Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nasikh Dan Mansukh ………………………………………………2


 syarat-syarat naskh ……………………………………………………..2
 Beberapa perkara seputar nasikh dan mansukh ……………….………..3
B. Macam-macan Nasikh ………………………………………………………….4
C. Perbedaan Nasakh dengan Takhsis …………………………………………….5
 Contoh ayat nasikh dan mansukh) …………………………..…………6

SIMPULAN ………………………………………………………………...……….. 9

DAFTAR PUSTAKA ……………………………..…………………………..……. 10


PEMBAHASAN

A. Pengertian Nasikh Dan Mansukh

Nasikh menurut bahasa dipergunakan untuk arti izalah(menghilangkan).


Misalnya nasahati syamsu dhal’a artinya, matahari menghilangkan bayang-bayang. Kata nashk
juga dipergunakan untuk makna memindahkan sesuatu dari suatu tempat ke tempat lain.
Misalnya: nasahetu kitaba artinya, saya memindahkan (menyalin) apa yang ada dalam buku.
Menurut istilah naskh ialah mengangkat (menghapuskan) hukum syara’ dengan dalil hukum
(khitab) syara’ yang lain. Dengan perkataan “hukum”, maka tidak termaksud dalam pengertian
nashk menghapuskan “kebolehan” yang bersifat asal (al-bara’ah al-asliyah). Dan kata-kata
“dengan khitab syara’” mengecualikan pengangkatan (penghapusan) hukum disebabkan mati atau
gila, atau penghapusan dengan ijma’ atau qiyas.[[1]]

Mansukh adalah hukum yang diangkat atau dihapuskan kepada ayat mawaris atau hukum
yang terkandung di dalamnya, misalnya, adalah menghapuskan (nasikh) hukum wasiat kepada
kedua orang tua atau kerabat (mansukh).

Takhsis adalah mengeluarkan sebagian dari pada satuan-satuan yang masuk didalam lafadz
‘amm dan lafadz ‘amm itu hanya berlaku bagi satuan-satuan yang masih ada. Yang tidak
dikeluarkan dari ketentuan lafadz atau dalil ‘amm. Ketika membicarakan lafadz ‘am dan lafadz
khas, tidak bisa terlepas dari thaksis. Menurut ulama ushul fiqih, thaksis adalah penjelasan
sebagian lafadz ‘amm bukan seluruhnya. Atau dengan kata lian, menjelaskan sebagian dari satuan-
satuan yang dicakup oleh lafadz ‘amm dengan dalil. [[2]]

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam naskh diperlukan syarat-syarat berikut :

1. Hukum yang mansuhk adalah hukum syara’.

2. Dalil penghapusan hukum tersebut adalah khitab syar’i yang datang lebih kemudian dari khitab
yang hukumnya mansukh.

AGAMA ISLAM V - NASIKH DAN MANSUKH 2


3. Khitab yang mansukh hukumnya tidak terikat (dibatasi) dengan waktu tertentu. Sebab jika tidak
demikian maka hukum akan berakhir dengan perkara.

Beberapa perkara yang perlu kita ketahui seputar nasikh dan mansukh adalah :

a. Hukum yang dihapus adalah hukum yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf seperti
hukum wajib, sunnah, mubah, haram dan makruh, adapun yang berhubungan dengan kabar seperti
nama dan sifat Allah, kisah-kisah para Nabi, janji dan ancaman dan keutamaan amal maka tidak
berlaku nasikh mansukh.

b. Tidak ada nasakh untuk suatu hukum yang telah ditetapkan oleh syari’at karena adanya unsur,
seperti gila, mati dan lain-lain.

c. Hukum yang telah ditetapkan oleh dalil syari’at dan ia mempunyai waktu yang telah ditentukan
lalu waktunya telah habis maka tidak disebut nasakh, seperti ayat tentang sholat jum’at.

d. Dalil yang menasikh (menghapus) wajib datangnya kemudian dari dalil yang dimansukh, dan jika
dalil tersebut sebatas mengecualikan keumuman atau mengikat dalil yang mutlak, atau syarat
tertentu maka tidak disebut nasakh.

e. Nasakh tidak berlaku pada maksud-maksud (kaidah) syari’at yang bersifat umum seperti kaidah
kesulitan mendatangkan kemudahan dan lain-lain, tidak pula pada hukum amaliyah yang
ditunjukkan oleh dalil bahwa ia untuk selama-lamanya seperti hadits yang menyebutkan bahwa
hijrah tidak akan terputus sampai taubat terputus.

f. Nasikh mansukh harus terjadi ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam masih hidup, adapun
setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam wafat maka hukum telah menjadi tetap tidak bisa dihapus
oleh ijma’ atau pendapat shahabat, atau qiyas atau ro’yu.

g. Nasakh harus ada gantinya dengan hukum lain.

AGAMA ISLAM V - NASIKH DAN MANSUKH 3


Syaikh Muhamad bin Al Amin Asy Syanqithi rahimahullah berkata: “Ketahuilah
sesungguhnya perkatan sebagian ahli ushul yang membolehkan nasakh tanpa ada gantinya adalah
pendapat yang batil tanpa ragu. karena ia bertentangan dengan firman Allah Ta’ala :

َ ‫َّللاَ َعلَى ُك ِِّل‬


‫ش ْيءٍ قَدِير‬ ِ ْ ‫س ْخ ِم ْن آ َي ٍة أ َ ْو نُ ْن ِس َها نَأ‬
َّ ‫ت ِب َخي ٍْر ِم ْن َها أ َ ْو ِمثْ ِل َها أَلَ ْم تَ ْعلَ ْم أَ َّن‬ َ ‫َما نَ ْن‬

“Ayat mana saja yang Kami nasakhkan (hapuskan), atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya,
Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. tidakkah kamu
mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?” (Al Baqarah : 106)

B. Macam-macan Nasikh

1. Macam-macam nasikh, dilihat dari nash yang mansukh (dihapus) ada 2 bagian :

a. Nasikh yang Mansukh hukumnya, namun lafazhnya tetap.

Inilah jenis Nash Mansukh yang paling banyak yaitu hukum syar’i dihapuskan, tidak diamalkan,
namun lafazhnya tetap.

Hikmah naskh jenis ini adalah : tetapnya pahala membaca ayat tersebut dan
mengingatkan umat tentang hikmah naskh, terlebih dalam hukum yang diringankan dan
dimudahkan.[[3]]

Contohnya firman Allah Azza wa Jalla

َ‫صابِ ُرونَ يَ ْغ ِلبُوا ِمائَتَي ِْن َوإِن َّي ُكن ِِّم ْن ُك ْم ِمائ َة َي ْغ ِلبُوا أَ ْلفًا ِِّمنَ الَّذِين‬
َ َ‫ض ْال ُمؤْ ِمنِينَ َعلَى ْال ِقت َا ِل إِن يَ ُكن ِ ِّمن ُك ْم ِع ْش ُرون‬ ُّ ِ‫يَآأَيُّ َها النَّب‬
ِ ‫ي َح ِ ِّر‬
َ‫َكفَ ُروا بِأ َ َّن ُه ْم قَ ْوم الَ يَ ْفقَ ُهون‬

“Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mu'min itu untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang
sabar diantara kamu niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada
seratus orang (yang sabar) diantaramu, maka mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-
orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti”. (Al Anfal : 65)

AGAMA ISLAM V - NASIKH DAN MANSUKH 4


Ayat ini menunjukkan kewajiban bersabarnya 20 umat Islam berperang menghadapi 200
orang-orang kafir dan bersabarnya 100 umat Islam berperang menghadapi 1000 orang-orang
kafir.[[4]]

b. Nasikh yang Mansukh Lafazhnya, namun hukumnya tetap.

Al-Aamidi rahimahullah menyatakan bahwa ulama telah bersepakat atas terjadinya naskh
(penghapusan) tulisan/lafazh, tanpa nasikh hukumnya, berbeda dengan anggapan kelompok yang
menyendiri dari kalangan Mu’tazilah.

C. Perbedaan Nasakh dengan Takhsis

a. Nasakh dan takhsis memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaanya antara lain, terletak pada
fungsinya, yakni untuk membatasi kandungan suatu hukum. Keduanya berfungsi untuk
menghususkan sebagian kandungan dari suatu lafadz. Hanya saja, takhsis lebih khusus pada
pembatasan berlakunya hukum yang umum, sedangkan nasakh menekankan pembatasan suatu
hukum pada masa tertentu.

b. Adapun perbedaan diantara keduanya adalah: takhsis merupakan penjelasan mengenai


kandungan suatu hukum yang umum menjadi berlaku khusus sesuai dengan lafadz yang
dikhususkan tersebut. Sedangkan nasakh menghapus atau membatalkan semua kandungan hukum
yang ada dalam suatu nasakh dan yang sebelunya telah berlaku. (Al-Bukhari : 876)

AGAMA ISLAM V - NASIKH DAN MANSUKH 5


( ayat nasikh dan mansukh):

َّ ُ‫فَأ َ ۡينَ َما تُ َولُّواْ فَثَ َّم َو ۡجه‬


َّ ‫ٱّللِۚ إِ َّن‬
1 ‫ٱّللَ َوٲ ِسع َع ِليم‬ ُ‫ث َما ُكنت ُ ۡم فَ َولُّواْ ُو ُجو َه ُك ۡم ش َۡط َره‬
ُ ‫َو َح ۡي‬

Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah


maka ke manapun kamu menghadap di situlah
mukamu ke arahnya...(Q.S. Al-Baqarah: 144
wajah Allah. ...(Q.S. Al-Baqarah: 115).
dan 150).

2 ‫ت َو ۡٱل ُهدَ ٰى‬


ِ ‫ِإ َّن ٱلَّذِينَ َي ۡكت ُ ُمونَ َما ٓ أَنزَ ۡلنَا ِمنَ ۡٱل َب ِِّينَ ٰـ‬ ُ‫ِإ َّال ٱلَّذِينَ ت َابُواْ َوأَصۡ لَ ُحواْ َو َبيَّن‬

Sesungguhnya orang-orang yang


kecuali mereka yang telah taubat dan
menyembunyikan apa yang telah Kami
mengadakan perbaikan ... (Q.S. Al-Baqarah:
turunkan berupa keterangan-keterangan [yang
159).
jelas] dan petunjuk, .. (Q.S. Al-Baqarah: 159).

ُ‫صيَّة‬ِ ‫ض َر أ َ َحدَ ُك ُم ۡٱل َم ۡوتُ ِإن ت ََركَ خ َۡي ًرا ۡٱل َو‬
َ ‫ب َعلَ ۡي ُك ۡم ِإذَا َح‬
َ ِ‫ن ُكت‬ ِّ ِ ‫ٱّللُ فِ ٓى أ َ ۡولَ ٰـ ِدڪ ُۡمۖ ِللذَّك َِر ِم ۡث ُل َح‬
ۚ ِ ‫ظ ۡٱۡلُنثَيَ ۡي‬ َّ ‫ُوصي ُك ُم‬
3 ۡ َ ۡ ۡ ۡ
َ‫ِلل َوٲ ِلدَي ِن َوٱۡلق َربِين‬ ِ ‫ي‬

Diwajibkan atas kamu, apabila seorang diAllah mensyari’atkan bagimu tentang


antara kamu kedatangan [tanda-tanda] maut,[pembagian pusaka untuk] anak-anakmu.
jika ia meninggalkan harta yang banyak,Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama
berwasiat untuk ibu-bapak dan karibdengan bahagian dua orang anak perempuan;...
kerabatnya ... (Q.S. Al-Baqarah: 180). (Q.S. An-Nisa: 11).

َّ ‫فَإِ ِن ٱنت َ َہ ۡواْ فَإِ َّن‬


4 ‫ٱّللَ َغفُور َّر ِحيم‬ ُ ‫فَ ۡٱقتُلُواْ ۡٱل ُم ۡش ِركِينَ َح ۡي‬
‫ث َو َجدت ُّ ُموه ُۡم‬

AGAMA ISLAM V - NASIKH DAN MANSUKH 6


Kemudian jika mereka berhenti [dari memusuhi
maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di
kamu], maka sesungguhnya Allah Maha
mana saja kamu jumpai mereka,... (Q.S. At-
Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al-
Taubah: 5).
Baqarah: 192)

5 ۗ‫َّوإِن ت ََولَّ ۡواْ فَإِنَّ َما َعلَ ۡيكَ ۡٱلبَلَ ٰـ ُغ‬ ُ ‫فَ ۡٱقتُلُواْ ۡٱل ُم ۡش ِركِينَ َح ۡي‬
‫ث َو َجدت ُّ ُموه ُۡم‬

dan jika mereka berpaling, maka kewajiban maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di
kamu hanyalah menyampaikan [ayat-ayat mana saja kamu jumpai mereka,... (Q.S. At-
Allah]. .. (Q.S. Ali-Imran: 20) Taubah: 5).

6 ‫ڪفَ ُرواْ بَعۡ دَ إِي َم ٰـنِ ِہ ۡم‬


َ ‫ٱّللُ قَ ۡو ًما‬ َ ‫ك َۡي‬
َّ ‫ف َيهۡ دِى‬ ‫إِ َّال ٱلَّذِينَ ت َابُواْ ِم ۢن بَعۡ ِد ذَٲلِكَ َوأَصۡ لَ ُحو‬

Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kecuali orang-orang yang taubat, sesudah [kafir]
kaum yang kafir sesudah mereka beriman,.. itu dan mengadakan perbaikan (Q.S. Ali-Imran:
(Q.S. Ali-Imran: 86) 89).

7 َ ِِّ‫َو َال تَن ِك ُحواْ َما نَ َك َح َءابَآؤُ ڪُم ِِّمنَ ٱلن‬


‫سا ٓ ِء‬ ۚ‫ف‬ َ ‫ِإ َّال َما قَ ۡد‬
َ َ‫سل‬

Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita


terkecuali pada masa yang telah lampau. (Q.S.
yang telah dikawini oleh ayahmu, (Q.S.
An-Nisa: 22).
An-Nisa: 22).

8 ۗ‫سو ِل ِإ َّال ۡٱلبَلَ ٰـ ُغ‬ َّ ‫َّما َعلَى‬


ُ ‫ٱلر‬ ُ ‫فَ ۡٱقتُلُواْ ۡٱل ُم ۡش ِركِينَ َح ۡي‬
‫ث َو َجدت ُّ ُموه ُۡم‬

AGAMA ISLAM V - NASIKH DAN MANSUKH 7


maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di
Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah
mana saja kamu jumpai mereka,... (Q.S. At-
menyampaikan, (Q.S. Al-Ma'idah: 99)
Taubah: 5).

AGAMA ISLAM V - NASIKH DAN MANSUKH 8


Simpulan

Nasikh yaitu menghapus suatu hukum syara’ dengan dalil syara’ yang datang kemudian.
Sedangkan mansukh yaitu hukum syara’ yang menempati posisi awal, yang belum diubah dan
belum diganti dengan hukum syara’ yang datang kemudian.

Ada dua pendapat para ulama tentang teori nasikh-mansukh yaitu ada yang mendukung
atau setuju dan ada yang menolak atau tidak setuju jika terdapat nasikh dan mansukh didalam al-
Quran.

Urgensi mempelajari nasikh dan mansukh adalah untuk mengetahui proses tashri’
(penetapan dan penerapan hukum) Islam dan untuk menelusuri tujuan ajaran, serta illat hukum
(alasan ditetapkannya suatu hukum).

AGAMA ISLAM V - NASIKH DAN MANSUKH 9


DAFTAR PUSTAKA

Abdul HA,Djalal,H.Prof.,Dr. 2000. Ulumul Qur’an (Edisi Lengkap) Surabaya : Dunia Ilmu

Al-Ihkaami, Fii Ushulil Fiqh, Jakarta: Bulan bintang 2000.

DR. Anwar Rosihon M.Ag, Ulum Al-Quran, Bandung: Pustaka Media, 2008.

Al Qur’an dan Terjemahan, Prof. R. H. A Soenarjo S. H.

[1] Syeikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, Ushulul Fiqih, h. 45

[2] Maman abd djaliel, Ilu Ushul Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 206

[3] Syaikh Dr. Ali bin Sa’id bin Shalih Adh-Dhuweihi

[4] Al-Amidi ; dinukil dari Syarh Al-Waraqat Fii Ushulil Fiqh, karya Syeikh Abdullah bin Shalih
Al-Fauzan, Al-Ihkaam 3/154, h. 170

AGAMA ISLAM V - NASIKH DAN MANSUKH 10

Anda mungkin juga menyukai