Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Neuroblastoma adalah tumor lunak, padat yang berasal dari sel-sel crest neuralis

yang merupakan prekusor dari medola adrenal dan sistem syaraf simpatis.

Neuroblastoma dapat timbul di tempat terdapatnya jaringan saraf simpatis. Tempat

tumor primer yang umum adalah di abdomen, kelenjar adrenal atau ganglia paraspinal.

Tempat primer yang kurang umum adalah daerah paraspinal torak leher, dan pelvis.

Neuroblastoma umumnya bersimpai dan seringkali bergeseran dengan jaringan atau

organ yang berdekaan, penyebab timbulnya neuroblastoma tidak diketahui.

Neuroblastoma adalah tumor padat ekstrakranial yang paling umum terjadi pada

anak-anak dan merupakan neuplasma yang paling umum pada bayi. Kira-kira 500 kasus

baru didiagnosis setiap tahunnya di Amerika Serikat. Perkiraan insiden adalah satu dari

10.000 kelahiran. Fenomena unik regresi dan maturasi tumor secara spontan rnenjadi

bentuk jinak menyebabkan banyak kasus neuroblastoma tidak dapat terdeteksi.

Prognosisnya baik jika diagnosis ditegakkan sebelum berusia 12 bulan, dan jika

penyakit berada pada tahap I, II atau IVS.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas dapat dibuat rumusan masalah yang timbul

pada anak dengan neuroblastoma yaitu : 1) Risiko injuri, 2) Risiko infeksi, 3)

Kekurangan volume cairan, 4) Kurang nutrisi, 5) Kerusakan integritas kulit, dan 6)

Nyeri.
1.3 Tujuan

Berdasarkan masalah yang muncul pada pasien dengan neuroblastoma maka

tujuan yang ingin dicapai adalah :

1) Mencegah terjadinya injuri

2) Mencegah terjadinya infeksi

3) Memenuhi kebutuhan cairan

4) Memenuhi kebutuhan nutrisi

5) Merawat integritas kulit

6) Mengurangi rasa nyeri

1.4 Siatimatika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Neuroblastoma

2.2 Insiden

2.3 Patofisiologis

2.4 Gejala Klinis

2.5 Uji Laboratorium

2.6 Penatalaksanaan Medis


BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

3.2 Diagnosa Keperawatan

3.3 Perencanaan

3.4 Implementasi

3.5 Rencana Pemulangan

3.6 Hasil yang diharapkan

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

4.2 Saran
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Neuroblastoma adalah tumor lunak, padat yang berasal dari sel-selcrest neuralis

yang merupakan prekusor dari medola adrenal dan sistem syaraf simpatis (Cecily L

Betz, 2002 ; 340).

Tumor retroperitoneal ini mempunyai keganasan yang tinggi pada bayi dan

anak. Neuroblastoma berasal dari embryonin neural crest dan kelenjar adrenal dari

tempat yang sering terkena, walaupun dapat juga tumbuh disepanjang tempat ganglion

simpatikus seperti mediastinum, leher atau sepanjang dinding perut bagian posterior

(Ilmu Kesehatan Anak, 1995 ; 208).

2.2 Insiden

Biasanya ditemukan pada anak berumur dibawah 4 tahun dan sering pada umur

2 tahun, tidak didapatkan prediksi pada salah satu jenis kelamin atau bangsa (Ilmu

Kesehatan Anak, 1995 ; 208).


2.3 Paofisiologi

Sel-sel kanker

Medula Adrenal Saraf simpatis

Berploriferasi

Menginvasi sel-sel normal


disekitarnya

Tahap pada Neuroblastoma

I II III IV IV S

Tahap I Tumor terlokalisasi pada daerah asal tumor, nodus limfe

belum terkena.

Tahap II Tumor unilateral, nodus limfe belum terkena.

Tahap III Tumor menginfiltrasi ke arah tengah, tumor unilateral dengan

terkenanya nodus limfe, tumor mengenai seluruh nodus limfe.

Tahap IV Tumor menginvasi nodus limfe lebih jauh, mengenai tulang,

sumsum tulang, hati dan organ lain.

Tahap IV S Tumor dengan ciri tahap I atau II tetapi dengan metastase pada

hati, sumsum tulang atau kulit.


2.4 Gejala klinis

Keluhan orang tua pada waktu membawa anaknya kedokter tergantung kepada

letak dan penyebaran tumor. Bila tumor terletak dimediastinum mungkin akan

didapatkan keluhan sesak nafas, sedangkan bila sudah terjadi metastase ketulang maka

penderita datang dengan keluhan nyeri tulang menyolok. Metastase dapat terjadi

kedalam : 1) sumsum tulang, 2) tulang pipih misalnya ; tulang tengkorak dan tulang

vertebra, 3) metastase tulang panjang dan 4) kelenjar regional hati (FKUI, 1995 ; 209).

Bila terdapat didaerah mata, bola mata menonjol, kelopak mata turun dan pupil

melebar. Bila terdapat ditulang belakang dapat menekan saraf tulang belakang dan

mengakibatkan kelumpuhan yang cepat. Tumor didaerah perut akan teraba bila sudah

besar, penyebaran pada tulang dapat menyebabkan patah tulang tanpa sebab dan tanpa

nyeri sehingga penderitanya dapat pincang mendadak (http.//www.conectique.com).

1) Gejala-gejala yang berhubungan dengan massa retropenitoneal, kelenjar adrenal, atau

paraspinal.

(1) Massa abdomen tidak teratur, tidak nyeri tekan, keras, yang melintasi garis

tengah.

(2) Perubahan fungsi usus dan kandung kemih

(3) Kompresi vaskuler karena edema ekstremitas bawah

(4) Sakit punggung, kelemahan ekstremitas bawah

(5) Defisit sensoris

(6) Hilangnya kendali sfingter

2) Gejaa-gejala yang berhubungan dengan massa leher atau toraks.

(1) Limfadepati servikal dan Supraklavikular

(2) Kongesti dan edema pada wajah


(3) Disfungsi pernapasan

(4) Sakit kepala

(5) Proptosis orbital ekimotik

(6) Miosis

(7) Ptosis

(8) Eksoftalmos

(9) Anhidrosis

2.5 Uji Laboratorium Dan Diagnostik

1) Hitung darah lengkap (CBC) untuk mendeteksi anemia yang disebabkan oleh banyak

faktor sekunder (mis., perdarahan, DIC).

2) Ketokolamin urin (asam vanilimandelik dan asam hemavanitik) meningkat karena

produksi yang berlebihan oleh sel-sel tumor atau penimbunan dalam sel tumor yang

defektif.

3) Enolase spesifik-neuron (neuron -specific enolase [NSE]) meningkat karena adanya

korelasi dengan jumlah jaringan neuron aktif.

4. Kadar G (molekul lemak yang mengandung gula) terdapat pada permukaan sel

neuroblastoma manusia : deteksi kadar G ini memastikan adanya neuroblastoma.

5) Kadar feritin yang meningkat menunjukkan prognosis yang lebih buruk.

6) Aspirasi sumsum tulang dan biopsi untuk mengungkapkan keterlibatan sumsum dan

memastikan diagnosis.

7) Foto toraks untuk menggambarkan neuroblastoma toraks primer dan keterlibatan

vertebra serta paravertebra.


8) Ultrasound abdomen untuk mengungkapkan lokasi massa dan adanya perlekatan

dengan organ lain.

9) Pemindaian CT untuk menentukan apakah tumor ini dapat dioperasi atau tidak.

10) Magnetic resonance imaging (MRI) untuk mendeteksi keterlibatan intraspinal.

2.6 Penatalaksanaan Medis

International Staging System untuk neuroblastoma menetapkan definisi standar

untuk diagnosis. pentahapan, dan pengohatan, serta mengelompokkan pasien

berdasarkan temuan-temuan radiografik dan bedah, ditambah keadaan sumsum tulang.

Tumor yang terlokalisasi dibagi menjadi tahap l, II, dan III, tergantung ciri

tumor primer dan status limfonodus regional. Penyakit yang telah mengalami

penyebaran dibagi menjadi tahap IV dan IVS (S untuk spesial), tergantung dari adanya

keterubatan tulang kortikal yang jauh. luasnya penyakit sumsum tulang, dan gambaran

tumor primer.

Anak dengan prognosis baik umumnya tidak memerlukan pengobatan,

pengobatan minimal, atau hanya reseksi. Reseksi bedah total adalah satu-satunya terapi

yang diperlukan bagi pasien dengan tumor tahap I. Untuk tahap II pembedahan saja

mungkin sudah cukup, tetapi kemoterapi juga banyak digunakan dan terkadang

ditambah dengan radioterapi lokal. Neuroblastoma tahap IVS mempunyai angka regresi

spontan yang tinggi dan penatalaksanaannya mungkin hanya terbatas pada kemo terapi

dosis rendah dan observasi ketat.

Neuroblastoma tahap III dan IV memerlukan terapi intensif, termasuk

kemoterapi, terapi radiasi, pembedahan, transplantasi sumsum tulang autolog atau

alogenik, penyelamatan sumsum tulang, metaiodobenzilquanid (MIBG}, dan


imunoterapi dengan antibodi monoklonal yang spesifik terhadap neuroblastoma.

Pengobatan terdiri atas penggunaan kemoterapi multiagens secara simultan atau

bergantian.

1) Siklofosfamid menghambat replikasi DNA.

2) Doksorubisin mengganggu sintesis asam nukleat dan memblokir transkripsi DNA.

3) VP-16 menghentikan metafase dan menghambat sintesis protein dan asam nukleat.
BAB 3

WOC (WEB OF COUTION)

Neuroblastoma

Tumor Padat

Ekstrakranial

Retroperitoneal Leher Bola Thorax

Mediasternum Tulang
Kel. Adrenal Paraspinal Limfadenopati

Odem wajah Mata menonjol Sesak Pipih Sum2

Masa Abd.

Sakit kepala Kelopak Ptosis Eksotalmus

F. usus - VU - Sakit pinggang Pupil + Teng


korak
&
Verte
Mual, muntah Inkontinensia Kelemahan Miosis bra
ekstermitas
bawah

Mual, muntah Inkontinensia


Gg sensoris Nyeri

Nutrisi Inkontinensia Res. Injuri


BAB 4

ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 Pengkajian

1) Pemeriksaan fisik

Sadari bahwa pengkajian fisik tergantung pada letak tumor dan sistem yang

terkait. Sadari bahwa pengkajian anak dengan neuroblastoma mencakup semua

aspek pengobatan medis, termasuk kemoterapi, pembedahan, radiasi dan

transplantasi sumsum tulang.

2) kaji anak untuk adanya ekspresi nyeri dan nonverbal

3) Kaji respon koping anak dan keluarga

4) Kaji tingkat perkembangan anak

5) Kaji adanya rasa nyeri, demam, kelemahan, berat badan menurun, anemia.

6) Kaji adanya massa diabdomen, inkontinensia atau retensi urin, ekimosis pada

supraorbital, exopthalmus, paralisis akibat kompresi pada saraf spinal.

4.2 Diagnosa Keperawatan

1) Risiko injury berhubungan dengan proses mengganasnya tumor, proliferasi sel,

dan dampak pengobatan.

2) Risiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh

3) Risiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah

4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak ada

atau berkurangnya selera makan.

5) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian kemoterapi, atau

radioterapi.
6) Nyeri berhubungan dengan dilakukannya pemeriksaan diagnostik, efek fisiologis

neoplasma.

7) Perubahan proses keluarga berhubungan dengan memiliki anak dengan kondisi

yang mengancam kehidupan.

4.3 Perencanaan

l) Anak akan sembuh dari penyakit baik secara sebagian maupun secara

keseluruhan dan anak tidak akan mengalami komplikasi dari kemoterapi

2) Anak tidak memperlihatkan gejala-gejala infeksi

3) Anak tidak akan mengalami mual atau muntah

4) Anak akan menerima supply nutrisi yang adekuat

5) Anak akan mempertahankan keutuhan kulit dan anak akan menunjukkan efek

negatif kemoterapi yang minimal.

6) Anak tidak akan mengalami rasa nyeri atau dapat mengurangi rasa nyeri sesuai

dengan tingkat adaptasi anak.

7) Keluarga akan mendapatkan dukungan yang adekuat.

4.4 Implementasi

1) Mencegah risiko injury

(1) Berikan kemoterapi sesuai dengan anjuran

(2) Bantu anak dalam program radioterapi

(3) Siapkan anak dan keluarga, jika akan dilakukan tindakan pembedahan

(4) Observasi tanda-tanda cystitis

(5) Berikan intake cairan sebanyak 3000 ml/hari atau sesuai dengan

kebutuhannya.
2) Mencegah risiko infeksi

(1) Tempatkan anak dalam ruangan khusus untuk meminimalkan terpaparnya

anak dari sumber infeksi.

(2) Anjurkan pengunjung atau staf melakukan teknik mencuci tangan yang baik

(3) Gunakan teknik aseptik untuk seluruh prosedur invasif

(4) Monitor suhu tubuh anak

(5) Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti

tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi.

(6) Berikan diet nutrisi secara lengkap.

(7) Berikan vaksinasi dari virus yang tidak diaktifkan (misalnya varicella, polio

salk, influenza).

(8) Kolaborasi untuk pemberian antibiotik.

3) Mencegah risiko kurangnya volume cairan

(1) Berikan antiemetik awal sebelum dilakukan kemoterapi

(2) Berikan antiemetik secara beraturan pada waktu program kemoterapi

(3) Kaji respon anak terhadap antiemetik

(4) Hindari memberikan makanan yang memiliki aroma yang merangsang mual

atau muntah

(5) Anjurkan makan dengan porsi kecil tapi sering

(6) Kolaborasi untuk pemberian cairan infus untuk mempertahankan hidrasi.


4) Memberikan nutrisi yang adekuat

(1) Berikan dorongan pada orang tua untuk tetap rileks pada saat anak makan

(2) Ijinkan anak untuk memakan makanan yang dapat ditoleransi anak,

rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak

meningkat.

(3) Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan

kualitas intake nutrisi.

(4) Ijinkan anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan.

5) Mencegah kerusakan integritas kulit

(1) Berikan perawatan kulit khususnya daerah perianal dan mulut.

(2) Ganti posisi dengan sering

(3) Anjurkan intake dengan kalori dan protein yang adekuat.

6) Mencegah atau mengurangi nyeri

(1) Kaji adanya kebutuhan klieri untuk mengurangi rasa nyeri

(2) Evaluasi efektivitas terapi pengurangan rasa nyeri dengan melihat derajat

kesadaran dan sedasi.

(3) Berikan teknik mengurangi rasa nyeri non farmakologi.

(4) Berikan pengobatan anti nyeri secara teratur untuk mencegah timbulnya

nyeri yang berulang

7) Memberikan support pada keluarga

(1) Jelaskan alasan dilakukannya setiap tindakan

(2) Hindari untuk menjelaskan hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan yang

ada.

(3) Jelaskan orang tua tentang proses penyakit


(4) Jelaskan seluruh tindakan yang dapat dilakukan oleh anak.

(5) Jadualkan waktu bagi keluarga dan anak bersama-sama tanpa diganggu oleh

staf RS

(6) Dorong keluarga untuk mengekspresikan perasaannya sebelum anak

didiagnosis menderita keganasan dan prognosis anak buruk.

(7) Diskusikan dengan keluarga bagaimana mereka akan mengatakan kepada

anak tentang pengobatan anak dan kemungkinan terapi tambahan.

4.5 Perencanaan Pemulangan

1) Jelaskan terapi yang diberikan : dosis, efek samping, dan tujuannya

2) Berikan support lingkungan yang aman

3) Instruksikan untuk menginformasikan jika terdapat gejala-gejala kekambuhan.

Ajarkan pada orang tua tentang penataiaksanaan perawatan di rumah, berikut ini:

(1) Tanda-tanda infeksi dan kapan harus mencari bantuan medis.

(2) Instruksi untuk perawatan luka.

(3) Perawatan di rumah tentang alat akses vena sentral anak, termasuk perawatan

luka operasi, penggantian balutan, pembilasan, dan perawatan darurat.

(4) Pemberian obat (berikan informasi tertulis).

(5) Kepatuhan terhadap pengobatan dan perjanjian medis.

(6) Kebutuhan nutrisi khusus

(7) Potensial perubahan pada anak dan saudara kandung


4.6 Hasil yang diharapkan

1) Anak dan keluarga mampu melakukan koping terhadap penyakit yang

membahayakan.

2) Anak bebas infeksi.

3) Anak dan keluarga memahami perawatan di rumah dan perlunya pemeriksaan

tindak lanjut jangka-panjang.


BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Neuroblastoma adalah tumor lunak padat yang berasal sari sel-sel neuralis yang

merupakan prekursor dari medula adrenal dan sistem syaraf simpatis. Pada anak

biasanya terdapat didekat ginjal, didaerah pinggang. Deteksi dini kanker ini kadang

agak sulit karena letaknya didalam, jadi tidaklah mengherankan jika kebanyakan pasien

datang dalam kedaan sudah parah. Neuroblastoma juga dapat terjadi didaerah leher atau

rongga dada dan mata.

Biasanya ditemukan pada anak pada umur 4 tahun dan tersering pada umur 2

tahun, tidak didapatkan predileksi pada salah satu jenis kelamin atau bangsa.

Dalam kepustakaan dikatakan bahwa biasanya pada saat tumor ini didiagnosis

85% sudah bermetatase . tumor ini sangat ganas, tetapi walaupun demikian pada kurang

dari 2% penderita didapatkan regresi tumor dan penderita dapat sembuh sama sekali.

5.2 Saran

Pengobatan Neuroblastoma dimulai dengan pemberian sitostatika vonccristin

intravena 2 mg / m2 keesokan harinya dilakukan operasi pengangkatan tumor.

Pemberian vitamin B12 dosis tinggi ada baiknya, walaupun belum diketahui pasti

kegunaanya.

Sebaiknya kita dapat mengajarkan pada orang tua tentang penatalaksanaan

perawatan dirumah yang meliputi :

1) Tanda-tanda infeksi dan kapan harus mencari bantuan medis.

2) Instruksi untuk perawatan luka.


3) Perawatan di rumah tentang alat akses vena sentral anak, termasuk perawatan luka

operasi, penggantian balutan, pembilasan, dan perawatan darurat.

4) Pemberian obat (berikan informasi tertulis).

(5) Kepatuhan terhadap pengobatan dan perjanjian medis.

6) Kebutuhan nutrisi khusus

7) Potensial perubahan pada anak dan saudara kandung.


DAFTAR PUSTAKA

Cecily L Betz (2002), Keperawatan Pediatri, EGC, Jakarta.

Suriadi, Rita yuliani (2001), Buku Pegangan Praktek Klinik Asuhan Keperawatan Pada
Anak, Edisi 3, EGC, Jakarta.

http.//www.conectigue.com.ac.id., 1 Maret 2007.


TUGAS
MK. KEPERAWATAN ANAK

Asuhan Keperawatan Anak Dengan Neuroblastoma

Oleh :

Kelompok IG

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
TAHUN 2007

Anda mungkin juga menyukai