Anda di halaman 1dari 3

KAPITALISME DALAM PANDANGAN MAQOSHIDU SYARI’AH

ANALISA WACANA KRITIS KLAIM ISLAM SEJALAN DENGAN KAPITALISME

OLEH: MASLAM DANURI


Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum penulisan karya ilmiah/Fakultas ushuluddin/Jurusan
Tafsir hadist UIN Syarif hidayatullah Jakarta /NIM 108034000025

Kapitalisme; Formasi Sistem Sosial Ekonomi

Kapitalisme jika dilihat dari segi etimologi yaitu berasal dari dua kata “Capital (modal) dan
Isme (paham atau cara pandang). Namun jika kita telusuri makna dari kapitalisme sendiri
yaitu berasal dari bahasa latin caput yang berarti “kepala”. Arti ini menjadi jelas, misalnya
dalam istilah “pendapatan per kapita” atau pendapatan per kepala. Apa hubungannya dengan
“capital” yang lain yang sering kita terjemahkan sebagai “modal”? Konon kekayaan
penduduk Romawi kuno diukur oleh berapa kepala hewan ternak yang ia miliki1. Semakin
banyak caput-nya, semakin sejahtera. Tidak mengherankan, jika kemudian mereka
“mengumpulkan” sebanyak-banyaknya caput.

Kapitalisme atau Kapital adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat
produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan membuat keuntungan dalam
ekonomi pasar.2 Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sepertihalnya Ebenstein,
menyebut kapitalisme sebagai sistem sosial yang menyeluruh, lebih dari sekedar sistem
perekonomian. Ia mengaitkan perkembangan kapitalisme sebagai bagian dari gerakan
individualisme. Sedangkan Hayek, memandang kapitalisme sebagai perwujudan liberalisme
dalam ekonomi. Menurut Ayn Rand, kapitalisme adalah “a social system based on the
recognition of individual rights, including property rights, in which all property is privately
owned”. (Suatu sistem sosial yang berbasiskan pada pengakuan atas hak-hak individu,
termasuk hak milik di mana semua pemilikan adalah milik privat). Heilbroner, secara dinamis
menyebut kapitalisme sebagai formasi sosial yang memiliki hakekat tertentu dan logika yang
historis-unik. Logika formasi sosial yang dimaksud mengacu pada gerakan-gerakan dan
perubahan-perubahan dalam proses-proses kehidupan dan konfigurasi-konfigurasi
kelembagaan dari suatu masyarakat. Istilah “formasi sosial” yang diperkenalkan oleh Karl
Marx ini juga dipakai oleh Jurgen Habermas. Dalam Legitimation Crisis (1988), Habermas
menyebut kapitalisme sebagai salah satu empat formasi sosial (primitif, tradisional,
kapitalisme, post-kapitalisme).

Krisis Ekonomi Global; Sekaratnya Sistem Kapitalisme

Dibawah kepemimpinan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di Eropa barat, krisis global
ditubuh Negeri-negeri Kapitalis tersebut tumbuh secara bertahap, bahkan diluar dugaan krisis
ekonomi global terjadi begitu cepat dan terus merosot semakin memburuk. Faktanya bahwa
krisis tersebut, kini semakin hebat, kronis dan terus meluas. Krisis ekonomi dan keuangan

1
Artikel materi Prakondisi PETA II SMI Cab. Semarang Pada tanggal 15 Pebruari 2014 di Semarang
2
Oxford Dictionaries. "capitalism. an economic and political system in which a country’s trade and
industry are controlled by private owners for profit, rather than by the state." Retrieved 4 January 2013
global yang terjadi di AS pada tahun 2008 akibat over-produksi atas barang-barang teknologi
tinggi, elektronik dan senjata telah menyebabkan depresi ekonomi dunia yang berat hingga
sekarang. Situasi tersebut, kini semakin merosot dan diperparah oleh krisis keuangan akibat
kerakusan spekulasi keuangan yang tak terkendali oleh sistem kapitalistik itu sendiri. Barang-
barang komoditas produksi massal yang dihasilkan semakin menumpuk di tengah
perkembangan pasar yang semakin menyempit dan merosotnya daya beli rakyat.

Krisis susulan pasca krisis keuangan 2008-2009 yang menimpa perusahaan-perushaan besar
dunia, kini menjelma menjadi krisis utang yang menimpa negeri-negeri besar seperti AS dan
Uni Eropa seperti Yunani, Portugal, Spanyol, Italia, Irlandia, dan Hongaria. Krisis utang ini
meliputi masalah pembengkakan utang publik yang telah melewati batas wajar karena
melebihi PDB suatu negeri dan masalah ancaman gagal bayar (default). Krisis utang publik
tersebut, kini telah membawa dampak serius terhadap moneter, perbankan, kemerosotan
ekonomi, naiknya jumlah pengangguran dan kemiskinan. Kemerosotan ekonomi yang
menimpa dunia sekarang ini menandakan ketidakberdayaan seluruh negeri ekonomi terkuat
dunia (G-8) beserta institusi keuangan dunia bentukan negeri-negeri kapitalis Barat (IMF,
Bank Dunia, EOCD, ADB). Skema dana talangan (Bail-out) yang selalu menjadi solusi
utama (andalan) dalam menyelesaikan krisisnya, sejak fase perkembangan dari system
kapitalisme hingga saat ini, tidak pernah terbukti mampu menyelesaikan krisis yang
dideritanya.

Sebagai sistem ekonomi dan nilai hidup yang dianut dalam bernegara, kapitalisme memeiliki
watak “Eksploitatif (Penghisapan tenaga kerja lewat skema politik upah murah dan
outsourching dan Pengerukan Sumber daya alam yang destruktif), Akumulatif (Penumpukan
bahan mentah dan hasil produksi), dan Ekspansif (Perluasan: Penguasaan atas
pasar)” adalah cermin kerakusan dari sistem kapitalisme. Dengan watak tersebut secara
alamiah Kapitalisme melahirkan Imperialisme yang akhirnya adalah krisis. Dari berbagai
tesis yang pernah ada, tidak terbantahkan bahwa ketika krisis kapitalisme terjadi ia tidak akan
pernah mampu menyelesaikan deritanya atas krisis tersebut kecuali dengan jalan kehancuran
yaitu perang.3

Membongkar Wacana Islam Sejalan Dengan Kapitalisme

Ditengah kondisi obyektif krisis Kapitalisme diatas, jika kita uji mengenai skema maslahah
terhadap kapitalisme dalam konsep maqoshidu syari’ah mengenai Tiga hirarki kemaslahatan
dimana ternyata dalam kapitalisme tidak terjadi sinergitas antara alemen Dharuriyat (primer),
Hajiyat (sekunder) dan Tahsiniyat (tersier)4. dalam pola pembangunan sistem ekonomi yang
equal dalam mewujudkan keadilan ekonomi antar manusia.

-juga- masih banyak sarjana, ilmuan dan para pemikir barat yang melegitimasi islam sejalan
dengan kapitalisme salah satunya Maxim Rodinson dalam bukunya Islam Dan Kapitalisme, -

3
Sandy, Sekaratnya Sistem kapitalisme, “Brosur Kampanye Anti Imperialisme FMN disadur dari
berita internasional Antara” (Jakarta: Div AGITPROP FMN, 2010)
4
Arwani Syaerozi, Klasifikasi Maqasid Syari'ah, artikel materi soutcourse (MS PSPP UIN Jakarta:
2011)
lewat tesisnya mengenai Hak milik ia mewacanakan bagaimana dalam persoalan tersebut,
Islam dan Kapitalisme sebagai formasi sistem social ekonomi sama-sama menjamin hak
kepemilikan individu dalam sector ekonomi bahwa dimana semua kepemilikan adalah hak
milik privat- ia muncul mewacanakan klaim bahwa sistem kapitalisme sejalan dengan islam.
Disini penulis mengarisbawahi bahwa apa yang diwacanakan oleh Maxim Rodinson lewat
bukunya adalah bagian dari usaha -apa yang di sebut oleh Michele Foulcault dalam analisis
wacana kritisnya sebagai hubungan antara pengetahuan dan kekuasaan- Dimana kapitalisme
sebagai basis structur membutuhkan wacana pengetahuan yang mampu melegitimasi Kuasa
kapitalisme dalam struktur atas kuasa politik, budaya, pendidikan, sosial terkhusus pasar,
agar masyarakat bisa tetap tunduk dibawah kehendak sistem kapitalisme walaupun krisis
yang hebat sedang terjadi disana, disini penulis memposisikan Maxim Rodinson dan yang
semisalnya sebagai agen Kapitalisme di medan wacana. Karena penulis meyakini tidak ada
pengetahuan tanpa kekuasaan dan sebaliknya tidak ada kuasa tanpa pengetahuan. Setiap
kekuasaan disusun, dimapankan dan diwujudkan lewat pengetahuan dan wacana tertentu,
memapankan kuasa tidak selalu melalui penindasan dan represi tetapi juga melalaui wacana,
normalisasi dan regulasi.5

5
Eriyanto, Analisis Wacana - Pengantar Analisis Wacana Teks Media (Yogyakarta: PT. Lkis Pelangi
Aksara, 2001),

Anda mungkin juga menyukai