Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

JUDUL PERCOBAAN : TEKNIK-TEKNIK LABORATORIUM

NAMA PRAKTIKAN :VERA ARUM PRASTIWI Commented [T1]: diberi spasi

NIM/GRUP : 2031910052/VI

TANGGAL PRAKTIKUM : 12 NOVEMBER 2019

ASISTEN : SYARIFA NUR ‘AINI

LABORATORIUM KIMIA-FISIKA DASAR

UNIVERSITAS INTERNASIONAL SEMEN INDONESIA

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Commented [T2]: margin 4333ya. Udah benar?

Laboratorium merupakan suatu tempat untuk melaksanakan eksperimen, penelitian maupun Commented [T3]: 1.1 ya

pengajaran. Untuk membantu melakukan hal tersebut, diperlukan peralatan laboratorium dan
juga bahan kimia. Peralatan laboratorium terbagi menjadi beberapa kategori yaitu peralatan
gelas, peralatan penunjang dan peralatan modern. Peralatan tersebut tentunya memiliki jenis dan
fungsi berbeda sehingga cara penggunaan dan pengolahannya tentu berbeda pula. Dan bahan
kimia pun ada beberapa kategori yakni dalam kategori sifat, bentuk, grade,dan tingkat Commented [T4]: italic

bahayanya. Dengan adanya bahan kimia tersebut pula diperlukan beberapa cara yang berbeda
agar tidak menimbulkan bahaya bagi praktikan.
Umumnya bekerja di laboratorium mengandung kemungkinan terjadi kecelakaan atau bahaya
bila tidak hati-hati. Demi keselamatan kerja, perlu diketahui bahaya yang mungkin terjadi,
bagaimana pencegahannya dan bila terjadi bagaimana cara mengatasinya. Untuk mencegah
berbagai macam bahaya yang akan ditimbulkan agar praktikan dapat mengetahui teknik dasar
dalam pengelolaan laboratorium dan fungsi dari tiap alat serta prinsip kerjanya. Maka diperlukan
beberapa teknik laboratorium agar itu semua dapat terlaksana. Untuk itu pada praktikum kali ini
praktikan akan melaksanakan praktikum mengenai “Teknik Laboratorium” agar beberapa tujuan
dapat terlaksana. Laboratorium adalah suatu bangunan yang didalamnya dilengkapi dengan
peralatan dan bahan-bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu untuk melakukan percobaan
ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, kegiatan pengujian, kalibrasi, dan produksi bahan
tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam praktikum ini adalah sebagai berikut Commented [T5]: titik dua

1. Apa tujuan dari teknik-teknik laboratorium?


2. Bagaimana penggunaan alat-alat di laboratorium?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan dari praktikum ini adalah
1. Untuk pengenalan alat-alat laboratorium
2. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan alat-alat di laboratorium Commented [T6]: margin semua laporanmu 4333
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Wujud zat

2.1.1 Zat padat


Zat padat adalah zat yang mempunyai bentuk dan volumenya tetap. Zat padat tersusun
atas partikel-partikel yang teratur dan mempunyai jarak antar partikel yang sangat rapat. Gaya
tarik menarik antar partikel zat padat sangat kuat. Hal ini menyebabkan partikel tidak dapat
bergerak secara bebas untuk berpindah tempat. Keadaan ini menyebabkan zat padat dapat
mempertahankan bentuk dan volumenya sehingga zat padat selalu mempunyai bentuk dan
volume yang tetap. Contohnya kelereng yang bentuknya bulat dipindahkan ke gelas akan
berbentuk bulat. Begitu pula dengan volumenya. Volume kelereng akan selalu tetap walaupun
berpindah tempat ke gelas. Hal ini disebabkan karena daya tarik antar partikel zat padat sangat
kuat. Pada umumnya zat padat berbentuk kristal seperti halnya gula pasir atau garam dapur atau
amorf ( seperti kaca dan batu granit). Partikel zat padat memiliki sifat seperti berikut
1. Letaknya sangat berdekatan
2. Susunannya teratur
3. Gerakannya tidak bebas, hanya bergetar dan berputar ditempatnya. (Arfiyana,2013) Commented [T7]: literature dulu baru tand atitik
Commented [T8]: ditaruh bawa, dan sebelah kanan
2.1.2 Zat cair
Zat cair adalah materi yang berbentuk seperti air, dapat melarutkan zat, meresap
melalui celah-celah sempit, dan selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah. Contoh zat cair
adalah air, minyak, dan raksa. Raksa adalah logam yang berwujud cair. Zat cair memiliki volume
tetap tetapi bentuk selalu berubah-ubah sesuai dengan yang ditempatinya. Apabila air
dimasukkan kedalam gelas maka bentuknya seperti gelas, apabila dimasukkan kedalam botol
maka bentuknya juga akan seperti botol. Tetapi volumenya selalu tetap. Hal ini disebabkan
karena partikel penyusunnya agak berjauhan satu sama lain. Selain itu partikelnya lebih bebas
bergerak karena ikatan antar partikelnya lemah. Partikel zat cair memiliki sifat seperti berikut
1. Letaknya berdektan
2. Susunannya tidak teratur
3. Gerakannya agak bebas, sehingga dapat bergeser dari tempatnya tetapi tidak lepas dari
kelompoknya. (Arfiyana,2013)
2.1.3 Zat Gas
Zat gas adalah zat yang mempunyai bentuk dan volume yang tidak tetap. Hal ini
disebabkan karena susunan molekul-molekul gas sangat tidak teratur sehingga gaya tarik
menarik antar molekulnya lemah. Partikel-partikel tersebut bergerak sangat bebas dan cepat
dalam wadahnya. Hal ini menyebabkan gas tidak dapat mempertahankan bentuk dan volumenya
sehingga bentuk dan volumenya gas selalu berubah dan mengikuti ruang yang ditempatinya.
Contoh gas adalah udara. (Hari, 2019) Commented [T9]: literature dulu baru titik, semua yaa
Zat gas partikel-partikelnya terpisah. Masing-masing partikel dapat bergerak dengan bebas. Gas
akan menyebar untuk memenuhi semua ruang yang ada. penyimpanan zat yang berbetuk gas
adalah disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat, ruangan harus dingin dan tidak terkena
paparan sinar matahari, jauh dari api, panas, dan bahan korosif.Penyimpanan gas di laboratorium
mempertimbangkan pemasangan sistem gas interna. sistem memberikan informasi tambahan
tentang pengolahan gas di laboratorium. (Jackson, 2009)

2.2 Penanganan Zat Kimia

2.2.1 Zat Padat


Zat padat atau solid disimpan dalam botol yang memiliki mulut lebar kemudian buka
tutup botol tepatkan tutup botol agar ridak mengalami kontaminasi. Setelah itu miringkan botol
dan tuangkan isinya ke dalam botol timbang dengan menggunakan bantuan spatula.

Cara penanganan solid

1. Gunakan sendok atau spatula atau alat yang sesuai, bukan berasal dari logam
2. Mengambil bahan dengan secukupnya sesuai dengan kebutuhan, jangan mengeluarkan
bahan kimia secara berlebihan
3. Jangan mencampurkan aneka sendok untuk mengambil bahan kimia (Wardiyah, 2016)

2.2.2 Zat Cair


Umumnya, bahan yang ada dilaboratorium banyak yang berwujud cairan. Penyimpanan
reagen yang berbentuk cair ini dapat disiman dalam berbagai botol sesuai dengan fungsinya.
Botol yang biasanya digunakan yaitu botol tetes dan botol standar. Botol tetes digunakan untuk
penyimpanan cairan dalam jumlah kecil. Sedangkan botol standar digunakan untuk menyimpan
cairan dalam jumlah banyak.

Cara penanganan zat cair adalah :


1. Tutup botol dibuka. Tutup botol jangan diletakkan di atas meja karena kotoran
diatas meja bisa mengotori tutup botol sehingga dapat mencemari bahan kimia.
2. Dengan satu tangan yang lain ambil bahan sesuai kebutuhan, gunakan alat yang
memudahkan pekerjaan seperti pipet volume. (Wardiyah, 2016) Commented [T10]: kalau setelah poin , literature itu di baris
bawahnya dan sebelah kanan.
2.2.3 Penanganan Zat Gas
penyimpanan zat yang berbetuk gas adalah disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan Commented [T11]: Capital

terikat, ruangan harus dingin dan tidak terkena paparan sinar matahari, jauh dari api, panas, dan
bahan korosif.Penyimpanan gas di laboratorium mempertimbangkan pemasangan system gas
internal .system memberikan informasi tambahan tentang pengolahan gas mampat di Commented [T12]: italic kalau non bahasa

laboratorium. (HR, 2014)

2.3 Alat-alat laboratorium Commented [T13]: Kalau nanggung, next page aja
Ilmu kimia sangat bergantung pada pengukuran. Sebagai contoh, praktikan menggunakan
pengukuran untuk membandingkan sifat dari berbagai zat dan untuk mempelajari perubahan
yang terjadi dalam sebuah percobaan. Sejumlah peralatan yang dapat kita gunakan untuk
melakukan pengukuran sederrhana terhadap sifatsifat zat penggaris untuk mengukur buret, pipet,
tabung volumetric dan lubu ukur untuk mengukur volume, timbangan untuk mengukur massa,
dan thermometer untuk mengukur suhu (Chang, 2005)

Tabel 2.3.1 Gambar Alat-Alat Laboratorium dan Fungsinya

No Nama Alat Gambar Kegunaan


1. Erlenmeyer Sebagai wadah untuk
mereaksikan suatu zat
kimia dalam skala yang
cukup besar dan sebagai
wadah dalam proses
titrasi

2. Labu Ukur Untuk


membuat,menyimpan,
dan mengencerkan
larutan dengan ketelitian
yang tinggi

3. Petridish Sebuah wadah untuk


membiakkan sel atau
mikroba

4. Gelas Ukur Untuk mengukur


volume larutan
5. Kaca Arloji Sebagai wadah untuk
menimbang bahan-
bahan kimia yang
berupa padat, serbuk
atau kristal

6. Tabung Reaksi Sebagai wadah satu atau


dua jenis zat

7. Gelas Piala Sebagai tempat untuk


menyimpan dan
meletakkan larutan.
Gelas piala memilikii
takaran namun jarang
bahkan tidak
dkiperbolehan untuk
mengukur volume suatu
zat cair
8. Kaki Tiga Kaki tga sebagai
penyangga pembakar
spirtus

9. Corong Digunkan unutk


memasukkan atau
memindahkan larutan
dari satu gtempat ke
tempat lain agar tidak
tumpah

10. Botol Semprot Digunakan untuk


menyimpan aquades dan
digunakan untuk
mencuci ataupun
membilas bahan-bahan
yang tidak larut dalam
air
(Wardiyah, 2016)
2.4 Penentuan Massa dan Berat
Penentuan massa dan berat biasanya identik dengan neraca. Neraca adalah alat untuk
menghitung massa dari suatu benda
2.4.1 Neraca Ohaous
Neraca ohaous merupakan salah satu alat ukur panjang. Pada umunmnya neraca
ohaous digunakan untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium.
Kapasitas beban neraca ohaous sebesar 311 gram dengan batas ketelitian 0,1 gram. Neraca
ohaous sangat praktis karena proses pengukurannya cepat dan akurat. (Rukmana, 2015)
2.4.2 Neraca Analitik
Neraca analitik merupakan suatu alat yang digunakan dalam laboratorium yang
berfungsi untuk menimbang bahan yang akan digunakan. Bahan yang ditimbang biasanya
berbentuk padatan, namun tidak menutup kemungkinan untuk menimbang suatu bahan yang
berbentuk cairan. Neraca analitik yang digunakan dalam laboratorium merupakan instrumen
yang akurat yang mempunyai kemampuan mendeteksi bobot pada kisaran 100 garm sampai
kurang lebih 0,0001 gram (Chairunnisa, 2016) Commented [T14]: dikek I titik

2.5 Pengukuran Volume


Pengukuran volume adalah .pengukuran untuk mengetahui volume suatu benda. Pada
praktikum alat yang biasanya digunakan adalah gelas ukur, pipet, dan buret.
2.5.1 Gelas Ukur
Gelas ukur merupakan alat yang dipakai untuk menakar air suling dan bahan kimia
yang akan digunakan. Ukuran gelas ukur bermaca-macam mulai dari volume 25 mL sampai
dengan volume 250 mL. Jenis gelas ukur ada yang tahan panas dan ada yang tidak tahan panas.
Untuk pembuatan larutan sterillisasi explan yaitu chlorox selalu membutuhkan gelas ukur ini.
(Hendaryono & Wijiyani, 1994) Commented [T15]: pojok kanan

2.5.2 Pipet
Pipet adalah alat salah satu alat yang berada dilaboratorium yang digunakan untuk
memindahkan sejumlah larutan secara akurat dari suatu wadah ( biasanya beker) kedalam tabung
reaksi untuk pengenceran atau penetapan kadar, biasanya bersama-sama dengan pengisi pipet
(pippete fillers). Pipet ini bukanlah sedotan munuman dan sebaiknya jangna pernah ditempatkan
dalam mulut atau digunakan untuk larutan “pipet mulut”. Alat ini termasuk ke dalam alat gelas.
Penggunaan pipet ukur untuk mengambil larutan dengan ukuran tertentu. Ukuran dari pipet ukur
ini bermacam-macam mulai dari 1ml, 2ml, 5ml, 10ml dan seterusnya. (Cairns,2004)
2.5.3 Buret
Buret adalah alat untuk memindahkan regen dengan berbagai volume secara akurat.
Ukuran paling berguna adalah buret 50 mL. Buret ini dikalibrasi dalam satuan 0,1 Ml, tetapi para
siswa dianjurkan untuk membaca ke yang terdekat 0,05 mL. Setelah siswa memilki beberapa
kemampuan dalam teknik titrasi, mereka akan mampu membaca buret hingga ke yang terdekat
0,02 mL. Ini dilakukan dengan membagi setiap graduasi 0,1 mL menjadi lima, yaitu 0,02, 0,04,
0,06, 0,08, 0,1 mL(Cairns, 2004)
2.5.4 Labu Ukur
Labu ukur adalah alat yang digunakan untuk menyiapkan larutan volume yang akurat.
Labu ini berbentuk seperti buah per, dengan leher kurus yang panjang sehingga dapat
memudahkan operator dalam melakukan secara akurat pengenceran dengan pelarut sanmpi tanda
batas. Labu ukur tersedia dalam berbagai ukuran mulai dari 1 mL sampai dengam 10 Liter akan
tetapi ukuran yang paling umum adalah 20. 50, dan 100 ml. Ketika memilih ukuran labu yang
akan digunakan harus dilakukan penyesuaian antara keinginan menggunakan labu bervolume
kecil sehingga menghemat regen yang mahal. Dan keinginan menggunakan labu berukuran besar
untuk meminimalkan kesalahan pengenceran. Prosedur umum yang dilakukan adalah memipet
larutan pekat yang telah diketahui volumenya, tambahkan pelarut hingga mendekati tanda batas,
kocok atau balikkan labu untuk mencampurkan isinya, kemudian tambahkan pelarut hingga
mencapai tanda batas dengan seakurat mungkin. (Chairns, 2004)

2.6 Pemanasan dan Pembakaran


Pemanasan adalah proses manaikkannya suhu tanpa mengubah bentuk benda. Sedagkan
pembakaran hampir sama seperti pemanasan, namun pembakaran dapat mengubah bentuk benda.
Saat terjadi pembakaran , ikatan yang ada dalam molekul-molekul dari suatu reaktan menjadi
terputus. Hali ini menyebabkan atom-atom dan electron-elektron tersusun ulang menjadi produk.
Sedangkan saat pemanasan hanya proses menaikan suhu saja. (Moran, 2004)

2.6.1 Pemanasan Gas


Pemanasan dengan menggunakan metode terril yang biasanya digunakan dalam
laboratorium. Commented [T16]: kalau segini doang mending gak usah subab
baru

2.6.2 Pemanasan Dan Penguapan Cairan


Pemanasan dalam zat cair membutuhkan pendidihan dan penguapan. Pada saat
memanaskan lebih baikmenggunakan suhu yang kecil, sering terjadi kesalahan apabila
menggunakan suhu yang terlalu besar sehingga terjadi kerusakan pada permukaan. Proses
pemanasan adalah untuk menurunkan suhu. Pada kenaikan suhu pemanasan juga berpengaruh
terhadap penguapan yang terjadi. Selanjutnya dilakukan proses pendinginan

2.7 Pemisahan campuran


Pemisaahan campuran adalah proses pemisahan antara dua jenis zat atau lebih .jenis-jenis
metode pemisahan campuran sebagai berikut :
2.7.1 Destilasi
Destilasi adalah mengeluarkan air dengan menggunakan pembawa cairan kimia yang
mempunyai titik didih lebih tinggi dari pada air dan tidak campur dengan akir serta mempunyai
bobot jenis lebih rendah dari pada air. Atau metode pemisahan dengan cara destilasi dapat
memisahkan campuran senyawa-senyawa yang berfase cair dan bercampur sempurna. Destilasi
pada praktiknya sulit dilakukan karena senyawa-senyawa yang bercampur masih tetap akan
bercampur pada fase uapnya. (Sumantri, 2018)
2.7.2 Ekstraksi
Ekstraksi merupakan proses yang dilakukan oleh cairan penyari untuk menarik keluar
zat aktif. Zat aktif yag berada didalam sel sehingga untuk mengeluarkannya diperlukan suatu
cairan penyari atau pelarut tertentu. Prinsip proses ekstraksi yaitu memisahkan zat terlarut
melalui dua buah zat pelarut (biasanya cair) yang dapat melarutkan zat tersebut namun kedua
pelarut ini tidak dapat saling melarutkan. (Najib, 2018)
Ekstraksi adalah teknik pemisahan yang mengambil keuntungan dari perbedaan
kelarutan antara komponen-komponen dari umpan yang homogen dalam suatu pelarut yang
tepat. Menmbahkan pelarut yang menyebabkan fase cair kedua muncul dan komponen yang
lebih larut ditransferkan secara selektif.( Wauquier, 2000)

2.7.3 Sentrifugasi
Sentrifugasi adalah proses pemisahan zat partikel padat dari suatu cairan dengan
menggunakan prinsip gravitasi. Sentrifugasi juga diartikan sebagai proses pemisahan partikel
padat-padat dan cair-cair yang memiliki densitas berbeda dengan menggunakankombinasi gaya
sentrifugasi dan gaya gravitasi. Prinsip sentrifugasi didasarkan atas fenomena bahwa partikel
yang tersuspensi di dalam suatu wadah (tabung atau bentuk-bentuk lain)akan mengendap ke
dasar karena pengaruh gravitasi. (Yuwono, 2008)
Sentrifugasi adalah proses yang menggunakan gaya sentrifugal untuk memisahkan dan Commented [T17]: dilanjutkan dari paragraph sebelumnya,
karena diperbolehkan terdapat dua literature dalam 11 paragraf
memurnikan campuran partikel biologis dalam media cair. Ini adalah teknik kunci untuk
mengisolasi dan menganalisis sel, fraksi subseluler, komplek monoseluler dan makromolekul
pengisolasi seperti protein atau asam nukleat (Wilson & Walker, 2010)

2.8 Penyaringan
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari
cairanya dengan menggunakan air berpori. Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran
partikel antara pelarut disebuah zat terlarut yang menahan zat padat yang akan mempunyai
ukuran partikel lebih besar dari saringan dan proses literasi yang dilakukan adalah harus dibuat
dalam bentuk udara yang kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisanya
disebut residu.(Rahmadhani dkk, 2012)

Titrasi adalah prosedur untuk menentukan konsentrasi larutan dengan memungkinkan


volume terukur larutan itu untuk bereaksi dengan larutan kedua dari zat lain (larutan standar)
yang konsentrasinya diketahui. Dengan menemukan volume larutan standar yang bereaksi
dengan volume larutan pertama yang diukur dengan konsentrasi larutan pertama yang dapat
dihitunbg. (Mcmurry dkk, 2012) Commented [T18]: kok titrasi

2.8.1 Penyaringan dengan Kertas Saring


Penyaringan dengan kertas saring dilakukan dengan cara lipat kertas terlebih dahulu
hingga membentuk kerucut, kemudian robek sedikit sudut lipatan, setelah itu basahi dinding
corong dengan aquades agar kertas dapat menempel, selanjutnya letakan kertas pada
corong.Penyaring dilakukan dengan menuang campuran ke atas kertas saring dari sebuah corong
gelas. Kertas saring ini biasanya disebut dengan residu.Zat yang dapat melewati kertas saring ini
disebut filtrate. (Abdullah,2007)
2.8.2 Penyaringan Vakum
Penyaringan vakum dilakukan dengan metode vakum yang menggunakan corong
Buchner atau gelas dengan bagian dasar terdapat kaca masir dengan kertas saring.Chorong
Buchner dipasangkan dengan labu isap dan bantuan tutup karet, kemudian dihubungkan
menggunkan pompa vakum.Penyaringan pompa vakum ini menggunakan Buchner.Corong
Buchner memiliki lubang yang berukuran kecil.Kertas saring diletakan di atas lubang-lubang
tersebut. (Lutfi, 2007)
2.9 Penggunaan kertas lakmus
Kertas lakmus adalah kertas yang jika diberi suatu senyawa kimia akan menujukan warna
yang berbeda. Biasanya untuk indikator asam atau basa. Kertas lakmus akan berwarna merah
jika dimasukan ke dalam air yang bersifat asam dan akan berwarna biru jika dimasukan ke dalam
air yang bersifat basa. Ada dua jenis lakmus yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Lakmus merah
dalam larutan asam akan berwarna merah dan dalam larutan basa akan berwarna biru dan dalam
larutan netral akan berwarna merah. Sedangkan lakmus biru dalam larutan asam akan berwarna
merah, dalam larutan basa akan berwarna biru dan dalam larutan netral akan berwarna biru.
(Abidin, 2005)
2.10 Pengenceran
2.10.1 Pengenceran HCL
Pengencereran HCl dilakukan dengan cara pertama yaitu dengan mengambil larutan
HCL sesuai hasil perhitungan dengan menggunakn pipet volume serta bantuan propipet.
Kemudian dimasukan ke dalam labu ukur.Lalu encerkan hingga tanda batas skala sambil
digoyangkan.Setelah itu ambil aquades dengan pipet tetes hingga tanda batas, kemudian tutup
labu ukur dan goyang-goyangkan.
2.10.2 Pengenceran H2SO4
Pengenceran H2SO4 umumya dilakukan dengan cara menambahkan zat pelarut
kedalam zat yang akan diencerkan. Sedangkan untuk beberapa zat yang memperlihatkan reaksi
eksotermis saat pengenceran, maka ditambahkan zat yang akan diencerkan.
2.10.3 Perbedaan Pengenceran HCl dengan H2SO4
1. Pengenceran HCl dilakukan dengan menabahkan HCl dulu baru pelarutnya, sedangkan
H2SO4 dimasukan pelarutnya dulu, baru diikuti larutan H2SO4. Hal ini untuk menghindari
reaksi eksoterm.
2. Pengenceran HCL langsung menuangkan larutan HCl secara cepat, sedangkan
H2SO4harus dilakukan secara perlahan dan sedikit demi sedikit.
2.11 Titrasi
Dalam percobaan titrasi,suatu larutan yang konsetrasinya diketahui secara pasti, yang
disebut dengan larutan standar (standard solution), ditambahkan secara bertahap ke larutan lain
yang konsentrasinya tidak diketahui. (Chang, 2015)Penambahan NaOH dapat membuat kenaikan
pH sangat besar. Jadi setiap cara melokalisir titik di mana pH berubah sangat drastic dapat
digunakan sebagai pendeteksi titil ekivalen.titik ekivalen adalah titik dimana batas akhir dari
titrasi. Alat –alat titrasi adalah buret, Erlenmeyer, dan pipet.(Sastrohamidjojo, 2018)
titrasi adalah prosedur untuk menentukan konsentrasi larutan dengan memungkinkan
volume terukur larutan itu untuk bereaksi dengan larutan kedua dari zat lain (larutan standar)
yang konsentrasinya diketahui. dengan menemukan volume larutan standar yang bereaksi
dengan volume larutan pertama yang diukur, konsentrasi larutan pertama dapat dihitung

2.12 MSDS
2.12.1 NaOH
Dengan massa molar 40 g/mol.Titik didihnya 13,38 dan titi leburnya 323 C. Bersifat
berbahaya jika terkena kulit untuk menanganinya adalah basuh dengan air 15 menit.(Sciencelab,
2017)

2.12.2 NH4CL

Memiliki berat molekul 53,49 gr/mol dengan PH 5,5 yaitu asam, titik didihnya 520 C.
Bersifat berahaya jika terkena kulit basuh dengan air selama 15 menit. (Sciencelab, 2017)

2.12.3 HCL
Memiliki masa titik didih 108,58 C dapat larut dalam air, bersifat berbahaya dan
beracun apabila terkena kulit basuh dengan air mineral selama 15 menita. Dan apabila terhirup
segera bawa ke tempat yang berudara segar (Sciencelab, 2017)

2.12.4 H2SO4
Memiliki massa molar 98,08 g/mol yang memiliki titik didih 270 C-340 C dengan
komposisi pada suhu 340 C. Dan tituk lebur 35 C-10,36 C. Bersifat berbahaya jika terkena kulit
segera basuh dengan air mengalir selama 15 menit (Sciencelab 2017)

2.12.5 Pb (NO3)2
Memiliki berat molekul 331,2 gr/mol dengan tiik didih 0 c dan titik beku 470 C.
Pb(NO3)2 ini sangat berbahaya tidak boleh terjadi kontak secara langsung dengan kulit ataupun
dengan mata karena kan menyebabkan irotasi (Sciencelab, 2017)

2.12.6 Indikator Phenolphtalen


Berat molekul ini tidak berlaku. Titik didihnya mencapai 78,5° C dan titik lebur zat ini
adalah 110,1° C. sifat zat ini sangat berbahaya jika terkena dengan kulit langsung , segera basahi
dengan air selama 15 menit. (Sciencelab, 2017)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat
Ada beberapa alat-alat yang digunakan saat melakukan praktikum tentang teknik-teknik
laboratorium diantaranya

1. Tabung reaksi (1 buah)


2. Buret (1 buah) Commented [T19]: ukuran berapa

3. Kaca arloji (1 buah)


4. Timbangan analis (1 buah)
5. Spatula (1 buah)
6. Pipet (1 buah)
7. Pipet tetes (1 buah)
8. Pipet ukur (1 buah)
9. Pipet volume (1 buah)
10. Botol semprot (1 buah)
11. Gelas beker (1 buah)
12. Gelas erlenmeyer (1 buah)
13. Corong (1 buah)
14. Corong buchner (1 buah)
15. Gelas ukur (1 buah)
16. Kaca pengaduk (1 buah)
17. Propipet (1 buah)

3.1.2 Bahan
Beberapa bahan yang digunakan saat melakukan praktikum teknik-teknik laboratorium
diantaranya

1. Serbuk x
2. 3 butir NAOH
3. Cairan HCL
4. Aquades
5. Cairan H2SO4
6. K2CrO4
7. Cairan NaOH
8. Kertas lakmus
9. Phenolphtalein
10. Pb(NO3)2
11. Ammonium klorida
12. Natrium Hidroksida Commented [T20]: berapa gram dan konsentrassinya

3.2 Cara Kerja


1. Penentuan Massa dan Berat Commented [T21]: 3.2.1

Pada pengukuran massa dan berat ini dilakukan 2 percobaan, pertama menggunakan 3
butir NaOH dan menimbang serbuk X.

 NaOH
o Mengambil 3 butir NaOH
o Memasukkan NaOH ke dalam botol timbang
o Kemudian menimbang dengan menggunakan neraca analitik Commented [T22]: pakai nomer 1, 2, 3, dst

 Serbuk X
o Mengambil serbuk X dengan menggunakan spatula
o Menempatkan serbuk pada kaca arloji
o Menimbang pada neraca analitik.
2. Pengukuran Volume
o Mengambil aquades sebanyak 5 mL dengan pipet volume
o Memasukkan aquadeske dalam gelas ukur dan mengamati berapa volumnya
o Mengambil kembali cairan aquades yang ada di gelas ukur dengan menggunakan pipet
ukur 1 mL
o Mengukur aquades yang ada dipipet

3. Penggunaan Kertas Lakmus


o Mengambil ammonium klorida atau NH4Cl 5 mL dengan menggunakan pipet Volume
o Memasukan larutan tersebut ke dalam tabung reaksi
o Menambahkan larutan NaOH sebanyak 5 mL
o Menggoyangkan beaker dan mengatur jangan sampai terjadi bumping
o Menaruh kertas lakmus pada mulut gelas beaker
4. Pengenceran
 Pengenceran HCl
o Mengambil HCl sesuai dengan perhitungan dengan menggunakan pipet volume dan juga
bantuan propipet
o Memasukan 100 mL HCl ke dalam labu ukur
o Menambahkan aquades hingga mencapai tand batas skala
o Menggoyangkan labu ukur agar larutan tercampur dengan rata
o Menggunakan pipet tetes dan menambahkan aquades kembali hingga tanda batas
o Lalu menutup labu ukur dan menggoyangkannya

 Pengenceran H2SO4
o Pertama yaitu mengambil aquades terlebih dahulu, sesuai yang diperintahkan
o Kemudian menambahkan H2SO4setes demi setes secara perlahan
o Lalu meanambahkan kembali aquades

5. Titrasi
o Mencuci buret dengan menggunakan larutan kalium dikromat 0,1 M sampai buret
mencapai skala 0
o Mengambil HCl 10 ml dengan memakai pipet volume dan menepatkan pada Erlenmeyer
o Menambahkan 3 tetes indicator phenolphthalein
o Menitrasikan dengan larutan NaOH
o Mengamati perubahan warna yang terjadi, jika sudah mencapai titik ekivalen maka titrasi
sudah berakhir
o Melakukan percobaan ini selama 3 kali

6. Penyaringan
o Melipat kertas saring hingga berbentuk kerucut
o Membasahi orong dengan aquades agar kertas saring menempel
o Meletakan corong di atas Erlenmeyer
o Mengambil Pb(NO3)2 dan memasukannya dalam beaker
o Menambahkan H2SO4 sebanyak 10 ml
o Menuangkan larutan yang akan disaring, penuangan dibantu ddengan gelas pengaduk. Commented [T23]: disesuaikan semua
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data


Analisa data dari praktikum ini adalah
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Analisis Data
No Perlakuan Pengamatan
1. Penimbangan -Serbuk x -Massa kaca arloji = 38,1181 gram
ditimbang - Massa kaca arloji dan 3 spatula serbuk x = 41,1122.
sebanyak 3
spatula
menggunakan
kaca arloji
pada neraca
analitik

NaOH -Massa awal = 35,8595


ditimbang -massa setalah ditambahkan 3 butir NaOH = 36,5201 Commented [T24]: ini mana gambarnya
sebanyak 3
butir
menggunakan
botol timbang
pada neraca
analitik
2. Pengukuran -Mengambil -Volume pipet ukur= 5 mL
Volume 5 mL aquades Volume pipet ukur dalam gelas ukur= 5,1 mL
menggunakan Pipet volume dalam gelas ukur= 5,1 Ml Commented [T25]: kalau pipet ukur dan volume ya tampilkan
keduanya
pipet volume
Penggunaan -Mencampur Kertas Lakmus
3. Kertas NH4Cl 5 mL Merah-biru
Lakmus dengan Biru-biru
NaOH 5 mL
dalam tabung Commented [T26]: Kalau bisa per langkahnya. Mengambil
larutan NH4Cl sebanyak berapa. Kemudian pengamatannya bisa
reaksi dari segi warna

4. Pengenceran HCl 10 M -HCl 10 M-0,1 M


diencerkan V1.M1 = V2.M2
menjadi 0,1 100. 0,1 = V2.10
M pada labu V2 = 1 mL Commented [T27]: nggak usah diberik
ukur 100 mL
H2SO4 5 M -H2SO4 = 5 M-0,5M
diencerkan V1M1 = V2M2
menjadi 0,5 50.0,5 = V2.5
M pada labu V2= 5 mL
ukur 50 mL
5. Penyaringan H2SO4 5 mL Menghasilkan endapan putih dengan hasil penyaringan H2SO4 &
hasil Pb(NO3)2
pengenceran
dicampur
Pb(NO3)2
0,5 mL dalam
gelas beaker
6. Titrasi 10 mL HCl -Titrasi 1
dimasukkan Volume awal = 34,2
dalam Volume akhir= 38,2
erlenmeyer Menghasilkan warna merah muda
50 mL, diberi -Titrasi 2
indikator PP Voliume awal=38,2
lalu dititrasi Volume akhir= 42
menggunakan Menghasilkan warna merah muda
NaOH
Commented [T28]: sama, sesuaikan
4.2 Perhitungan
Perhitungan dari dari hasil analisis data tersebut adalah
4.2.1 Penimbangan
Percobaan 1
Massa kaca arloji = 38,1181 gram
Massa setelah ditambahkan 3x spatula serbuk x = 41,1122 gramn

Massa murni = massa setelah ditambahkan zat- massa kosong

= 41,1122 gr – 38,1181 gr

=2,9941 gr

Percobaan 2

Massa botol timbang = 35,8595 gr

Massa setelah ditambahkan 3 butir NaOH = 36,5201 gr

Massa murni = massa setelah ditambahkan zat- massa kosong

= 36,5201 gr- 35,8595 gr

=0,6606 gr

4.2.2 Pengukuran Volume


Percobaan 1
5 mL aquades pada pipet ukur = 5,1 mL pada gelas ukur

Percobaan 2
5 mL aquades pada pipet volume = 5,1 mL pada gelas ukur

4.2.3 Penggunaan Kertas Lakmus

𝑁𝐻4 Cl + NaOH → 𝑁𝐻4 OH + NaCl

Lakmus merah jika dalam larutan asam akan berwarna merah dan dalam larutan basa
akan berwarna biru, jika dalam larutan netral akan tetap berwarna merah. Sedangkan lakmus biru
dalam larutan asam akan berwarna merah dan dalam larutan basa akan berwarna biru jika dalam
larutan negtral akan tetap berwarna biru Commented [T29]: ini tidak usah ya. Ini dibahas ke
pembahasan

4.2.4 Pengenceran
Pengenceran HCl

𝑉1 𝑀1 = 𝑉2 𝑀2

100. 0,1 = 𝑉2 . 10
10 = 10. 𝑉2

𝑉2 = 1 𝑚𝐿

Pengenceran 𝑯𝟐 𝑺𝑶𝟒

𝑉1 𝑀1 = 𝑉2 𝑀2

50. 0,5 = 𝑉2. 5

25 = 5. 𝑉2

𝑉2 = 5 𝑚𝐿

4.2.5 Penyaringan

Pb(𝑁𝑂3 )2 + 𝐻2 𝑆𝑂4 → Pb𝑆𝑂4 + H𝑁𝑂3

Dari hasil pencampuran larutan tersebut menghasilkan endapaam berwarna putih Commented [T30]: ini dibahas di bab b

4.2.6 Titrasi

Percobaan 1

Volume awal = 34,2

Volume akhir = 38,2

Volume akhir – volume awal = 38,2 – 34,2

= 4 mL

Percobaan 2

Volume awal = 38,2 mL

Volume akhir = 42 mL

Voume akhir – volume awal = 42 mL – 38,2 mL

=3,8 mL
4 𝑚𝐿+3,8 𝑚𝐿
Rata-rata volume = = 3,9 Ml
2

4.3 Pembahasan dan Hasil

Pembahasan dalam praktikum ini adalah :


Penimbangan NaOH menggunakan alat yaitu botol ukur. Pada tahap pertama botol ukur
ditimbang terlebih dahulu massanya. Dan diperoleh hasil penimbangan botol ukur kosong yaitu
35,8595 gr . Setelah itu ditambahkan 3 butir NaOH kedalam botol ukur dihasilkan jumlah botol
ukur dan 3 butir NaOH sebanyak 36,5201. Untuk mengetahui berat dari 3 butir NaOH dihitung
dengan cara mengurangi jumlah massa botol ukur dan 3 butir NaOH dikurangi massa botol ukur
yang kosong. Sehingga diperoleh hasil 36,5201-35,8595 = 0,6606
Perhitungan massa serbuk x(serbuk semen) pada percobaan ini menggunakan alat kaca
arloji sebagai wadah untuk menimbang serbuk semen, spatula sebagai alat untuk mengambil
serbuk semen. Pada tahap pertama kaca arloji ditimbang terlebih dahulu dengan keadaan kosong.
Diperoleh hasil massa sebesar 38,1181 kemudian mengambil 3 spatula serbuk semen dan
menaruhnya diatas kaca arloji. Sehingga diperoleh jumlah hasil massa kaca arloji dan 3 spatula
serbuk sesmen sebesar 41,1122 gr.
Mengukur volume dengan mengambil 5 mL aquades menggunkan pipet volume. Pipet
volume dengan ukuran awal 5 mL, lalu volume pipet ukur didalam gelas ukur = 5,1 mL.
Penggunaan kertas lakmus untuk uji warna. Disini dicampurkan 𝑁𝐻4 Cl sebanyak 5 mL
dengan NaOH sebanyak 5 mL dalam tabung reaksi. Sehingga disimpulkan kertas lakmus merah
jika dalam larutan asam akan berwarna merah dan dalam larutan basa akan berwarna biru, jika
dalam larutan netral akan tetap berwarna merah. Sedangkan lakmus biru dalam larutan asam
akan berwarna merah dan dalam larutan basa akan berwarna biru jika dalam larutan negtral akan
tetap berwarna biru.
Pengenceran menggunakan larutan HCl sebanyak 10 M yang diencerkan menjadi 0,1 M
pada lanu ukur 100 mL. Sehingga dengan menggunakan rumus 𝑉1 𝑀1 = 𝑉2 𝑀2 diperoleh hasil
𝑉2 sebanyak 1 mL. Tahap kedua pengenceran dengan larutan H2 SO4 sebanyak 5 M yang
diencerkan menjadi 0,5 M pada labu ukur yaitu sebanyak 50 mL
Proses penyaringan dengan larutan H2 SO4 sebanyak 5 mL yang dihasilkan dari proses
pengenceran dicampur dengan Pb(𝑁𝑂3 )2 sebanyak 0,5 mL dalam gelas beaker. Dari proses
tersebut menghasilkan endapan berwarna putih dengan hasil penyaringan H2 SO4 & Pb(𝑁𝑂3 )2
Titrasi dengan 10 mL HCl yang dimasukkan kedalam erlenmeyer sebanyak 50 mL yang
dibri indikator pp lalu dititrasikan menggunakan NaOH. Dalam titrasi pertama menghasilkan
volume awal sebesar 34,2, volume akhir 36,2 dan menghasilkan warna merah muda. Sedangkan
titrasi yang kedua dengan volume awal sebesar 38,2, volume akhir 42 sehingga menghasilkan
warna merah muda

Commented [T31]: di bagi per subbab, langkah2nya itu di


BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Penimbangan
Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut
1. Dalam praktikum penimbangan bertujuan untuk mengetahui massa arloji sebelum
dan sesudah diberikan serbuk
2. Dalam praktikum penimbangan yang diukur yaitu massa arloji sebelum dan sesudah
diberi serbuk x, dan massa botol sebelum dan sesudah diberi NaOH
3. Dalam penimbangan menghasilkan Massa kaca arloji sebelum diberikan serbuk x =
38,1181 gr dan sesudah diberi serbuk x = 41,1122 gr. Massa botol timbng sebelum
diberi NaOH = 35,8595 dan setelah diberi NaOH = 36,5201

5.1.2 Pengukuran Volume


Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut
1. Dalam praktikum pengukuran volume bertujuan untuk mengetahui volume dalam
pengukuran pipet ukur
2. Dalam praktikum pengukuran volume mengambil 5 mL aquades menggunakan
pipet volume
3. Dalam pengukuran volume dihasilkan pengukuran 5 Ml aquades pada pipet ukur =
5,1 mL dan 5 mL aquades pada pipet volume = 5,1 mL
5.1.3 Penggunaan kertas lakmus
Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut
1. Dalam praktikum penggunaan kertas lakmus ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana perubahan warna kertas lakmus apabila diuji dengan berbagai larutan
2. Dalam praktikum penggunaan kertas lakmus mencampurkan NH4Cl dengan NaOH
3. Dalam praktikum penggunaan kertas lakmus dihasilkan indikator yaitu lakmus
merah jika dalam larutan asam akan berwarna merah dan dalam larutan basa akan
berwarna biru, jika dalam larutan netral akan tetap berwarna merah. Sedangkan
lakmus biru dalam larutan asam akan berwarna merah dan dalam larutan basa akan
berwarna biru jika dalam larutan negtral akan tetap berwarna biru.
5.1.4 Pengenceran
Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut
1. Dalam pengenceran ini bertujuan untuk meningkatkan volume dari larutan dan
menurunkan kepekatan larutan
2. Dalam praktikum pengenceran ini menggunakan larutan HCl dan H2 SO4
3. Dalam praktikum pengenceran dihasilkan volume dari pengenceran HCl = 1 mL
dan dari pengenceran H2 SO4 sebanyak 5 mL
5.1.5 Penyaringan
Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut
1. Dalam praktikum penyaringan bertujuan untuk menyaring endapan dari suatu
larutan
2. Dalam praktikum penyaringan yang disaring adalah larutan 5 mL Pb(𝑁𝑂3 )2
Dan 10 mL H2 SO4 menggunakan pompa vakum
3. Dalam praktikum penyaringan menghasilkan endapan berbentuk serbuk berwarna
putih
5.1.6 Titrasi
Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut
1. Dalam praktikum titrasi ini bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan
dengan konsentrasi yang telah diketahui konsentrasinya agar tepat habis bereaksi
dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadar konsentrasinya.
2. Dalam praktikum titrasi menggunakan larutan HCl sebanyak 50 mL yang diberi
indikator pp lalu dititrasikan dengan menggunakan larutan NaOH
3. Dalam praktikum ini ada dua kali titrasi dan keduanya menghasilkan warna merah
muda semua. Commented [T32]: Kesimpulan atau ringkasan ini. Poin
kesimpulan sesuai yang ada di dalam tujuan
TIME SCHEDULE

Time Real Time Keterangan PJ


07.00- 07.35 07.30- 07.45 Briefing awal Aslab
07.35- 07.45 07.45-07.50 Meminjam alat laboratorium Vera
07.45-07.55 07.50-07.53 Mencuci alat laboratorium Aco
07.55-08.10 08.00-08.05 Menimbang bahan higroskopis (Naoh) Daris
08.10-08.15 08.05-08.10 Menimbang bahan non higroskopis Puja
(serbuk x)
08.15-08.20 08.00-08.07 Mengambil Pb(NO3)2 Ishom
08.20-08.25 08.10-08.13 Mengambil H2SO4 Vera
08.25-08.30 08.13-08.17 Melakukan pengenceran Aco
08.30-08.35 08.15-08.17 Mengambil NH4Cl dan dimasukan ke Daris
dalam tabung reaksi
08.35-08.40 08.17-08.25 Menambahkan NaOh dan Puja
Menggunakan serta menggoyangkan
tabung reaksi
08.40-08.45 08.25-08.27 Menaruh kertas lakmus pada bibir Ishom
tabung reaksi
08.45-08.50 08.27-08.28 Melihat hasil kertas lakmus dan Vera
mencocokan pada diagram warna
08.50-08.55 09.00-09.05 Menyiapkan buret Aco
09.00-09.05 09.05-09.08 Mencuci buret dengan K2Cr2O7 Daris
09.10-09.15 09.08.-09.12 Mencuci buret dengan aquades Puja
09.20-09.25 09.12.-09.17 Mrngisi buret dengan NaOH sampai Ishom
skala 0
09.25-09.30 09.20-09.30 Memipet HCl dengan pipet Volume Vera
dan memasukanya pada Erlenmeyer
09.35-09.40 09.30-09.35 Menambahkan 3 tetes indicator PP Aco
09.40-09.50 09.35-09.40 Melakukan titrasi sampai berubah Daris
warna
09.50-10.00 10.00-10.10 Mencuci alat laboratorium dan Semua
dikeringkan Anggota
10.00-10.10 10.10-10.13 Mengembalikan alat laboratorium Ishom
10.10-10.20 10.13-10.45 Post test, evaluasi, absen, Aslab
meninggalkan laboratorium
SKEMA KERJA

1. Cara Menimbang

Serbuk X dan 3 butir NaOh

 Ambil 3 butir NaOH


 Masukan pada botol timbang
 Timbang di neraca analitik
 Ambil serbuk X
 Taruh pada kaca arloji
 Timbang pada neraca Commented [T33]: pakai pasif. Yang menggunakan diambil.
Sesuaikan
Hasil

2. Cara Mengukur Volume

Aquades

 Ambil 5 ml Aquades dengan pipet volume


 Masukan pada gelas ukur serta amati
 Ambil kemabli aquades dari gelas ukur dengan menggunakan pipet
ukur 1 ml dan amatilah

Hasil

3. Penggunaan Kertas Lakmus

Amonium klorida

 Ambil ammonium klorida sebanyak 5 ml dengan pipet volume


 Masukan pada tabung reaksi
 Tambahkan NaOh sebanyak 5 ml
 Goyangkan beaker
 Taruh kertas lakmus pada mulut tabung

Hasil
4. Pengenceran

HCl

 Ambil HCl dengan pipet volume dan bantuan propipet


 Masukan 100 ml HCl ke dalam labu ukur
 Tambahkan aquades dan goyangkan
 Tambah kembali aquades dengan pipet tetes
 Goyangkan labu ukur

Hasil

H2SO4

 Ambil aquades
 Tambahkan H2SO4 secara pelan dan sedikit demi sedikit
 Tambahkan kembali aquades

Hasil

5. Titrasi
HCl

 Ambil buret lalu cuci dengan K2Cr2 0,1 M


 Dibilas dengan aquades sampai bersih
 Diisi NaOH
 Dimasukan HCl di gelas elenmeyer
 Ditetesi 3 tetes indicator PP
 Taruh buret ke statif
 Titrasi dengan pelan dan digoyangkan serta amati hingga berubah warna

Hasil
6. Penyaringan

Pb(NO3)2

 Diambil 5 ml Pb(NO3)2
 Dimasukan dalam gelas beaker
 Ditambahkan H2SO4 sebanyak 10 ml pada percobaan pengenceran
 Diamati endapan yang terbentuk
 Lipat 2-3 kali kertas saring hingga berbetuk kerucut
 Ditaruh kertas lipat pada corong
 Basahi corong dengan aquades
 Pasang kertas pada corong dan letakan di atas Erlenmeyer
 Dituangkan larutan untuk disaring dan amati yang tersaring

Pb(NO3)2
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, 2005, Meningkatkan Produktifitas Puyuh Si Kecil yang Penuh Potensi, Jakarta,
Agromedia Pustaka

Chairns, 2004, Intisari Kimia Farmasi, Edisi Kedua, Jakarta, EGC

Chairunnisa, 2016, Pengukuran Massa Bahan dengan Menggunakan Neraca Analitik dan Ohaus,
Palangkaraya

Hari, 2019, Mengenal Sifat Kimia dan Sifat Zat, Edisi Pertama, Jakarta, Duta

Hr, 2014, E-learning Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Yogyakarta: Deepublish

Hendaryono & Wijiyani, 1994, Teknik Kultur Jaringan, Yogyakarta, Kasinius

Jackson, 2009, Materi Intisari Kimia dan Molekul, Bandung : Pakar Raya

Mcmurry& fay & Fantini, 2012, Chemistry, Sixth Edition, Amerika, Pearson Education

Najib,2018, Ekstraksi Senyawa Bahan Alam, Yogyakarta, Deepublish

Rahmadhani dkk, 2012, Sentrifugasi dan Filtrasi, Institut Pertanian Bogor

Rukmana, 2015, Neraca Ohaus, Bengkulu, Universitas Bengkulu

Sumantri, 2018, Analisis Makanan, Yogyakarta, GMU Press

Wardiyah, 2016, Praktikum Kimia Dasar, Jakarta Selatan, Kementrian Republik Indonesia

Wauquier, 2000, Separation Processes, Editions Technip, Institute Francais Du Petrole


Publication, Paris.

Wilson & Walker, 2010, Principles And Technique of Bioxhemistry and Molecular Biology,
Seventh edition, New York, Cambridge Univercity Press
LAMPIRAN

Commented [T34]: di horizontalkan

Anda mungkin juga menyukai