Pendek (stunting)
Sama seperti penjelasan di atas, stunting didapatkan dari pengukuran tinggi badan
terhadap umur. Pada usia 5-18 tahun tinggi anak masih terus bertambah dan anak masih
bisa mengejar ketertinggalannya, walaupun mungkin kesempatannya hanya sedikit untuk
bisa mencapai tinggi badan normal.
Kurus, gemuk, dan obesitas
Merupakan status gizi yang bisa didapatkan dari pengukuran IMT/U. IMT adalah indeks
massa tubuh seseorang yang didapatkan dari perhitungan berat badan dibagi dengan
tinggi badan. Kemudian, IMT ini disesuaikan dengan umur yang dimiliki anak. Jika IMT
anak lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata anak seusianya, maka dikatakan anak
tersebut kurus. Sebaliknya, jika IMT anak lebih tinggi atau lebih sangat tinggi
dibandingkan dengan rata-rata anak seusianya, dikatakan anak tersebut memiliki status
gizi yang gemuk atau obesitas.
3. Dewasa (lebih dari 18 tahun)
Berbeda dengan anak-anak, untuk mengetahui status gizi dewasa, Anda cukup mengetahui
indeks massa tubuh (IMT) Anda. IMT merupakan indikator dari komposisi tubuh Anda,
seperti massa lemak tubuh dan komposisi tubuh lainnya selain lemak (seperti tulang dan air).
*IMT
Indeks massa tubuh adalah metrik standar yang digunakan untuk menentukan siapa saja yang
masuk dalam golongan berat badan sehat dan tidak sehat. Indeks massa tubuh alias BMI
membandingkan berat badan Anda dengan tinggi badan Anda, dihitung dengan membagi berat
badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat.
Misalnya, Anda ingin mencari tahu apakah Anda normal atau obesitas. Anda memiliki berat
badan 80 kilogram dan tinggi 1,75 m (175 centimeter).
Pertama, kalikan tinggi badan dalam kuadrat: 1,75 x 1,75 = 3,06. Selanjutnya, bagi angkat berat
badan dengan hasil kuadrat tinggi badan: 80/3,06 = 26,1. Terakhir, bandingkan angka BMI Anda
(26,1) dengan kategori berat badan yang tercantum di bawah ini:
1. Usia
Semakin bertambahnya umur maka akan semakin meningkat pula kebutuhan zat tenaga bagi
tubuh. Zat tenaga diperlukan untuk membantu tubuh untuk melakukan beragam aktivitas fisik.
Namun kebutuhan zat tenaga akan berkurang saat usia mencapai 40 thn keatas. Berkurangnya
kebutuhan tersebut dikarenakan menurunnya kemampuan metabolisme tubuh, sehingga tidak
membutuhkan tenaga yang berlebihan karena dapat menyebabkan terjadinya penumpukan
lemak di dalam tubuh sehingga menimbulkan terjadinya obesitas.
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin menentukan besar kecilnya asupan nutrisi yang dikonsumsi. Umumnya
perempuan lebih banyak memerlukan keterampilan dibandingkan tenaga, sehingga kebutuhan
gizi perempuan lebih sedikit dibandingkan laki-laki.
3. Pendapatan
Pendapatan mempengaruhi daya beli terhadap makanan. Semakin baik pendapatan maka akan
semakin baik pula makanan yang dikonsumsi baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Sebaliknya, pendapatan yang kurang mengakibatkan menurunnya daya beli terhadap makanan
secara kualitas maupun kuantitas.
4. Pendidikan
Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan, akan berpengaruh terhadap
pemilihan bahan makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi. Semakin tinggi pendidikan
seseorang makaakan semakin baik status gizinya. Ini dikarenakan seseorang yang mengenyam
pendidikan biasanya lebih memahami dalam menerima informasi-informasi mengenai gizi.
5.Sosial Budaya
Budaya memiliki pengaruh besar dalam pemilihan dan pengolahan pangan menjadi makanan.
Budaya juga mempengaruhi kebiasaan makan seseorang. Salah satu contohnya, pada suku
Melayu mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang berkuah santan.
6. Perilaku Makan
Perilaku makan merupakan suatu wujud tindakan seseorangdalam memilih dan
mengkonsumsi makanan yang terbentuk melalui pengetahuan dan sikap. Jika keadaan ini
terus-menerus berlangsung maka akan menjadi kebiasaan makan dan akan membentuk pola
makan. Perilaku makan yang tidak seimbang akan mengakibatkan masalah gizi.
7. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik dapatmempengaruhi status gizi. Aktivitas fisik yang kurang akan
mengakibatkan terjadinya penumpukan lemak dan dapat menyebabkan obesitas.
8. Lingkungan
Faktor lingkungan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pembentukan perilaku
makan yang selanjutnya akan mempengaruhi status gizi.