CACINGAN
KELOMPOK 6:
Yuyun Peni Astri
Etriyani Kontesa
Rahmat Oktady Bardani
Nur Muhamad
Latar Belakang
B. Tujuan :
a. Tujuan Umum : Mensosialisasikan kegiatan penanggulangan cacingan
terintegrasi.
b. Tujuan Khusus :
C. Identifikasi masalah
WHO (2015) melaporkan Lebih dari 1.5 milyar orang atau 24% penduduk
dunia, terinfeksi cacingan. Lebih dari 270 juta anak pra sekolah dan lebih dari 600
juta anak usia sekolah di dunia tinggal di area yang mudah tertular cacingan dan
membutuhkan pengobatan dan pencegahan cacingan dan lebih dari 58 juta anak
menjadi sasaran minum obat cacing di Indonesia. Hasil Survei prefalensi cacingan
di Indonesia pada anak SD pada tahun 2002-2013, prevalensi cacingan berkisar
antara 0,5 - 85,9% dan rata-rata prevalensi nasional berada pada angka 28,25%.
Menurut data Prevalensi cacingan pada anak SD di Indonesia, survei yang
dilakukan pada tahun 2002-2013 didapatkan bahwa angka yang tertinggi yaitu
Provinsi sumatera barat (85,9%) dan yang terendah ada pada Sulawesi Utara
(0.5%), sedangkang untuk provinsi Jambi sendiri didapatkan data prevalensinya
tertingginya yaitu 58.2% dan terendah 10%.
Data yang didapat dari Dinas kesehatan kota Jambi diperoleh data pada tahun
2011 sebanyak 946 kasus kecacingan yang mana angka kejadian tertinggi terjadi
diwilayah kerja puskesmas Tahtul Yaman Seberang yaitu 241 kasus.
D. Analisis situasi
a. Data Geografis
Secara geografi wilayah Kota Jambi terletak di antara :
Bujur Timur sampai Bujur Timur
Lintang Selatan sampai Lintang Selatan dengan luas
wilayah 205,38 Km2 atau sekitar 0,38 persen dari luas Provinsi Jambi.
Wilayah Kota Jambi secara keseluruhan terdiri atas daratan dengan luas
20.538 ha atau seluas 205,38 Km2. Topografi wilayah Kota Jambi terdiri
atas wilayah datar dengan kemiringan 0 hingga 2 %, bergelombang dengan
kemiringan 2 hingga 15 % dan curam dengan kemiringan 15 hingga 40 %
dengan luas lahan berdasarkan topografi adalah sebagai berikut :
a. Datar (1-2%) = 11.326 ha (55 %)
b. Bergelombang (2-15%) = 8.081 ha (3,1%)
c. Curam (15 – 40%) = 1 ha (0,002%)
b. Iklim
Dari sisi iklim, Kota Jambi termasuk beriklim tropis. Musim hujan jatuh
pada bulan Oktober sampai April (dipengaruhi oleh Musim Timur Selatan) dan
musim kemarau pada bulan April sampai Oktober (dipengaruhi oleh Musim
Barat). Keadaan iklim rata-rata Kota Jambi dalam kurun waktu tahun 2008 –
2012 terlihat sangat berfluktuasi. Suhu udara rata-rata terendah berkisar
C dan tertinggi berkisar C. Kelembaban udara rata-rata
terendah berkisar 83,33 % dan tertinggi berkisar 84,00 %. Curah hujan rata-rata
terendah berkisar 143,50 mm/tahun dan tertinggi berkisar 231, 43 mm/tahun.
Sedangkan kecepatan angina rata-rata terendah berkisar 7,00 knot dan tertinggi
berkisar 11,25 knot.
c. Ketinggian
Wilayah Kota Jambi memiliki ketinggian dengan kisaran 10 – 60 m
dari permukaan laut. Berdasarkan kecamatan, sebagian besar wilayah
Kecamatan Pasar Jambi, Pelayangan, dan Danau Teluk berada pada ketinggian 0
– 10 meter dari permukaan laut, sedangkan wilayah Kecamatan Telanaipura,
Jambi Selatan, Jambi Timur dan Kotabaru sebagian besar berada pada ketinggian
10 – 40 meter dari permukaan laut.
d. Kependudukan
Luas wilayah Kota Jambi adalah 205,38 km2 dengan jumlah penduduk
tahun 2015 sebesar 576.067 jiwa, maka kepadatan penduduk Kota Jambi tahun
2015 adalah 2.805 jiwa/km2. Kepadatan penduduk 2015 meningkat dibanding
tahun 2014 yang sebesar 2.766 jiwa/km2. Ini terlihat dari begitu banyak
perumahan-perumahan yang dibangun di Kota Jambi untuk memenuhi
permintaan perumahan bagi masyarakat dan akan terus meningkat dengan adanya
program satu juta rumah yang dicanangkan.
Kepadatan penduduk per kecamatan cukup bervariasi sesuai dengan
kemudahan akses dan pusat pengembangan pembangunan daerah Jambi.
Kecamatan dengan kepadatan tertinggi adalah kecamatan Jelutung, yakni 7.892
jiwa/km2. Luas wilayah Kecamatan Jelutung hanya sebesar 7,92 km2, terkecil
kedua setelah Kecamatan Pasar Jambi yang hanya 4,02 km2. Kecamatan Jelutung
ini terletak di lokasi yang strategis, di tengah kota, dekat pusat perkantoran dan
pertokoan sehingga menjadi primadona tempat tinggal.
Kecamatan Pasar Jambi merupakan kecamatan dengan luas wilayah
terkecil dan kecenderungan jumlah penduduk yang berkurang dari tahun ke tahun.
Hal ini dikarenakan Kecamatan Pasar Jambi merupakan pusat bisnis di Kota
Jambi, perlahan penduduknya berpindah ke Kecamatan lain.
Kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan
Danau Teluk, yaitu hanya sekitar 764 jiwa/km2 dengan luas wilayah sekitar dua
kali lebih luas dibanding Kecamatan Jelutung, yakni 15,70 km2. Di Kecamatan
Danau Teluk ini masih terdapat banyak perkebunan dan sebagian penduduk di
sini berpindah ke kecamatan lain yang dekat dengan pusat kota. Ini salah satu
penyebab kepadatan penduduk yang rendah.
e. Analisa Kesehatan
Dikota jambi, kecamatan pelayangan adalah salah satu kecamatan yang
memiliki factor resiko kasus kecacingan tertinggi, dari 58 siswa sekolah dasar
yang berada di kecamatan pelayangan didapatkan 12 siswa yang positif terinfeksi
kecacingan. Infeksi cacing terbanyak yaitu cacing trichuris trichiura.
Dari survei yang dilihat dari beberapa sekolah yang ada di kecamatan
pelayangan, terlihat beberapa anak yang terlihat kurus dan lingkungan didaerah
kecamatan pelayangan seberang kota jambi masih banyak dijumpai pemukiman
yang belum memenuhi sanitasi lingkungan.
Tingginya angka kecacingan pada anak di beberapa provinsi, tidak
terkecuali Jambi, dikarenakan meraka sering bermain atau konta dengan tanah
yang merupakan tempat tumbuh dan berkembang cacng-cacing perut dan
kebiasaan yang kurang higienis.
E. Prioritas masalah
Dengan tingginya kasus kecacingan yang terjadi di wilayah kerja puskesmas
Tahtul Yaman membuat kasus kecacingan menjadi hal yang patut untuk di atasi
di wilayah kerja Puskesmas Tahtul Yaman.
F. Landasan teori
Kecacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasite berupa
cacing. Cacing umumnya tidak menyebabkan penyakit berat sehingga sering kali
diabaikan walaupun sesungguhnya memberikan gangguan kesehatan. Tetapi
dalam keadaan infeksi berat atau keadaan yang luar biasa, kecacingan cenderung
memberikan analisa keliru ke arah penyakit lain dan tidak jarang dapat berakibat
fatal (Margono, 2008).
Kecacingan menjadi sangat sulit untuk dihilangkan dikarenakan factor
ekonomi Indonesia yang masih dalam keadaan berkembang yang membuat
sanitasi lingkungan belum memadai dan terlebih dengan iklim Indonesia yang
sesuai untuk pertumbuhan cacing.
H. Peserta Pertemuan :
Kegiatan Pertemuan Advokasi POPM Cacingan ini akan diikuti oleh RT/RW
Kecamatan Pelayangan atau Wilayah kerja puskesmas Tahtul Yaman yang masing-
masing peserta yang terdiri dari:
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
• DPRD Yang membidangi Kesehatan : 1 Orang
• Kepala Bapeda : 1 Orang
• Kepala Dinas Kesehatan : 1 orang
• Kepala Dinas Pendidikan : 1 Orang
• Kemetrian Agama : 1 Orang
• Lurah : 1 Orang
• Camat : 1 Orang
• Tokoh Masyarakat : 1 Orang
• Kepala Puskesmas : 1 Orang
• Ketua RT/RW : 12 Orang
• Pengelola Program Kecacingan : 1 Orang
• Kepala Sekolah SD Wilayah Pelayangan : 6 Orang
• Orang Tua/Wali siswa SD Wilayah Pelayangan : 11 Orang
• PKK : 1 Orang
Jumlah : 40 Orang