Anda di halaman 1dari 5

PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 36

TUGAS
Diajukan guna melengkapi tugas matakuliah pendidikan pancasila

Oleh
Yogi Mahardhika
171910101089

PROGRAM STUDI STARTA 1 TEKNIK


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2019
 Permasalahan generasi muda terutama pada mahasiswa dan
penangannya sebagai Implementasi pancasila

Penyebab Lunturnya Nilai Pancasila Di Diri Generasi Muda Zaman Sekarang

Di zaman sekarang ini banyak nilai-nilai Pancasila yang begitu penting telah
tergeser oleh nilai-nilai dan pola pikir kebaratan yang tidak sesuai dengan budaya
Indonesia. Hal ini mengakibatkan krisis moral yang terjadi pada bangsa Indonesia,
terutama generasi muda. Kehidupan sehari-hari generasi muda Indonesia kini jauh
dari pedoman Pancasila. Penyebab lunturnya nilai-nilai Pancasila saat ini yaitu
generasi muda yang mengagung-agungkan budaya barat, terlebih pemerintah
kurang bersosialisasi dan menekankan nilai Pancasila yang sesuai dengan
perkembangan zaman.

Pancasila adalah dasar negara kita yang semestinya dijadikan dasar dan
pandangan dari segala aspek dalam kehidupan para generasi muda. Pancasila
adalah dasar, pandangan, pedoman yang harus dijadikan dasar dalam menjalankan
kehidupan bermasyarakat. Pancasila telah menjadi ideologi Bangsa Indonesia.
Pancasila juga sebagai cita-cita yang ingin dicapai Bangsa Indonesia. Namun,
dalam realita masyarakat khususnya remaja sebagai subjek yang dibahas, belum
mengamalkan Pancasila sebagai dasar dan pedoman dalam kehidupannya.
Padahal kita semua tahu bahwa remaja adalah aset penerus bangsa. Generasi
muda merupakan sekelompok orang yang mempunyai semangat dan masih dalam
tahap pencarian jati diri. Dalam tahap pencarian jati diri inilah terkadang remaja
masih mengalami kendala. Apalagi di jaman serba bebas seperti sekarang ini
pergaulan lah yang membentuk karakter dan jati diri seorang remaja. Banyaknya
penyimpangan menunjukkan buruknya moral generasi muda dan lunturnya nilai –
nilai Pancasila dalam diri generasi muda Indonesia.

Adapun yang perlu dicermati dari proses akulturasi tersebut adalah proses
lunturnya nilai budaya suatu bangsa itu sendiri, sebagai contoh yaitu : munculnya
sikap individualistis, konsumerisme, dan lunturnya budaya lokal yang seharusnya
dilestarikan. Arus informasi yang semakin pesat mengakibatkan akses masyarakat
terhadap nilai-nilai asing yang negatif semakin besar. Apabila proses ini terus
berlanjut, akan berakibat lebih serius ketika pada puncaknya masyarakat tidak
bangga lagi pada bangsa dan negaranya. Pada generasi muda hal ini merupakan
masalah yang serius karena mereka adalah penerus bangsa, yang jika tidak
dibendung akan mengancam eksistensi dan ciri luhur bangsa ini.
Faktor dan penyebab lunturnya nilai – nilai Pancasila:

1. Kurangnya peranan pendidikan Agama dalam pembentukan sikap remaja.

Agama selalu membawa manusia pada jalan yang benar. Agama mengajarkan kita
untuk selalu berbuat baik bagi sesama. Jika kurangnya pegangan seseorang pada
ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada didalam
dirinya. Sebaliknya dengan semakin jauhnya remaja dari agama, semakin sulit
memelihara moral dalam diri remaja itu, dan semakin kacaulah suasana, karena
semakin banyak pelanggaran-pelanggaran, hak, hukum dan nilai moral.

Pendidikan Agama seharusnya dapat meminimalkan kenakalan-kenakalan remaja


yang acuh terhadap negaranya sendiri. Kehidupan remaja Indonesia akan sangat
bermanfaat apabila memiliki kesadaran terhadap pentingnya Pancasila dalam
kelangsungan hidup bermasyarakat.

2. Kurangnya pendidikan pancasila.

Remaja adalah aset bangsa. Di dalam lingkungan sekolah kita rasa pendidikan
Pancasila masih sangat kurang. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
kurang menjadi perhatian yang penting bagi kalangan remaja karena Nilai-nilai
pancasila dianggap kurang menarik untuk diterapkan, bahkan lebih parahnya lagi
belakangan ini remaja semakin mengarah kepada paham barat yang identik
dengan hidup bebas sebebas-bebasnya. dan mereka mereka seakan telah lupa
memiliki dasar negara sendiri yaitu Pancasila. Pendidikan moral juga sangat
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan remaja menjadi seorang dewasa
yang akan lepas ke dunia yang lebih keras. Indonesia perlu membentuk para
remaja yang berkualitas, yang cinta pada tanah airnya sendiri dalam segala aspek
kehidupan. Maka dari itu diperlukannya pendidikan Pancasila untuk generasi
muda bangsa dan hendaknya diberikan sejak dini.

3. Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh rumah tangga,


sekolah maupun masyarakat.

Pembinaan moral yang dilakukan oleh ketiga institusi ini tidak berjalan menurut
semestinya. Pembinaan moral dirumah tangga misalnya harus dilakukan dari sejak
anak masih kecil, sesuai dengan kemampuan dan umurnya. Karena setiap anak
lahir, belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah, dan belum tahu
batas – batas dan ketentuan moral yang tidak berlaku dalam lingkungannya.
Tanpa dibiasakan menanamkan sikap yang dianggap baik, anak-anak akan
dibesarkan tanpa mengenal moral Dengan kata lain, supaya sekolah merupakan
sarana sosial bagi generasi muda, dimana pertumbuhan mental, moral dan sosial
serta segala aspek kepribadian berjalan dengan baik. Selanjutnya masyarakat juga
harus mengambil peranan dalam pembinaan moral. Masyarakat yang lebih rusak
moralnya perlu segera diperbaiki dan dimulai dari diri sendiri, keluarga dan
orang-orang terdekat dengan kita. Karena kerusakan masyarakat itu sangat besar
pengaruhnya dalam pembinaan moral anak muda. Terjadinya kerusakan moral
dikalangan pelajar dan generasi muda sebagaimana disebutkan diatas, karena
tidak efektifnnya keluarga, sekolah dan masyarakat dalam pembinaan moral.
Bahkan ketiga lembaga tersebut satu dan lainnya saling bertolak belakang, tidak
seirama, dan tidak kondusif bagi pembinaan moral.

4. Penyimpangan nilai – nilai Pancasila.

Kenakalan remaja juga termasuk penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila.


Bagaimana tidak, Pancasila mengajarkan pada kita untuk mengutamakan Tuhan
didalam hidup kita, memiliki rasa simpati dan empati, bersatu walaupun kita
memiliki perbedaan satu sama lain, dan tidak mengutamakan pribadi, serta
bersikap adil kepada sesama kita. Itu hanya beberapa contoh kecil yang diberikan
Pancasila. Namun, dalam realita kehidupan masih banyak remaja yang melakukan
kenakalan remaja tanpa merasa bersalah pada diri sendiri, keluarga, dan negara. tu
menunjukkan bahwa nilai – nilai Pancasila tak lagi dijadikan pedoman oleh para
generasi muda. Padahal dalam butir Pancasila sila ke 3 kita mengetahui bahwa
kita hendaknya mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal
Ika.

5. Efek Globalisasi

Arus globalisasi sangat cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di


kalangan remaja di Indonesia. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga
begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda
kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. teknologi internet bukanlah
hal yang asing lagi di Indonesia. Teknologi internet dapat memberikan informasi
tanpa batas dan dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja. Apalagi bagi anak
muda internet sudah menjadi santapan sehari – hari. Jika digunakan dengan
semestinya tentu akan memperoleh manfaat yang berguna. Namun jika
disalahgunakan akan membawa dampak buruk bagi kita. Contohnya, geng motor
anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang mengganggu ketentraman
dan kenyamanan masyarakat.

Maka dari itu perlu dilaksanakan antisipasi untuk mengatasi menumbuhkan


nilai – nilai Pancasila dan nasionalisme, antara lain:

 Pendidikan Agama yang harus menjadi peranan penting untuk membentuk


ketakwaan pada diri generasi muda Indonesia
 Pendidikan moral bagi anak hendaknya dilakukan sedini mungkin agar
membentuk generasi muda yang bermoral dan taat kepada norma aturan.
 Pendidikan Pancasila yang harus ditanamkan sehingga dapat menjadi
pedoman dan landasan bagi generasi muda.
 Menumbuhkan kesadaran dalam diri generasi muda Indonesia untuk
membangkitkan semangat Pancasila.
 Menumbuhkan semangat nasionalisme, misalnya mencintai produk dalam
negeri.
 Menanamkan dan mengamalkan nilai – nilai Pancasila dengan sebaik –
baiknya.
 Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dan keyakinan dengan
sebaik – baiknya.
 Lebih selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ekonomi,
maupun budaya bangsa.

Anda mungkin juga menyukai