Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Adapun
laporan ini berjudul “Hiperemesis Gravidarum”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan
memberikan bimbingan dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan karena faktor keterbatasan pengetahuan dari penulis, maka penulis dengan
senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini.
Dan harapan penulis semoga hasil dari penyusunan laporan ini dapat dimanfaatkan bagi
generasi mendatang.
Akhir kata, melalui kesempatan ini penulis laporan mengucapkan banyak
terima kasih.

Banjarmasin, 01 Februari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................................................ 3

BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................................................ 4

2.1 Anatomi Fisiologi yang bermasalah pada Hiperemesis Gravidarum .................................... 4

2.2 Definisi Hiperemesis Gravidarum ......................................................................................... 7

2.3 Etiologi Hiperemesis Gravidarum ......................................................................................... 8

2.4 Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum ................................................................................. 8

2.5 Manifestasi Klinis Hiperemesis Gravidarum ........................................................................ 9

2.6 Pemeriksaan Diagnostik Hiperemesis Gravidarum............................................................. 11

2.7 Penataklaksanaan Medis ..................................................................................................... 12

2.8 Diagnosa Keperawatan Hiperemesis Gravidarum .............................................................. 12

2.9 Intervensi Keperawatan ....................................................................................................... 12

BAB 3 PENUTUP ....................................................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 14

3.2 Saran .................................................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering
kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula
timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah
hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan
muntah terjadi pada 60 – 80% primi gravida dan 40 – 60% multi gravida. Satu diantara
seribu kehamilan, gejala – gejala ini menjadi lebih berat.
Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG
(Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini
belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung lambung yang
berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun
demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan
sehari – hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang
disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat
ringannya penyakit.
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda
dan dikemukakan oleh 50 – 70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih 66%
wanita hamil trimester pertama mengalami mual- mual dan 44% mengalami muntah –
muntah. Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat
badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri,
keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum dan memerlukan perawatan di rumah sakit.
Perbandingan insidensi hiperemesis gravidarum
4 : 1000 kehamilan.
Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira – kira 5% dari ibu
hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi ketidakseimbangan
elektrolit. Mual dan muntah khas kehamilan terjadi selama trimester pertama dan paling
mudah disebabkan oleh peningkatan jumlah HCG. Mual juga dihubungkan dengan
perubahan dalam indra penciuman dan perasaan pada awal kehamilan.

1
Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali
selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atu
defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan. Insiden kondisi ini sekitar 3,5 per 1000
kelahiran. Walaupun kebanyakan kasus hilang dan hilang seiring perjalanan waktu, satu dari
setiap 1000 wanita hamil akanmenjalani rawat inap. Hiperemesis gravidarum umumnya
hilang dengan sendirinya (self-limiting), tetapi penyembuhan berjalan lambat dan relaps
sering umum terjadi. Kondisi sering terjadi diantara wanita primigravida dan cenderung
terjadi lagi pada kehamilan berikutnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksut dengan Anatomi Fisiologi Hiperemesis Gravidarum ?
2. Apa Definisi Hiperemesis Gravidarum ?
3. Apa Etiologi Hiperemesis Gravidarum ?
4. Bagaimana Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum ?
5. Bagaimana Manifestasi Klinis Hiperemesis Gravidarum ?
6. Bagaimana Pemeriksaan Diagnostic Hiperemesis Gravidarum ?
7. Bagaimana Penatalaksanaan Medis Hiperemesis Gravidarum ?
8. Apa Diagnose Keperawatan Hiperemesis Gravidarum ?
9. Bagaimana Intervensi Keperawatan Hiperemesis Gravidarum ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Anatomi Fisiologi Hiperemesis Gravidarum
2. Untuk mengetahui Definisi Hiperemesis Gravidarum
3. Untuk mengetahui Etiologi Hiperemesis Gravidarum
4. Untuk mengetahui Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum
5. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis Hiperemesis Gravidarum
6. Untuk mengetahui Pemeriksaan Diagnostic Hiperemesis Gravidarum
7. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Medis Hiperemesis Gravidarum
8. Untuk mengetahui Diagnose Keperawatan Hiperemesis Gravidarum
9. Untuk mengatahui Intervensi Keperawatan Hiperemesis Gravidarum

2
1.4 Manfaat Penulisan
Diharapkan kepada pembaca untuk mengerti dan memahami tentang Hiperemesis
Gravidarum pada ibu hamil yang mengalami Hiperemesis Gravidarum.

3
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Fisiologi yang bermasalah pada Hiperemesis Gravidarum


 Lambung
Berikut adalah beberapa bagian-bagian lambung :

1. Kardiak, adalah tempat pertama dari lambung, letaknya berada di bawah setelah
kerongkongan. Tempat ini adalah tempat pertama masuknya makanan setelah dari
kerongkongan. Kardiak merupakan bagian atas dari lambung.
2. Fundus, merupakan bagian tengah dari lambung. Pada bagian ini makanan akan
tersimpan selama kurang lebih 1 jam. Di dalam fundus, gas-gas akan terakumulasi ketika
proses pencernaan kimia terjadi di dalam lambung.
3. Korpus,merupakan wilayah pusat dari organ lambung. Di bagian korpuslah proses
pencernaan kimia akan terjadi.
4. Pilorus, merupakan bagian lambung yang berhubungan dengan usus dua belas jari. Pada
bagian ini makanan akan terkumpul dan mengalami proses pencernaan sebelum masuk ke
bagian usus dua belas jari. Pilorus akan bekerja dengan dipengaruhi pH dari makanan.
Jika makanan yang masuk ke pilorus bersifat asam maka otot-otot pada pilorus akan
mengendur sehingga pintu-pintu pilorus akan terbuka. Lain halnya jika makanan yang
masuk ke pilorus bersifat basa. Otot-otot pada pilorus akan berkontraksi akibatnya pintu-
pintu pilorus akan tertutup sehingga makanan tidak dapat dikeluarkan.

4
Lapisan Lambung

1. Lapisan Mucosa adalah lapisan pada dinding lambung yang akan mengeluarkan berbagai
jenis cairan. Cairan yang dimaksud seperti enzim, asam lambung, dan juga hormon.
Lapisan mucosa berbentuk seperti palung. Bentuk tersebut bermanfaat untuk
memperbesar perbandingan antara luas dan volume, sehingga volume getah lambung
yang dikeluarkan menjadi lebih banyak.
2. Lapisan Submucosa merupakan tempat di mana pembuluh darah vena dan arteri
ditemukan. Pembuluh darah vena dan arteri tersebut bermanfaat untuk menyalurkan
berbagai nutrisi makanan dan oksigen ke sel-sel dalam perut.
3. Lapisan Muscularis merupakan lapisan otot lambung yang membantu proses pencernaan
secara mekanis. Lapisan muscularis terbagi atas tiga bagian yaitu lapisan otot melingkar,
memanjang, dan menyerong. Ketiga otot tersebut akan menghasilkan kontraksi pada
lapisan lambung yang disebut dengan gerakan peristaltik. Gerakan peristaltik tersebut
akan membuat makanan yang ada di lambung diaduk-aduk.
4. Lapisan Serosa merupakan lapisan terluar dari lambung. Lapisan serosa bermanfaat untuk
melindungi lambung dari gesekan. Lapisan serosa melindungi perut dari gesekan dengan
anggota tubuh yang lain.

Fungsi Lambung
Lambung memiliki 2 fungsi utama dalam sistem pencernaan makanan, yakni:

1. Fungsi Motoris meliputi fungsi reservior, fungsi mencampur dan memecahkan makanan,
serta fungsi pengosongan lambung. Fungsi reservior lambung ialah untuk menyimpan
makanan sedikit demi sedikit untuk dicerna. Selain itu, lambung juga berguna untuk
mencampur dan memecah makanan menjadi bentuk partikel-partikel yang lebih kecil dan
mencampurkannya dengan berbagai jenis cairan atau getah lambung yang berada di dalam
lambung. Fungsi lambung lainnya juga untuk pengosongan. Fungsi pengosongan tersebut
dilakukan oleh bagian pilorus yang dipengaruhi oleh viskositas, volume, keasaman, dan
kerja.
2. Fungsi Sekresi dan Pencernaan

5
Fungsi lambung yang kedua adalah sebagai tempat sekresi dan juga pencernaan makanan.
Di dalam lambung terjadi proses pencernaan protein yang dilakukan oleh enzim pepsin
dan getah lambung. Di dalam lambung juga terjadi sintesis dan pengeluaran gastrin yang
dipengaruhidipengaruhi oleh asupan protein, peregangan autrum, dan alkalinisasi autrum.
Di dalam lambung terjadi proses sekresi yang memungkinkan proses absorpsi vitamin B12
dari usus halus bagian distal. Selain itu, di dalam lambung juga terjadi proses sekresi
mukus yang membentuk selubung pelindung untuk lambung, proses tersebut juga
memberikan pelumasan kepada makanan sehingga makanan menjadi lebih mudah untuk
dicerna.

 Hati

Batas atas hati terletak sejajar dengan ruang interkosta V sebelah kanan.
Batas bawah hati menyerong ke atas iga IX sebelah kanan ke iga VIII sebelah kiri. Pada
permukaan bagian belakang (posterior) hati berbentuk cekung serta memiliki celah
transversal sepanjang 5 cm dari sistem porta hepatis. Pada omentum minor terdapat mulai
sistem porta yang mengandung arteri hepatika, vena porta, serta duktus koledokus.
sedangkan sistem porta terletak di depan vena kava serta di balik kandung empedu. Pada
permukaan bagian depan (anterior) hati berbentuk cembung di bagi menjadi dua lobus
oleh adanya perlekatan ligamentum falsiform yaitu lobus kanan serta lobus kiri, lobus
kanan berukuran 2 kali lobus kiri. Pada bagian antara kandung empedu di lobus kanan
dengan ligamentum falsiform kadang ditemukan sebuah daerah yang disebut dengan
lobus kaudatus. Hati terbagi menjadi 8 segmen dengan fungsi yang berbeda.
Mikroskopis di dalam hati manusia terdapat 50.000 samapai 100.000 lobuli, setiap
lobulus berbentuk heksagonal yang terdiri atas sel hati berbentuk kubus yang tersusun

6
radial mengelilingi vena sentralis. Selain cabang-cabang vena porta juga arteri hepatika
yang mengelilingi perifer lobulus hati, serta terdapat salauran empedu yang berbentuk
kapiler (kanalikuli empedu yang berjalan diantara lembaran sel).

Hati mempunyai fungsi, diantaranya :


 Metabolisme (karbohidrat, apolipoprotein, asam lemak, simpanan vitamin alrut dalam
lemak, obat2an).
 Imonologi (pembuangann limfosit T CD8 teraktivasi, perkembangan limfosit B
fetus).
 Sintesis (urea, albumin, faktor pembekuan, haptoglobin, seruloplasmin, protein c
reaktif). tetapi fungsi hati yang paling utama adalah pembentukan serta ekskresi
empedu.
 Endokrin (sintesis 25-hidroksilae vitamin D)
 Ekskresi (metabolit ob*t, sistesis empedu).
 kemampuan untuk re-generasi sel-sel hati.
(Buku Kehamilan Oleh Lily Yulaikhah, s. Si. T)

2.2 Definisi Hiperemesis Gravidarum


Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan yang terjadi pada wanita
hamil sehingga menyebabkan terjadimya ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan
berat badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi.
(Buku Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis Gravidarum: Penerapan Konsep
dan Teori Keperawatan Oleh Runiari. N)

Ialah suatu keadaan (biasanya pada hamil muda) dimana penderita mengalami mual-muntah
yang berlebihan, sedemikian rupa sehingga menganggu aktivitas dan kesehatan penderita
secara keseluruhan. (Buku Prosedur Tetap Obstetri & Ginekologi Oleh Dr. Chrisdiono M.
Achadiat, Sp. OG)

7
Ialah mual-muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan
bahkan dapat membahyakan hidupnya. (Buku Kapikta Selekta Penataklaksanaan Rutin
Obstetri Ginekologi dan KB)

Adalah kondisi dimana seorang wanita hamil mengalami perasaan mual yang sangar berat,
sampai muntah-muntah dan bahkan tidak bisa makan sedikitpun. (Buku Mengenali Keluhan
Anda Oleh Dr. A Khrishna)

2.3 Etiologi Hiperemesis Gravidarum


Kondisi ini diperkirakan oleh karena adanya peningkatan hormone kehamilan secara cepat.
Hormon kehamilan ini disebut HCG (Human Chorionic Gonadotropin), yang diproduksi oleh
ari-ari. (Buku Mengenali Keluhan Anda Oleh Dr. A Khrishna)

2.4 Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum


Diawali dengan mual muntah yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan dehidrasi,
tekanan darah menurun, dan dieresis menurun. Hal ini menimbulkan perfusi ke jaringan
menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2.
Oleh karena itu, dapat terjadi perubahan metabolic menuju ke arah anaerobic yang
menimbulkan benda keton dan asam laktat. Muntah yang berlebih dapat menimbulkan
gangguan fungsi alat vital berikut ini.
1. Liver
a. dehidrasi
b. gangguan fungsi sel liver dan terjadi ikterus
c. terjadi pendarahan pada parenkim liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi
umum
2. Ginjal
a. dehidrasi
b. terjadi pendarahan dan nekrosis sel ginjal
c. system saraf pusat
mual muntah yang berkelanjutan dapat menimbulkan gangguan fungsi umum alat-alat
vital dan menimbulkan kematian.

8
(Buku Pengantar Kuliah Obstetri Oleh Prof. dr. I.B.G. Manuaba, Sp.OG(K), dkk)

Patofisiologi hiperemesis gravidarum masih belum jelas (Meltzer, 2000; Neill & Nelson,
2003, Edelman, 2004); namun peningkatan kadar progesterone, estrogen, danhuman
chorionic gonadotropin (hCG) dapat menjadi faktor pencetus mual dan mundah.
Peningkatan hormone progesterone menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal
mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung menurun dan pengosongan lambung
melambat. Refluks esofagus penurunan motilitas lambung, dan penurunan sekresi asam
hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah. Hal ini diperberat
dengan adanya penyebab lain berkaitan dengan faktor psikologis, spiritual, lingkungan, dan
sosiokultural.
Kekurangan intake dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga
cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida dalam darah maupun dalam
urin turun, selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi sehingga menyebabkan aliran
darah ke jaringan berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekskresi lewat ginjal berakibat frekuensi muntah bertambah banyak, sehingga
dapat merusak hati.
Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan dengan malnutrisi dan
dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya nonprotein nitrogen, asam urat, urea, dan
penurunan klorida dalam darah. Kekurangan vitamin B1, B6, dan B12 mengakibatkan
terjadinya neuropati perifer dan anemia; bahkan pada kasus berat kekurangan vitamin B1
dapat mengakibatkan terjadinya wernicke enchelopati.
(Buku Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis Gravidarum: Penerapan
Konsep dan Teori Keperawatan Oleh Runiari. N)

2.5 Manifestasi Klinis Hiperemesis Gravidarum


Gejala utama dari Hiperemesis Gravidarum yaitu:
 perasaan mual yang berat dan terus menerus. Penderita biasanya mengalami penurunan
berat badan karena tidak bisa makan apapun. Apabila dipaksakan makan, penderita akan
memuntahkan semua isi perutnya
 perasaan pusin, lemas dan bahkan bisa sampai pingsan

9
tanda-tanda dehidrasi misalnya lemas, kulit kering, bibir kering, keringat dingin, dan
sebagainya. (Buku Mengenali Keluhan Anda Oleh Dr. A Khrishna)

Tanda dan gejala, yaitu:


 sering muntah (lebih dari 10kali per 24 jam)
 tenggorokan terasa kering dan terus-menerus merasa haus
 kulit menjadi keriput (dehidrasi)
 berat badan mengalami penyusutan
 pada keadaan yang berat dapat terjadi ikterus sampai dengan gangguan syaraf/kesadaran.
(Buku Prosedur Tetap Obstetri & Ginekologi Oleh Dr. Chrisdiono M. Achadiat, Sp. OG)

Menurut berat ringannya gejala, Hiperemesis Gravidarum dapat dibagi dalam tiga tingkatan.
a. Tingkat I
Muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum. Pada tingkatan ini klien
merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium.
Nadi meningkat sekitar 100x/menit, tekanan darah sistol menurun, dapat disertai
peningkatan suhu tubuh, turgor kulit berkurang, lidah kering, dan mata cekung.
b. Tingkat II
Klien tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah kering dan tampak
kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun, sehu kadang-kadang naik,
hemokonsentrasi, oliguria, dan konstipasi.
c. Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai
koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, serta suhu meningkat. Komplikasi
fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai wernicke ensefalopati. Gejala yang
dapat timbul seperti nistagmus, zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya
ikterus menunjukkan terjadinya payah hati. Pada tingkatan ini juga terjadi perdarahan dari
esophagus, lambung dan retina.
(Buku Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis Gravidarum: Penerapan
Konsep dan Teori Keperawatan Oleh Runiari. N)

10
2.6 Pemeriksaan Diagnostik Hiperemesis Gravidarum
Pertama, dokter akan memeriksa kondisi tubuh penderita.
 Tekanan darah, hasil pemeriksaan tekanan darah pada penderita biasanya rendah.
 Detak jantung, penghitungan detak jantung penderita memperlihatkan detak jantung
penderita kondisi ini lebih cepat daripada wanita hamil yang normal.
Kedua, test darah dan kencing untuk mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh biasanya
memperlihatkan dehidrasi dan juga untuk mengetahui fungsi organ tubuh yang lain seperti
ginjal, jantung dan pecernaan penderita. Juga diperlukan untuk mengecek hormone HCG.
Ketiga, pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk mengetahui apakah penderita hamil kembar
atau hamil anggur. (Buku Mengenali Keluhan Anda Oleh Dr. A Khrishna)

Pemeriksaan diagnostiknya, yaitu:


 Pemeriksaan darah lengkap
 Pemeriksaan urine lengkap
 Tes fungsi hati (kalau perlu)
(Buku Prosedur Tetap Obstetri & Ginekologi Oleh Dr. Chrisdiono M. Achadiat, Sp. OG)

Pemeriksaan diagnostic, yaitu:


a. Urinalisis untuk menentukan adanya infeksi dan/atau dehidrasi meliputi pemeriksaan
keton, albumin, dan berat jenis urin.
b. Kadar hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht).
c. Pemeriksaan elektrolit jika terjadi dehidrasi dan diduga terjadi muntah berlebihan meliputi
pemeriksaan natrium, kalium, klorida, dan protein.
d. Pemeriksaan Blood Urea Nitrogen (BUN), nonprotein nitrogen, dan kadar asam.
e. Tiroid Stimulating Hormon (TSH) untuk menentukan penyakit pada tiroid.
f. CBC, amilase, lipase, keadaan hati atau jika diduga terjadi infeksi sebagai penyebab
g. Foto abdomen jika ada indikasi gangguan abdomen akut.
h. Kadar hCG jika diduga kehamilan multiple atau mola hidatiformis.
(Buku Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis Gravidarum: Penerapan Konsep
dan Teori Keperawatan Oleh Runiari. N)

11
2.7 Penataklaksanaan Medis
Penataklaksanaan Hiperemesis Gravidarum berdasarkan factor penyebab. (Buku Pengantar
Kuliah Obstetri Oleh Prof. dr. I.B.G. Manuaba, Sp.OG(K), dkk)

Penatalaksanaan mual dan muntah pada kehamilan tergantung pada beratnya gejala.
Pengobatan dilakukan mulai dari yang paling ringan dengan perubahan diet sampai
pendekatan dengan pengobatan antiemetik, rawat inap, atau pemberian nutrisi parenteral.
Pengobatan terdiri atas terapi secara farmakologi dan nonfarmakologi. Terapi farmakologi
dilakukan dengan pemberian antiemetik, antihistamin, antikolinergik, dan kortikosteroid.
Terapi nonfarmakologi dilakukan dengan cara pemberian diet, dukungan emosional,
akupuntur, dan jahe.
(Buku Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis Gravidarum: Penerapan
Konsep dan Teori Keperawatan Oleh Runiari. N)

2.8 Diagnosa Keperawatan Hiperemesis Gravidarum


1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
3. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan aktif (mual dan muntah
berlebihan)
4. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan energi dan kelelahan.
(Buku Saku Diagnosis Keperawatan : diagnosis NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC
Oleh Wilkinson. J.M, dan Ahern. N.R)

2.9 Intervensi Keperawatan


1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah.
Intervensi keperawatan:
 identifikasi faktor pencetus mual dan muntah
 catat warna, jumlah, dan frekuensi muntah
 minimalkan faktor yang dapat menyebabkan mual dan muntah

12
 instruksikan pasien agar menarik napas dalam, perlahan dan menelan secara
sadar
 pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan
 berikan pasien minuman dan kudapan bergizi, tinggi protein, tinggi kalori
Kolaborasi
 berikan obat antiemetik sebelum makan atau sesuai jadwal yang di anjurkan.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.


Intervensi keperawatan:
 tentukan penyebab keletihan
 pantau asupan nutrisi untuk menentukan sumber energi yang adekuat

3. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan aktif (mual dan muntah
berlebihan)
Intervensi keperawatan:
 pantau status hidrasi
 tingkatkan asupan oral
Kolaborasi:
 berikan terapi IV, sesuai program.

4. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan energi dan kelelahan.


Intervensi keperawatan:
 pantau kecepatan, irama, kedalaman, dan upaya pernapasan
 pantau pola pernapasan
 pantau pergerakan dada
 auskultasi suara napas.
(Buku Saku Diagnosis Keperawatan : diagnosis NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC
Oleh Wilkinson. J.M, dan Ahern. N.R)

13
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adalah kondisi dimana seorang wanita hamil mengalami perasaan mual yang sangar berat,
sampai muntah-muntah dan bahkan tidak bisa makan sedikitpun.
Kondisi ini diperkirakan oleh karena adanya peningkatan hormone kehamilan secara cepat.
Tanda dan gejala berupa sering muntah (lebih dari 10kali per 24 jam), tenggorokan terasa
kering dan terus-menerus merasa haus, kulit menjadi keriput (dehidrasi) dan berat badan
mengalami penyusutan.
Penataklaksanaan di berikan dokter sesuai dengan factor penyebabnya.

3.2 Saran
Bagi Klien/keluarga , diharapkan agar setiap ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara
teratur untuk mendeteksi adanya kelainan yang bisa terjadi pada masa kehamilan.
Mengkonsumsi makanan yang tinggi akan zat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Krishna. A. 2013. Mengenali Keluhan Anda. Informasi Medika.


M. Achadiat, Chrisdiono. 2004. Prosedur Tetap Obstetri & Ginekologi. Jakarta: EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapikta Selekta Penataklaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi
dan KB. Jakarta: EGC.
Manuaba,I. B. G, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Runiari. N. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis Gravidarum:
Penerapan Konsep dan Teori Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.
Wilkinson. J.M, dan Ahern. N.R. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: diagnosis NANDA,
intervensi NIC, kriteria hasil NOC, ahli bahasa Esty Wahyuningsih. Jakarta: EGC.
Yulaikhah, Lily. 2015. Kehamilan. Penerbit: EGC.

15

Anda mungkin juga menyukai