Anda di halaman 1dari 22

BETON PRATEGANG KOMPOSIT

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Struktur Beton Pratekan

Oleh :

Teguh Santoso (1494094011)

Dosen Pembimbing

Ayu Roesdyningtyas Dyah Anggraeny, S. T., M. T.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI

1
2016KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat, hidayah, dan
karunianya sehingga tugas makalah yang berjudul “Beton Prategang Komposit”
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa pula kami mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi
dalam upaya penyelesaian makalah ini.

Kami sangat berharap bahwa makalah yang kami buat ini dapat
memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang telah membaca makalah kami ini
pada umumnya dan bermanfaaat untuk pembelajaran yang lebih baik lagi bagi
kami pribadi pada khususnya.

Namun demikian, dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa


tidak menutup kemungkinan dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangannya, untuk itu kami mengharapkan masukan dan saran
dari pihak-pihak yang telah meneliti makalah kami ini demi keberhasilan yang
lebih baik lagi untuk waktu yang akan datang. Karena kami menyadari bahwa
segala kekurangan itu datangnya dari kita sendiri sebagai manusia biasa yang tak
luput dari kesalahan dan jika terdapat kelebihan, semua itu tentu karena kehendak
Allah SWT.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………….1

KATA PENGANTAR...............................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................3

BAB I. PENDAHULUAN

A...........................................................................................................Latar
belakang................................................................................................4
B............................................................................................................Rum
usan masalah.........................................................................................5
C...........................................................................................................Tujua
n pembahasan........................................................................................5

BAB II. PEMBAHASAN

A...........................................................................................................Peng
ertian Beton Prategang..........................................................................6
B............................................................................................................Mate
rial Beton Prategang..............................................................................9
C...........................................................................................................Beto
n Prategang Penampang Komposit.......................................................14
D...........................................................................................................Keun
tungan dan Kerugian Beton Prategang.................................................20

BAB III. PENUTUP

Kesimpulan.................................................................................................21

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beton adalah meterial yang kuat terhadap kondisi tekan, akan
tetapi material yang lemah terhadap kondisi tarik. Kuat tarik beton
bervariasi mulai dari 8 sampai 14 persen dari kuat tekannya. Rendahnya
kapasitas tarik beton menimbulkan terjadinya retak lentur pada taraf
pembebanan yang masihrendah. Untuk mengurangi atau mencegah
berkembangnya retak tersebut, gaya konsentris atau eksntris diberikan
dalam arah longitudinal elemen struktural. Gaya ini mencegah
berkembangnya retak dengan cara mengeliminasi atau sangat mengurangi
tegangan tarik di bagian tumpuan dan daerah kritis pada kondisi beban
kerja sehingga dapat meningkatkan kapasitas lentur, geser, dan torsional
penampang tersebut. Penampang dapat berperilaku elastis, dan hampir
semua kapasitas beton dalam memikul tekan dapat secara efektif
dimanfaatkan di seluruh tinggi penampang beton pada saat semua beban
bekerja di struktur tersebut

Gaya longitudinal yang diterapkan tersebut di atas disebut gaya


prategang, yaitu gaya tekan yang memberikan prategang pada penampang
di sepanjang bentang suatu elemen struktural sebelum bekerjanya beban
mati dan beban hidup transversal atau beban hidup horizontal transien.
Gaya prategang ini berupa tendon yang diberikan tegangan awal sebelum
memikul beban kerjanya, yang berfungsi mengurangi atau menghilangkan
tegangan tarik pada saat beton mengalami beban kerja, mengantikan
tulangan tarik pada struktur beton bertulang biasa.

4
Pada beton bertulang biasa, gaya tarik yang berasal dari momen
lentur ditahan oleh lekatan yang terjadi antara tulangan dan beton. Akan
tetapi, tulangan di dalam komponen struktur beton bertulang tidak
memberikan gaya dari dirinya pada komponen struktur tersebut, suatu hal
yang berlawanan dengan aksi baja (tendon) prategang yang menghasilkan
gaya dari dirinya sehingga memungkinkan pemulihan retak dan defleksi
akibat momen lentur tersebut. Pemberian gaya prategang berupa tendon,
guna mengurangi atau menghilangkan tegangan tarik, ini yang dikenal
sebagi beton prategang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan beton prategang?
2. Apa saja Material Beton Prategang?
3. Apa itu Beton Prategang Penampang Komposit?
4. Apa Saja Keuntungan dan Kerugian Pada Beton Prategang?

C. Tujuan Pembahasan
1. Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan beton prategang.
2. Agar mengetahui apa saja Material dari beton prategang.
3. Agar Mengetahui Apa Itu Beton Prategang Penampang Komposit
4. Agar mengetahui apa saja keuntungan dan kerugian pada beton
pratekan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Beton Prategang

Beton prategang adalah material yang sangat banyak digunakan dalam


kontruksi. Beton prategang pada dasarnya adalah beton di mana tegangan-tegangan
internal dengan besar serta distribusi yang sesuai diberikan sedemikian rupa sehingga
tegangan-tegangan yang diakibatkan oleh beban-beban luar dilawan sampai suatu
tingkat yang diinginkan. Prategang meliputi tambahan gaya tekan pada struktur untuk
mengurangi atau bahkan menghilangkan gaya tarik internal dan dalam hal ini retak
pada beton dapat dihilangkan. Pada beton bertulang, prategang pada umumnya
diberikan dengan menarik baja tulangan. Gaya tekan disebabkan oleh reaksi baja
tulangan yang ditarik, mengakibatkan berkurangnya retak, elemen beton prategang
akan jauh lebih kokoh dari elemen beton bertulang biasa. Prategangan juga
menyebabkan gaya dalam yang berlawanan dengan gaya luar dan mengurangi atau
bahkan menghilangkan lendutan secara signifikan pada struktur.

Beton yang digunkan dalam beton prategang adalah mempunyai kuat tekan
yang cukup tinggi dengan nilai f’c min K-300, modulus elastis yang tinggi dan
mengalami rangkak ultimit yang lebih kecil, yang menghasilkan kehilangan
prategang yang lebih kecil pada baja. Kuat tekan yang tinggi ini diperlukan untuk
menahan tegangan tekan pada serat tertekan, pengangkuran tendon, mencegah
terjadinya keretakan.

Definisi beton prategang menurut beberapa peraturan adalah sebagai berikut:

a. Menurut PBI – 1971

6
Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan tegangan-
tegangan intern dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa hingga tegangan-
tegangan akibat beton-beton dapat dinetralkan sampai suatu taraf yang diinginkan.

b. Menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998


Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah diberikan tegangan
dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat pemberian
beban yang bekerja.

c. Menurut ACI
Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan
besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas
tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal.

Dapat ditambahkan bahwa beton prategang, dalam arti seluas-luasnya, dapat


juga termasuk keadaan (kasus) dimana tegangan-tegangan yang diakibatkan oleh
regangan-regangan internal diimbangi sampai batas tertentu, seperti pada konstruksi
yang melengkung (busur). Tetapi dalam tulisan ini pembahasannya dibatasi dengan
beton prategang yang memakai tulangan baja yang ditarik dan dikenal sebagai
tendon.

Beton prategang pada dasarnya adalah beton di mana tegangan-tegangan


internal dengan besar serta distribusi yang sesuai diberikan sedemikian rupa sehingga
tegangan-tegangan yang diakibatkan oleh beban-beban luar dilawan sampai suatu
tingkat yang diinginkan. Pada batang beton bertulang, prategang pada umumnya
diberikan dengan menarik baja tulangannya.

Kekuatan tarik beton polos hanyalah merupakan suatu fraksi saja dari
kekuatan tekannya dan masalah kurang sempurnanya kekuatan tarik ini ternyata
menjadi faktor pendorong dalam pengembangan material komposit yang dikenal
sebagai “beton bertulang”.

7
Timbulnya retak-retak awal pada beton bertulang yang disebabkan oleh
ketidakcocokan (non compatibility) dalam regangan-regangan baja dan beton
barangkali merupakan titik awal dikembangkannya suatu material baru seperti “beton
prategang”. Penerapan tegangan tekan permanen pada suatu material seperti beton,
yang kuat menahan tekanan tetapi lemah dalam menahan tarikan, akan meningkatkan
kekuatan tarik yang nyata dari material tersebut, sebab penerapan tegangan tarik yang
berikutnya pertama-tama harus meniadakan prategang tekanan. Dalam tahun 1904,
Freyssinet mencoba memasukkan gaya-gaya yang bekerja secara permanen pada
beton untuk melawan gaya-gaya elastik yang ditimbulkan oleh beban dan gagasan ini
kemudian telah dikembangkan dengan sebutan “prategang”.

Beton prategang adalah beton yang didalamnya terdapat kawat baja yang
diberi tegangan dahulu dengan cara ditarik terus stelah itu di cor dan dipasang.Beton
prategang sangat baik untuk digunakan pada bangunan tingkat tinggi karena memiliki
kuat tarik dan tekan sama baiknya dan dibanding beton biasa beton memilki kadar
usia yang panjang.Beton ini memakai baja mutu tinggi sehingga dalam pembuatannya
juga memakan cost yang tidak sedikit.

8
B. Material Beton Prategang

a. Beton
Beton berkekuatan tinggi adalah perlu di dalam beton prategang oleh
karena materialnya memberikan tahanan yang tinggi dalam tegangan tarik,
geser, pengikatan dan dukungan.

Dalam daerah angker, yang tegangan-tegangan dukungnya menjadi


lebih tinggi, beton berkekuatan tinggi selalu lebih disukai untuk
menghindarkan pengangkuran yang khusus, sehingga dapat memperkecil
biaya.

Pada beton prategang penting untuk mengetahui diagram tegangan-


regangan untuk memperkirakan kehilangan gaya prategang dan juga untuk
analisis penampang.

Untuk lebih memahami sifat-sifat dan karakteristik dari beton mutu


tinggi, pembaca hendaknya mempelajari dari peraturan-peraturan tentang
beton yang berlaku.

b. Baja
Baja mutu tinggi merupakan bahan yang umum untuk menghasilkan
gaya prategang dan mensuplai gaya tarik pada beton prategang. Yang
menjadi penting juga dalam baja prategang adalah diagram tegangan-
regangannya. Diagram tegangan-regangan baja prategang (mutu tinggi)
berbeda dengan baja beton biasa

Pada baja prategang diagram tegangan regangannya tidak tetap,


tergantung dari diameter baja dan bentuknya.

Sedangkan pada baja biasa, mempunyai diagram tegangan-regangan


yang tetap untuk setiap diameter.

9
Beton, khususnya beton mutu tinggi, adalah komponen utama dari
semua elemen beton prategang. Dengan demikian, kekuatan dan daya tahan
jangka panjang beton prategang harus diperoleh dengan menggunakan
jaminan kualitas dan kontrol kualitas yang memadai pada tahap
produksinya. Kekuatan tekan kubus 28 hari minimum yang ditentukan di
dalam peraturan I.S. adalah 40 N/mm2 untuk batang pratarik dan 30 N/mm2
untuk batang pascatarik. Perbandingan standar kekuatan silinder terhadap
kekuatan kubus dianggap sebesar 0,8 bila tidak tersedia data percobaan yang
relevan. Kadar semen minimum sebesar 300 sampai 360 kg/m3 telah
ditetapkan terutama untuk memenuhi persyaratan daya tahan. Untuk
mengamankan terhadap susut yang berlebihan, peraturan B.S. menetapkan
bahwa kadar semen dalam campuran sebaiknya tidak melebihi 530 kg/m3.
Tegangan beton sesaat sesudah penyaluran gaya prategang (sebelum
terjadinya kehilangan tegangan sebagai fungsi waktu) tidak boleh
melampaui nilai sebagai berikut :

1. Tegangan serat tekan terluar 0,6 f’ci


2. Tegangan serat tarik terluar ci f '
3. Tegangan serat tarik terluar pada ujung-ujung komponen struktur diatas
perletakan sederhana ci f '

Bila tegangan tarik terhitung melampaui nilai tersebut diatas, maka


harus dipasang tulangan tambahan (non-prategang atau prategang) dalam
daerah tarik untuk memikul gaya tarik total dalam beton, yang dihitung
berdasarkan asumsi suatu penampang utuh yang belum retak. Tegangan
beton pada kondisi beban layan (sesudah memperhitungkan semua
kehilangan prategang yang mungkin terjadi) tidak boleh melampaui nilai
berikut:

1. Tegangan serat tekan terluar akibat pengaruh prategang, beban mati dan
beban hidup tetap 0,45f’c

10
2. Tegangan serat tekan terluar akibat pengaruh prategang, beban mati dan
beban hidup total 0,65f’c

3. Tegangan serat tarik terluar dalam daerah tarik yang ada pada awalnya
mengalami tekan c f '

Karena kurva tegangan-regangan yang terlihat dalam Gambar 2.1


berbantuk kurvilinier pada taraf pembebanan yang sangat awal, maka
modulus elastisitas Young dapat diterapkan hanya pada tangen dari kurva di
titik asal. Kemiringan garis lurus yang menghubungkan titik asal dengan
tegangan tertentu (sekitar 0,4 f’c) merupakan modulus elastisitas tekan
beton. Nilai ini, yang disebut modulus elastisitas dalam perhitungan desain,
memenuhi asumsi praktis bahwa regangan yang terjadi selama pembebanan
pada dasarnya dapat dianggap elastic (dapat pulih kembali seluruhnya jika
belum dihilangkan), dan bahwa regangan selanjutnya akibat bekerjanya
beban disebut rangkak. Untuk nilai wc diantara 1500 kg/m3 dan 2500
kg/m3, nilai modulus elastisitas beton Ec dapat diambil sebesar
(wc)1,50,043 c f ' (dalam Mpa). Untuk beton normal Ec dapat diambil
sebesar (4700) c f ' .

Karena pada umumnya pemberian tegangan pada suatu elemen


dilakukan sebelum beton kekuatan 28 hari, perlu ditentukan kuat tekan beton
f’ci pada taraf prategang, begitu pula modulus beton Ec pada bebagai taraf
riwayat pembebanan elemen tersebut. Rumus umum untuk menghitung kuat
tekan sebagai fungsi dari waktu adalah

Di mana f’c = kuat tekan 28 hari

t = waktu (hari)

α = faktor yang bergantung pada tipe semen dan kondisi perawatan = 4,00
untuk semen tipe I yang dirawat basah dan 2,30 untuk semen tipe III yang

11
dirawat basah = 1,00 untuk semen tipe I yang dirawat uap dan 2,30 untuk
semen tipe III yang dirawat uap

β = faktor yang bergantung pada parameter-parameter yang sama dengan


”α”, dengan nilai masing-masing 0,85; 0,92; 0,95 dan 0,98

Dengan demikian, untuk semen tipe I yang dirawat basah,

Rangkak, atau aliran material lateral, adalah peningkatan regangan


terhadap waktu akibat beban yang terus menerus bekerja. Deformasi awal
akibat beban adalah regangan elastis, sementara regangan tambahan akibat
beban awal yang sama yang terus bekerja adalah regangan rangkak.
mengilustrasikan pertambahan regangan rangkak terhadap waktu, dan
seperti pada kasus susut, terlihat bahwa laju rangkak berkurang terhadap
waktu. Rangkak tidak dapat diamati secara langsung dan hanya dapat
ditentukan dengan mengurangkan regangan elastis dan regangan susut dari
deformasi total. Meskipun susut dan rangkak merupakan fenomena yang
tidak independen, dapat diasumsikan bahwa superposisi regangan berlaku,
sehingga Regangan total (t) = regangan elastis (e) + rangkak (c) + susut (sh).

Pada dasarnya, ada dua jenis susut: susut plastis dan susut
pengeringan. Susut plastis terjadi selama beberapa jam pertama sesudah
pengecoran beton segar di cetakan. Susut pengeringan terjadi sesudah beton
mongering dan sebagian besar proses hidrasi kimiawi di pasta semen telah
terjadi. Gambar 2.3 menunjukkan peningkatan regangan susut sh terhadap
waktu. Kelajuannya berkurang terhadap waktu karena beton yang lebih tua
lebih tahan terhadap tengangan dan ini berarti beton tersebut mengalami
lebih sedikit susut, sedemikian sehingga regangan susut menjadi hamir
asimtotis terhadap waktu.

Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya susut pengeringan adalah:

12
1. Agregat. Agregat beraksi menahan susut pasta semen. Beton dengan
modulus elastisitas tinggi atau dengan permukaan kasar lebih dapat menahan
proses susut.

2. Rasio air/semen. Semakin tinggi rasio air/semen, semakin tinggi pula efek
susut.

3. Ukuran elemen beton. Baik laju maupun besar total susut berkurang
apabila volume elemen beton semakin besar. Namun, durasi susut akan lebih
lama untuk komponen struktur yang lebih besar karena lebih banya waktu
yang dibutuhkan dalam pengeringan untuk mencapai daerah dalam.

4. Kondisi kelembaban di sekitar. Kelembaban relatif pada lingkungan


sekitar sangat mempengaruhi besarnya susut. Temperatur lingkungan juga
merupakan faktor.

5. Banyaknya penulangan. Beton bertulang menyusut lebih sedikit


dibandingkan dengan beton polos.

6. Bahan tambahan. Efek ini bervariasi bergantung pada jenis bahan


tambahan.

7. Jenis semen. Semen yang cepat mongering akan susut lebih banyak
dibandingkan jenis-jenis lainnya.

8. Karbonasi. Susut karbonasi disebabkan oleh reaksi antara karbondioksida


(CO2) yang ada di atmosfir dan yang ada di pasta semen.

C. Beton Prategang Penampang Komposit

13
Sebuah penampang gabungan (komposit), terdiri dari dua bagian, yaitu :

1. Penampang prategang yang di pra-cetak (pre cast), yaitu bagian yang


dibuat (di pra-cetak) terlebih dahulu, biasanya ditempat khusus seperti
di pabrik. Tendon sudah ditegangkan di tempat pembuatan.
2. Bagian yang di cor-setempat (cast in place), di cor belakangan, yaitu
setelah bagian pre-cast di pasang pada tempatnya. Biasanya bagian ini
merupakan sebagian atau keseluruhan dari flens atas balok.

Prosedur disain di sini mirip dengan pendekatan yang dilakukan


sebelumnya untuk penampang bukan komposit. Pada dasarnya, proses ini adalah
coba-coba disederhanakan dengan prosedur yang sistematik dan cepat mencapai
hasil akhir yang dibantu oleh penggunaan beberapa rumus dan persamaan.
Sebuah konsep tambahan yang diperkenankan untuk kerja komposit adalah
pengurangan momen pada penampang komposit terhadap momen ekuivalen pada
bagian pracetak yang besarnya sesuai dengan perbandingkan modulus
penampang.

Langkah-langkah disain dan persamaan-persamaan yang dipergunakan adalah :

1. Menghitung letak tendon ( ea )

Gambar 3.8 Penampang pre-cast

14
Gambar 3.9 Penampang komposit

Untuk bagian pre cast (lihat Gambar 3.10) ................................................(3.49)

ea = t1 + z1

dengan : z1 = z11 + z22 ..................................................................................(3.50)

z11 akibat adanya kekuatan tarik,

(T a . z 11 ) y 2
σ b z1 =
Ib

Sehingga :

σ b z1 . I b
σb z1 =
T a . y2

Z12 akibat momen Mbs

z12 =
M bs
Ta

dimana :

15
t1 = teras bawah bagian pre-cast.

b z1 = tegangan tarik yang diizinkan pada bagian pre-cast.


σ
Ib = momen inersia bagian pre-cast.

y2 = jarak serat atas dari cgc, bagian pre-cast.

Mbs = momen akibat berat sendiri bagian pre-cast.

Ta =
T
1 − ΔT
2. Menghitung gaya prategang T dan Ta
Kita tinjau pada keadaan akhir, yaitu tegangan pada serat bawah beton bagian
pre-cast yang disebabkan oleh :

a. Gaya prategang effektif


Pada serat bawah beton :

.............................................. b = -
T . ea . y 1 ea
( T
Ab
+
Ib
=−
T
)
Ab
1+
t2 ( )
....................................................................................................................(3.51)

b. Beban waktu bagian cast-in-place sedang di cor (berat sendiri bagian


pre-cast + berat sendiri beton muda + berat cetakan + orang bekerja dan
peralatan). Momen yang ditimbulkannya sebesar Mp.
..................................................................... b = +
M p . y1 Mp
=+
Ib Ab . t2
....................................................................................................................(3.52)

c. Akibat beban hidup (Mq)


Pada bagian pre-cast momen akibat beban hidup ini diterima sebanding
dengan modulusnya, sebesar : 1 Mq dengan :
1 = (3.53)
I b / y1 Ab . t2
=
I b / y1 Ab . t2

16
Sehingga tegangan pada serat bawah beton menjadi :

b = + (3.54)
α1 M q . y 1 α1 Mq
=+
Ib A b . t2

Superposisi tegangan-tegangan dari persamaan (3.51), (3,52) dan


persamaan (3.54) adalah merupakan tegangan total pada serat bawah beton pre-
cast, yaitu sebesar :

ea Mp α1 Mq
σ
total
= σ b 12 = −
T
Ab ( )
1+
t2
+ +
A b . t 2 A b . t2

Sehingga gaya prategang T di dapat :

T = ..............................................(3.55)
M p + α 1 M q − σ b 12 . A b . t 2
e a + t2

dan Ta = .........................................................................(3.56)
T
1 − ΔT
3. Menghitung luas penampang beton (Ab)
a. Dalam kondisi awal
......................................Ab = -
Ta e a − M bs / T a
σ b 11
1+
( t2 )
................................................................................................(3.57)

b. Dalam kondisi akhir


...................Ab = -
Ta
σ b 11 ( 1+
− e a +( M p + α2 M q / T )
t2 )
................................................................................................(3.58)

..............................................................Dengan 2 =
I b / y2
I b/ y 2

4. Menghitung luas tendon

17
Untuk menghitung luas tendon yang diperlukan, dapat digunakan
kembali persamaan (3.19) dan (3.20) di atas.

5. Pemeriksaan penampang
a. Akibat gaya prategang awal (Ta)
b = -
Ta T a . ea . y1
±
Ab Ib

b. Akibat berat sendiri bagian pre-cast (Mbs)


b = ±
M bs . y 1
Ib

c. Akibat gaya prategang akhir (T)


b = -
T T . ea . y1
±
Ab Ib

d. Akibat ( Mp)
b = ±
M p . y1
Ib

Catatan :

Tegangan-tegangan yang diperoleh dari (a) sampai dengan (d) di atas adalah
bekerja pada penampang pre-cast, dengan y1 adalah jarak serat beton yang
ditinjau ke cgc.

e. Akibat beban hidup (Mq), pada penampang gabungan.


b = ±
M q . y1
Ib

Superposisi diagram tegangan adalah seperti pada Gambar 3.12 berikut ini.

18
Gambar 3.10 Superposisi tegangan

Keterangan :

a. Tegangan akibat gaya prategang awal (Ta)


b. Tegangan akibat berat sendiri bagian pre-cast (M bs).
c. Tegangan akibat gaya prategang akhir (T).
d. Tegangan akibat (Mp).
e. Tegangan akibat beban hidup (Mq), pada penampang gabungan.

19
D. Keuntungan dan Kerugian Beton Prategang
Berikut merupakan keuntungan yang dimiliki oleh beton
pratekan:
1. Terhindarnya retak terbuka di daerah beton tarik, jadi lebih tahan
terhdap korosif.
2. Penampang struktur lebh kecil/langsing, sebab seluruh
penampang dipakai secara efektif.
3. Ketahanan geser balok bertambah, yang disebabkan oleh
pengaruh pratekan yang mengurangi tegangan tarik utama.
4. Pemakaian kabel yang melengkung, khususnya dalam bentang
panjang membantu mengurangi gaya geser yang timbul pada
penampang tempat umum.
5. Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil dibandingkandengan
berat baja tulangan biasa ( 1/5 – 1/3 ), sehingga berkurangnya beban
mati yang diterima pondasi.
6. Biaya pemeliharaan beton prategang lebih kecil, karena tidak
adanya retak-retak pada kondisi beban kerja (terhindar dari bahaya
korosi).

Sedangkan kerugian yang dimiliki oleh beton pratekan antara


lain:
1. Dituntut kualitas bahan yang lebih tinggi (pemakaian beton dan
baja mutu yang lebih tinggi), yang harganya lebih mahal.
2. Dituntut keahlian dan ketelitian yang lebih tinggi.

20
BAB IV

PENUTUP

kesimpulan

1. Beton prategang adalah material yang sangat banyak digunakan dalam


kontruksi. Beton prategang pada dasarnya adalah beton di mana tegangan-
tegangan internal dengan besar serta distribusi yang sesuai diberikan
sedemikian rupa sehingga tegangan-tegangan yang diakibatkan oleh beban-
beban luar dilawan sampai suatu tingkat yang diinginkan
2. Sebuah penampang gabungan (komposit), terdiri dari dua bagian, yaitu :
a. Penampang prategang yang di pra-cetak (pre cast), yaitu bagian yang
dibuat (di pra-cetak) terlebih dahulu, biasanya ditempat khusus seperti
di pabrik. Tendon sudah ditegangkan di tempat pembuatan.
b. Bagian yang di cor-setempat (cast in place), di cor belakangan, yaitu
setelah bagian pre-cast di pasang pada tempatnya. Biasanya bagian ini
merupakan sebagian atau keseluruhan dari flens atas balok.
3. Keuntungan dan kerugian beton prategang.
Keuntungan dari beton prategang antara lain :
a. Terhindarnya retak terbuka di daerah beton tarik, jadi lebih
tahan terhdap korosif.
b. Penampang struktur lebh kecil/langsing, sebab seluruh
penampang dipakai secara efektif.
c. Ketahanan geser balok bertambah, yang disebabkan oleh
pengaruh pratekan yang mengurangi tegangan tarik utama.
d. Pemakaian kabel yang melengkung, khususnya dalam
bentang panjang membantu mengurangi gaya geser yang timbul
pada penampang tempat umum.
e. Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil
dibandingkandengan berat baja tulangan biasa ( 1/5 – 1/3 ),
sehingga berkurangnya beban mati yang diterima pondasi, dll.

Sedangkan kerugian dari beton pratekan antara lain :


a. Dituntut kualitas bahan yang lebih tinggi (pemakaian beton
dan baja mutu yang lebih tinggi), yang harganya lebih mahal.

21
Dituntut keahlian dan ketelitian yang lebih ti

22

Anda mungkin juga menyukai