Anda di halaman 1dari 6

PERCOBAAN HEART RATE

DOPPLER FETALPHONE

I. TUJUAN
1. Menghitung dan mengkategorikan nilai denyut jantung janin per menit
(bpm) menggunakan Doppler fetalphone.
2. Menentukan standar deviasi pengukuran detak jantung janin
menggunakan Doppler fetalphone.
II. DASAR TEORI
Efek doppler pertama kali dikemukakan oleh ilmuwan C.J. Doppler
(1803 – 1853) yang menjelaskan adanya perubahan frekuensi suatu sumber bunyi
yang disebabkan oleh sumber yang bergerak dengan kecepataan relatif terhadap
pendengar. Efek perubahan frekuensi tersebut disebabkan adanya kompresi
partikel medium pembawa bunyi pada saat bergerak.
Efek Doppler bisa terjadi pada gelombang audiosonik, ultrasonik maupun
cahaya. Aplikasi gelombang ultrasonik dengan konsep efek Doppler telah
digunakan untuk berbagai keperluan medis. Kemampuan gelombang ultrasonik
yang dapat menembus organ telah dikembangkan dan menghasilkan peralatan
berbasis efek Doppler diantaranya Doppler vaskuler untuk pengukuran kecepatan
aliran darah dan Doppler fetalphone untuk penghitungan frekuensi detak jantung
janin (DJJ). Penggunaan frekuensi gelombang ultrasonik untuk keperluan
tersebut di bawah 10 MHz dan dayanya di bawah 10 mW sehingga aman untuk
janin.
Doppler fetalphone bekerja dengan menggunakan efek Dopler
gelombang ultrasonik yang dapat menembus organ. Secara umum prinsip kerja
perangkat tersebut ditunjukkan Gambar 1.

Halaman 0
Gambar 1. Prinsip kerja Doppler fetalphone
Sumber gelombang ultrasonik diradiasikan pada organ dengan frekuensi mula-
mula f0. Gelombang tersebut diarahkan pada jantung janin di dalam kandungan
yang bergerak dengan kecepatan v. Akibat gerakan tersebut, menyebabkan efek
Doppler gelombang yang dipantulkan oleh janin dan diterima oleh transduser
pendengar dengan frekuensi fd. Besar frekensi yang diterima mengikuti
persamaan:

2 v f 0 cos  (1)
fd 
c

Dimana :
fd = frekunsi Doppler
fo = frekuensi mula-mula
v = kecepatan gerakan fetus
c = kecepatan gelombang pada fetus
 = sudut arah radiasi terhadap arah gerakan fetus

Halaman 1
Dari persamaan (1) terlihat bahwa ada dua hal penting dalam penggunaan
Doppler fetaphone. Pertama, efek Doppler terjadi jika ada gerakan fetus.
Hanyutan gerakan tersebut dapat didengarkan di loudspeaker sehingga dapat
ditentukan frekuensi DJJ yaitu jumlah detakan per menit. Permasalah penting ke
dua berkaitan dengan koefisien sudut cos . Nilai ini akan maksimal pada nilai 
= 0o. Oleh karena itu sudut diagnosa maksimal pada Doppler fetalphone antara
arah transduser dan arah gerakan fetus adalah 0 o.
Jumlah denyut nadi seseorang bisa berbeda dari orang lain. Denyut nadi
yang rendah biasanya terjadi jika kita sedang beristirahat. Nadi manusia rata-rata
berdenyut sekitar 60-100 kali per menit. Semakin sehat seseorang, semakin
rendah denyut nadinya. Namun banyak para dokter yang beranggapan jika
standar denyut nadi normal tersebut harus diubah menjadi 50-70 kali per menit.
Ada penelitian yang mengungkapkan jika denyut nadi seseorang saat istirahat
lebih dari 76 kali per menit, risiko ia terkena serangan jantung menjadi semakin
tinggi. Walaupun denyut ini dianggap normal oleh standar yang digunakan
sekarang.
Denyut nadi yang cepat dapat disebabkan oleh aktivitas olahraga;
anemia; mengonsumsi obat-obatan, stimulan (seperti kafein, amfetamin, pil diet,
rokok), dan alkohol; menderita demam atau beberapa jenis penyakit jantung; serta
kelenjar tiroid yang terlalu aktif, dan stres. Sedangkan denyut nadi rendah saat
istirahat bisa dikarenakan oleh penyakit jantung, mengonsumsi obat-obatan
untuk mengobati penyakit jantung, tingkat kebugaran yang baik, kelenjar tiroid
kurang aktif (hipotiroidisme). Dan denyut nadi lemah bisa diakibatkan adanya
bekuan darah di lengan atau kaki, penyakit pembuluh darah, penyakit jantung,
dan gagal jantung.
Faktor yang mempengaruhi denyut nadi adalah:

Halaman 2
 Usia. Denyut nadi normal pada anak-anak cenderung lebih tinggi daripada
orang dewasa.
 Suhu udara. Ketika suhu dan kelembapan udara tinggi, jantung memompa
lebih banyak darah. Akibatnya, denyut nadi juga akan meningkat sekitar 5-10
kali per menit.
 Posisi tubuh. Denyut nadi ketika kita sedang tiduran, duduk, atau berdiri, sama
saja. Terkadang ketika sedang duduk/berbaring kemudian berdiri, denyut nadi
dapat naik sedikit selama 15-20 detik. Namun, setelah beberapa menit, denyut
nadi akan tetap.
 Emosi dapat meningkatkan denyut nadi, terutama jika sedang stres, cemas,
luar biasa senang, atau sedih.
 Ukuran tubuh.
Penderita obesitas kemungkinan memiliki denyut nadi yang lebih tinggi, tetapi
biasanya tidak lebih dari 100.
 Mengunakan obat.
Obat-obatan yang memblokir hormon adrenalin cenderung memperlambat denyut
nadi. Sedangkan terlalu banyak mengonsumsi obat tiroid akan menaikkan
denyut.
Cara untuk menentukan denyut nadi normal atau tidak dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
 Letakkan dan tekan ujung jari telunjuk dan jari tengah pada pangkal ibu
jari di pergelangan tangan, lipatan belakang lutut, lipat paha, atau cekungan
leher depan/sisi batang tenggorokan.
 Perhatikan jarum detik jam dan hitung denyut nadi selama 15 detik.
Kalikan denyut nadi dengan angka 4. Misalnya jika selama 15 detik,
denyut nadi Anda berjumlah 20, maka kalikan 20 dengan 4, dan didapatlah
80. Ini berarti nadi Anda berdenyut 80 kali per menit (20x4=80).

Halaman 3
Berikut rentang data kondisi normal denyut jantung pada kondisi
istirahat.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Doppler fetalphone
2. Phantom eksperimen DJJ
3. Stopwatch

IV. LANGKAH KERJA


1. Nyalakan Doppler fetalphone dan cari suara denyutan yang paling jelas.
2. Hitung frekuensi pada variasi sampling waktu 15 detik untuk tiga kali
pengulangan
3. Hitung deviasi masing-masing pengukuran terhadap nilai standar
frekuensi yang dipilih.
4. Kategorikan data pengamatan normal atau tidak normal
5. Ulangi untuk masing-masing praktikan.
V. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

VI. PEMBAHASAN

Halaman 4
VII.KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Halaman 5

Anda mungkin juga menyukai