Anda di halaman 1dari 3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Manajemen kelas

Manajemen merupakan suatu kemampuan dan ketrampilan khusus yang dimiliki oleh
seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan ataupun bersama dengan orang lain
atau dapat melalui orang lain dalam suatu upaya mencapai tujuan di dalam organisasi secara produktif ,
efektif dan efisien.

Sebelum kita membahas tentang manajemen kelas, terlebih dahulu kita mengetahui
pengertian daripada kelas. Arikunto menjelaskan pengertian kelas yaitu sekelompok siswa dalam pada
waktu yang sama menerima pelajaran yang dari guru yang sama. Dan yang dimaksud dengan kelas,
bukan hanya kelas yang merupakan ruangan yang dibatasi dinding tempat para siswa berkumpul
bersama untuk mempelajari segala yang disajikan oleh pengajar, tetapi lebih dari itu kelas merupakan
suatu unit kecil siswa yang berinteraksi dengan guru dalam proses pembelajaran dengan beragam
keunikan yang dimiliki.

Setelah membahas tentang manajemen dan kelas, maka definisi dari manajemen kelas adalah
segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan
serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat
dikatakan bahwa manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses
pembelajaran secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada penyiapan bahan belajar, penyiapan
sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi kondisi proses pembelajaran dan
pengaturan waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikurer dapat tercapai.

2.2 Manajemen kelas model area

Pengelolaan kelas model area maksudnya adalah pengelolaan ruangan kelas dan pembelanjaran
dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keberagaman budaya
dan menekankan peda pengalaman belajar bagi setiap anak, pilihan-pilihan kegiatan dan pusat-pusat
kegiatan serta peran serta keluarga dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran adalah konsep atau
rancangan yang mendeskripsikan suatu rincian atau terciptanya suatu lingkungan belajar agar anak
lebih bisa beinteraksi dalam pembelajaran dan dapat mengembangkan potensi pada diri anak. Guru
dapat mengatur lingkungan belajar agar anak senang atau tertarik untuk belajar dan menyenangkan
untuk anak. Model pembelajaran yang berbeda dari biasanya akan berdampak positif bagi anak.

Model pembelajaran area dibuat dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan pada anak, agar anak
dapat memahami keberagaman budaya dan menekankan pada penalaman anak (Diana Mutiah (2010 :
121)). Konsep pada model pembelajaran area akan memberikan kesempatan anak untuk melakukan
kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakatnya, sehingga anak akan merasa bahwa belajar itu
menyenangkan. Model pembelajaran area adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan
pada anak untuk melakukan kegiatannya sendiri sesuai minat di dalam area-area (sekolah). Model
pembelajaran ini dibuatdan dirancang untuk memenuhi kebutuhan karakteristik anak, dan menghormati
ragam-ragam budaya yang menekankan pada prinsip :

a. Pengalaman belajar pada diri anak


b. Membantu anak agar dapat membiuat dan memilih keputusan sendiri melalui kegiatan di dalam
area yang telah disediakan
c. Keterlibatan keluarga dalam proses pembelajaran anak.

Model pembelajaran area bertujuan untuk membentuk suasana pembelajaran yang dimana dapat
membangun suatu landasan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang penting agar anak dapat
memecahkan masalah yang sedang dihadapi dalam kehidupannya dan mendorong anak untuk
bereksplorasi serta mengembangkan potensi-potensi pada diri anak. Pada model pembelajaran area guru
merancang lingkungan belajar anak dalam beberapa bentuk area pembelajaran. Setiap area
pembelajaran memiliki beberapa jenis alat permainan yang sesuai dengan areanya untuk merangsang
perkembangan anak. Anak di dapat melakukan berbagai kegiatan dalam satu area pembelajaran.
Pembelajaran terjadi ketika anak berada pada area pembelajaran yang sesuai dengan minatnya.

Ada tiga basis pada pembelajaran area yaitu : konstruktivitas, sesuai dengan perkembangan dan
pemdidikan progresif. Konstruktivisme meyakini bahwa pembelajaraan ada atau terjjadi pada saat anak
memahami dunia di sekitarnya. Pembelajaran menjadi proses yang melibatkan orang-orang
disekitarnya, contoh teman sebaya, keluarga dan lingkungan. Anak akan membangun pemahaman dan
pengalamannya sendiri atas dunia atau hal lain yan terjadi di sekitarnya dengan membangun
pemahaman dan pengalaman baru serta pengalaman yang telah di miliki sebelumnya. Penerapan model
ppembelajaran area ini menggunakan metode yang sejajar dengan tahap perkembangan anak. Setiap
anak akan berkembang melalui tahapan yang berbeda-beda, karena perkembangan masing-masing anak
akan berbeda. Dengan demikian pendidikan harus memperhatikan perbedaan minat dan bakat pada
masing-masing anak meskipun usianya sama.

Semua aktifitas pada pembelajaran ini didasarkan pada minat dan bakat anak, perkembangan
aspek-aspek pada anak, mendorong rasa ingin tahu anak, dan keinginan untuk mencoba hal-hal baru
pada anak itu sendiri.
2.3 Pendekatan manajemen kelas model area

Dalam model pembelajaran dengan pendekatan area ini anak diberi kesempatan untuk
memilih atau melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minat mereka. Pembelajaran tersebut dirancang
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keragaman budaya yang
menekankan pada 3 prinsip yaitu:

1. pengalaman pembelajaran pribadi setiap anak


2. membantu anak membuat pilihan dan keputusan melalui aktivitas di dalam area-area yang disiapkan
3. keterlibatan keluarga dalam proses pembelajaran.

Keterlibatan keluarga dalam proses pembelajaran tersebut dalam dilakukan dengan beberapa
cara diantaranya yaitu:

1. Anggota keluarga dilibatkan secara sukarela dalam kegiatan pembelajaran, misalnya orang
tua dilibatkan dalam mempersiapkan pengaturan media pembelajaran atau menjadi model
dalam pembelajaran tertentu.
2. Anggota keluarga bermitra dengan PAUD dalam membuat keputusan tentang anak,
misalnya orang tua diminta pertimbangannya perihal kebutuhan layanan khusus individual
untuk anak.
3. Anggota keluarga dapat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan di PAUD, misalnya orang
tua diminta membantu persiapan kegiatan tertentu di sekolah.

1. Sulistyorini,Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta:Teras, 2009), hlm 90


2. Arikunto dalam Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Surabaya:eLKAF,2006)hlm 65
3. Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Yokyakarta:Teras 2009), hlm 92

https://www.membumikanpendidikan.com/2015/04/model-pembelajaran-dengan-pendekatan_12.html

Diana Mutiah. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana

itu udah aku urutkan lee daftar pustakanya, aku gatau mau masuki dapus pengertian. Maaf ya

Anda mungkin juga menyukai