Anda di halaman 1dari 20

Pengaruh Komitmen Profesional...

(Wulandari Purwaningtias)1
PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL, KOMITMEN
ORGANISASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP NIAT
WHISTLEBLOWING (Studi pada Karyawan Rumah Sakit di Daerah
Istimewa Yogyakarta)
THE EFFECT OFPROFESSIONAL COMMITMENT, ORGANIZATIONAL
COMMITMENT, AND JOB SATISFACTION ON THE WHISTLEBLOWING
INTENTION (Study On employees of hospitals in Yogyakarta)

Oleh: Wulandari Purwaningtias


Prodi Akuntansi S1 Universitas Negeri Yogyakarta
Wulanpurwaningtias@gmail.com
Mimin Nur Aisyah, S.E., M.Sc., Ak.
Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh Komitmen Profesional terhadap niat
whistleblowing, (2) Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap niat whistleblowing, (3) Pengaruh
Kepuasan Kerjaterhadap niat whistleblowing, dan (4) Pengaruh Komitmen Profesi, Komitmen
Organisasi, dan Kepuasan Kerja secara simultan terhadap niat whistleblowing. Populasi penelitian ini
adalah 110 pegawai bagian keuangan Rumah Sakit di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah sampel
penelitian ini berjumlah 53 responden. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji linearitas, uji
multikolinearitas, dan uji heteroskedasitas. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji
hipotesis adalah analisis regresi linear sederhana dan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh negatif dan signifikan Komitmen Profesional terhadap
Niat Whistleblowing, ditunjukkan dengan koefisien regresi -0,199, nilai thitung lebih besar dari pada ttabel
(6,890>1,676), dan nilai signifikansi 0,000<0,05; (2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan
Komitmen Organisasi terhadap Niat Whistleblowing, ditunjukkan dengan koefisien regresi 0,325, nilai
thitung lebih besar dari pada ttabel (7,202>1,676), dan nilai signifikansi 0,000<0,05; (3) Terdapat
pengaruh negatif dan signifikan Kepuasan Kerja terhadap Niat Whistleblowing, ditunjukkan dengan
koefisien regresi -0,196, nilai thitung lebih besar dari pada ttabel (11,863>1,676), dan nilai signifikansi
0,000<0,05, dan (4) Terdapat pengaruh dan signifikan Komitmen Profesional, Komitmen Organisasi,
dan Kepuasan Kerja secara bersama-sama terhadap Niat Whistleblowing, ditunjukkan dengan
koefisien regresi 0,032, 0,567, dan -0,196, nilai Fhitung lebih besar dari pada Ftabel (4,122>2,790), dan
nilai signifikansi 0,000<0,05.

Kata kunci: Komitmen Profesional, Komitmen Organisasi, Kepuasan Kerja, Niat Whistleblowing

Abstract
This research aims to examine: (1) the effect of professional commitment on the
whistleblowing intention, (2) the effect of organizational commitment on the whistleblowing intention,
(3) the effect of job satisfaction on the whistleblowingintention, and (4) the effect of professional
commitment, organizational commitment, and job satisfaction on the whistleblowing intention. The
research population was 110 financial employees of hospitals in Yogyakarta. There were 53
respondents as the sample of the study. The classic assumption test included normality test, linearity
test, multicollinearity test, and heteroscedasticity test. The data analysis techniques to test the
hypothesis were simple regression analysis and multiple regression analysis.The results show that: (1)
Thereis a negative and significant effect of professional commitment on the whistleblowing intention.
It is shown by regression coefficient -0.199, tcount which is higher than t table (6,890> 1,676) and
significance value of 0,000 <0,05; (2) There is positive organizational commitment and the
whistleblowing intention. It is shown by regression coefficient 0,325, t count which is higher than t table
(7,202> 1,676) and significance value of 0,000 <0,05; (3) There is negative influence and significant
job satisfaction on the whistleblowing intention. It is shown by regression coefficient -0,196, tcount is
higher than ttable (11,863> 1,676) and significance value of 0,000 <0,05, and (4) There is significant
influence of professional commitment, organizational commitment, and job satisfaction on the
whistleblowing intention. It is shown by regression coefficient that is 0,032, 0,567, and -0,196, Fcount
value higher than Ftabel (4,122> 2,790) and significance value of 0,000 <0,05.
2Jurnal Pendidikan Akuntansi

Keywords: Professional Commitment, Organizational Commitment, Job Satisfaction, Whistleblowing


PENDAHULUAN adanya kasus korupsi dalam anggaran
Suatu negara dapat dikatakan maju kesehatan sebanyak 122 kasus dengan
dilihat dari kemampuan dan tersangka 255 orang dan membuat
keberhasilan negara dalam mengelola kerugian negara sebesar Rp 594 miliar.
pembangunannya. Namun semakin Kasus korupsi dalam bidang kesehatan
berhasil pembangunan yang dikelola menggrogoti anggaran untuk alat
oleh negara semakin berhasil pula kesahatan, obat, pembangunan rumah
praktek kecurangan yang dilakukan sakit/puskesmas, dan jaminan
oleh pihak-pihak yang berkepentingan, kesehatan.
khususnya dalam bidang perekonomian. Menurut Laksono (2013) adanya
Bentuk kecurangan yang banyak kasus korupsi yang terdeteksi di
dilakukan dalam bidang ekonomi Indonesia menjurus ke level mikro
adalah korupsi. Korupsi di Indonesia pelayanan klinis dan sistem manajemen
seolah-olah sudah menjadi tradisi dan rumah sakit, antara lain: dokumen
mendarah daging. Sudah sering sekali asuransi yang tidak beres, tagihan
kasus korupsi Indonesia dibahas dalam perawatan yang tidak sah, pembelian
media masa dan sudah mendapatkan obat dan bahan habis pakai yang fiktif,
hukumannya, tetapi masih banyak saja penjualan bahan dan obat yang tidak
yang melakukan korupsi untuk sesuai aturan dan cenderung merugikan
kepentingan pribadinya sendiri tanpa masyarakat, dokter tidak aktif
memikirkan hukuman yang akan menangani pasien (mewakilkan ke
didapatkannya nanti. dokter lain atau residen), namun
Selama tahun 2016 Indonesian menerima jasa kolusi dengan
Corruption Watch (ICW) menemukan pabrik/distribusi obat dan alat kesehatan
jumlah kasus korupsi sebanyak 482 yang merugikan pasien. Adanya
kasus dengan jumlah tersangka 1.101 pengaturan manajemen rumah sakit
dan nilai kerugian mencapai Rp 1,45 yang kurang baik dapat memberikan
triliun rupiah (Siena, 2017). Salah satu dampak yang buruk bagi perkembangan
kasus kecurangan yang terjadi di rumah sakit maupun perkembangan
Indonesia tidak hanya di bidang pajak kesehatan pasien. Dampak yang tampak
maupun di pemerintahan saja, namun dari manajemen rumah sakit yang buruk
ada juga di bidang kesehatan. Haryanto adalah kemacetan pembangunan fisik,
(2014) mengatakan ICW memantau kerusakan fisik, mutu pelayanan rumah
selama 2001 sampai dengan 2013 sakit menurun dan sebagainya.
4Jurnal Pendidikan Akuntansi

KPK telah menetapkan dua Adanya kasus korupsi di bidang


tersangka dalam kasus alat kesehatan di keuangan kesehatan membuat
Rumah Sakit Akademik Universitas masyarakat memandang buruk sebagian
Airlangga mereka diduga besar karyawan kesehatan khususnya
menyalahgunakan anggaran untuk dalam aspek pengelolaan keuangan
memperkaya diri sendiri maupun orang bidang kesehatan dan membuat
lain yang terkait dengan anggaran alat kepercayaan masyarakat menurun.
kesehatan di Rumah Sakit Akademik Banyaknya kasus korupsi dibidang
Universitas Airlangga tahap I dan II kesehatan yang ada di Indonesia
tahun 2010. Hal ini membuat kerugian membuktikan masih banyaknya
negara sebanyak Rp 17 Miliar dengan kecurangan yang dilakukan seseorang
mengajukan anggaran sebanyak Rp 87 untuk mendapatkan sesuatu
Miliar (Abba, 2016). keinginannya dengan menghalalkan
Kasus korupsi juga terjadi Di Daerah segala cara.
Istimewa Yogyakarta, dimana ketua Kecurangan maupun korupsi dapat
Majelis Hakim menjatuhkan denda dicegah dengan melakukan
sebanyak 50 juta dan subsider dua bulan whistleblowing. Whistleblowing
kepada pejabat pembuat komitmen merupakan tindakan yang dilakukan
RSUD Jogja. Kasus korupsi bermula seseorang untuk mengungkapkan
pada tahun 2012 dimana rumah sakit sesuatu hal pelanggaran hukum ke
RSUD Jogja membutuhkan alat media massa maupun keatasan. Saat ini
kesahatan untuk ruangan ICCU dengan menemukan orang yang berani
PAGU anggaran Rp 4,9 miliar. Namun melakukan whistleblowing cukup sulit,
pengadaan itu diduga melanggar aturan karena sebagian orang tidak ingin
pengadaan barang dan jasa sebagaimana mengambil resiko dengan melakukan
diatur peraturan Presiden No 54/2010. whistleblowing. Banyak sekali orang
Jaksa menemukan kejanggalan dalam memilih untuk diam dari pada
penentuan harga alat kesahatan yang melakukan whistleblowing. Hal ini
tidak sesuai dengan uang yang dikarenakan banyak orang yang berpikir
dibayarkan. Kejanggalan juga terdapat jika melakukan whistleblowing tersebut
pada proses lelang, karena pihak akan membuat dirinya maupun
pengadaan barang bisa lolos padahal keluarganya mendapatkan masalah ke
tidak memenuhi syarat peserta lelang depannya nanti, sehingga dibutuhkan
(Hasanudin, 2014).
Pengaruh Komitmen Profesional... (Wulandari Purwaningtias)5

seseorang yang memiliki keberanian membuat organisasi menjadi bangkrut.


dan keyakinan untuk melakukannya. Adanya anggapan hal tersebut membuat
Di Indonesia sendiri sudah ada pertanyaan tentang faktor-faktor yang
undang-undang yang mengatur tentang mempengaruhi whistleblowing.
whistleblowing yaitu, Nomor 13 tahun Whistleblowing bisa terwujud karena
2006 tentang perlindungan saksi dan adanya lingkungan organisasi yang
korban. Selain undang-undang juga ada baik. Supaya lingkungan organisasi
Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor tercipta dengan baik dibutuhkan
4 tahun 2011 tentang perlakuan komitmen profesional yang bagus
terhadap pelapor tindak pidana dan didalam diri karyawan. Komitmen
saksi pelaku yang bekerja sama. Ketua profesional merupakan suatu tanggung
Lembaga Perlindungan Saksi dan jawab, ikatan, loyalitas, pengorbanan,
Korban (LPSK) Abdul Haris keterlibatan seseorang individu dalam
Semendawai mengatakan bahwa selama organisasinya (Anggun, 2010). Adanya
2015 pihaknya memberikan layanan rasa komitmen profesional di diri
perlindungan terhadap saksi yang karyawan, diharapkan bisa membuat
berstatus Justice Collaborator dan karyawan bekerja sesuai dengan kode
Whistleblower sebanyak enam orang etik profesi yang ada serta menjunjung
dari 13 kasus. Layanan perlindungan tinggi nilai-nilai norma dan kejujuran
terhadap saksi meliputi penanganan dan dalam melakukan pekerjaan.
perlakuannya yang berbeda dengan Penelitian yang dilakukan Dimas
pelaku lain (Saleh, 2015). (2015) menunjukkan bahwa komitmen
Adanya peraturan dan contoh profesi yang dimiliki oleh karyawan
tersebut seharusnya dapat membuat BPK Yogyakarta berpengaruh positif
keberanian para karyawan sebagai terhadap whistleblowing. Komitmen
whistleblower dalam mengungkapkan profesi juga berpengaruh positif
kasus korupsi semakin tinggi, sehingga terhadap niat melakukan whisleblowing
diharapkan akan tercipta suatu budaya di bagian keuangan rumah sakit daerah
dengan nilai integritas. Namun Kabupaten Purworejo (Tria, 2016).
whistleblowing masih dianggap Elias (2008) menyatakan bahwa
hambatan dalam memajukan organisasi mahasiswa yang lebih berkomitmen
sebab jika whistleblowing ini terjadi, pada profesi dan tersosialisasi dengan
maka sama saja karyawan tersebut profesinya sejak dini lebih cenderung
membuka rahasia organisasi dan akan melakukan whistleblowing. Sementara
6Jurnal Pendidikan Akuntansi

itu terdapat bukti empiris yang berbeda dalam menciptakan kelangsungan hidup
tentang pengaruh komitmen profesional organisasi apapun bentuk organisasinya.
terhadap whistleblowing seperti yang Novita (2015) menemukan bahwa
ditemukan Cindy (2016) yaitu, bahwa komitmen organisasi yang dimiliki oleh
komitmen profesional yang ada di karyawan Dinas Kesehatan dan Unit
BUMN di Jakarta tidak berpengaruh Pelaksanaan Teknis Daerah di
signifikan terhadap intensi melakukan Kabupaten Semarang berpengaruh
whistleblowing. Hal ini menyatakan positif terhadap intensi pengungkapan
adanya perbedaan pendapat dan tindak pelanggaran. Sementara itu
pengaruh kepercayaan komitmen Andrie (2016) berpendapat bahwa
professional yang dimiliki oleh komitmen organisasi tidak berpengaruh
karyawan dalam melakukan terhadap intensi whistleblowing, tinggi
whistleblowing. atau rendahnya tingkat komitmen
Selain komitmen profesional yang organisasi yang dimiliki oleh karyawan
dimiliki karyawan dalam mewujudkan BPKP Jawa Timur tidak mempengaruhi
lingkungan organisasi yang baik, dilihat tingkat intensi whistleblowing tersebut.
juga komitmen organisasi dalam diri Hal ini membuktikan masih adanya
karyawan. Lingkungan organisasi yang perbedaan hasil penelitian mengenai
baik akan mempengaruhi tumbuh dan pengaruh komitmen organisasi
berkembangnya organisasi tersebut, karyawan dalam melakukan
sebaliknya lingkungan organisasi yang whistleblowing tersebut.
tidak baik akan membuat organisasi Di sisi lain kepuasan kerja yang
mengalami kemunduran. Komitmen dimiliki karyawan juga dapat
organisasi menunjukkan hasrat mengurangi tindakan kecurangan.
karyawan sebuah perusahaan untuk Adanya kepuasan kerja yang berada di
tetap tinggal dan bekerja serta diri karyawan akan membuat karyawan
mengabdikan diri bagi perusahaan bekerja sesuai dengan peraturan yang
(Amilin dan Dewi, 2008). Hal ini berlaku dalam organisasi serta sesuai
membuktikan bahwa organisasi dan dengan nilai-nilai dan norma yang
manusia memiliki tingkat berlaku didalam profesinya. Kepuasan
ketergantungan satu sama lain, sehingga kerja adalah sikap positif yang dimiliki
komitmen anggota organisasi menjadi oleh karyawan terhadap pekerjaannya.
hal penting bagi sebuah organisasi “Seseorang dengan tingkat kepuasan
kerja yang tinggi mempunyai sikap
Pengaruh Komitmen Profesional... (Wulandari Purwaningtias)7

positif terhadap pekerjaannya, haknya dalam pelayanan kesehatan


seseorang yang tidak puas dengan maupun mendapatkan fasilitas alat
pekerjaannya mempunyai sikap negatif kesehatan yang terbaik. Adanya
terhadap pekerjaan tersebut” (Robbins, tindakan whistleblowing di rumah sakit
2002:36). Biasanya rasa puas yang bisa membantu manajemen rumah sakit
dimiliki oleh karyawan terhadap dalam mencegah oknum-oknum yang
pekerjaannya membuat karyawan tidak melakukan kecurangan.
berusaha mengevaluasi pekerjaan yang Daerah Istimewa Yogyakarta
lain karena karyawan tersebut merupakan daerah yang memiliki
beranggapan bahwa dia telah bekerja jumlah penduduk yang besar, sehingga
sesuai kode etik profesinya, begitu juga permasalahan dalam bidang kesehatan
sebaliknya karyawan yang merasa tidak juga relatif kompleks. Dalam mengatasi
puas dengan pekerjannya akan mencari permasalahan tersebut, maka
kesalahan dalam pekerjaannya dan akan dibutuhkannya kerjasama antara dinas
mengevaluasi pekerja lain. Adanya kesehatan, pihak rumah sakit, dan
kepuasan kerja yang tinggi membuat masyarakat. Kerjasama yang baik
niat dalam melakukan whistleblowing sangat dibutuhkan agar dapat
menjadi rendah. meningkatkan mutu kesehatan daerah
Penelitian whistleblowing sudah dan memberikan hak-hak kesehatan
banyak dilakukan di Indonesia, namun kepada masyarakat secara adil serta
penelitian sebelumnya lebih banyak mencegah oknum-oknum yang ingin
meneliti faktor-faktor whistleblowing melakukan tindakan kecurangan.
yang terjadi di kalangan akuntan Berdasarkan latar belakang masalah
perusahaan, auditor, dan mahasiswa, di atas, maka peneliti tertarik
sedangkan di kalangan akuntan rumah melakukan penelitian tentang
sakit masih jarang. Penelitian ini whistleblowing dengan judul penelitian
dilakukan di rumah sakit karena rumah yaitu, “Pengaruh Komitmen
sakit merupakan organisasi yang Profesional, Komitmen Organisasi, dan
berhubungan langsung dengan Kepuasan Kerja Terhadap Niat
masyarakat dalam melayani kesehatan Whistleblowing (Studi pada Karyawan
masyarakat dengan pencegahan Rumah Sakit di Daerah Istimewa
kecurangan yang dilakukan di rumah Yogyakarta).”
sakit melalui whistleblowing, maka
masyarakat akan mendapatkan hak-
8Jurnal Pendidikan Akuntansi

METODE PENELITIAN jumlah dan karakteristik yang


Jenis Penelitian dimiliki oleh populasi tersebut
Penelitian ini menggunakan (Sugiyono, 2011:81). Sampling
penelitian kausal komparatif. Kausal dalam penelitian ini menggunakan
komparatif bertujuan untuk proportionate stratified random
menunjukkan adanya sebab akibat sampling yaitu teknik yang
yang ada berdasarkan pengamatan, digunakan bila populasi mempunyai
sehingga dapat memungkinkan anggota/unsur yang tidak homogen
kembali untuk mencari fakta atau dan berstrata secara proposional
faktor yang mempengaruhi penyebab (Sugiyono, 2011:82). Jumlah
data tertentu (Cholid Narbuko dan populasi dalam penelitian ini
Abu Achmadi, 2013:49). sebanyak 110 orang dan jumlah
sampel sebanyak 53 orang.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Definisi Operasional Variabel
rumah sakit yang berada di Daerah a) Variabel Dependen (Terikat)
Istimewa Yogyakarta. Waktu Variabel dependen yang
penelitian ini dilaksanakan pada digunakan pada penelitian ini
bulan Januari 2017 sampai dengan adalah Niat whistleblowing. Niat
Oktober 2017. whistleblowing merupakan suatu
keinginan yang dimiliki oleh
Target/Subjek Penelitian karyawan dengan melakukan
“Populasi adalah wilayah tindakan kebenaran dalam
generalisasi yang terdiri dari: mengungkapkan kecurangan
obyek/subyek yang mempunyai yang ada di sekitar karyawan.
kualitas dan karakteristik tertentu Indikator tentang niat
yang ditetapkan oleh penelitian whistleblowing, yaitu: (1)
untuk dipelajari dan kemudian niat/minat melakukan
ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, whistleblowing, (2) rencana
2011:80). Populasi dalam penelitian melakukan whistleblowing, dan
merupakan seluruh karyawan bagian (3) usaha melakukan
keuangan yang bekerja di rumah whistleblowing.
sakit Daerah Istimewa Yogyakarta, b) Variabel Independen (Bebas)
sementara sampel adalah bagian dari 1) Komitmen Profesional (X1)
Pengaruh Komitmen Profesional... (Wulandari Purwaningtias)9

Komitmen profesional keinginan untuk keluar dari


merupakan suatu komitmen di organisasi.
dalam diri individu saat 3) Kepuasan Kerja (X3)
memasuki profesi yang di Kepuasan kerja adalah
jalani meliputi kepercayaan perasaan atau keadaan
yang dapat diterima dan tujuan emosional sebagai penilaian
serta nilai-nilai dari profesi positif yang dimiliki oleh
tersebut. Indikator yang karyawan baik secara
digunakan dalam pengukuran menyenangkan atau tidak
variabel ini meliputi: (1) menyenangkan dalam
tingkat komitmen serta memandang pekerjaan
kebanggaan terhadap profesi, mereka. Indikator yang
dan (2) presepsi individu digunakan dalam pengukuran
terhadap profesinya. variabel ini meliputi (1)
2) Komitmen Organisasi (X2) kepuasan dengan gaji, (2)
Komitmen organisasi kepuasan dengan promosi, (3)
adalah tingkat komitmen kepuasan dengan rekan
karyawan yang mempercayai sekerja, (4) kepuasan dengan
organisasi tersebut serta penyelia, dan (5) kepuasan
memihak kepada organisasi dengan pekerjaan itu sendiri.
tempat kerjanya dengan Data, Intrumen, dan Teknik
mengikuti tujuan dari Pengumpulan
organisasi tersebut dan Teknik Pengumpulan Data
berusaha mempertahankan Teknik pengumpulan data
keanggotannya dalam dalam penelitian ini menggunakan
organisasi. Indikator yang teknik pengumpulan data primer.
digunakan dalam pengukuran “Sumber data primer adalah
variabel ini meliputi (1) sumber data yang langsung
adanya rasa memiliki terhadap memberikan data kepada
organisasi, (2) rasa peduli pengumpul data” (Sugiyono,
terhadap organisasi, (3) 2011:137). Pengumpulan data
pegawai bekerja sesuai dengan dalam penelitian ini menggunakan
kewajiban dan ingin kuesioner (angket), yaitu dengan
memajukan organisasi, dan (4) cara membagikan instrumen yang
10Jurnal Pendidikan Akuntansi

berisi pernyataan kepada distribusi dikatakan normal


responden. Kuesioner dalam apabila Sig > 0,05.
penelitian ini merupakan kuesioner Uji Linearitas
tertutup, sehingga responden bisa Uji linearitas bertujuan
langsung memilih jawaban yang untuk melihat apakah
paling tepat dengan dirinya dan spesifikasi model yang
sesuai petunjuk kuesioner. digunakan sudah benar atau
tidak. Informasi mengenai
Teknik Analisis Data model empiris manakah
Uji Prasyarat Analisis yang sebaiknya digunakan,
Uji Normalitas Data yaitu linear, kuadrat, atau
Uji normalitas biasanya kubik akan diperoleh
digunakan untuk melalui uji ini (Ghozali,
mengetahui ada atau 2011:166). Penelitian ini
tidaknya variabel menggunakan uji linearitas
pengganggu atau residual tabel anova dengan mencari
yang memiliki distribusi deviation from linearity dari
normal dalam model uji F linear untuk mencari
regresi. Adanya distribusi linearitas.
data yang normal atau Uji Multikolinearitas
mendekati normal akan Uji multikolineritas
menghasilkan model regresi bertujuan untuk menguji
yang layak digunakan apakah model regresi
dalam suatu penelitian ditemukan adanya kolerasi
(Ghozali, 2011:160). antar variabel bebas
Teknik uji normalitas dalam (Ghozali, 2011:105). Model
penelitian ini menggunakan regresi sebaiknya tidak
one sampel kolmogorov terjadi korelasi antara
smirnov test. One sample variabel independen. Jika
kolmogrov smirnov test variabel independen
menggunakan kriteria uji berkorelasi, maka nilai
normalitas dengan melihat korelasi antar sesama
nilai signifikansi (Sig) dari variabel independen sama
hasil uji tersebut. Data dengan nol.Persyaratan
Pengaruh Komitmen Profesional... (Wulandari Purwaningtias)11

yang digunakan, yaitu digunakan untuk menguji


Variance Inflation Factor hipotesis pertama, kedua dan
(VIF) < 10 dan nilai ketiga.
tolerance (TOL) > dari 0,1, Analisis Regresi Linear
maka model dikatakan Sederhana
bebas dari Multikolineritas Regresi linear sederhana
(Ghozali, 2011:106). didasarkan pada hubungan
Uji Heteroskedastisitas fungsional ataupun kausal
Uji heteroskedastisitas suatu variabel independen
bertujuan untuk menguji dengan satu variabel
ada tidaknya kejadian dependen (Sugiyono,
ketidaksamaan variance 2015:287). Pengujian analisis
dari residual satu regresi sederhana digunakan
pengamatan ke pengamatan untuk menguji hipotesis 1, 2,
yang lain didalam model dan 3.
regresi. Heteroskedastisitas Analisis Regresi Linear
terjadi apabila tidak adanya Berganda
kesamaan deviasi standar Analisis regresi ganda
nilai variabel dependen digunakan oleh peneliti, bila
pada setiap variabel peneliti bermaksud
independen.Penelitian ini meramalkan bagaimana
menggunakan grafik keadaan (naik turunnya)
Scatterplot dalam uji variabel dependen
heteroskedasitas. (kriterium), bila dua atau
Uji Hipotesis lebih variabel independen
Analisis Regresi Linear sebagai predikat dimanipulasi
Sederhana (Sugiyono, 2015:293).
Regresi sederhana Pengujian analisis regresi
didasarkan pada hubungan berganda digunakan untuk
fungsional ataupun kausal menguji hipotesis 4.
satu variabel independen
dengan satu variabel
dependen.Analisis regresi
linear sederhana ini
12Jurnal Pendidikan Akuntansi

HASIL PENELITIAN DAN itu, dapat disimpulkan bahwa model


PEMBAHASAN tersebut linear, sehingga dapat
Uji Prasyarat Analisis menggunakan uji regresi linear.
Uji Normalitas
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Uji Multikolinearitas
N 53 Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas
Normal Parameter Collinearity Statistics
No Variabel
Mean 0,000 Tolerance VIF
1 X1 0.478 2.093
Std Deviation 2,560 2 X2 0.782 1.274
Most Extreme Differences 3 X3 0.495 2.020
Sumber : Data diolah 2017
Absolute 0,170
Berdasarkan dari hasil tabel tersebut
Postive 0,137
diketahui bahwa semua variabel
Negative -0,170
independen mempunyai nilai Tolerance ≥
Kolmogrov-Smirnov Z 1,240
0,1 dan nilai VIF ≤ 10. Nilai Tolerance
Asymp. Sig. (2-Tailed) 0,093
untuk variabel Komitmen Profesional (X1)
Sumber: Data diolah, 2017
sebesar 0,478, Komitmen Organisasi (X2)
Berdasarkan uji normalitas di atas,
sebesar 0,782 dan Kepuasan Kerja(X3)
dapat dilihat bahwa nilai Sig sebesar 0,093
sebesar 0,495. Nilai VIF untuk variabel
dengan nilai Sig >0,05 maka dapat
Komitmen Profesional (X1) sebesar
disimpulkan bahwa data tersebut
2,093, Komitmen Organisasi (X2) sebesar
berdistribusi normal.
1,274dan Kepuasan Kerja(X3) sebesar
2,020. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak
Uji Linearitas
ada multikolinearitas antar variabel
Tabel 2. Hasil Uji Linearitas
independen dalam model regresi.
Hubungan Linearita Kriteri
s a Uji Heteroskedastisitas
X1 – Y 0,116 Linear
X2 – Y 0,055 Linear
X3 – Y 0,153 Linear
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan uji linearitas di atas untuk
ketiga model tersebut memiliki nilai >0,05
yaitu Komitmen Profesional (X1) 0,116,
Gambar 1. Hasil Uji Heterokedasitas
Komitmen Organisasi (X2) 0,055 dan
Kepuasan Kerja 0,153 (X3). Oleh karena
Pengaruh Komitmen Profesional... (Wulandari Purwaningtias)13

Berdasarkan hasil grafik scatterplots sebesar -0,199, sehingga H1 ditolak. Nilai


terlihat bahwa titik-titik menyebar secara koefisien determinasi sebesar 0,012 yang
acak dan tidak membentuk pola. Jadi dapat menunjukkan bahwa variabel Niat
disimpulkan bahwa tidak terjadi Whistleblowing dipengaruhi oleh variabel
heteroskedastisitas pada model regresi di Komitmen Profesional sebesar 1,2%,
penelitian ini. sementara 98,8% dipengaruhi oleh
variabel lain.
Uji Hipotesis Perlunya komitmen profesional di
Komitmen Profesional terhadap dalam diri karyawan karena komitmen
Niat Whistleblowing karyawan merupakan salah satu bagian
Tabel 4. Hasil Analisis Hipotesis 1 yang memiliki peran penting di dalam diri
Variabel Kons Koef thitun Sig karyawan, sehingga dengan munculnya
g peran tersebut membuat karyawan
Komitme memiliki rasa cinta terhadap profesinya.
n - 6,89 Timbulnya rasa cinta terhadap profesi akan
Profesion 0,19 0 0,00 membuat individu memiliki tanggung
al 25,271 9 0 jawab untuk mengedepankan etika profesi
R Square = 0,012 yang ada di dalam profesinya. Rasa cinta
Sumber : Data diolah 2017 yang tinggi terhadap profesi di dalam diri
Berdasarkan hasil penelitian analisis karyawan akan membuat karyawan
regresi sederhana antara Komitmen mengungkapkan kecurangan yang terjadi
Profesional (X) terhadap Niat di dalam profesinya.
Whistleblowing (Y) terdapat pengaruh Hasil penelitian ini mendukung
signifikan yang dibuktikan dengan nilai penelitian Yusar (2013) yang menyatakan
thitung lebih besar dari pada nilai ttabel bahwa Profesionalisme Internal Auditor
sebesar (6,890>1,676) dan nilai p value dimensi afiliasi komunitas, dimensi
sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai kewajiban sosial, dimensi dedikasi, dan
signifikansi yang telah ditentukan yaitu dimensi keyakinan berpengaruh negatif
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terhadap Intensi Melakukan
Komitmen Profesional (X1) terhadap Niat Whistleblowing. Hal ini berarti bahwa
Whistleblowing (Y) memiliki pengaruh Profesionalisme Internal Auditor tidak
signifikan. Hasil nilai koefisien regresi dapat meningkatkan Intensi untuk
pada analisis ini menunjukkan arah positif melakukan Whistleblowing.
14Jurnal Pendidikan Akuntansi

Hasil penelitian ini Komitmen bangga terhadap profesinya karena telah


profesional berpengaruh negatif terhadap mengerti keadaan yang sebenarnya di
Niat Whistleblowing, meskipun mayoritas dunia kerja. Hal ini ditunjukkan oleh
karyawan memiliki kecenderungan rendahnya skor butir pernyataan yang ada
Komitmen Profesional yang tinggi. Hal ini di penelitian yaitu “Saya merasa bangga
dimungkinkan karena adanya faktor lain dengan memberitahukan profesi saya ke
sebagai penghalang bagi seorang karyawan orang lain”.
untuk melakukan tindakan whistleblowing,
Komitmen Organisasi terhadap Niat
seperti pemecatan, mutasi jabatan,
Whistleblowing
pengucilan, dan ancaman yang tidak
Tabel 5. Hasil Analisis Hipotesis 2
diinginkan karyawan. Hal tersebut dapat
Variabel Kons Koef thitung Sig
membuat karyawan mengurungkan niat
untuk melakukan tindakan whistleblowing.
Komitmen 17,01 0,32 7,702 0,0
Hasil penelitianini berbeda dengan hasil
Organisasi 2 5 00
penelitian Merdikawati (2012) dan Elias
R Square = 0,052
(2008) dimana hasil penelitiannya
Sumber : Data diolah 2017
menjelaskan bahwa Komitmen Profesional
Berdasarkan hasil penelitian analisis
yang ada di dalam diri mahasiswa
regresi sederhana antara Komitmen
berpengaruh positif terhadap Niat
Organisasi (X2) terhadap Niat
Whistleblowing yang menunjukkan bahwa
Whistleblowing (Y) terdapat pengaruh
semakin tinggi Komitmen Profesional
signifikan yang dibuktikan dengan nilai
mahasiswa maka semakin tinggi pula Niat
thitung lebih besar dari pada nilai ttabel
Whistleblowing di dalam diri mahasiswa.
sebesar (7,702>1,676) dan nilai p value
Perbedaan hasil terjadi dimungkinkan
sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai
adanya perbedaan responden dimana
signifikansi yang telah ditentukan yaitu
responden pada penelitian ini merupakan
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
karyawan dan penelitian sebelumnya
Komitmen Organisasi (X2) terhadap Niat
menggunakan responden mahasiswa.
Whistleblowing (Y) memiliki pengaruh
Mahasiswa dan karyawan memiliki cara
signifikan. Hasil nilai koefisien regresi
pandang yang berbeda dalam menyikapi
pada analisis ini menunjukkan arah positif
Komitmen Profesional. Biasanya
sebesar 0,325, sehingga H2 diterima. Nilai
mahasiswa masih bangga terhadap profesi
koefisien determinasi sebesar 0,052 yang
yang akan digelutinya. Hal ini berbeda
menunjukkan bahwa variabel Niat
dengan karyawan yang boleh jadi kurang
Pengaruh Komitmen Profesional... (Wulandari Purwaningtias)15

Whistleblowing dipengaruhi oleh variabel organisasi yang dimiliki oleh karyawan


Komitmen Organisasi sebesar 5,2%, maka akan semakin tinggi pula niat
sementara 94,8% dipengaruhi oleh karyawan untuk melakukan tindakan
variabel lain. whistleblowing dalam melindungi
Komitmen organisasi menggambarkan organisasinya. Karyawan menganggap
hubungan karyawan dengan organisasi. tindakan whistleblowing sebagai tindakan
Karyawan yang memiliki komitmen yang penting untuk melindungi organisasi
organisasi yang tinggi dan menunjukkan dalam mewujudkan kesejahteraan serta
sikap positif terhadap organisasi akan tujuan organisasi.
berusaha meningkatkan prestasinya di
Kepuasan Kerja terhadap Niat
organisasi, mewujudkan tujuan organisasi,
Whistleblowing
dan memiliki jiwa untuk membela
Tabel 6. Hasil Analisis Hipotesis 3
organisasi. Hal tersebut akan membuat
Variabe Kon Koef thitun Sig
karyawan secara tidak langsung
l s g
memberikan tenaga dan tanggung jawab
Kepuasa -
yang lebih untuk mewujudkan 26,6 11,8
n Kerja 0,19 0,000
kesejahteraan dan tujuan organisasi, 20 63
6
sehingga pada akhirnya rasa memiliki
R Square = 0,066
organisasi yang tinggi timbul di dalam diri
Sumber : Data diolah 2017
karyawan. Adanya rasa memiliki
Berdasarkan hasil penelitian analisis
organisasi membuat karyawan tersebut
regresi sederhana antara Kepuasan Kerja
mau melakukan apa saja untuk melindungi
(X3) terhadap Niat Whistleblowing (Y)
organisasi dari kehancuran.
terdapat pengaruh signifikan yang
Hasil penelitian ini mendukung
dibuktikan dengan nilai thitung lebih besar
penelitain Rizki (2012), Novita (2015),
dari pada nilai ttabel sebesar (11,863>1,676)
dan Cindy (2016) menyatakan bahwa
dan nilai p value sebesar 0,000 lebih kecil
komitmen organisasi berpengaruh positif
dari nilai signifikansi yang telah
terhadap intensi pegawai untuk melakukan
ditentukan yaitu 0,05. Hal ini
whistleblowing. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Kepuasan Kerja (X3)
mengidentifikasi adanya pengaruh positif
terhadap Niat Whistleblowing (Y)
Komitmen Organisasi karyawan karyawan
memiliki pengaruh signifikan. Hasil nilai
rumah sakit di Daerah Istimewa
koefisien regresi pada analisis ini
Yogyakarta terhadap Niat Whistleblowing,
menunjukkan arah negatif sebesar -0,196,
sehingga semakin tinggi komitmen
16Jurnal Pendidikan Akuntansi

sehingga H3 diterima. Nilai koefisien kesalahan atau kecurangan yang terjadi di


determinasi sebesar 0,066 yang organisasi tempat karyawan bekerja,
menunjukkan bahwa variabel Niat sehingga karyawan memiliki niat untuk
Whistleblowing dipengaruhi oleh variabel melakukan tindakan whistleblowing untuk
Komitmen Profesional sebesar 6,6%, mendapatkan kondisi yang lebih nyaman
sementara 93,4% dipengaruhi oleh di organisasi tempat karyawan bekerja.
variabel lain. Adanya tindakan whistleblowing
Kepuasan kerja merupakan gambaran diharapkan dapat membantu organisasi
sikap positif yang dimiliki karyawan untuk memperbaiki kondisi organisasi
terhadap pekerjaannya di organisasi. menjadi lebih baik, sehingga karyawan
Adanya sikap positif yang dimiliki oleh secara sukarela memberikan tenaganya
karyawan akan membuat karyawan bekerja dengan tetap menjunjung tinggi norma
dengan senang hati dan lebih giat dengan yang ada di organisasi atau perusahaan.
mengorbankan dirinya untuk organisasi. Tindakan tersebut diharapkan dapat
Sikap positif yang ada di diri karyawan membawa karyawan ke posisi yang lebih
akan membuat karyawan merasa nyaman baik di organisasi atau perusahaan dan
dengan kerjaan yang dijalaninya. dapat membantu organisasi dalam
Timbulnya rasa nyaman tersebut secara mencapai tujuannya untuk mencapai
tidak langsung membuat karyawan kesejahteraan bersama.
memberikan tenaga yang seutuhnya
Analisis Regresi Linear Berganda
kepada organisasi untuk mencapai tujuan
Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Linear
organisasi.
Berganda
Hasil penelitian ini mengidentifikasi
Variabel Koefisien
pengaruh negatif Kepuasan Kerja
X1 0,032
karyawan karyawan rumah sakit di Daerah
X2 0,567
Istimewa Yogyakarta terhadap Niat
X3 -0,331
Whistleblowing. Karyawan yang merasa
Konstanta 19,611
kurang puas terhadap tanggung jawab
R 0,449
yang dikasih dalam pekerjaannya, berarti
R2 0,202
karyawan tersebut mearasa kurang nyaman
Fhitung 4,122
dengan pekerjaan yang dijalaninya dan
Ftabel 2,790
kurang nyaman dengan sistem yang ada
disekitar organisasinya. Hal tersebut akan Sig 0,000

membuat karyawan memperhatikan Sumber : Data diolah, 2017


Pengaruh Komitmen Profesional... (Wulandari Purwaningtias)17

Hasil penelitian regresi berganda tujuan organisasi karena adanya rasa


membuktikan nilai koefisien Komitmen memiliki organisasi di dalam diri
Profesional sebesar 0,032, sementara nilai karyawan. Sementara itu kepuasan kerja
koefisien Komitmen Organisasi sebesar yang rendah di dalam diri karyawan akan
0,567, dan nilai koefisien Kepuasan Kerja membuat karyawan memperhatikan
sebesar -0,331. Adapun nilai Fhitung sebesar kesalahan atau kecurangan yang terjadi di
lebih besar dari pada nilai Ftabel sebesar organisasi atau perusahaan tempat
(4,122>2,790) dan nilai p value sebesar karyawan bekerja untuk mendapatkan rasa
0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi nyaman dan puas terhadap pekerjaannya,
yang telah ditentukan yaitu 0,05. Dapat mendapatkan gaji yang cukup, dan
disimpulkan bahwa Komitmen mendapatkan pengakuan dari atasan. Jadi
Profesional, Komitmen Organisasi, dan dapat disimpulkan secara bersama-sama
Kepuasan Kerja secara bersama-sama komitmen profesional dan komitmen
berpengaruh terhadap Niat organisasi yang tinggi akan berpengaruh
Whistleblowing, sehingga H4 diterima. tinggi pula terhadap niat whistleblowing
Nilai koefisien determinasi sebesar 0,202 yang dimiliki oleh karyawan untuk
yang menunjukkan bahwa variabel Niat mengungkapkan penyimpangan atau
Whistleblowing dipengaruhi oleh variabel kecurangan yang terjadi di organisasi,
Komitmen Profesional, Komitmen sementara itu kepuasan kerja yang rendah
Organisasi, dan Kepuasan Kerja sebesar akan berpengaruh rendah pula terhadap
20,2%, sementara 79,8% dipengaruhi oleh niat whistleblowing yang dimiliki oleh
variabel lain. karyawan untuk mengungkapkan
Berdasarkan hasil penelitian dapat penyimpangan atau kecurangan yang
dikatakan bahwa semakin tinggi komitmen terjadi di organisasi.
profesional yang dimiliki karyawan akan Hasil penelitian ini mendukung
meningkatkan niat karyawan dalam penelitian Novita (2015) yang mengatakan
melakukan tindakan whistleblowing dalam bahwa kepuasan kerja, komitmen
menjunjung etika profesinya. Begitu pula organisasi, dan locus of control
dengan hasil komitmen organisasi semakin berpengaruh terhadap intensi pegawai
tinggi komitmen organisasi yang dimiliki untuk melakukan whistleblowing.
oleh karyawan maka membuat niat untuk Penelitian ini juga mendukung penelitian
melakukan tindakan whistleblowing, maka Putu (2016) yang menyatakan bahwa
karyawan akan semakin tinggi dalam profesionalisme, komitmen organisasi, dan
mencapai kesejahteraan organisasi dan intensitas moral berpengaruh positif
18Jurnal Pendidikan Akuntansi

terhadap niat akuntan untuk melakukan (11,863>1,676) dan signifikansi


whistleblowing. sebesar 0,000.
d. Terdapat pengaruh signifikan
SIMPULAN DAN SARAN Komitmen Profesional, Komitmen
Simpulan Organisasi, dan Kepuasan Kerja
a. Terdapat pengaruh negatif dan secara bersama-sama terhadap Niat
signifikan Komitmen Profesional Whistleblowing pada karyawan
terhadap Niat Whistleblowing pada rumah sakit di Daerah Istimewa
karyawan rumah sakit di Daerah Yogyakarta. Hal ini dibuktikan
Istimewa Yogyakarta. Hal ini dengan hasil koefesien regresi
dibuktikan dengan hasil koefisien Komitmen Profesional sebesar
regresi sebesar - 0,199, nilai thitung 0,032, Komitmen Organisasi
lebih besar dari pada ttabel sebesar sebesar 0,567, dan Kepuasan Kerja
(6,890>1,676) dan signifikansi sebesar - 0,331, nilai Fhitung lebih
sebesar 0,000. besar dari pada Ftabel sebesar
b. Terdapat pengaruh positif dan (4,122>2,790) dan 0,000.
signifikan Komitmen Organisasi
terhadap Niat Whistleblowing pada Saran
karyawan rumah sakit di Daerah a. Bagi Rumah Sakit
Istimewa Yogyakarta. Hal ini 1) Berdasarkan hasil kuesioner yang
dibuktikan dengan hasil koefisien menunjukkan rendahnya
regresi sebesar 0,325, nilai thitung kebanggaan karyawan jika
lebih besar dari pada ttabel sebesar melakukan tindakan
(7,702>1,676) dan signifikansi whistleblowing, sebaiknya rumah
sebesar 0,000. sakit bisa memberikan jaminan
c. Terdapat pengaruh negatif dan perlindungan kepada karyawan,
signifikan Kepuasan Kerja sehingga karyawan bisa merasa
terhadap Niat Whistleblowing pada dilindungi oleh organisasi yang
karyawan rumah sakit di Daerah membuat karyawan bangga dalam
Istimewa Yogyakarta. Hal ini melakukan tindakan
dibuktikan dengan hasil koefisien whistleblowing dan tetap
regresi sebesar - 0,196, nilai thitung menjunjung tinggi etika
lebih besar dari pada ttabel sebesar profesinya.
Pengaruh Komitmen Profesional... (Wulandari Purwaningtias)19

2) Hasil kuesioner menunjukkan 3) Memperluas subjek penelitian


karyawan merasa gaji yang selanjutnya, baik di sektor
diberikan masih rendah, sehingga kesehatan maupun di sektor
sebaiknya rumah sakit dapat lainnya, sehingga dapat
memperbaiki desain sistem memberikan gambaran
kompensasi dengan lebih baik whistleblowing di berbagai sektor.
lagi agar karyawan bisa merasa
DAFTAR PUSTAKA
nyaman dengan lingkungan
Abba Gabrilin.(2016). “KPK Periksa
organisasi. Nazaruddin untuk Kasus Korup
Pengadaan Alkes di Dua Rumah
3) Hasil kuesioner menunjukkan
Sakit”.http://nasional.kompas.com/
keinginan yang rendah dalam diri read/2016/06/14/12501941/kpk.per
iksa.nazaruddin.untuk.kasus.korups
karyawan untuk mensukseskan
i.pengadaan.alkes.di.dua.rumah.sak
organisasi. Rumah sakit dapat it. Diakses pada tanggal 16 Maret
2017.
melakukan sosialisasi dan
menyelenggarakan training untuk Amilin dan Rosita Dewi.(2008).
“Pengaruh Komitmen Organisasi
mensosialisasi nilai-nilai
terhadap Kepuasan Kerja Akuntan
organisasi, sehingga karyawan Publik dengan Role Stress Sebagai
Variabel Moderating”.Jurnal UIN
merasa sebagai bagian dari
Syarif Hidayatullah Jakarta.Vol 12.
organisasi dan termotivasi untuk No.1. Hal 13-24.
mensukseskan organisasi. Andrie Alvin Suyono. (2016). “Pengaruh
b. Penelitian Selanjutnya Profesionalisme dan Komitmen
Organisasi Internal Auditor
1) Variabel dalam penelitian masih Terhadap Intensi Whistleblowing,
terbatas, peneliti menyarankan Studi Pada Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan Jawa
agar peneliti selanjutnya Timur”.Karya Ilmiah tidak
menyelidiki faktor lain yang dapat diterbitkan. Surabaya: Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas
mempengaruhi Niat Airlangga.
Whistleblowing seperti motivasi Anggun Pribadi Prasetyo. (2010).
karyawan, faktor rekan kerja, “Pengaruh Locus Of Control,
Pengalaman Auditor, Komitmen
lingkungan kerja atau etika yang Profesional dan Etika Profesional
ada di organisasi. Terhadap Perilaku Auditor dalam
Situasi Konflik Audit”. Skripsi.
2) Selain kuesioner, sebaiknya juga Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
digunakan teknik wawancara Cholid.N dan Abu.A.
(2013).Metodologi Penelitian.
untuk memperoleh hasil yang Jakarta: PT Bumi Aksara.
lebih komprehensif.
20Jurnal Pendidikan Akuntansi

Cindy Reyna Agustin. (2016). “Analisis Intensi Pengungkapan Tindak


Pengaruh Komitmen Profeional, Pelanggaran (Whistleblowing),
komitmen Organisasi, dan Studi kasus pada Dinas Kesehatan
Demografi terhadap Intensi Kabupaten Semarang beserta Unit
Melakukan Tindakan Pelaksanaan Teknis Daerah”.Karya
Whistleblowing”.Skripsi. Jakarta: Ilmiah tidak diterbitkan. Semarang:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas
Universitas Islam Negeri Syarif Negeri Semarang.
Hidayatullah Jakarta.
Eko Haryanto. (2014). Potret Korupsi R. Dimas Arief Yulianto. (2015).
Kesehatan. Jakarta: PK2KKN. “Pengaruh Orientasi Etika,
Komitmen Profesional, dan
Elias, Rafik. (2008). Auditing students’ Sensitivitas Etis Terhadap
professional commitment and Whistleblowing (Studi Empiris
anticipatory socialization and their pada Badan Pemeriksa Keuangan
relationship to whistleblowing. Perwakilan Daerah Istimewa
Manegerial Auditing Journal.Vol. Yogyakarta)”.Skripsi. Yogyakarta:
23.No. 3. Hal: 283-294. Fakultas Ekonomi Universitas
Hasanudin.(2014). “Korupsi Alkes RSUD Negeri Yogyakarta.
Jogja, Bambang Di Vonis 2 Tahun
Penjara”.http://www.harianjogja.c Stephan P. Robbins. (2002). Prinsip-
om/baca/2014/10/24/korupsi- Prinsip Perilaku Organisasi.
alkes-rsud-jogja-bambang- Jakarta: Erlangga.
divonis-2-tahun-penjara-547024.
Di akses Pada tanggal 15 Mei Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
2017. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Ibnu Siena. (2017). “ICW: 482 Kasus Bandung: Alfabeta.
korupsi rugikan negara Rp 1,4 T di . (2015). Statistik Nonparametris.
2016”. Bandung: Alfabeta.
https://www.merdeka.com/peristiw
a/icw-482-kasus-korupsi-rugikan- Ummi Hadyah Saleh. (2015). “LPSK: Ada
negara-rp-14-t-di-2016.html. 4 Whistleblower di Kasus Korupsi
Diakses pada tanggal 10 November Selama 2015”.
2017. https://www.suara.com/news/2015/12/
Imam Ghozali. (2011). Aplikasi 30/145451/lpsk-ada-4-whistleblower-
di-kasus-korupsi-selama-2015.
Analisis Multivariate dengan
Diakses pada tanggal 10 November
program SPSS. Semarang: Badan 2017.
Penerbit Universitas Diponegoro.
Laksono Trisnantoro. (2013).
“Ringkasan Hasil Seminar Korupsi
di Sektor Kesehatan dan
Pencegahannya”.http://kebijakanke
sehatanindonesia.net/30-
pengantar/pengantar/718-
ringkasan-hasil-seminar-korupsi-
di-sektor-kesehatan-dan-
pencegahannya. Diakses pada
tanggal 3 Juli 2017.
Novita Eka Pratiwi.(2015). “Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Minat
Aparatur Sipil Negara Terhadap

Anda mungkin juga menyukai