Accounting For Time Reengineering Business Process To Improve Responsiveness
Accounting For Time Reengineering Business Process To Improve Responsiveness
OLEH
KELOMPOK 7
ANITA DIANA SARI 1310531001
RIZKA RIMASDA 1310532002
DOSEN PENGAMPU
Dra. SRI DEWI EDMAWATI, M.Si, Akt
JIT.
Filosofi JIT merupakan slaah satu cara dari pemikiran ulang bagaimana proses
tersebut dikelola. Dalam catat Dodd, waktu merupakan satu dari elemen kritis dari JIT:
JIT terus menerus focus pada siklus waktu. Hal tersebut menekankan kebutuhan
untuk mengurangi waktu setup, menghilangkan waktu tunggu, mengurangi atau
menghilangkan buffer stock, dan mengurangi waktu pindah dan jarak. Semua
praktek ini terus menerus meningkatkan kecepatan persediaan sebagai JIT
mengidentifikasi kemacetan dan penekanan secara terus menerus peningkatan
proses. Semua praktek ini memberikan kontribusi untuk meningkatkan kemampuan
pengiriman.
Performance measurement.
Waktu juga salah satu pengukuran kinerja yang diidentifikasi dengan pendekatan
balanced scorecard untuk mengevaluasi perusahaan. Maise mencatat sebagai berikut:
Sejak penciptaan nilai dimulai dengan pelanggan, adalah wajar bahwa
pengukuran kinerja harus dimulai dengan melihat produk atau jasa melalui mata
pelanggan. Untuk itu, pengukuran pelanggan sering dapat dibagi menjadi lima
atribut: waktu, kualitas, pelayanan, biaya, dan pangsa pasar. Perusahaan kini
menetapkan langkah-langkah untuk melacak atribut tersebut.
Contoh dari identifikasi pengukuran waktu tertentu meliputi siklus pengembangan
produk, siklus pemesanan dan pengiriman, dan siklus layanan.
ILLUSTRATION
Setelah Perusahaan mengimplementasikan ABC , perusahaan bisa menggunakan informasi
tentang aktivitas dan biaya mereka untuk membantu dalam mempertanggungjawabkan proyek yang
akan meningkatkan pertanggungjawaban. Untuk menggambarkan bagaimana data keuangan bisa
digunakan asumsikan ada sebuah perusahaan yang menghasilkan dua produk, A dan B, dengan
menggunakan 2 bahan baku X dan Y. (table 1 menunjukkan data produksi dan penggunaan bahan
baku pada periode lalu). Rata-rata penggunaan bahan baku perhari didasarkan pada 250 hari kerja
per tahun. Analisis berikut ini menunjukkan bagaimana data keuangan bisa digunakan untuk
mendukung 3 metode yang telah didiskusikan sebelumnya untuk pengurangan dan penghapusan
noncontributing time.
1. USING THE INFORMATION IN THE SUPPLY CHAIN TO AVOID REDUNDANCIES
Pembelian sebuah barang adalah sebuah contoh bagaiman EDI bisa digunakan untuk
menghindari redundansi dalam proses yang melibatkan aktivitas sekuensial. Untuk melengkapi
data tentang pembelian pada table 1 perusahaan harus mengumpulkan informasi berikut yang
berkaitan dengan aktivitas pembelian.
1. Cycle times for purchase orders. Siklus aktu untuk pesanan pembelian adalah 25
hari yang terdiri dari:
4 hari persiapan: Setiap kali jumlah persediaan dalam sistem informasi berada di
bawah titik pemesanan ulang, sistem akan menghasilkan sebuah kertas laporan yang
selanjutnya kan dikirim ke manajer persediaan untuk menyetujui pesanan. Sistem
kemudian akan menyiapkan order pembelian. Seorang pegawai pembelian
memverifikasi permintaan manager dan pembelian pesanan disetujui.
3 hari pesanan melalui mail: Supplier menerima pesanan dalam bentuk mail
4 hari penerimaan: Supplier membuka mail, kemudian pesanan dientrykan
5 hari dalam proses: Supplier membuat laporan order pembelian, memverifikasi status
kredit costumer’s dan mengirimkan memo pada perusahaan
5 hari konfirmasi supplier: Supplier mengkonfirmasikan tanggal pengiriman dengan
perusahaan, menyiapkan dokumen ekspedisi dan mengirimkan pesanan ke gudang
4 hari pengiriman: supplier memuat ke truk, pengantaran truk, dan mengirim material
ke dok persedian perusahaan.
2. Inventory reorder point for raw material.
Titik pemesan kembali persediaan untuk setiap bahan baku adalah 16,000 unit yang
yang ditentukan dengan mengalikan 400 unit per hari dengan 40 hari waktu yang
dibutuhkan untuk persediaan minimum ( 25 hari cycle time untuk pembelian ditambah 15
hari untuk safety stock)
Suatu sumber dari waktu yang tidak berkontribusi dalam proses pembelian adalah
persetujuan pemasok terhadap informasi pesanan dari kertas order pembelian perusahaan.
Jika perusahaan memililki sisitem pengorderan yang otomatis dan supplier juga memiliki
sistem penerimaan order yang otomatis tentu hal ini akan membantu perusahaan untuk
menghindari aktivitas yang berlebihan. Jika perusahaan dan pemasok menggunakan EDI
untuk mengirim dan menerima order pembelian dan menghubungkan informasi antar
perusahaan, preparation, mail transit, receipt supplier, supplier process dan supplier
confirmation, semua fungsi tersebut dapat dilakukan secara elektronik.
EDI adalah suatu sistem pertukaran antar computer mengenai format bisnis dan
data tekhnikal seperti :
Quotations
Purchase order
Acknowledgement ( tanda terima)
Transportations plans
Invoices / faktur
Remittance advices ( pemberitahuan pengiriman)
Pertukaran tersebut bisa dilakukan secara langsung antara perusahaan dan supplier
atau secara tidak langsung melalui penyedia layanan pihak ketiga.
EDI bisa diselesaikan dengan menggunakan computer semua ukuran, terlepas dari
bagaimana EDI diimplementasikan, perusahaan memerlukan alat komunikasi dan software
penerjemah sistem akuntansi mereka sendiri. Mereka bisa membuat software sendiri,
membelinya menyew tau membayar pihak ketiga untuk menggunakan software tersebut.
Jadi EDI bisa digunakan untuk seluruh perusahaan.
Jika sebuah perusahaan dan supplier menimplementasikan EDI untuk mengorder
dan pengisian order, keduanya bisa bermanfaat dalam penurunan waktu proses.
20.5 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑝𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 =
40 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑝𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 = 𝟓𝟏 %
Jika di rata ratakan ( pada exhibit 1 ) penggunaan masing masing bahan baku adalah 400
unit perhari. Maka persediaan yang dapat dikurangi adalah :
= 20.5 ℎ𝑎𝑟𝑖 ∗ 400 𝑢𝑛𝑖𝑡
= 𝟖𝟐𝟎𝟎 𝒖𝒏𝒊𝒕 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑖𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑖
Penghematan biaya pembelian bahan baku yang dapat dilakukan perusahaan jika
menggunakan EDI adalah sebagai berikut :
Untuk bahan baku X
𝐵𝐵 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑖𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑖 ∗ 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐵𝐵 𝑥
𝑝𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑥 =
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑥