Chapter II-2 PDF
Chapter II-2 PDF
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian yang dilakukan oleh Chukwumah dkk yang menemukan bahwa gigi
molar kedua desidui paling banyak mengalami pencabutan. Hal ini dihubungkan
dengan risiko terjadinya karies pada saat erupsi gigi molar satu permanen dan
topografi fisur dari gigi tersebut.13
Berbeda dengan penelitian Ashiwaju dkk menemukan bahwa kehilangan gigi
lebih banyak terjadi pada mandibula. Hal ini dapat disebabkan karena gigi pada molar
satu permanen mandibula mengalami erupsi lebih dulu dibandingkan gigi maksila
sehingga terjadi kontak yang lebih lama dengan lingkungan oral dibandingkan gigi
yang lain.10
Taiwo dkk juga menemukan bahwa pencabutan gigi posterior mandibula lebih
sering dilakukan. Keadaan anatomi gigi berpengaruh terhadap kerentanan terhadap
karies, selain itu kemampuan yang kurang dalam menyikat gigi juga menyebabkan
daerah posterior kurang dapat dibersihkan dengan baik. Pada analisis berdasarkan
jenis gigi, gigi molar satu permanen yang paling sering dilakukan pencabutan.14
memperbaiki maloklusi. Namun pada sebagian besar kasus, pencabutan gigi karena
dipengaruhi oleh karena adanya infeksi atau kelainan seperti supernumerary teeth.2
Indikasi pencabutan gigi adalah :
1. Gigi mengalami karies yang parah
Pencabutan gigi diindikasikan pada gigi dengan karies yang tidak dapat
dilakukan perawatan restoratif serta menyebabkan infeksi dan nyeri akut. Pada gigi
dengan keterlibatan pulpa yang lebih luas, pencabutan gigi dapat dilakukan untuk
menghindari perawatan secara berlebihan dengan prognosis yang tidak pasti.2,15
Beberapa kasus baik pada gigi desidui dan permanen juga disebabkan oleh
pasien yang menolak perawatan saluran akar karena alasan kompleksitas perawatan
dan biaya, dan keadaan saluran akar yang berliku-liku, kalsifikasi, serta tidak dapat
dilakukan perawatan saluran akar. Selain itu, pencabutan juga perlu dilakukan pada
kasus perawatan saluran akar yang gagal dan pasien tidak menginginkan perawatan
ulang.3
Penelitian Khare dkk di Rajashtan, India menemukan sebanyak 11,1% keadaan
karies memerlukan pencabutan gigi.16 Sapaio dkk juga menemukan dari 1.106 gigi
yang mengalami karies, sebanyak 76 gigi merupakan indikasi untuk dilakukan
pencabutan.17 Pada penelitian Alesia dkk menemukan sebanyak 50,1% pencabutan
gigi di Arab Saudi disebabkan oleh karies.18
2. Persistensi
Persistensi merupakan keadaan gigi desidui yang mengalami keterlambatan
tanggal dari waktu sebenarnya, dengan gigi desidui yang masih berada dalam rongga
mulut, sementara gigi penggantinya sudah erupsi. Keadaan tersebut dapat disebabkan
oleh gigi permanen yang tumbuh pada posisi yang salah sehingga tidak menyebabkan
gigi desidui mengalami resorbsi.2,15
Penanganan dini dari kasus ini dapat mencegah terjadinya ganggunan posisi gigi
permanen penggantinya.2,15 Masalah lain yang dapat muncul pada gigi persistensi
yaitu posisi gigi desidui dan permanen penggantinya yang sangat rapat bahkan
terkadang tidak terdapat gingiva diantara kedua gigi tersebut. Keadaan ini dapat
menimbulkan retensi debris dan bakteri mudah menginfeksi jaringan periodontal.
Pencabutan gigi persistensi yang dilakukan sejak gigi permanen baru menembus
gingiva dapat membantu gigi permanen erupsi ke arah posisi yang benar sehingga
dapat menghindari kebutuhan akan perawatan ortodonti.19 Penelitian Ashiwaju dkk di
Nigeria tahun 2011 menemukan sebanyak 19,6% pencabutan gigi pada anak
disebabkan oleh gigi persistensi.10 Fenanlampir dkk di kabupaten Lawongan,
Sulawesi Utara menemukan 14% pencabutan gigi pada anak dan remaja disebabkan
oleh persistensi.20
3. Supernumerary teeth
Supernumerary teeth merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
kelebihan jumlah gigi baik pada gigi desidui maupun permanen.21 Supernumerary
teeth memiliki angka kejadian yang cukup kecil, menurut penelitian Celikoglu dkk di
Turki prevalensi terjadinya 1,2% dari total populasi.22 Hasil serupa juga didapati oleh
Schmuckli dkk di Swiss yaitu sebesar 1,5% dari populasi.23 Hasil yang berbeda
ditemukan oleh Fidele dkk di Cina yaitu sebesar 5,2% dengan angka kejadian
tertinggi pada anak usia 5-10 tahun (62,3%).24
Supernumerary teeth biasanya memiliki bentuk yang berbeda dengan gigi yang
normal dan merupakan salah satu penyebab gangguan perkembangan gigi, hal ini
dikaitkan dengan erupsi yang tertunda dari gigi permanen, overretensi gigi desidui,
defleksi dari akar dengan inklinasi yang salah, displasemen gigi, diastema, resorpsi
akar, dan pembentukan kista folikular atau dentigerous. Pencabutan supernumerary
teeth seperti pada kasus mesiodens, biasanya tidak direkomendasikan pada masa gigi
desidui karena dianggap meningkatkan risiko terjadinya kerusakan pada benih gigi
permanen.15,25,26
4. Trauma gigi
Kasus trauma paling banyak terjadi pada anak usia 2-4 tahun, hal ini terkait
kemampuan koordinasi anak yang belum baik serta gigi yang belum tumbuh dengan
sempurna. Pada keadaan gigi dengan fraktur akar dan luksasi yang parah, pencabutan
merupakan pilihan yang paling tepat. Selain itu, benih gigi permanen juga menjadi
pertimbangan pemilihan perawatan pada kasus trauma.15,25,27
6. Abses
Abses merupakan kumpulan eksudat yang terlokalisir pada tulang alveolar
sebagai dampak jaringan pulpa yang telah mati yang menimbulkan perluasan infeksi
ke jaringan periradikular melalui foramen apikal. Jaringan pada daerah yang
membengkak mulai menegang dan meradang karena eksudat mulai terbentuk
dibawahnya. Permukaan jaringan menggembung disebabkan oleh tekanan dari
eksudat yang terakumulasi.33
Abses biasanya muncul sebagai infeksi yang difus. Virulensi dari
mikroorganisme dan kemampuan jaringan untuk bereaksi dengan agen infeksi dapat
menentukan apakah infeksi tersebut bersifat akut atau kronis. Infeksi yang kronik dan
persisten dari gigi desidui dapat mengganggu perkembangan benih gigi permanen,
oleh sebab itu pencabutan gigi dapat dijadikan pilihan perawatan.2,15 Penelitian
Ashiwaju dkk di Nigeria tahun 2011 menemukan sebanyak 17% anak mengalami
pencabutan karena abses.10 Taiwo dkk tahun 2014 juga menemukan sebanyak 16%
anak mengalami pencabutan karena masalah periodontal.14
7. Mobiliti
Mobiliti didefinisikan sebagai suatu keadaan goyangnya gigi geligi. Pada gigi
desidui, mobiliti gigi dapat disebabkan oleh resorpsi fisiologis yang terjadi pada akar
gigi. Sel yang bertanggung jawab dalam resorpsi fisiologis yaitu odontoklas.
Odontoklas melepas enzim hidrolitik pada lisosom untuk mendegradasi maktriks
kolagen organik dan non-organik yang dapat meresorpsi dentin. Tekanan yang
muncul akibat benih gigi permanen yang akan erupsi diyakini berperan resorpsi pada
gigi desidui namun keberadaan gigi permanen bukan menjadi syarat terjadinya
resopsi fisiologis pada gigi desidui. Terkadang gigi desidui akan tetap mengalami
resorpsi meskipun tanpa adanya tekanan dari gigi permanen.21,34 Penelitian Mamonto
dkk di kota Manado menemukan sebanyak 12,7% pencabutan gigi disebabkan oleh
mobiliti fisiologis.35
Pada gigi permanen, mobiliti lebih banyak disebabkan oleh adanya penyakit
periodontal yang parah dan luas. Pada keadaan periodontitis yang parah, terjadi
kehilangan tulang yang berlebihan dan gigi menjadi hipermobiliti. Gigi yang
2.3 Pengaruh Orang Tua Terhadap Tingkat Kunjungan Anak Ke Dokter Gigi
Orang tua menjadi faktor penting dalam hal kunjungan anak ke dokter gigi. Hal
tersebut karena pada anak-anak kunjungan ke dokter gigi biasanya dilakukan
bersama orang tua. Beberapa hal dapat menjadi penyebab rendahnya jumlah orang
tua yang membawa anaknya ke dokter gigi, diantaranya orang tua yang terlalu sibuk,
kurangnya kebiasaan dari orang tua dalam hal merawat gigi dan mulut, kurangnya
pengetahuan orang tua mengenai kesehatan gigi dan mulut, faktor sosioekonomi dari
orang tua, dan faktor sosiopsikologi dari orang tua.39,40
Orang tua yang memiliki pekerjaan di luar rumah biasanya terlalu sibuk dan
seringnya kurang memiliki perhatian terhadap kesehatan gigi dan mulut anak. Orang
tua yang bekerja memiliki prioritas lain sehingga sering kali melupakan perawatan
gigi anaknya. Orang tua yang tidak memiliki kebiasaan merawat gigi dan mulut ke
dokter gigi serta pengetahuan yang kurang mengenai kesehatan gigi dan mulut anak
juga membuat kunjungan anak ke dokter gigi anak menjadi rendah. Kebanyakan
orang tua tidak mengetahui pentingnya gigi desidui dan menganggap gigi tersebut
akan segera digantikan.39,40,41
perawatan saluran akar (1,2%). Alasan pencabutan karena trauma, kelompok usia 0-5
tahun memiliki angka kejadian lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lain.49
Pencabutan Gigi
Indikasi
Pencabutan
Supernumerary
Persistensi teeth
Supernumerary
teeth Trauma
Keperluan
Trauma ortodonti
Keperluan Abses
ortodonti
Mobiliti
Abses
Radiks
Mobiliti
Radiks
Jumlah Kebutuhan
Pencabutan Gigi
Jumlah
Pencabutan Gigi
Jumlah
• Jenis Kelamin
Pencabutan Gigi
• Usia
• Desidui
• Permanen