Anda di halaman 1dari 2

Pada kesempatan ini bukanlah saya ingin mengajari dan menggurui jamaah sekalian akan tetapi

teringat dengan sabda Rasulullah yang mengatakan "sampaikanlah dariku walau satu ayat". Dan
pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan membawakan sebuah ceramah yang berjudul "
Memaksimalkan Waktu ". Satu desah nafas kita saat menjalani waktu demi waktu, merupakan
langkah menuju kubur. Alangkah ruginya kita disaat menjalani sesuatu yang berharga kemudian
kita sia-sia kan. Orang yang bodoh adalah jika diberikan modal maka modalnya dihamburkan
dengan sia-sia. Begitu juga kita jika sudah diberi modal waktu, kemudian waktunya kita hambur-
hamburkan maka kita termasuk orang yang bodoh. Oleh karena itu jamaah sekalian kita harus
bisa menggunakan waktu dengan baik. Karena Rasulullah SAW bersabda : Ada 2 nikmat yang
sering diabaikan oleh manusia yaitu nikmat sehat dan waktu luang. ( H.R. Bukhari ) Nikmat dan
karunia yang paling besar yang diberikan Allah kepada kita manusia adalah waktu.

Hadirin yang dirahmati Allah SWT, Imam Al-Ghazali di dalam bukunya Hidayatul Hidayah
mengatakan bahwa waktu itu ibarat seperti berlian. Jadi hadirin sekalian jika diberi permata
pastilah kita akan menjaga dengan sebaik-baiknya. Betul ? Maka begitulah kita juga harus
menjaga waktu yang Allah beri kepada kita agar tidak terbuang sia-sia. Karena waktu ada 2
karakternya : Dia begitu cepat berlalu dan dia tidak akan pernah kembali.

Lalu apa yang menjadi persoalan hadirin sekalian? Bagaimana cara kita memaksimalkan waktu
yang telah Allah beri? Jawabannya terdapat dalam surah Al-Insyirah ayat 7 : Maka apabila
engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain),
Hadirin yang berbahagia, Para Mufassir menafsirkan bahwa ayat ini mengandung 3 isyarat.
Pertama, Kita harus mempunyai planning atau rencana karena apabila sesuatu tidak direncanakan
maka akan berantakan dan sia-sia. Kedua, Setelah rencana dibuat maka laksanakan pekerjaan itu
dengan sebaik-baiknya dengan cara menentukan prioritas mana yang lebih penting diantara yang
penting-penting. Ketiga, Ketika telah selesai melaksanakan satu pekerjaan segeralah melakukan
pekerjaan yang lain. Karena Imam Syafi'i mengatakan “waktu itu ibarat seperti pedang, kalau
kamu tidak mampu mamotongnya maka ia akan memotongmu” Naudzubillahiminzaalik

Itulah mengapa waktu beperan sangat penting dalam kehidupan karena barang siapa yang
menyia nyia waktu berarti dia telah menyia nyiakan hidupnya. Akan tetapi sayang seribu sayang
kebanyakan orang mengira waktu yang luang adalah waktu untuk bersenang senang meraka
lebih suka mengerjakan sesuatu yang sia-sia. Seperti : Posting status, chattingan berjam-jam
sampai-sampai meninggalkan shalat 5 waktu,. berfoya-foya dan menghamburkan harta benda
untuk hal dunia bukankah sebaiknya harta yang kita peroleh itu untuk beramal di jalan Allah?
seperti berinfak,bersedekah dan membayar zakat, dan menghabiskan masa muda dengan
melakukan hal hal yang dibenci oleh Allah Swt seperti apa yang dikatakan anak muda sekarang
"Habiskanlah masa muda kita dengan kesenangan nanti saat kita tua baru kita taubat"
naudzubillahimindzalik.

Mengenai perkara ini Allah telah berfirman pada QS. Al-Ashr 1-3 : Demi masa. Sesungguhnya
manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
menjalankan amal saleh dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran
Maka dari itu marilah kita memanfaatkan, memaksimalkan waktu dengan sebaik-baiknya seperti
yang disabdakan Rasulullah dalam haditsnya “Manfaatkanlah 5 perkara sebelum datangnya 5
perkara, waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu
sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum masa
sibukmu, hidupmu sebelum datang matimu.” Karena itu, sebelum terlambat, sebelum kematian
mendatangi kita, marilah kita memanfaatkan waktu dan memaksimalkan waktu yang tersisa dari
umur kita ini untuk mendekatkan diri kepada Allah karena kita tidak tahu kapan kita akan
menghadap kepada Sang Pencipta kita.

Anda mungkin juga menyukai