Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Struktur Beton Pratekan
Oleh :
Dosen Pembimbing
FAKULTAS TEKNIK
1
2016KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat, hidayah, dan
karunianya sehingga tugas makalah yang berjudul “Beton Prategang Komposit”
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa pula kami mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi
dalam upaya penyelesaian makalah ini.
Kami sangat berharap bahwa makalah yang kami buat ini dapat
memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang telah membaca makalah kami ini
pada umumnya dan bermanfaaat untuk pembelajaran yang lebih baik lagi bagi
kami pribadi pada khususnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….1
KATA PENGANTAR...............................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN
A...........................................................................................................Latar
belakang................................................................................................4
B............................................................................................................Rum
usan masalah.........................................................................................5
C...........................................................................................................Tujua
n pembahasan........................................................................................5
A...........................................................................................................Peng
ertian Beton Prategang..........................................................................6
B............................................................................................................Mate
rial Beton Prategang..............................................................................9
C...........................................................................................................Beto
n Prategang Penampang Komposit.......................................................14
D...........................................................................................................Keun
tungan dan Kerugian Beton Prategang.................................................20
Kesimpulan.................................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beton adalah meterial yang kuat terhadap kondisi tekan, akan
tetapi material yang lemah terhadap kondisi tarik. Kuat tarik beton
bervariasi mulai dari 8 sampai 14 persen dari kuat tekannya. Rendahnya
kapasitas tarik beton menimbulkan terjadinya retak lentur pada taraf
pembebanan yang masihrendah. Untuk mengurangi atau mencegah
berkembangnya retak tersebut, gaya konsentris atau eksntris diberikan
dalam arah longitudinal elemen struktural. Gaya ini mencegah
berkembangnya retak dengan cara mengeliminasi atau sangat mengurangi
tegangan tarik di bagian tumpuan dan daerah kritis pada kondisi beban
kerja sehingga dapat meningkatkan kapasitas lentur, geser, dan torsional
penampang tersebut. Penampang dapat berperilaku elastis, dan hampir
semua kapasitas beton dalam memikul tekan dapat secara efektif
dimanfaatkan di seluruh tinggi penampang beton pada saat semua beban
bekerja di struktur tersebut
4
Pada beton bertulang biasa, gaya tarik yang berasal dari momen
lentur ditahan oleh lekatan yang terjadi antara tulangan dan beton. Akan
tetapi, tulangan di dalam komponen struktur beton bertulang tidak
memberikan gaya dari dirinya pada komponen struktur tersebut, suatu hal
yang berlawanan dengan aksi baja (tendon) prategang yang menghasilkan
gaya dari dirinya sehingga memungkinkan pemulihan retak dan defleksi
akibat momen lentur tersebut. Pemberian gaya prategang berupa tendon,
guna mengurangi atau menghilangkan tegangan tarik, ini yang dikenal
sebagi beton prategang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan beton prategang?
2. Apa saja Material Beton Prategang?
3. Apa itu Beton Prategang Penampang Komposit?
4. Apa Saja Keuntungan dan Kerugian Pada Beton Prategang?
C. Tujuan Pembahasan
1. Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan beton prategang.
2. Agar mengetahui apa saja Material dari beton prategang.
3. Agar Mengetahui Apa Itu Beton Prategang Penampang Komposit
4. Agar mengetahui apa saja keuntungan dan kerugian pada beton
pratekan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Beton yang digunkan dalam beton prategang adalah mempunyai kuat tekan
yang cukup tinggi dengan nilai f’c min K-300, modulus elastis yang tinggi dan
mengalami rangkak ultimit yang lebih kecil, yang menghasilkan kehilangan
prategang yang lebih kecil pada baja. Kuat tekan yang tinggi ini diperlukan untuk
menahan tegangan tekan pada serat tertekan, pengangkuran tendon, mencegah
terjadinya keretakan.
6
Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan tegangan-
tegangan intern dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa hingga tegangan-
tegangan akibat beton-beton dapat dinetralkan sampai suatu taraf yang diinginkan.
c. Menurut ACI
Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan
besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas
tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal.
Kekuatan tarik beton polos hanyalah merupakan suatu fraksi saja dari
kekuatan tekannya dan masalah kurang sempurnanya kekuatan tarik ini ternyata
menjadi faktor pendorong dalam pengembangan material komposit yang dikenal
sebagai “beton bertulang”.
7
Timbulnya retak-retak awal pada beton bertulang yang disebabkan oleh
ketidakcocokan (non compatibility) dalam regangan-regangan baja dan beton
barangkali merupakan titik awal dikembangkannya suatu material baru seperti “beton
prategang”. Penerapan tegangan tekan permanen pada suatu material seperti beton,
yang kuat menahan tekanan tetapi lemah dalam menahan tarikan, akan meningkatkan
kekuatan tarik yang nyata dari material tersebut, sebab penerapan tegangan tarik yang
berikutnya pertama-tama harus meniadakan prategang tekanan. Dalam tahun 1904,
Freyssinet mencoba memasukkan gaya-gaya yang bekerja secara permanen pada
beton untuk melawan gaya-gaya elastik yang ditimbulkan oleh beban dan gagasan ini
kemudian telah dikembangkan dengan sebutan “prategang”.
Beton prategang adalah beton yang didalamnya terdapat kawat baja yang
diberi tegangan dahulu dengan cara ditarik terus stelah itu di cor dan dipasang.Beton
prategang sangat baik untuk digunakan pada bangunan tingkat tinggi karena memiliki
kuat tarik dan tekan sama baiknya dan dibanding beton biasa beton memilki kadar
usia yang panjang.Beton ini memakai baja mutu tinggi sehingga dalam pembuatannya
juga memakan cost yang tidak sedikit.
8
B. Material Beton Prategang
a. Beton
Beton berkekuatan tinggi adalah perlu di dalam beton prategang oleh
karena materialnya memberikan tahanan yang tinggi dalam tegangan tarik,
geser, pengikatan dan dukungan.
b. Baja
Baja mutu tinggi merupakan bahan yang umum untuk menghasilkan
gaya prategang dan mensuplai gaya tarik pada beton prategang. Yang
menjadi penting juga dalam baja prategang adalah diagram tegangan-
regangannya. Diagram tegangan-regangan baja prategang (mutu tinggi)
berbeda dengan baja beton biasa
9
Beton, khususnya beton mutu tinggi, adalah komponen utama dari
semua elemen beton prategang. Dengan demikian, kekuatan dan daya tahan
jangka panjang beton prategang harus diperoleh dengan menggunakan
jaminan kualitas dan kontrol kualitas yang memadai pada tahap
produksinya. Kekuatan tekan kubus 28 hari minimum yang ditentukan di
dalam peraturan I.S. adalah 40 N/mm2 untuk batang pratarik dan 30 N/mm2
untuk batang pascatarik. Perbandingan standar kekuatan silinder terhadap
kekuatan kubus dianggap sebesar 0,8 bila tidak tersedia data percobaan yang
relevan. Kadar semen minimum sebesar 300 sampai 360 kg/m3 telah
ditetapkan terutama untuk memenuhi persyaratan daya tahan. Untuk
mengamankan terhadap susut yang berlebihan, peraturan B.S. menetapkan
bahwa kadar semen dalam campuran sebaiknya tidak melebihi 530 kg/m3.
Tegangan beton sesaat sesudah penyaluran gaya prategang (sebelum
terjadinya kehilangan tegangan sebagai fungsi waktu) tidak boleh
melampaui nilai sebagai berikut :
1. Tegangan serat tekan terluar akibat pengaruh prategang, beban mati dan
beban hidup tetap 0,45f’c
10
2. Tegangan serat tekan terluar akibat pengaruh prategang, beban mati dan
beban hidup total 0,65f’c
3. Tegangan serat tarik terluar dalam daerah tarik yang ada pada awalnya
mengalami tekan c f '
t = waktu (hari)
α = faktor yang bergantung pada tipe semen dan kondisi perawatan = 4,00
untuk semen tipe I yang dirawat basah dan 2,30 untuk semen tipe III yang
11
dirawat basah = 1,00 untuk semen tipe I yang dirawat uap dan 2,30 untuk
semen tipe III yang dirawat uap
Pada dasarnya, ada dua jenis susut: susut plastis dan susut
pengeringan. Susut plastis terjadi selama beberapa jam pertama sesudah
pengecoran beton segar di cetakan. Susut pengeringan terjadi sesudah beton
mongering dan sebagian besar proses hidrasi kimiawi di pasta semen telah
terjadi. Gambar 2.3 menunjukkan peningkatan regangan susut sh terhadap
waktu. Kelajuannya berkurang terhadap waktu karena beton yang lebih tua
lebih tahan terhadap tengangan dan ini berarti beton tersebut mengalami
lebih sedikit susut, sedemikian sehingga regangan susut menjadi hamir
asimtotis terhadap waktu.
12
1. Agregat. Agregat beraksi menahan susut pasta semen. Beton dengan
modulus elastisitas tinggi atau dengan permukaan kasar lebih dapat menahan
proses susut.
2. Rasio air/semen. Semakin tinggi rasio air/semen, semakin tinggi pula efek
susut.
3. Ukuran elemen beton. Baik laju maupun besar total susut berkurang
apabila volume elemen beton semakin besar. Namun, durasi susut akan lebih
lama untuk komponen struktur yang lebih besar karena lebih banya waktu
yang dibutuhkan dalam pengeringan untuk mencapai daerah dalam.
7. Jenis semen. Semen yang cepat mongering akan susut lebih banyak
dibandingkan jenis-jenis lainnya.
13
Sebuah penampang gabungan (komposit), terdiri dari dua bagian, yaitu :
14
Gambar 3.9 Penampang komposit
ea = t1 + z1
(T a . z 11 ) y 2
σ b z1 =
Ib
Sehingga :
σ b z1 . I b
σb z1 =
T a . y2
z12 =
M bs
Ta
dimana :
15
t1 = teras bawah bagian pre-cast.
Ta =
T
1 − ΔT
2. Menghitung gaya prategang T dan Ta
Kita tinjau pada keadaan akhir, yaitu tegangan pada serat bawah beton bagian
pre-cast yang disebabkan oleh :
.............................................. b = -
T . ea . y 1 ea
( T
Ab
+
Ib
=−
T
)
Ab
1+
t2 ( )
....................................................................................................................(3.51)
16
Sehingga tegangan pada serat bawah beton menjadi :
b = + (3.54)
α1 M q . y 1 α1 Mq
=+
Ib A b . t2
ea Mp α1 Mq
σ
total
= σ b 12 = −
T
Ab ( )
1+
t2
+ +
A b . t 2 A b . t2
T = ..............................................(3.55)
M p + α 1 M q − σ b 12 . A b . t 2
e a + t2
dan Ta = .........................................................................(3.56)
T
1 − ΔT
3. Menghitung luas penampang beton (Ab)
a. Dalam kondisi awal
......................................Ab = -
Ta e a − M bs / T a
σ b 11
1+
( t2 )
................................................................................................(3.57)
..............................................................Dengan 2 =
I b / y2
I b/ y 2
17
Untuk menghitung luas tendon yang diperlukan, dapat digunakan
kembali persamaan (3.19) dan (3.20) di atas.
5. Pemeriksaan penampang
a. Akibat gaya prategang awal (Ta)
b = -
Ta T a . ea . y1
±
Ab Ib
d. Akibat ( Mp)
b = ±
M p . y1
Ib
Catatan :
Tegangan-tegangan yang diperoleh dari (a) sampai dengan (d) di atas adalah
bekerja pada penampang pre-cast, dengan y1 adalah jarak serat beton yang
ditinjau ke cgc.
Superposisi diagram tegangan adalah seperti pada Gambar 3.12 berikut ini.
18
Gambar 3.10 Superposisi tegangan
Keterangan :
19
D. Keuntungan dan Kerugian Beton Prategang
Berikut merupakan keuntungan yang dimiliki oleh beton
pratekan:
1. Terhindarnya retak terbuka di daerah beton tarik, jadi lebih tahan
terhdap korosif.
2. Penampang struktur lebh kecil/langsing, sebab seluruh
penampang dipakai secara efektif.
3. Ketahanan geser balok bertambah, yang disebabkan oleh
pengaruh pratekan yang mengurangi tegangan tarik utama.
4. Pemakaian kabel yang melengkung, khususnya dalam bentang
panjang membantu mengurangi gaya geser yang timbul pada
penampang tempat umum.
5. Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil dibandingkandengan
berat baja tulangan biasa ( 1/5 – 1/3 ), sehingga berkurangnya beban
mati yang diterima pondasi.
6. Biaya pemeliharaan beton prategang lebih kecil, karena tidak
adanya retak-retak pada kondisi beban kerja (terhindar dari bahaya
korosi).
20
BAB IV
PENUTUP
kesimpulan
21
Dituntut keahlian dan ketelitian yang lebih ti
22