DI DALAM TANAH #
Zaroh Irayani
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Jenderal Soedirman
Jl. dr. Soeparno 61 Karangwangkal, Purwokerto, Jawa Tengah, 53123.
E-mail: zaroh.irayani@unsoed.ac.id
Pendahuluan
Air memiliki peranan yang vital dalam menyokong kehidupan manusia. Dewasa ini,
ketersediaannya menjadi permasalahan yang harus dihadapi pihak-pihak terkait.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi ketersediaan air,
baik dalam bentuk air hujan, air permukaan dan air tanah. Ketersediaan air hujan dan
air permukaan sangat dipengaruhi oleh musim. Ketika musim penghujan, sediaan air
hujan sangat berlimpah. Demikian pula sediaan air permukaan. Air yang berada di
sumur dangkal, sungai, danau, dan sediaan air lainnya di permukaan sangat berlimpah.
____________________________________________________________________________________________________
# Disampaikan pada Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat desa Plana, Kecamatan Somagede, Kabupaten
Banyumas pada Hari Senin, 11 November 2019.
Mengetahui,
Kepala Desa Plana
YUSIM
Makalah ini akan memberikan gambaran mengenai sumber-sumber air di dalam tanah
yang merupakan penyokong dalam pemenuhan kebutuhan air baku dan irigasi bagi
masyarakat desa Plana, Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas. Tujuannya adalah
agar masyarakat lebih bijaksana dalam mengelola air dan alokasinya, baik untuk
kebutuhan rumah tangga maupun untuk irigasi.
Siklus Hidrologi
Gerakan air dalam bumi dapat dijelaskan dalam siklus hidrologi. Mulanya air laut
mengalami Gerakan ke udara melalui mekanisme penguapan, kemudian jatuh ke
permukaan tanah sebagai hujan dan bentuk presipitasi lainnya. Akhirnya air mengalir
ke laut kembali seperti yang ditunjukkan dalam gambar siklus hidrologi berikut.
Penguapan merupakan proses alami berubahnya molekul cairan menjadi molekul gas/
uap. Penguapan yang berasal dari benda-benda mati seperti tanah, danau, dan sungai
disebut evaporasi (evaporation),sedangkan penguapan yang berasal dari hasil
pernafasan benda hidup seperti tumbuhan, hewan, dan manusia disebut
tranpirasi (transpiration), dan jika penguapan itu berasal dari benda-benda mati dan
tanaman maka disebut evapotranspirasi. Akibat penguapan ini terkumpul
massa uap air, yang dalam kondisi atmosfer tertentu dapat membe
Air hujan yang jatuh di permukaan terbagi menjadi dua bagian, pertama sebagai
aliran limpasan (overland flow) dan kedua bagian air yang terinfiltrasi. Jumlah
yang mengalir sebagai aliran limpasan dan yang terinfiltrasi tergantung dari
banyak faktor. Makin besar bagian air hujan yang mengalir sebagai aliran limpasan
2| Pengabdian kepada Masyarakat desa Plana, Somagede, Banyumas | Senin, 11 November 2019 |
maka bagian air yang terinfiltrasi akan menjadi semakin kecil, demikian juga
sebaliknya.
Ketersediaan Air
Ketersediaan air pada dasarnya terdiri atas tiga bentuk, yaitu air hujan, air
permukaan, dan air tanah. Sumber air utama dalam pengelolaan alokasi air adalah
sumber air permukaan dalam bentuk air di sungai, saluran, danau, dan tampungan
lainnya. Penggunaan air tanah kenyataannya sangat membantu pemenuhan
kebutuhan air baku dan air irigasi pada daerah yang sulit mendapatkan air
permukaan, akan tetapi keberlanjutannya perlu dijaga dengan pengambilan yang
terkendali di bawah debit aman (safe yield). Dalam pengelolaan alokasi air, air hujan
berkontribusi untuk mengurangi kebutuhan air irigasi yaitu dalam bentuk hujan
efektif. Pada beberapa daerah dengan kualitas air permukaan yang tidak memadai,
dilakukan pemanenan hujan, yaitu air hujan ditampung menjadi sumber air untuk
keperluan rumah tangga.
3| Pengabdian kepada Masyarakat desa Plana, Somagede, Banyumas | Senin, 11 November 2019 |
(akuifer). Akuifer ini berkemampuan menyimpan dan meloloskan air dalam jumlah
besar. Keberadaannya mampu memberi pasokan kepada sumur dan mata air.
Dilihat dari sumbernya, air tanah bisa tersimpan di atas permukaan dan di bawah
permukaan tanah. Di permukaan, air tersimpan dalam sungai, waduk, danau, kolam
dan lautan. Sumber air ini dapat dimanfaatkan secara langsung. Di bawah permukaan,
air dapat tersimpan di dalam batuan dalam beberapa bentuk akuifer, yaitu:
4| Pengabdian kepada Masyarakat desa Plana, Somagede, Banyumas | Senin, 11 November 2019 |
dapat teralirkan ke permukaan. Gambar 2 memperlihatkan sumber air permukaan
dan dua jenis akuifer ini.
Akuifer tersimpan dalam formasi batuan yang spesifik. Pasir tak termampatkan, kerikil,
batu pasir, batu gamping dan dolomit berongga-rongga, aliran basalt, batuan malihan
dan plutonik dengan banyak retakan merupakan contoh-contoh akuifer (Fetter, 1994).
Ketersediaan air di dalam tanah sangat dipengaruhi oleh geometri akuifer dan sifat
fisikanya. Untuk dapat menyimpan air, batuan harus memiliki porositas yang besar.
Selain itu, batuan penyusun akuifer harus bias meloloskan air untuk diekspoitasi.
besaran yang menyatakan mudah tidaknya batuan dapat meloloskan air disebut
permeabilitas. Namun, ada saja tipe batuan yang tidak dapat menyimpan dan
meloloskan air, disebut aquifug. Sedangkan jenis perlapisan yang dapat menyimpan
dan mengalirkan air namun sangat lambat disebut aquitard.
Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa
1. Ketersediaan air dapat diperoleh dari air hujan, air permukaan dan air tanah
2. Sumber air di dalam tanah tersimpan dalam akuifer, yaitu akuifer tertekan dan
akuifer tidak tertekan
Daftar Pustaka
Fetter, C.W, 1994, Applied Hydrogeology, Prentice-Hall, Inc., New Jersey.
Kementerian PUPR, 2017, Modul 5: Modul Hidrologi, Kebutuhan dan Ketersediaan Air;
Pelatihan Alokasi Air, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan
Konstruksi, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pusdiklat Sumber Daya
Air dan Konstruksi
Santosan, L.W. dan Adji, T. N., 2014, Karakteristik Akuifer dan Potensi Air Tanah Graben
Bantul, ISBN: 979-420-886-8, UGM Press
Todd, D.K., 1990, Groundwater Hydrogeology, 2nd ed., John Wiley and Son.
5| Pengabdian kepada Masyarakat desa Plana, Somagede, Banyumas | Senin, 11 November 2019 |