diajar dengan metode guided discovery pada sub pokok
bahasan persamaan kuadrat. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
metode behavior modification lebih tepat digunakan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada sub pokok bahasan persamaan kuadrat.
Hasil observasi dari observer yang mengamati selama pelaksanaan
pembelajaran pada kedua kelas sampel berlangsung menunjukkan bahwa
hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam proses belajar berlangsung
dengan baik.
Namun dalam pelaksanaan penelitian, peneliti banyak menemukan
kelemahan-kelemahan sehingga dalam pembelajaran tidak menjadikan seluruh
siswa memperoleh nilai yang tinggi dan terdapat kesulitan yang masih dialami
siswa dalam mengerjakan tes hasil belajar siswa. Adapun kelemahan-kelemahan
peneliti selama melakukan pembelajaran antara lain:
1. Adanya kemungkinan siswa kurang bersungguh-sungguh dalam
menyelesaikan soal post-tes yang diberikan.
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
58
5.2. Saran
1. Bagi guru khususnya guru matematika dalam menggunakan metode
behavior modification dan metode guided discovery agar selalu melibatkan
siswa dalam proses belajar mengajar yang bertujuan untuk memotivasi
siswa dan melatih siswa untuk belajar aktif.
2. Bagi mahasiswa calon guru matematika diharapkan dapat menerapkan
metode behavior modification dan metode guided discovery saat
mengajarkan matematika dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi pihak terkait lainnya seperti pihak sekolah diharapkan untuk lebih
memperhatikan kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran yang
digunakan dalam mengajarkan matematika dalam upaya meningkatkan
hasil belajar siswa.
59
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, S.B., dan Zain, Aswan., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka
Cipta, Jakarta.
Lampiran 1
A. STANDAR KOMPETENSI
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan dan fungsi
kuadrat serta pertidaksamaan kuadrat.
B. KOMPETENSI DASAR
Siswa dapat memahami dan terampil menggunakan aturan dan rumus – rumus
persamaan kuadrat.
C. INDIKATOR
Indikator ketercapaian kompetensi dasar diatas adalah siswa dapat :
1. Menentukan bentuk umum persamaan kuadrat.
2. Menentukan akar – akar persamaan kuadrat dengan pemfaktoran.
D. MATERI POKOK
Persamaan Kuadrat
E. PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran : Pembelajaran dengan metode behavior
modification.
G. EVALUASI
Tes Essay
Lampiran 2
A. STANDAR KOMPETENSI
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan dan fungsi
kuadrat serta pertidaksamaan kuadrat.
B. KOMPETENSI DASAR
Siswa dapat memahami dan terampil menggunakan aturan dan rumus – rumus
persamaan kuadrat.
C. INDIKATOR
Indikator ketercapaian kompetensi dasar diatas adalah siswa dapat
menentukan akar-akar persamaan kuadrat dengan melengkapkan kuadrat
sempurna.
D. MATERI POKOK
Persamaan Kuadrat
E. PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran : Pembelajaran dengan metode behavior
modification.
dipahami. dipahami.
2.Menyimpulkan materi yang telah2.Mendengarkan kesimpulan
diajarkan. materi dan mencatat hal-hal
3.Memberikan tugas rumah (PR). yang penting.
3.Menandai tugas-tugas yang
diberikan oleh guru.
G. EVALUASI
Tes Essay
Lampiran 3
A. STANDAR KOMPETENSI
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan dan fungsi
kuadrat serta pertidaksamaan kuadrat.
B. KOMPETENSI DASAR
Siswa dapat memahami dan terampil menggunakan aturan dan rumus – rumus
persamaan kuadrat.
C. INDIKATOR
Indikator ketercapaian kompetensi dasar diatas adalah siswa dapat
menentukan akar-akar persamaan kuadrat dengan menggunakan rumus ABC.
D. MATERI POKOK
Persamaan Kuadrat
E. PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran : Pembelajaran dengan metode behavior
modification.
G. EVALUASI
Tes Essay
Lampiran 4
A. STANDAR KOMPETENSI
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan dan fungsi
kuadrat serta pertidaksamaan kuadrat.
B. KOMPETENSI DASAR
Siswa dapat memahami dan terampil menggunakan aturan dan rumus – rumus
persamaan kuadrat.
C. INDIKATOR
Indikator ketercapaian kompetensi dasar diatas adalah siswa dapat :
1. Menentukan bentuk umum persamaan kuadrat.
2. Menentukan akar – akar persamaan kuadrat dengan pemfaktoran.
D. MATERI POKOK
Persamaan Kuadrat
E. PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran : Pembelajaran dengan metode guided discovery.
G. EVALUASI
Tes Essay
Lampiran 5
A. STANDAR KOMPETENSI
79
G. EVALUASI
Tes Essay
Lampiran 6
A. STANDAR KOMPETENSI
83
G. EVALUASI
Tes Essay
Lampiran 7
Pre – Tes
B. Soal
1. Apabila x = 3 merupakan solusi dari persamaan 3x2 + (k-1)x + 9 = 0, tentukan
nilai k !
10 10 7
!
m3 m3 2
7. Panjang sisi siku-siku sebuah segitiga adalah 21 m lebih panjang dari sisi siku-
siku lainnya. Bila panjang sisi miring segitiga itu 39 m, hitunglah panjang
kedua sisi siku-siku sgitiga tersebut!
Lampiran 8
Post – Tes
B. Soal
1. Apabila x = -2 merupakan solusi dari persamaan (k - 1) x 2 + 4x – k = 0, maka
nilai k harus sama dengan ....
6 6 32
!
6 m 6 m 15
7. Panjang sisi siku-siku sebuah segitiga adalah 6 m lebih panjang dari sisi siku-
siku lainnya. Bila panjang sisi miring segitiga itu 30 m, hitunglah panjang
kedua sisi siku-siku sgitiga tersebut!
6 5x
10. Tuliskan himpunan penyelesaiannya dari x !
4
Lampiran 9
KUNCI JAWABAN PRE-TES
10 10 7
4. Diketahui : Persamaan m 3 m 3 2
92
2
5 1
x
4 16
5 1 5 1
x x
4 4 4 4
6 3
x atau x 1
4 2
Jadi, akar-akar persamaan kuadrat 2x2 – 5x + 3 = 0 adalah
6 3
x atau x 1
4 2
5 25 432
y
18
5 457
y
18
5 457 5 457
Jadi, penyelesaiannya adalah y atau y
18 18
7. Diketahui : A
39
x
B x + 21 C
Ditanya : Panjang kedua sisi siku-siku segitiga tersebut !
Penyelesaian :
AB2 + BC2 = AC2
94
x2 + (x+21)2 = 392
x2 + x2 + 42x + 441 = 1521
2x2 + 42x = 1080
x2 + 21x = 540
441 441
x2 + 21x + = 540 +
4 4
2
21 2601
x =
2 4
21 51
x =
2 2
21 51
x =
2 2
21 51
x= 15
2 2
Jadi, x = panjang AB = 15 dan panjang BC = x + 21 = 15 + 21 = 36
8. Diketahui : Persamaan kuadrat (x + 3)2 = 25
Ditanya : Himpunan penyelesaiannya !
Penyelesaian :
(x + 3)2 = 25
x 3 2 25
x+3 =±5
x = -3 ± 5
x = 2 atau x = -8
Jadi, himpunan penyelesaiannya = { -8,2 }
b b 2 4.a.c
x
2.a
( ( p 1) ( ( p 1)) 2 4(3) ( p 2)
x
6
( p 1) p 2 2 p 1 12 ( p 2)
x
6
( p 1) p 2 10 p 25
x
6
( p 1) p 5 2
x
6
p 1 ( p 5 )
x
6
1
Jadi, penyelesaiaannya adalah x = (p-2) atau x = 1
3
3y 4
10.Diketahui : Persamaan y
7
(y-1) (7y + 4) = 0
y-1 = 0 atau 7y + 4 = 0
4
y =1 y =
7
96
4
Jadi, himpunan penyelesaiannya = { ,1 }
7
Lampiran 10
KUNCI JAWABAN POST-TES
Penyelesaian :
(2 - x) (x + 3) = 2(x – 3)
2x + 6 – x2 – 3x = 2x - 6
- x2 – x + 6 – 2x + 6 = 0
- x2 – 3x + 12 = 0
Jadi, bentuk bakunya adalah - x2 – 3x + 12 = 0, berarti a = -1, b = -3, c = 12.
6 6 32
4. Diketahui : Persamaan 6 m 6 m 15
10 196
x
6 36
10 14
x
6 6
5 7
x+ =
3 3
Jadi, akar-akar persamaan kuadrat 3x2 + 10x - 8 = 0 adalah
2
x atau x 4
3
99
2 2 5
6. Diketahui : Persamaan kuadrat y y 1
3 2
Ditanya : Selesaikan persamaan kuadrat tersebut dengan rumus ABC !
Penyelesaian :
2 2 5
y y 1
3 2 x6
4y2 + 15y = 6
4y2 + 15y – 6 = 0
a=4 b = 15 c = -6
b b 2 4.a.c
y
2.a
15 321
y
8
15 321 5 3 21
Jadi, penyelesaiannya adalah y atau y
8 8
7. Diketahui : A 30
x
B x+6 C
Ditanya : Panjang kedua sisi siku-siku segitiga tersebut !
Penyelesaian :
AB2 + BC2 = AC2
x2 + (x+6)2 = 302
x2 + x2 + 12x + 36 = 900
2x2 + 12x = 864
x2 + 6x = 432
x2 + 6x + 9 = 432 + 9
x 3 2 = 441
x3 = 21
100
x = 3 21
x = -3 + 21 = 18
Jadi, x = panjang AB = 18 dan panjang BC = x + 6 = 18 + 6 = 24
(x - 3)2 = 16
x 3 2 16
x-3 =±4
x=3±4
x = 7 atau x = -1
Jadi, himpunan penyelesaiannya = { -1,7 }
( ( p 1) ( ( p 1)) 2 4(5) ( p 4)
x
10
( p 1) p 2 2 p 1 20 ( p 4)
x
10
( p 1) p 2 18 p 81
x
10
( p 1) p 9 2
x
10
101
p 1 ( p 9 )
x
10
Jadi, penyelesaiaannya adalah x =1/5 (p-4) atau x = 1
6 5x
10. Diketahui : Persamaan x
4
(x +2) (4x - 3) = 0
x+2=0 atau 4x - 3 = 0
x = -2 x = 3/4
Lampiran 11
PEDOMAN PENSKORAN
LANGKAH PEKERJAAN INTERVAL KETERANGAN
1 Menuliskan apa 0–2 0 = Tidak menuliskan apa yang
yang diketahui. diketahui
1 = Menuliskan apa yang diketahui
tetapi tidak lengkap.
2 = Menuliskan apa yang diketahui
dengan lengkap.
2 Menuliskan apa 0-2 0 = Tidak menuliskan apa yang
yang ditanya. ditanya.
1 = Menuliskan apa yang ditanya
tetapi tidak lengkap.
2 = Menuliskan apa yang ditanya
dengan lengkap.
3 Menyelesaikan 0-5 0=Tidak menuliskan penyelesaian
kalimat soal.
matematika 1=Menuliskan hasilnya tetapi salah.
menurut aturan 2=Menuliskan hasilnya saja dan
sehingga benar.
mendapatkan 3=Menuliskan aturan penyelesaian
jawaban yang tidak tuntas tetapi hasilnya
benar. salah.
4=Menuliskan aturan penyelesaian
dengan tuntas tetapi hasilnya
103
salah.
5=Menuliskan aturan penyelesaian
dengan tuntas dan hasilnya benar.
4 Menyimpulkan 0-1 0=Tidak menuliskan kesimpulan.
jawaban 1=Menuliskan kesimpulan.
Jumlah Interval 0 - 10
104
Lampiran 12
KISI – KISI TES
Materi Aspek
Indikator
Pokok C1 C2 C3
Persamaan Siswa diharapkan dapat :
Kuadrat c. Menentukan 1, 2
bentuk umum persamaan kuadrat.
d. Menentukan akar- 3 4, 10
akar persamaan kuadrat dengan
pemfaktoran. 5 8
e. Menentukan akar-
akar persamaan kuadrat dengan
melengkapkan kuadrat sempurna.
f. Menentukan akar- 6, 9 7
akar persamaan kuadrat dengan
menggunakan rumus ABC.
105
Lampiran 13
LEMBAR OBSERVASI
(Metode Behavior Modification)
N Skala Penilaian
Aspek yang Dinilai / Deskriptor 1 2 3 4
O
A Keterampilan membuka pelajaran
1. Menarik perhatian siswa.
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran.
3. Memberikan motivasi.
4. Mempersiapkan materi pelajaran dengan rapi dan
sistematis.
B Penyajian materi
106
1. Menguasai bahan.
2. Penyajian jelas.
3. Penyajian sistematis.
4. Ada pengayaan materi.
C Strategi pembelajaran
1. Pendekatan pembelajaran digunakan sesuai
dengan indikator pembelajaran.
2. Penggunaan metode sesuai dengan yang
direncanakan.
3. Pembelajaran dilaksanakan dengan sistematis.
4. Kegiatan pembelajaran bervariasi.
D Pengelolaan kelas
1. Upaya menertibkan siswa.
2. Upaya melibatkan siswa untuk
berpartisipasi dalam pembelajaran.
3. Menangani perilaku siswa yang
bermasalah.
4. Menata fisik kelas.
E Komunikasi dengan siswa
1. Pengungkapan pertanyaan dengan singkat dan jelas.
2. Pemberian waktu berpikir.
3. Memotivasi siswa untuk bertanya.
4. Memberikan respon atas pertanyaan siswa.
F Aktivitas siswa
1. Bertanya kepada guru.
2. Mendengarkan dan memperhatikan guru.
3. Menjawab atau menyelesaikan soal yang diberikan
guru.
4. Siswa dapat memberikan ide/saran.
H Pengolahan waktu
1. Ketepatan memulai pelajaran.
2. Ketepatan menyajikan materi.
3. Ketepatan mengadakan evaluasi.
4. Ketepatan mengakhiri pelajaran.
I Keterampilan menutup pelajaran
1. Menyimpulkan materi pelajaran.
2. Memberi tugas.
3. Menjelaskan manfaat pelajaran.
4. Menginformasikan pelajaran selanjutnya.
Perbaungan,
Observer
Skala penilaian :
1 = Satu deskriptor tampak.
2 = Dua deskriptor tampak.
3 = Tiga deskriptor tampak.
4 = Empat deskriptor tampak.
108
Lampiran 14
LEMBAR OBSERVASI
(Metode Guided Discovery)
N Skala Penilaian
Aspek yang Dinilai / Deskriptor 1 2 3 4
O
A Memotivasi/Mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran
1. Menarik perhatian siswa.
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran.
3. Memberikan motivasi.
4. Mempersiapkan materi pelajaran dengan rapi dan
sistematis.
B Memberikan masalah persamaan kuadrat
109
Perbaungan,
Observer
Skala penilaian :
1 = Satu deskriptor tampak.
2 = Dua deskriptor tampak.
3 = Tiga deskriptor tampak.
4 = Empat deskriptor tampak.