Anda di halaman 1dari 7

Sistem kelistrikan

Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

Skema umum sebuah jaringan listrik. Tegangan dan penggambaran jalur listrik ini umum
dijumpai di Jerman dan sistem Eropa lainnya.

Sebuah sistem kelistrikan atau sistem tenaga listrik adalah sebuah jaringan terinterkoneksi
yang berfungsi untuk mendistribusikan listrik dari pembangkit ke pengguna. Sistem
kelistrikan terdiri atas :[1]

 Pembangkit listrik, yang berfungsi memproduksi energi listrik

 Gardu listrik, yang berfungsi untuk menaikkan tegangan listrik untuk ditransmisikan
ke gardu lain, ataupun menurunkan tegangan listrik untuk didistribusikan ke
pengguna.

 Saluran transmisi listrik, yang berfungsi membawa listrik dari pembangkit ke gardu
listrik, maupun dari suatu gardu listrik ke gardu listrik lain.

 Saluran distribusi listrik, yang befungsi membawa listrik dari gardu ke pengguna.

Pembangkit listrik umumnya berlokasi di dekat sumber bahan bakar atau di dekat bendungan,
dan sering berlokasi[oleh siapa?] jauh dari permukiman penduduk. Energi listrik yang dihasilkan
pembangkit kemudian dinaikkan tegangannya, dan dikirim ke gardu listrik melalui saluran
transmisi.
Saluran transmisi kemudian akan membawa listrik dalam jarak jauh, bahkan antar negara,
hingga mencapai gardu listrik.

Di gardu, tegangan listrik akan diturunkan dari tegangan transmisi menjadi tegangan
distribusi. Kemudian listrik dikirim ke trafo-trafo distribusi di dekat pengguna dengan
menggunakan penyulang. Setelah sampai di trafo distribusi, tegangan listrik kembali
diturunkan dari tegangan distribusi menjadi tegangan rumah tangga.

Ukuran sistem kelistrikan dapat bervariasi, mulai dari hanya satu gedung, satu kota, satu
provinsi, satu negara, antar negara, dan bahkan antar benua. Walaupun begitu, hingga 2016
1,4 milyar orang di seluruh dunia masih belum dapat dijangkau oleh listrik.[2]

Sistem kelistrikan sangat rawan terhadap serangan ataupun sabotase, sehingga perlu adanya
pengamanan sistem kelistrikan. Dengan makin banyaknya komputer yang digunakan untuk
mengatur sistem kelistrikan, serangan siber juga mulai menjadi resiko keamanan.[3] Resiko
lainnya juga muncul dari makin kompleksnya sistem komputer yang diperlukan untuk
mengatur sistem kelistrikan dengan proporsi energi terbarukan yang makin besar.[4]

Daftar isi
 1 Sejarah

 2 Fitur

o 2.1 Tegangan

o 2.2 Topologi

o 2.3 Permintaan

o 2.4 Produksi

o 2.5 Aturan

 3 Referensi

Sejarah
Pada awalnya, listrik dibangkitkan di dekat alat atau layanan yang membutuhkan. Pada
dekade 1880-an, listrik bersaing dengan uap, hidrolik, dan terutama gas batubara. Gas
batubara awalnya diproduksi hanya atas permintaan pengguna, namun kemudian berevolusi
menjadi pabrik gasifikasi yang diuntungkan berkat ekonomi skala. Di dunia yang
terindustrialisasi, kota-kota memiliki jaringan pipa gas, yang digunakan untuk penerangan.
Namun lampu gas menghasilkan cahaya yang minim, panas yang terbuang, membuat ruangan
panas dan berbau asap, serta menghasilkan hidrogen dan karbon monoksida. Lampu gas juga
dapat memicu kebakaran. Pada dekade ini, lampu listrik pun makin unggul dari lampu gas.
Perusahaan penyedia listrik mulai untung dengan ekonomi skala dan mulai beralih ke
pembangkitan listrik, distribusi, dan manajemen sistem kelistrikan terpusat.[5] Dengan adanya
saluran listrik jarak jauh, gardu listrik pun dapat saling terhubung untuk menyeimbangkan
beban dan meningkatkan faktor beban.

Di Britania Raya, Charles Merz, dari Merz & McLellan, membangun Pembangkit Listrik
Neptune Bank di dekat Newcastle upon Tyne pada tahun 1901,[6] dan pada tahun 1912 telah
berkembang menjadi sistem kelistrikan terintegrasi terbesar di Eropa.[7] Merz kemudian
ditunjuk sebagai ketua pada sebuah komite parlemen dan penemuannya menghasilkan
Laporan Williamson pada tahun 1918, dan kemudian menyusun Undang-Undang Pasokan
Listrik pada tahun 1919. UU tersebut merupakan langkah pertama menuju sistem kelistrikan
terintegrasi. UU Listrik yang kemudian disusun pada tahun 1926 pun menghasilkan
pengaturan Sistem Kelistrikan Nasional di Britania Raya.[8] Central Electricity Board
kemudian menstandardisasi pasokan listrik nasional dan mendirikan sistem kelistrikan arus
bolak-balik tersinkronisasi pertama, berjalan dengan 132 kilovolt dan 50 Hertz. Sistem ini
mulai beroperasi di seluruh Britania Raya, dengan nama National Grid, pada tahun 1938.

Di Amerika Serikat pada dekade 1920-an, perusahaan listrik membentuk kerja sama operasi
untuk membagi beban dan menyediakan cadangan. Pada tahun 1934, dengan adanya Public
Utility Holding Company Act (USA), penyedia listrik diakui sebagai barang publik yang
penting dan diberi batasan, aturan, dan pengawasan terhadap operasinya. Energy Policy Act
of 1992 kemudian juga mewajibkan pemilik saluran transmisi untuk memperbolehkan
perusahaan pembangkit listrik untuk mengakses saluran miliknya[5][9] dan mengarah pada
restrukturisasi mengenai bagaimana industri listrik beroperasi dalam upaya untuk
menciptakan persaingan di bidang pembangkitan listrik. Sehingga perusahaan listrik tidak
harus dibangun sebagai sebuah monopoli vertikal, di mana pembangkitan, transmisi, dan
distribusi listrik ditangani oleh satu perusahaan saja. Kini tiga tahap tersebut dapat dijalankan
oleh beberapa perusahaan, dalam upaya menyediakan aksesibilitas yang adil terhadap
jaringan transmisi bertegangan tinggi.[10]:21 Energy Policy Act of 2005 memperbolehkan
adanya insentif dan jaminan kredit untuk pengembangan energi alternatif dan teknologi
inovatif yang dapat mengurangi efek rumah kaca.

Di Prancis, elektrifikasi dimulai pada dekade 1900-an, dengan 700 komune pada tahun 1919,
dan 36.528 pada tahun 1938. Pada saat yang sama, jaringan listrik yang berdekatan mulai
saling terhubung, Paris pada tahun 1907 pada 12 kV, Pyrénées pada tahun 1923 pada 150 kV,
dan akhrinya hampir semua wilayah saling terhubung pada tahun 1938 pada 220 kV. Pada
tahun 1946, sistem kelistrikan ini merupakan yang terpadat di dunia. Pada tahun yang sama,
pemerintah Prancis menasionalisasi industri listrik dan menggabungkannya dalam Électricité
de France. Frekuensi listrik pun distandardisasi pada 50 Hz, dan jaringan 225 kV
menggantikan 110 kV dan 120 kV. Pada tahun 1956, tegangan listrik distandardisasi pada 220
/ 380 V, menggantikan 127/220 V. Selama dekade 1970-an, jaringan listrik 400 kV, standar
Eropa yang baru, mulai diterapkan di Prancis

Fitur
Sebagian besar wide area synchronous grid di Eropa merupakan anggota dari Asosiasi
European Network of Transmission System Operators for Electricity.

Jaringan transmisi Amerika Serikat terdiri atas sekitar 300,000 km (186 mi) jaringan listrik
yang dioperasikan oleh sekitar 500 perusahaan. North American Electric Reliability
Corporation (NERC) mengawasi semua perusahaan tersebut.

Interkoneksi arus listrik searah bertegangan tinggi di Eropa Barat - merah menandakan sudah
terbangun , hijau menandakan sedang dibangun, dan biru menandakan sedang diajukan.

Jaringan transmisi listrik nasional di Jepang menggunakan frekuensi yang berbeda-beda.

Tegangan
Sistem kelistrikan dirancang untuk memasok tegangan pada amplitudo konstan. Hal ini harus
tetap tercapai walaupun permintaan mengalami variasi, beban reaktif mengalami variasi, dan
bahkan beban nonlinear, dengan listrik dibangkitkan, ditransmisikan, dan didistribusikan
dengan alat yang tidak dapat diandalkan sepenuhnya.[11] Sistem kelistrikan pun kerap
menggunakan tap changer pada trafo di dekat pengguna untuk menyesuaikan tegangan listrik
dan menjaganya sesuai dengan standar.

Topologi

Jaringan transmisi adalah sebuah jaringan yang kompleks dan terdiri atas jalur-jalur listrik
yang redundan.

Diagram jaringan dari sebuah sistem transmisi listrik tegangan tinggi, menunjukkan
interkoneksi antar tegangan listrik yang berbeda-beda. Diagram ini menggambarkan struktur
kelistrikan[12] dari jaringan tersebut, bukannya tata letak asli di dunia nyata.

Struktur, atau "topologi" dari sebuah sistem kelistrikan dapat sangat bervariasi, tergantung
pada anggaran, kebutuhan, beban, dan karakter pembangkit. Tata letak sistem di dunia nyata
sering harus menyesuaikan dengan lahan yang tersedia. Jaringan distribusi dibagi menjadi
dua tipe, yakni radial dan jaringan.[13]

Topologi paling sederhana untuk sistem distribusi atau transmisi adalah struktur radial.
Struktur radial berbentuk mirip seperti pohon, dimana listrik dipasok dari pembangkit ke
gardu listrik dan kemudian ke pengguna. Namun satu kegagalan pada struktur ini dapat
merusak seluruh sistem.

Sebagian besar sistem transmisi menggunakan topologi jala yang lebih kompleks karena
lebih handal. Mahalnya topologi ini membuat aplikasinya terbatas hanya pada sistem
transmisi dan sistem distribusi tegangan menengah. Redundansi pada struktur ini membuat
kegagalan dapat ditangani dengan cara mengalihkan jalur listrik, selagi pekerja memperbaiki
kegagalannya.
Topologi lain yang juga digunakan adalah sistem topologi melingkar yang dapat ditemukan di
Eropa, dan topologi cincin terikat.

Pada kota-kota di Amerika Utara, sistem kelistrikan cenderung mengikuti struktur radial
klasik. Sebuah gardu listrik menerima listrik dari jaringan transmisi, kemudian tegangannya
ditutunkan dengan trafo, dan kemudian dikirim ke bus untuk kemudian disalurkan ke
pengguna melalui penyulang. Penyulang ini membawa listrik tiga fasa, dan umumnya berada
di tepi jalan. Struktur mirip pohon ini berasal dari satu gardu listrik, namun atas alasan
kehandalan, biasanya juga terdapat setidaknya satu jalur cadangan ke gardu listrik lain yang
terdekat.

Permintaan

Permintaan, atau beban pada sebuah sistem kelistrikan adalah total tenaga listrik yang dipakai
oleh pengguna.

Beban listrik dasar adalah beban minimum yang harus ditanggung oleh sistem secara terus-
menerus, sementara beban listrik puncak adalah beban maksimum yang harus ditanggung
oleh sistem pada jangka waktu tertentu. Dalam sejarahnya, beban dasar umumnya dipasok
oleh pembangkit yang murah untuk dijalankan, karena harus berjalan terus-menerus.
Sementara beban puncak biasanya dipasok oleh pembangkit listrik pemikul beban puncak
yang dapat dinyalakan dan dinonaktifkan dengan cepat, sesuai kebutuhan.

Produksi

Jumlah energi listrik yang diproduksi oleh suatu pembangkit di dalam sistem biasanya diukur
dalam gigawatt (GW). Total energi yang diproduksi merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari keluaran tenaga listrik, yang diukur dalam gigawatt hour (GWh).

Aturan

Artikel utama: Aturan sistem kelistrikan

Semua peralatan yang terhubung ke sistem wajib mematuhi aturan sistem kelistrikan yang
berisi serangkaian spesifikasi teknis yang umumnya dibuat oleh operator jaringan. Aturan ini
dibuat untuk menjamin stabilitas sistem, dan terutama untuk mengatur tindakan-tindakan
yang harus dilakukan jika terjadi gangguan pada sistem.

Referensi
1. ^ Kaplan, S. M. (2009). Smart Grid. Electrical Power Transmission: Background and
Policy Issues. The Capital.Net, Government Series. Pp. 1-42.

2. ^ Overland, Indra (2016-04-01). "Energy: The missing link in globalization". Energy


Research & Social Science. 14: 122–130. doi:10.1016/j.erss.2016.01.009. Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2018-02-05. [...] if all countries in the world were to make do
with their own resources, there would be even more energy poverty in the world than
there is now. Currently, 1.4 billion people are not connected to an electricity grid [...]
3. ^ Douris, Constance. "As Cyber Threats To The Electric Grid Rise, Utilities And
Regulators Seek Solutions". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-
09-27.

4. ^ Overland, Indra (2019-03-01). "The geopolitics of renewable energy: Debunking


four emerging myths". Energy Research & Social Science. 49: 36–40.
doi:10.1016/j.erss.2018.10.018. ISSN 2214-6296.

5. ^ a b Borberly, A. and Kreider, J. F. (2001). Distributed Generation: The Power


Paradigm for the New Millennium. CRC Press, Boca Raton, FL. 400 pgs.

6. ^ Mr Alan Shaw (29 September 2005). "Kelvin to Weir, and on to GB SYS 2005"
(PDF). Royal Society of Edinburgh. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 4 March
2009.

7. ^ "Survey of Belford 1995". North Northumberland Online.

8. ^ "Lighting by electricity". The National Trust. Diarsipkan dari versi asli tanggal
2011-06-29.

9. ^ Mazer, A. (2007). Electric Power Planning for Regulated and Deregulated Markets.
John, Wiley, and Sons, Inc., Hoboken, NJ. 313pgs.

10. ^ . (2001). Glover J. D., Sarma M. S., Overbye T. J. (2010) Power System and
Analysis 5th Edition. Cengage Learning. Pg 10.

11. ^ "Archived copy" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2018-05-08.
Diakses tanggal 2017-08-28.

12. ^ Cuffe, Paul; Keane, Andrew (2017). "Visualizing the Electrical Structure of Power
Systems". IEEE Systems Journal. 11 (3): 1810–1821.
doi:10.1109/JSYST.2015.2427994. ISSN 1932-8184.

13. ^ Abdelhay A. Sallam & Om P. Malik (May 2011). Electric Distribution Systems.
IEEE Computer Society Press. hlm. 21. ISBN 9780470276822.

Anda mungkin juga menyukai