Oleh:
ANISA KURNIA LESTARI (190132858013)
HIYASINTUS ILE WULOGENING (190132858002)
MAULIDIA NUR MASLIKHA (190132858014)
1.3 Tujuan
a. Mengetahui definisi pendekatan kolaboratif
b. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari supervisi kolaboratif
c. Mengetahui langkah-langkah menerapkan supervisi kolaboratif
d. Mengetahui contoh penerapan suprevisi kolaboratif
2.1 Definisi pendekatan supervisi kolaboratif
Pendekatan kolaboratif Mistiani (2019) yaitu pendekatan yang
mengutamakan suatu kemitraan atau rekan kerja antara kepala sekolah
sebagai seorang supervisor akademik dan guru sebagai seorang yang
disupervisi serta lebih kearah mendampingi diskusi dan saling bertukar
pendapat secara terbuka dan fleksibel guna membantu guru menjadi lebih
berkembang.
Cara pendekatan kolaboratif yaitu dengan cara memadukan
pendekatan direktif dan non-direktif. Pada cara ini supervisor dan guru
secara bersama-sama menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam
melakukan pemecahan masalah yang terjadi yang dihadapi oleh guru. Pada
dasarnya pendekatan kolaboratif tersebut guru serta supervisor saling
bertanggung jawab menurut (Afrijadwijaya & Zakaria, 2008)
Menurut Djohar (2011)Pendekatan ini didasarkan pada sifat
psikologi kognitif. Psikologi kognitif beranggapan bahwa belajar adalah
perpaduan antara kegiatan individu dengan lingkungan yang pada
gilirannya akan berpengaruh dalam pembentukan aktivitas individu.
Kerjasama yang dilakukan oleh guru dan supervisor guna
mengembangkan bakar guru agar dalam proses mengajar mampu
mencapai tujuan pembelajaran menurut (Darsono, 2016).
Menurut Simbolon (2018) menyatakan jika supervisor memberikan
pelayanan, pengawasan serta pengamatan kepada guru selama proses
mengajar serta mencari solusi secara bersama-sama untuk membantu guru
yang mengalami kesulitan selama mengajar.
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan jika
pendekatan supervisi kolaboratif merupakan gabungan dari dua (2)
pendekatan supervisi yaitu direktif dan non-direktif. Pendekatan
kolaboratif lebih mengutamakan kerjasama antara guru dan supervisor.
Supervisor menanyakan bagaimana atau kesulitan apa yang dialami oleh
guru selama proses mengajar, kemudian guru dan supervisor mencari
solusi bersama-sama. Apabila sudah menemukan solusi maka guru juga
menyepakati solusi tersebut agar guru mampu meningkatkan kinerjanya
dan mengajar secara efektif dan efisien. Pada dasarnya supervisor atau
kepala sekolah bertanggung jawab dalam hal ini. Perilaku atau sikap yang
harus dilakukan seorang supervisor selama masa supervisi yaitu,
menyajikan, menjelaskan, mendengarkan, memecahkan masalah dan
melakukan negosiasi.
2.2 Langkah-langkah Supervisi Kolaboratif
Tujuan dari pendekatan kolaborasi yakni dapat menyelesaikan masalah
dan mencapai tujuan melalui pengambulan keputusan bersama. Pengawas
menganjurkan guru untuk mengembangkan minat dan idenya terlebih
dahulu. Kegiatan diskusi harus dilakukan antara pengawas dan guru
walaupun terkadang ada perbedaan pendapat. Walaupun begitu tetap akan
berakhir pada keputusan mufakat.
Menurut teori Sullivan & Glanz (2005) kunci pendekatan kolaboratif
terdiri dari lima langkah yakni
1. Mengidentifikasi masalah dari sudut pandang guru, kemudian mencari
informasi sebanyak mungkin untuk mengklarifikasi. Pengawas
menginginkan agar guru melakukan pembahasan dari sudut pandang
diri guru tersebut.
2. Merefleksikan kembali informasi yang telah didapatkan untuk
dilakukan akurasi. Fungsi dari akurasi tersebut yakni agar tidak terjadi
kesalahpahalam mengenai informasi yang didapatkan.
3. Mulai berkolaborasi untuk bertukar pendapat. Selaku pengawas harus
memberikan kesempatan kepada guru untuk menyampaikan terlebih
dahulu ide-idenya. Jika pengawas terlebih dahulu menyampaikan
idenya maka guru tidak akan mengembangkan dan berpikir untuk
mencari ide dalam menyelesaikan masalah yang dihadapai.
4. Menyelesaikan masalah melalui diskusi. Dalam langkah ini pasti
adanya suatu perselisihan. Namun hal tersebut bermaksud untuk
memahamkan kepada guru agar mereka mampu menghadapi segala
tantagan dan risiko dari pendapat yang diajukan.
5. Melakukan penyelesaian masalah dan meningkatkan kualitas
pengembangan belajar. Langkah dalam penutup ini perlu
dilakukanpersiapan secara matang melalui tahap rancangan dalam
menyelesaikan masalah, biaya, dan waktu.